Anda di halaman 1dari 22

FORMAT UKM DESEMBER

1. Posbindu, Jl. Dhoho Jenggolo


Tanggal : Kamis, 5 Desember 2019
Kode Kegiatan : F1 Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Peserta Hadir : Masyarakat, Lain-lain
Judul Laporan :
(POSBINDU) Program Deteksi Dini Faktor Risiko PTM di Posbindu Jenggolo
LATAR BELAKANG :
Pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematian di dunia adalah penyakit tidak
menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per tahun. Sekitar 80 persen kematian tersebut
terjadi di negara berpenghasilan menengah dan rendah. 73% kematian saat ini disebabkan
oleh penyakit tidak menular, 35% diantaranya karena penyakit jantung dan pembuluh darah,
12% oleh penyakit kanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6% karena diabetes, dan
15% disebabkan oleh PTM lainnya (data WHO, 2018).
Keprihatinan terhadap peningkatan prevalensi PTM telah mendorong lahirnya
kesepakatan tentang strategi global dalam pencegahan dan pengendalian PTM, khususnya di
negara berkembang. PTM telah menjadi isu strategis dalam agenda SDGs 2030 sehingga
harus menjadi prioritas pembangunan di setiap negara.
Meningkatnya kasus PTM secara signifkan diperkirakan akan menambah beban
masyarakat dan pemerintah, karena penanganannya membutuhkan biaya yang besar dan
memerlukan teknologi tinggi.
Untuk itu, dibutuhkan komitmen bersama dalam menurunkan morbiditas, mortalitas
dan disabilitas PTM melalui intensifikasi pencegahan dan pengendalian menuju Indonesia
Sehat, sehingga perlu adanya pemahaman yang optimal serta menyeluruh tentang besarnya
permasalahan PTM dan faktor risikonya pada semua pengelola program disetiap jenjang
pengambilan kebijakan dan lini pelaksanaan.
PERMASALAHAN :
1. Upaya promotif dan preventif belum maksimal dilakukan karena banyaknya peserta
posbindu dibanding tenaga kesehatan.
2. Sumber Daya Manusia yang kurang mengenai pemahaman atas pentingnya hadir dalam
kegiatan POSBINDU.
3. Terbatasnya biaya atau swadaya dalam melakukan pemeriksaan yang terkait
laboratorium.
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
1. Melaksanakan upaya promotif serta preventif secara komprehensif dengan cara :
a. Menyebarluaskan secara masif sosialisasi pencegahan dan pengendalian faktor risiko
PTM kepada seluruh masyarakat.
b. Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui penerapan budaya perilaku
CERDIK.
c. Melakukan deteksi dini dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM baik di Posbindu
maupun di fasilitas pelayanan kesehatan.
d. Melakukan penguatan tata laksana kasus sesuai standar.
e. Meningkatkan program peningkatan kualitas hidup (perawatan paliatif) sesuai
ketentuan.
2. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dengan cara :
a. Meningkatkan kapasitas SDM sesuai jenjang fasilitas pelayanan kesehatan dan
kompetensi didukung dengan penganggaran pusat maupun secara mandiri oleh
daerah.
b. Mendorong pemanfaatan SDM yang ada di masyarakat.
c. Memberikan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang faktor risiko yang
diderita.
PELAKSANAAN :
A. KESIAPAN PELAKSANAAN POSBINDU
1. Sasaran : seluruh warga yang berusia 15 tahun sampai 59 tahun yang ada di wilayah
POSBINDU.
2. Waktu : 5 Desember 2019 pukul 08.00 – selesai
3. Pelaksana Posbindu : Kader 5 orang, Perawat desa 1 orang, Bidan desa 1 orang,
Dokter 1 orang.
4. Sarana dan Prasarana :
Tempat : Jenggolo
Posbindu Kit :
1. alat pengukuran tekanan darah (tensimeter).
2. alat pegukuran gula darah/ glukometer.
3. alat pengukur berat badan/ timbangan.
4. alat pengukur tinggi badan.
5. alat ukur lingkar perut/ pita meteran.
6. buku pemantauan peserta / buku monitoring.
7. buku pencatatan/ register.
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
Tahapan I (Registrasi):
(1) Pengisian Nomor Induk Kependudukan (NIK).
(2) Pengisian data peserta.
Tahapan II (Wawancara):
(3) Wawancara Faktor Risiko PTM.
Tahapan III (Pengukuran):
(4) Pengukuran tinggi badan.
(5) Pengukuran berat badan mengggunakan timbangan.
(6) Menghitung IMT.
Tahapan IV (Pemeriksaan):
(7) Pengukuran tekanan darah (tensimeter).
(8) Pengukuran gula darah/ glukometer.
Tahapan V (Identifikasi Faktor Risiko & Konseling):
(9) Identifikasi faktor risiko PTM.
(10) Edukasi faktor risiko PTM.
(11) Tindak lanjut dini faktor risiko PTM.
(12) Pengisian hasil layanan.
MONITORING & EVALUASI
A) DATA KEHADIRAN
1. Jumlah Penduduk usia 15-59 tahun Hadir: 87 orang
2. Jumlah Penduduk usia > 60 tahun Hadir : 5 orang
3. Jumlah Kader Hadir : 5 orang
4. Jumlah Perawat Desa Hadir : 1 orang
5. Jumlah Bidan Desa Hadir : 1 orang
6. Jumlah Dokter Internship Hadir : 1 orang
B) DATA PERALATAN KEGIATAN
1. Jumlah posbindu kit : 7 alat ( 7 lengkap, - tidak lengkap)
2. Sumber pendanaan Bahan Habis Pakai : Anggaran Dana Desa & Masyarakat
C) SUMBER PENDANAAN KEGIATAN POSBINDU
CSR (Coorporate Social Responsibility) / DBH CHT (Dana Bagi Hasil dan Cukai
Hasil Temabakau) / Pajak Rokok / Anggaran Dana Desa / Dana Hibah atau
Pinjaman / Swasembada Masyarakat
D) CAPAIAN INDIKATOR
1. Peserta Hadir : 92 orang. Target peserta : 100 orang
Sisa peserta tidak hadir dilakukan sweeping atau kunjungan rumah untuk
mencapai target.
2. Peserta dirujuk ke Puskesmas Kepanjen : 30 orang
E) KENDALA
1. Kendala peserta tidak datang : Waktu yang bertepatan pada jam kerja, peserta
merasa sehat dan tidak perlu dilakukan pemeriksaan, penduduk dengan ekonomi
menengah ke atas lebih memilih memeriksakan dirinya ke RS daripada mengikuti
kehiatan posbindu.
2. Registrasi
Evaluasi : Tempat luas dan diberi tempat duduk sehingga tidak ada peserta yang
menunggu antrian sambil berdiri.
3. Wawancara
Evaluasi : Beberapa peserta terutama lansia tidak tahu riwayat penyakit yang
diderita oleh keluarganya dan sulit mendeskripsikan keluhan atau riwayat
penyakirnya.
4. Pengukuran
Evaluasi : Timbangan seharusnya ada jangka waktu untuk di kalibrasi
5. Pemeriksaan
Evaluasi : Tidak dilakukannya pemeriksaan Kolesterol, dan Asam Urat karena
terbatasnya biaya dan alat.
6. Identifikasi Faktor Resiko dan Konseling
Evaluasi : Banyaknya peserta sehingga perlu ditambahkan petugas medis dalam
hal ini. Peserta masih belum memiliki pengetahuan tentang penyakitnya bahkan
ada yang sudah tau tapi masih menjalankan faktor resiko terhadap penyakitnya.

F) SARAN :
1. Perlunya dilakukan rekap data dengan format yang sesuai serta dimasukkan di
aplikasi simkesmas agar dapat mudah dipantau.
2. Pendanaan dan pelaporan harus lebih di analisa oleh pihak Puskesmas
3. Perlu disesuaikan waktu pelaksanaan agar peserta yang hadir lebih banyak lagi
2. Posyandu Lansia , Jl. Sumedang Kamulyan Jenggolo
Tanggal : Jumat, 6 Desember 2019
Kode Kegiatan : F1 Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Peserta Hadir : Masyarakat, Lain-lain
Judul Laporan :
(POSYANDU LANSIA) Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya
Kesehatan Lanjut Usia melalui Posyandu Lansia di Jenggolo
LATAR BELAKANG :
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia berdampak
terhadap terjadinya penurunan angka kelahiran, angka kesakitan, dan
angka kematian serta peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir.
Meningkatnya UHH saat lahir dari 68,6 tahun pada tahun 2004, menjadi
69,8 tahun pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 2005), dan menjadi
70,8 tahun pada tahun 2015 (Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035,
Badan Pusat Statistik 2013) dan selanjutnya diproyeksikan terus
bertambah, mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk lanjut usia
secara signifikan di masa yang akan datang.
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia berdampak
terhadap terjadinya penurunan angka kelahiran, angka kesakitan, dan
angka kematian serta peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir.
Meningkatnya UHH saat lahir dari 68,6 tahun pada tahun 2004, menjadi
69,8 tahun pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 2005), dan menjadi
70,8 tahun pada tahun 2015 (Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035,
Badan Pusat Statistik 2013) dan selanjutnya diproyeksikan terus
bertambah, mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk lanjut usia
secara signifikan di masa yang akan datang.
Makin bertambah usia, makin besar kemungkinan seseorang
mengalami permasalahan fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan sosial. Salah
satu permasalahan yang sangat mendasar pada lanjut usia adalah masalah
kesehatan akibat proses degeneratif, hal ini ditunjukkan oleh data pola
penyakit pada lanjut usia. Berdasarkan riset kesehatan dasar (riskesdas)
tahun 2013, penyakit terbanyak pada lanjut usia terutama adalah penyakit
tidak menular antara lain hipertensi, osteo artritis, masalah gigi-mulut,
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan Diabetes Mellitus (DM).
Masalah utama bagi para lanjut usia adalah pemenuhan kebutuhan
pelayanan kesehatan, oleh karena itu perlu dikembangkan pelayanan
kesehatan yang lebih mengutamakan upaya peningkatan, pencegahan, dan
pemeliharaan kesehatan di samping upaya penyembuhan dan pemulihan.
PERMASALAHAN :
1. Kurangnya dukungan dari keluarga yang menyarankan untuk mengikuti kegiatan
Posyandu Lansia.
2. Sumber Daya Manusia yang kurang mengenai pemahaman atas pentingnya hadir dalam
kegiatan Posyandu Lansia.
3. Terbatasnya biaya atau swadaya dalam melakukan pemeriksaan yang terkait
laboratorium.
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan
kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut dan
keluarganya.

PELAKSANAAN :
A. KESIAPAN PELAKSANAAN POSBINDU
1. Sasaran : seluruh warga yang berusia diatas 60 tahun yang ada di wilayah Posyandu
Lansia.
2. Waktu : 6 Desember 2019 pukul 08.00 – selesai
3. Pelaksana Posbindu : Kader 5 orang, Perawat desa 1 orang, Bidan desa 1 orang,
Dokter 1 orang.
4. Sarana dan Prasarana :
Tempat : Jenggolo
Posyandu Lansia Kit :
1. alat pengukuran tekanan darah (tensimeter).
2. alat pegukuran gula darah/ glukometer.
3. alat pengukur berat badan/ timbangan.
4. alat pengukur tinggi badan.
5. alat ukur lingkar perut/ pita meteran.
6. buku pemantauan peserta / buku monitoring.
7. buku pencatatan/ register.
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
Tahapan I (Registrasi):
(1) Pengisian Nomor Induk Kependudukan (NIK).
(2) Pengisian data peserta.
Tahapan II (Wawancara):
(3) Wawancara Faktor Risiko.
Tahapan III (Pengukuran):
(4) Pengukuran tinggi badan.
(5) Pengukuran berat badan mengggunakan timbangan.
(6) Menghitung IMT.
Tahapan IV (Pemeriksaan):
(7) Pengukuran tekanan darah (tensimeter).
(8) Pengukuran gula darah/ glukometer.
Tahapan V (Identifikasi Faktor Risiko & Konseling):
(9) Identifikasi faktor risiko.
(10) Edukasi faktor risiko.
(11) Tindak lanjut dini faktor risiko.
(12) Pengisian hasil layanan.
MONITORING & EVALUASI
A) DATA KEHADIRAN
1. Jumlah Penduduk usia > 60 tahun : 56 orang
2. Jumlah Penduduk usia > 60 tahun Hadir : 24 orang
3. Jumlah Kader Hadir : 5 orang
4. Jumlah Perawat Desa Hadir : 1 orang
5. Jumlah Bidan Desa Hadir : 1 orang
6. Jumlah Dokter Internship Hadir : 1 orang
B) DATA PERALATAN KEGIATAN
1. Jumlah posyandu lansia kit : 7 alat ( 7 lengkap, - tidak lengkap)
2. Sumber pendanaan Bahan Habis Pakai : Anggaran Dana Desa & Masyarakat
C) SUMBER PENDANAAN KEGIATAN POSBINDU
Anggaran Dana Desa / Swasembada Masyarakat
D) CAPAIAN INDIKATOR
1. Peserta Hadir : 24 orang. Target peserta : 56 orang
Sisa peserta tidak hadir dilakukan sweeping atau kunjungan rumah untuk
mencapai target.
E) KENDALA
1. Kendala peserta tidak datang : peserta merasa sehat dan tidak perlu dilakukan
pemeriksaan, kurangnya dukungan dari keluarga yang menyarankan untuk
mengikuti kegiatan Posyandu Lansia.
2. Registrasi
Evaluasi : Tempat sekalipun tidak cukup luas namun tdak ada peserta lansia yang
berdiri menunggu antrian karena peserta datang tidak bersama-sama.
3. Wawancara
Evaluasi : Peserta lansia tidak tahu riwayat penyakit yang diderita oleh
keluarganya dan sulit mendeskripsikan keluhan atau riwayat penyakirnya.
Bahkan ada peserta lansia yang sudah menderita penyakit namun enggan untuk
kontrol ke puskesmas karena kurangnya pengetahuan terhadap penyakit yang
diderita dan kurangnya dukungan keluarga seperti tidak ada waktu untuk
mengantar keluarganya.
4. Pengukuran
Evaluasi : Timbangan seharusnya ada jangka waktu untuk di kalibrasi
5. Pemeriksaan
Evaluasi : Tidak dilakukannya pemeriksaan Gula Darah, Kolesterol, dan Asam
Urat karena terbatasnya biaya dan alat.
6. Identifikasi Faktor Resiko dan Konseling
Evaluasi : Peserta masih belum memiliki pengetahuan tentang penyakitnya
bahkan ada yang sudah tau tapi masih menjalankan faktor resiko terhadap
penyakitnya.

F) SARAN :
1. Perlunya dilakukan rekap data dengan format yang sesuai serta dimasukkan di
aplikasi simkesmas agar dapat mudah dipantau.
2. Pendanaan dan pelaporan harus lebih di analisa oleh pihak Puskesmas
3. Perlu disesuaikan waktu pelaksanaan agar peserta yang hadir lebih banyak lagi
4. Edukasi terhadap keluarga peserta lansia terutama yang memliki penyakit kronik
agar mau memberi dukungan untuk memeriksakan di posyandu taupun di faskes
terdekat.

3. UGD, Puskesmas Kepanjen


Tanggal : Senin, 2 Desember 2019
Kode Kegiatan : F6 Upaya Pengobatan Dasar
Peserta Hadir : Masyarakat, Lain-lain
Judul Laporan :
Upaya Pengobatan Dasar di UGD Puskesmas Kepanjen
LATAR BELAKANG :
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan
temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Dalam proses
pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan
untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil
mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang
rasional.
Kegiatan pengobatan dasar di puskesmas terbagi menjadi pengobatan dalam gedung
berupa poli umum, poli KIA, poli gigi, apotek, UGD, perawatan penyakit (Rawat Inap), dan
pertolongan persalinan (kebidanan). Sedangkan pengobatan luar gedung berupa rujukan
kasus dan  pelayanan puskesmas pembantu.
Adapun tujuan pengobatan dasar ini adalah meningkatkan derajat kesehatan
perorangan dan masyarakat di Indonesia dimana terhentinya proses perjalanan penyakit yang
diderita oleh seseorang, berkurangnya penderitaan karena sakit, tercegahnya dan
berkurangnya kecacatan, serta merujuk penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang
lebih canggih bila perlu
Salah satu pengobatan dasarnya adalah di UGD dimana pada akan dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik kepada setiap pasien dengan kasus kegawatdaruratan yang
memeriksakan dirinya di puskesmas. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik ini dapat
ditemukan penyakit pasien. Dan dapat dilakukan penilaian apakah pasien rawat jalan, rawat
inap, atau memerlukan rujukan ke pelayanan rumah sakit.
PERMASALAHAN :
1. Oleh karena latar belakang di atas, maka diperlukan suatu upaya anamnesis dan
pemeriksaan fisik secara menyeluruh pada setiap pasien yang datang ke UGD. Selain
itu diperlukan juga pemeriksaan lanjutan meliputi pemeriksaan laboratorium baik
Darah Lengkap, Urin lengkap, Tes Widal dan lain-lain untuk menunjang tegaknya
diagnosis yang pasti serta tindakan selanjutnya.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


1. Diperlukan suatu anamnesis maupun pemeriksaan secara menyeluruh dan teliti pada
pasien yang datang dengan kasus kegawatdaruratan.
2. Diperlukan anamnesis ataupun konfirmasi ulang yang teliti mengenai maksud dan
tujuan datang ke UGD seperti pengambilan darah, pemasangan infus, perekaman
jantung, ataupun perawatan luka dikarenakan tidak semua pasien yang datang ke UGD
Puskesmas Kepanjen pada kondisi kegawatdaruratan.

PELAKSANAAN :
A. KESIAPAN PELAKSANAAN UGD PUSKESMAS KEPANJEN
1. Sasaran : Seluruh pasien yang berobat ke Puskesmas Kepanjen terutama dengan kasus
gawat darurat serta pasien tidak gawat darurat yang berobat di luar jam
kerja.
2. Waktu : 2 Desember 2019 pukul 08.00 – 14.00
3. Petugas UGD : Perawat 1 orang, dokter internship 2 orang
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Pasien gawat darurat dikonsultasikan ke dokter konsulan. Sedangkan pasien tidak
gawat sebaiknya disarankan untuk periksa di poli rawat jalan sesuai jam kerja.
2. Untuk pasien kegawatdaruratan diprioritaskan sesuai dengan triage.
3. Pasien dengan gawat darurat dikonsultasikan dengan dokter konsulen.
4. Prinsip pelayanan pada UGD adalah berikan pertolongan pertama terlebih dahulu
kemudian dilakukan penggalian diagnosa penyakit melalui anamnesa dan
pemeriksaan fisik dan bila diperlukan pemeriksaan laboratorium. Setelah pasien
diberikan pertolongan pertama dan digali anamnesa dan pemeriksaan fisik (tanda-
tanda vital : tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu, kesadaran) kemudian dilaporkan
kepada dokter konsulan.
5. Setelah dilakukan pemeriksaan dan konsultasi ke dokter konsulan maka ditentukan
apakah pasien ada indikasi rawat jalan, MRS, atau di rujuk.
MONITORING & EVALUASI
A) DATA KEHADIRAN
1. Jumlah pasien yang datang ke UGD : 7 orang
2. Jumlah pasien yang datang ke UGD dengan kasus gawat darurat : 3 orang
3. Jumlah pasien yang datang ke UGD kemudian MRS : 2 orang
4. Jumlah pasien yang datang ke UGD kemudian rawat jalan : 5 orang
5. Jumlah perawat jaga : 1 orang
6. Jumlah Dokter Internship jaga : 2 orang
B) KENDALA & EVALUASI
1. Masih banyaknya pasien yang datang ke UGD dengan bukan kasus gawat darurat
karena terlalu lama menunggu antrian di poli umum.
2. Kurangnya nyamannya atau tempat khusus laboratorium untuk pengambilan
darah sehingga masih meminjam ruang UGD.
3. Kadang terjadi antrian di UGD karena tempat tidur yang terbatas digunakan
untuk melakukan pengambilan darah mengenai labortaorium ataupun tindakan
lain.
4. Hanya ada satu tirai pada satu tempat tidur, sedangkan tempat tidur lain tidak ada
tirai. Hal ini yang semakin membuat pasien lama menunggu ketika akan
dilakukan misalnya pemeriksaan jantung ataupun rawat luka khususnya pada
pasien wanita.
C) SARAN :
1. Perlunya dilakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang beberapa kasus gawat
darurat yang dapat diterima di UGD Puskesmas Kepanjen dan pemaparan jam
kerja.
2. Perlunya dilakukan pemilihan atau perluasan tempat yang tepat untuk
laboratorium sehingga kegiatan pengambilan darah tidak selalu dilakukan di
UGD.
3. Perlunya perluasan tempat UGD atau pemasangan tirai pemisah untuk tiap tempat
tidur di IGD.

4. BP, Puskesmas Kepanjen


Tanggal : Senin, 28 November 2019
Kode Kegiatan : F6 Upaya Pengobatan Dasar
Peserta Hadir : Masyarakat, Lain-lain
Judul Laporan :
Upaya Pengobatan Dasar di Poli Umum Puskesmas Kepanjen
LATAR BELAKANG :
Pembangunan kesehatan mempunyai visi “Indonesia sehat“, diantaranya dilaksanakan
melalui pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit. Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.
Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan
kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Salah satu upaya kesehatan
wajib dalam puskesmas berupa upaya pengobatan dasar yang ditujukan kepada semua
penduduk, tidak memtempat tidurakan jenis kelamin dan golongan umur.
Kegiatan pengobatan dasar di puskesmas terbagi menjadi pengobatan dalam gedung
berupa poli umum, poli KIA, poli gigi, apotek, UGD, perawatan penyakit (Rawat Inap), dan
pertolongan persalinan (kebidanan). Sedangkan pengobatan luar gedung berupa rujukan
kasus dan  pelayanan puskesmas pembantu.
Adapun tujuan pengobatan dasar ini adalah meningkatkan derajat kesehatan
perorangan dan masyarakat di Indonesia dimana terhentinya proses perjalanan penyakit yang
diderita oleh seseorang, berkurangnya penderitaan karena sakit, tercegahnya dan
berkurangnya kecacatan, serta merujuk penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang
lebih canggih bila perlu
PERMASALAHAN :
1. Lambatnya koneksi internet, sehingga menghambat pemasukan data di simkesmas.
2. Pemahaman pasien yang kurang terkait rujukan dan indikasi dilakukan pemeriksaan
laboratorium.
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
1. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh pada setiap pasien
yang datang ke poliklinik umum. Pemeriksaan Laboratorium dilakukan sebagai
penunjang apabila dibutuhkan

PELAKSANAAN :
A. KESIAPAN PELAKSANAAN POLI UMUM PUSKESMAS KEPANJEN
1. Sasaran : Seluruh pasien yang berobat ke Puskesmas Kepanjen terutama dengan
bukan kasus gawat darurat.
2. Waktu : 28 November 2019 pukul 08.00 – 14.00
3. Petugas Poli Umum : Perawat 1 orang, Dokter fungsional 2 orang, dokter
internship 2 orang
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Pasien mengambil nomor antrian untuk menuju poli yang dituju.
2. Kemudian pasien didata terkait identitas
3. Pasien diperiksa tekanan darah, berat badan, dan tinggi badan.
4. Pasien menunggu untuk dipanggil di poli umum
5. Setelah nomor antrian pasien dipanggil, pasien menuju ruang poli umum yang
sesuai.
6. Dokter melakukan anamnesa terhadap pasien.
7. Dokter mencuci tangan sebelum memeriksa pasien.
8. Dokter melakukan pemeriksaan, bila diperlukan pasien dapat diperiksa dengan
posisi berbaring di tempat tidur.
9. Dokter mencuci tangan setelah memeriksa pasien.
10.Masukkan data baik dari anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosis, terapi, dan KIE ke
dalam simkesmas.
11.Bila pasien membutuhkan konseling atau pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan
tambahan lain sehubungan dengan sakitnya, rujuk pasien ke laboratorium atau ke
unit lain yang diperlukan kemudian pasien kembali keruang poli umum untuk
diperiksa kembali oleh dokter.
12.Berikan resep obat yang diberikan kepada pasien dan pasien dipersilahkan
mengambil obat di apotik puskesmas
MONITORING & EVALUASI
A) DATA KEHADIRAN
1. Jumlah pasien yang mendaftar ke poli umum : 110 orang
2. Jumlah pasien yang mendaftar ke poli umum dan terlayani : 100 orang
3. Jumlah pasien yang mendaftar ke poli umum dan di rujuk ke FASKES II : 16 orang
4. Jumlah pasien yang mendaftar ke poli umum dan tidak terlayani : 10 orang
5. Jumlah perawat jaga : 1 orang
6. Jumlah Dokter Internship jaga : 2 orang
B) KENDALA & EVALUASI
1. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik 100 pasien yang terlayani, paling banyak
adalah pasien dengan diagnosis hipertensi dan faringitis. Kemudian disusul pasien
dengan diabetes mellitus tipe 2. Sedangkan 10 pasien yang tidak terlayani karena
pasien tidak mau sabar menunggu antrian sehingga mereka memilih untuk pulang.
2. Lambatnya bahkan terhentinya koneksi internet sehingga dapat menghambat
kelancaran pengerjaan pasien dalam menginput data disimkesmas.
3. Kurangnya pemahaman terkait prosedur rujukan pasien BPJS ke Faskes II.
4. Terkadang tidak cocoknya jumlah obat yang tersedia di apotik dan di simkesmas.
C) SARAN :
1. Perlunya ditambah kecepatan atau diperluas jangkauan internet sehingga
memudahkan petugas untuk lebih cepat dalam menginput data di simkesmas.
2. Perlunya update dari pihak farmasi mengenai obat yang tersedia di farmasi dan
simkesmas.

5. Poli Umum, PUSTU Jenggolo


Tanggal : Senin, 9 Desember 2019
Kode Kegiatan : F6 Upaya Pengobatan Dasar
Peserta Hadir : Masyarakat, Lain-lain
Judul Laporan :
Upaya Pengobatan Dasar di Poli Umum Puskesmas Pembantu Jenggolo
LATAR BELAKANG :
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan
kemauan hidup sehat bagi seluruh penduduk. Dengan kata lain masyarakat diharapkan
mampu berpartisipasi aktif dalam memeliharan dan meningkatkan derajat kesehatannya
sendiri. Dengan demikian masyarakat tidak hanya menjadi obyek melainkan juga mampu
menjadi subyek dalam pembangunan (Kemenkes, 2010). Kesehatan merupakan tanggung
jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang
dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri
menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan dapat dicapai. Perilaku yang sehat dan
kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu
sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya
kesehatan pokok atau misi sektor kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat.
Kegiatan pengobatan dasar di puskesmas terbagi menjadi pengobatan dalam gedung
berupa poli umum, poli KIA, poli gigi, apotek, UGD, perawatan penyakit (Rawat Inap), dan
pertolongan persalinan (kebidanan). Sedangkan pengobatan luar gedung berupa rujukan
kasus dan  pelayanan puskesmas pembantu.
Puskesmas pembantu (Pustu) adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan
berfungsi menunjang dan membantu memperluas jangkauan puskesmas dengan
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah
yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan
tenaga dan sarana yang tersedia.
Adapun tujuan pengobatan dasar ini adalah meningkatkan derajat kesehatan
perorangan dan masyarakat di Indonesia dimana terhentinya proses perjalanan penyakit yang
diderita oleh seseorang, berkurangnya penderitaan karena sakit, tercegahnya dan
berkurangnya kecacatan, serta merujuk penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang
lebih canggih bila perlu
PERMASALAHAN :
1. Tidak adanya wifi di pustu untuk memudahkan pemasukan data di simkesmas.
2. Pemahaman pasien yang kurang terkait rujukan, surat sakit, dan indikasi dilakukan
pemeriksaan laboratorium.
3. Kurangnya alat atau perlengkapan pendukung di PUSTU Jenggolo.
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
1. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh pada setiap pasien
yang datang ke poliklinik umum Pustu. Pemeriksaan Laboratorium dilakukan sebagai
penunjang apabila dibutuhkan dengan merujuk pasien ke Puskesmas Kepanjen.

PELAKSANAAN :
A. KESIAPAN PELAKSANAAN POLI UMUM PUSKESMAS KEPANJEN
1. Sasaran : Seluruh pasien yang berobat ke Puskesmas Pembantu Jenggolo terutama
dengan bukan kasus gawat darurat.
2. Waktu : 9 Desember 2019 pukul 08.00 – 12.30
3. Petugas Poli Umum : Perawat 1 orang, Dokter internship 1 orang, Petugas
Administrasi 1 orang.
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Pasien mengambil nomor antrian.
2. Kemudian pasien didata terkait identitas
3. Pasien diukur berat badan dan tinggi badan.
4. Pasien menunggu untuk dipanggil di poli umum
5. Setelah nomor antrian pasien dipanggil, pasien menuju ruang poli umum yang
sesuai.
6. Dokter melakukan anamnesa terhadap pasien.
7. Dokter mencuci tangan sebelum memeriksa pasien.
8. Dokter melakukan pemeriksaan fisik.
9. Dokter mencuci tangan setelah memeriksa pasien.
10.Masukkan data baik dari anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosis, terapi, dan KIE ke
dalam simkesmas.
11.Bila pasien membutuhkan konseling atau pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan
tambahan lain sehubungan dengan sakitnya, rujuk pasien ke Puskesmas Kepanjen
atau ke unit lain yang diperlukan.
12.Berikan resep obat yang diberikan kepada pasien dan pasien dipersilahkan
mengambil obat di apotik PUSTU Jenggolo.
MONITORING & EVALUASI
A) DATA KEHADIRAN
1. Jumlah pasien yang mendaftar ke poli umum : 14 orang
2. Jumlah pasien yang mendaftar ke poli umum dan terlayani : 14 orang
3. Jumlah pasien yang mendaftar ke poli umum dan tidak terlayani : -
4. Jumlah perawat jaga : 1 orang
5. Jumlah Dokter Internship jaga : 1 orang
6. Jumlah Petugas Administrasi : 1 orang
B) KENDALA & EVALUASI
1. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik 14 pasien yang terlayani, paling banyak
adalah pasien dengan diagnosis hipertensi dan common cold. Kemudian disusul
pasien dengan gastritis. Jumlah pasien lansia adalah 2 orang, pasien dewasa
berjumlah 4 orang, dan pasien anak berjumlah 8 orang.
2. Tidak adanya wifi di Pustu sehingga petugas menggunakan internet dari hp pribadi
dan terkadang sinyal yang masih kurang maka akan menyebabkan pemasukan data
di simkesmas menjadi terhambat.
3. Terkadang tidak cocoknya jumlah obat yang tersedia di apotik dan di simkesmas.
4. Terbatasnya atau habisnya obat sehingga terkadang pasien ditawarkan untuk
membeli obat di luar jika bersedia.
5. Tidak adanya wastafel untuk cuci tangan untuk petugas medis.
C) SARAN :
1. Perlunya ditambah perangkat wifi sehingga memudahkan petugas untuk lebih
cepat dalam menginput data di simkesmas.
2. Perlunya update dari pihak farmasi mengenai obat yang tersedia di farmasi dan
simkesmas.
3. Perlunya dibuatkan wastafel agar petugas dapat mencucui tangan.

6. Poli Umum, PUSTU Jenggolo


Tanggal : Kamis, 12 Desember 2019
Kode Kegiatan : F6 Upaya Pengobatan Dasar
Peserta Hadir : Masyarakat, Lain-lain
Judul Laporan :
Upaya Pengobatan Dasar di Poli Umum Puskesmas Pembantu Jenggolo
LATAR BELAKANG :
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan
kemauan hidup sehat bagi seluruh penduduk. Dengan kata lain masyarakat diharapkan
mampu berpartisipasi aktif dalam memeliharan dan meningkatkan derajat kesehatannya
sendiri. Dengan demikian masyarakat tidak hanya menjadi obyek melainkan juga mampu
menjadi subyek dalam pembangunan (Kemenkes, 2010). Kesehatan merupakan tanggung
jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang
dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri
menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan dapat dicapai. Perilaku yang sehat dan
kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu
sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya
kesehatan pokok atau misi sektor kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat.
Kegiatan pengobatan dasar di puskesmas terbagi menjadi pengobatan dalam gedung
berupa poli umum, poli KIA, poli gigi, apotek, UGD, perawatan penyakit (Rawat Inap), dan
pertolongan persalinan (kebidanan). Sedangkan pengobatan luar gedung berupa rujukan
kasus dan  pelayanan puskesmas pembantu.
Puskesmas pembantu (Pustu) adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan
berfungsi menunjang dan membantu memperluas jangkauan puskesmas dengan
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah
yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan
tenaga dan sarana yang tersedia.
Adapun tujuan pengobatan dasar ini adalah meningkatkan derajat kesehatan
perorangan dan masyarakat di Indonesia dimana terhentinya proses perjalanan penyakit yang
diderita oleh seseorang, berkurangnya penderitaan karena sakit, tercegahnya dan
berkurangnya kecacatan, serta merujuk penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang
lebih canggih bila perlu
PERMASALAHAN :
1. Tidak adanya wifi di pustu untuk memudahkan pemasukan data di simkesmas.
2. Pemahaman pasien yang kurang terkait rujukan, surat sakit, dan indikasi dilakukan
pemeriksaan laboratorium.
3. Kurangnya alat atau perlengkapan pendukung di PUSTU Jenggolo.
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
1. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh pada setiap pasien
yang datang ke poliklinik umum Pustu. Pemeriksaan Laboratorium dilakukan sebagai
penunjang apabila dibutuhkan dengan merujuk pasien ke Puskesmas Kepanjen.

PELAKSANAAN :
A. KESIAPAN PELAKSANAAN POLI UMUM PUSKESMAS KEPANJEN
1. Sasaran : Seluruh pasien yang berobat ke Puskesmas Pembantu Jenggolo terutama
dengan bukan kasus gawat darurat.
2. Waktu : 12 Desember 2019 pukul 08.00 – 12.30
3. Petugas Poli Umum : Perawat 1 orang, Dokter internship 1 orang, Petugas
Administrasi 1 orang.
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Pasien mengambil nomor antrian.
2. Kemudian pasien didata terkait identitas
3. Pasien diukur berat badan dan tinggi badan.
4. Pasien menunggu untuk dipanggil di poli umum
5. Setelah nomor antrian pasien dipanggil, pasien menuju ruang poli umum yang
sesuai.
6. Dokter melakukan anamnesa terhadap pasien.
7. Dokter mencuci tangan sebelum memeriksa pasien.
8. Dokter melakukan pemeriksaan fisik.
9. Dokter mencuci tangan setelah memeriksa pasien.
10.Masukkan data baik dari anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosis, terapi, dan KIE ke
dalam simkesmas.
11.Bila pasien membutuhkan konseling atau pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan
tambahan lain sehubungan dengan sakitnya, rujuk pasien ke Puskesmas Kepanjen
atau ke unit lain yang diperlukan.
12.Berikan resep obat yang diberikan kepada pasien dan pasien dipersilahkan
mengambil obat di apotik PUSTU Jenggolo.
MONITORING & EVALUASI
A) DATA KEHADIRAN
1. Jumlah pasien yang mendaftar ke poli umum : 16 orang
2. Jumlah pasien yang mendaftar ke poli umum dan terlayani : 16 orang
4. Jumlah pasien yang mendaftar ke poli umum dan tidak terlayani : -
5. Jumlah perawat jaga : 1 orang
6. Jumlah Dokter Internship jaga : 1 orang
7. Jumlah Petugas Administrasi : 1 orang
B) KENDALA & EVALUASI
1. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik 14 pasien yang terlayani, paling banyak
adalah pasien dengan diagnosis common cold. Kemudian disusul pasien dengan
faringitis. Jumlah pasien lansia tidak ada, pasien dewasa berjumlah 9 orang, dan
pasien anak berjumlah 7 orang.
2. Tidak adanya wifi di Pustu sehingga petugas menggunakan internet dari hp pribadi
dan terkadang sinyal yang masih kurang maka akan menyebabkan pemasukan data
di simkesmas menjadi terhambat.
3. Terkadang tidak cocoknya jumlah obat yang tersedia di apotik dan di simkesmas.
4. Terbatasnya atau habisnya obat sehingga terkadang pasien ditawarkan untuk
membeli obat di luar jika bersedia.
5. Tidak adanya wastafel untuk cuci tangan untuk petugas medis.
C) SARAN :
1. Perlunya ditambah perangkat wifi sehingga memudahkan petugas untuk lebih
cepat dalam menginput data di simkesmas.
2. Perlunya update dari pihak farmasi mengenai obat yang tersedia di farmasi dan
simkesmas.
3. Perlunya dibuatkan wastafel agar petugas dapat mencucui tangan.
7. BP, Puskesmas Kepanjen
Tanggal : Sabtu, 14 Desember 2019
Kode Kegiatan : F6 Upaya Pengobatan Dasar
Peserta Hadir : Masyarakat, Lain-lain
Judul Laporan :
Upaya Pengobatan Dasar di Poli Umum Puskesmas Kepanjen
LATAR BELAKANG :
Pembangunan kesehatan mempunyai visi “Indonesia sehat“, diantaranya dilaksanakan
melalui pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit. Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.
Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan
kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Salah satu upaya kesehatan
wajib dalam puskesmas berupa upaya pengobatan dasar yang ditujukan kepada semua
penduduk, tidak memtempat tidurakan jenis kelamin dan golongan umur.
Kegiatan pengobatan dasar di puskesmas terbagi menjadi pengobatan dalam gedung
berupa poli umum, poli KIA, poli gigi, apotek, UGD, perawatan penyakit (Rawat Inap), dan
pertolongan persalinan (kebidanan). Sedangkan pengobatan luar gedung berupa rujukan
kasus dan  pelayanan puskesmas pembantu.
Adapun tujuan pengobatan dasar ini adalah meningkatkan derajat kesehatan
perorangan dan masyarakat di Indonesia dimana terhentinya proses perjalanan penyakit yang
diderita oleh seseorang, berkurangnya penderitaan karena sakit, tercegahnya dan
berkurangnya kecacatan, serta merujuk penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang
lebih canggih bila perlu
PERMASALAHAN :
1. Lambatnya koneksi internet, sehingga menghambat pemasukan data di simkesmas.
2. Pemahaman pasien yang kurang terkait rujukan dan indikasi dilakukan pemeriksaan
laboratorium.
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
1. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh pada setiap pasien
yang datang ke poliklinik umum. Pemeriksaan Laboratorium dilakukan sebagai
penunjang apabila dibutuhkan

PELAKSANAAN :
A. KESIAPAN PELAKSANAAN POLI UMUM PUSKESMAS KEPANJEN
1. Sasaran : Seluruh pasien yang berobat ke Puskesmas Kepanjen terutama dengan
bukan kasus gawat darurat.
2. Waktu : 14 Desember 2019 pukul 08.00 – 14.00
3. Petugas Poli Umum : Perawat 1 orang, Dokter fungsional 2 orang, dokter
internship 1 orang
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Pasien mengambil nomor antrian untuk menuju poli yang dituju.
2. Kemudian pasien didata terkait identitas
3. Pasien diperiksa tekanan darah, berat badan, dan tinggi badan.
4. Pasien menunggu untuk dipanggil di poli umum
5. Setelah nomor antrian pasien dipanggil, pasien menuju ruang poli umum yang
sesuai.
6. Dokter melakukan anamnesa terhadap pasien.
7. Dokter mencuci tangan sebelum memeriksa pasien.
8. Dokter melakukan pemeriksaan, bila diperlukan pasien dapat diperiksa dengan
posisi berbaring di tempat tidur.
9. Dokter mencuci tangan setelah memeriksa pasien.
10.Masukkan data baik dari anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosis, terapi, dan KIE ke
dalam simkesmas.
11.Bila pasien membutuhkan konseling atau pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan
tambahan lain sehubungan dengan sakitnya, rujuk pasien ke laboratorium atau ke
unit lain yang diperlukan kemudian pasien kembali keruang poli umum untuk
diperiksa kembali oleh dokter.
12.Berikan resep obat yang diberikan kepada pasien dan pasien dipersilahkan
mengambil obat di apotik puskesmas
MONITORING & EVALUASI
A) DATA KEHADIRAN
1. Jumlah pasien yang mendaftar ke poli umum : 79 orang
2. Jumlah pasien yang mendaftar ke poli umum dan terlayani : 73 orang
3. Jumlah pasien yang mendaftar ke poli umum dan di rujuk ke FASKES II : 10 orang
4. Jumlah pasien yang mendaftar ke poli umum dan tidak terlayani : 6 orang
5. Jumlah perawat jaga : 1 orang
6. Jumlah Dokter Funsional : 2 orang
6. Jumlah Dokter Internship jaga : 1 orang
B) KENDALA & EVALUASI
1. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik 73 pasien yang terlayani, paling banyak
adalah pasien dengan diagnosis diabetes mellitus tipe 2. Kemudian disusul pasien
dengan dispepsia. Sedangkan 6 pasien yang tidak terlayani karena pasien tidak mau
sabar menunggu antrian sehingga mereka memilih untuk pulang.
2. Lambatnya bahkan terhentinya koneksi internet sehingga dapat menghambat
kelancaran pengerjaan pasien dalam menginput data disimkesmas.
3. Kurangnya pemahaman terkait prosedur rujukan pasien BPJS ke Faskes II.
4. Terkadang tidak cocoknya jumlah obat yang tersedia di apotik dan di simkesmas.
C) SARAN :
1. Perlunya ditambah kecepatan atau diperluas jangkauan internet sehingga
memudahkan petugas untuk lebih cepat dalam menginput data di simkesmas.
2. Perlunya update dari pihak farmasi mengenai obat yang tersedia di farmasi dan
simkesmas.

Anda mungkin juga menyukai