A. LatarBelakang
Penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian sebesar 36 juta (63%) dari seluruh
kasus kematian yang terjadi diseluruh di dunia, dimana sekitar 29 juta (80%) justru terjadi
dinegara yang sedang berkembang (WHO, 2010).
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit Stroke 12,1 per 1000,
Penyakit Jantung Koroner 1,5%, Gagal Jantung 0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal
Ginjal 0,2%, Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7% danCidera 8,2%.
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu merokok, diet yang
tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol. Mencegah dan
mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila dibandingkan dengan biaya
pengobatan PTM.
B. Tujuan
1. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan faktor
risiko penyakit tidak menular terutama penyakit jantung.
2. Menurunkan prevalensi faktor resiko penyakit tidak menular
terutama penyakit jantung
3. Menurunkan angka kesakitan, kecacatan, kematian penyakit
tidak menular
D. Rancangan Kegiatan
a. Topik : Kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko penyakit
tidak menular (ptm) di PUSKESMAS
b. Metode : Wawancara dan pemeriksaan
c. Media : Tensi meter, LILA, Stetoskop, Gluko ceck, Strip Glukosa,
Timbangan, dan Meteran, Meja dengan 5 stasi.
d. Waktu : dilaksanakan di posyandu
e. Tempat : semua puskesmas
f. Pengorganisasian :
Penanggung Jawab : Para Kepala Puskesmas
Lima Meja : 1 (pendaftaran) : Staf Puskesmas
2 (anamnesa) : Staf Puskesmas
3 (BB,TB, LILA) : Staf Puskesmas
4 (TTV) : Staf Puskesmas
5 (Konsling & Edukasi) :
Moderator : Staf Puskesmas
Presentator : Staf Puskesmas
Fasilitator : Staf Puskesmas
Observer : Staf Puskesmas
Dokumentasi : Staf Puskesmas
E. Kriteria Evaluasi
1. EvaluasiStruktur
a. Tempat kondusif untuk kegiatan
b. Peralatan memadai dan berfungsi
c. Media dan materi tersedia dan memadai
d. SDM memadai
2. Evaluasi Proses
a. Ketepatan waktu pelaksanaan
b. Peran serta aktif dari audiens / dewasa dan lansia
c. Kesesuaian peran dan fungsi dari anggota
d. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan
3. Evaluasi Hasil
Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai :
a). Penyaji mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada
audiens tentang materi kegiatan yang akan dijelaskan.
b). Bila audiens dapat menjawab 60% dari pertanyaan yang diajukan,
maka dikategorikan pengetahuan baik.
LAMPIRAN MATERI
A. PENGERTIAN
Posbindu menurut Depkes RI (2002) adalah pusat bimbingan pelayanan
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat
dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapai
masyarakat yang sehat dan sejahtera.
B. TUJUAN POSBINDU
Tujuan diadakannya Posbindu adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan
dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam
strata kemasyarakatan. Jadi dengan adanya Posbindu diharapkan adanya
kesadaran dari usia lanjut untuk membina kesehatannya serta meningkatkan
peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam mengatasi kesehatan usia
lanjut. Fungsi dan tugas pokok Posbindu yaitu membina lansia supaya tetap
bisa beraktivitas, namun sesuai kondisi usianya agar tetap sehat, produktif
dan mandiri selama mungkin serta melakukan upaya rujukan bagi yang
membutuhkan (Depkes, 2007).
C. PEMBENTUKAN POSBINDU
Pada prinsipnya pembentukan Posbindu didasarkan atas kebutuhan
masyarakat usia lanjut tersebut. Ada beberapa pendekatan yang digunakan
dalam pembentukan posbindu dimasyarakat sesuai dengan kondisi dan
situasi masing-masing daerah, misalnya mengambangkan kelompok-
kelompok yang sudah ada seperti kelompok pengajian, kelompok jemaat
gereja, kelompok arisan usia lanjut dan lain-lain. Pembentukan Posbindu
dapat pula menggunakan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa (PKMD).
D. KOMPONEN
Posbindu sebagai wadah yang bernuansa pemberdayaan masyarakat, akan
berjalan dengan baik dan optimal apabila memenuhi beberapa komponen
pokok, yaitu: adanya proses kepemimpinan, terjadinya proses
pengorganisasian, adanya anggota dan kader serta tersedianya pendanaan.
1. Kepemimpinan
Posbindu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat. Untuk
pelaksanaanya memerlukan orang yang mampu mengurus dan memimpin
penyelenggaraan kegiatan tersebut sehingga kegiatan yang dilaksanakan
mencapai hasil yang optimal. Pemimpin Posbindu bisanya berasal dari
anggota Posbindu itu sendiri.
2. Pengorganisasian
Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat dari adanya
pembagian tugas, penunjukan kader, jadwal kegiatan yang teratur dan
sebagainya. Struktur organisasi Posbindu sedikitnya terdiri dari Ketua,
Sekretaris, Bendahara dan beberapa seksi dan kader.
3. Anggota Kelompok
Jumlah anggota kelompok Posbindu berkisar antara 50-100 orang. Perlu
diperhatikan juga jarak antara sasaran dengan lokasi kegiatan dalam
penentuan jumlah anggota, sehingga apabila terpaksa tidak tertutup
kemungkinan anggota Posbindu kurang dari 50 orang atau lebih dari 100
orang.
4. Kader
Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota
kelompok, volume dan jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.
5. Pendanaan
Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok Posbindu, berupa iuran
atau sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur atau sumber lain
yang tidak mengikat.
E. PELAYANAN KESEHATAN
Pelayaan kesehatan di Posbindu meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan
mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat
pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita
(deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat
perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK)
Usia Lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di
Puskesmas. Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia lanjut
dikelompok sebagai berikut:
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living) melipui
kegiatan dasar dalam kehidupan seperti makan/minum, berjalan, mandi,
berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional dengan menggunakan pedoman 2 menit
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh (IMT)
4. Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama 1 menit
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahli
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus)
7. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal
8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan
9. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia
lanjut
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok usia
lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat (public health nursing).
11. Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penyuluhan contoh
menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia
lanjut serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah
tersebut
12. Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain
sebagainya untuk meningkatkan kebugaran
I. MEKANISME PELAKSANAAN
Setelah melakukan Musyawarah Masyarakat Desa dan Musyawarah di tingkat
RW, maka panitia mengumumkan secara terbuka tentang rekrutmen kader
Posbindu sesuai dengan persyaratan di atas. Jika sampai pada waktu yang
ditetapkan masih sedikit, maka panitia bersama pengurus RW melakukan
musyawarah kembali untuk menentukan kader Posbindu berdasarkan
pertimbangan tokoh masyarakat setempat.
J. KEGIATAN POSBINDU
Kegiatan posbindu lebih di kenal dengan sistem lima meja yang, meliputi :
1. Meja 1 : Pendaftaran
2. Meja 2 : Wawancara
3. Meja 3 : Pengukuran BB, TB, LILA
4. Meja 4 : Pengukuran TTV
5. Meja 5 : Edukasi atau Penyuluhan
1) Advokasi (advocacy)
Kegiatan ini ditujukan untuk para pembuat keputusan dan penentu
kebijakan di tingkat kecamatan dan desa. Diharapkan melalui advokasi
ini, semua aparatur pemerintahan di Desa Randobawa Ilir bisa
memberikan dukungan, baik dukungan moral maupun material,
terhadap kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya.