Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BABO
Jln. Angkasa No. 2 Irarutu III, Distrik Babo, KabupatenTeluk Bintuni, Papua Barat, Kode Pos 98363

KERANGKA ACUAN KERJA PELAYANAN KESEHATAN LANSIA

A) PENDAHULUAN
Semakin maju nya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terutama dalam
bidang Kesehatan memberikan dampak terhadap peningkatan usia harapan hidup.
Peningkatan usia harapan hidup terutama kualitas usia lanjut tidak di ikuti oleh peningkatan
kualitas kehidupannya, karena secara fisiologi susia lanjutakan mengalami banyak
kemunduran dalam semua aspek kehidupannya. Hal ini dapat mengakibatkan tingkat
produktifitas dan kemandiriannya secara nyata semakin berkurang, karena kemunduran ini
mungkin akan menimbulkan ketergantungan pada orang lain. Namun harus di sadari bahwa
manusia menjadi tua bukan suatu hal yang luar biasa, karena proses inia dalah peristiwa yang
alami yang sudah pasti datang pada orang-orang yang berumur panjang.
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang
kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari
60 tahun (Maryam dkk, 2008).
Penetapan usia 65 tahun keatas sebagai awal masa lanjut usia (lansia) dimulai pada
abad ke-19 di negara Jerman. Usia 65 tahun merupakan batas minimal untuk kategori lansia.
Namun, banyak lansia yang masih menganggap dirinya berada pada masa usia pertengahan.
Usia kronologis biasanya tidak memiliki banyak keterkaitan dengan kenyataan penuaan
lansia. Setiap orang menua dengan cara yang berbeda-beda, berdasarkan waktu dan riwayat
hidupnya. Setiap lansia adalah unik, oleh karena itu perawat harus memberikan pendekatan
yang berbeda antara satu lansiadengan lansia lainnya (Potter & Perry, 2009).
Klasifikasi pada lansia berdasarkan Depkes RI (2003) dalam Maryam dkk (2009)
yang terdiri dari : pralansia (prasenilis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun,
lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, lansia resiko tinggi ialah seseorang
yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan, lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau
kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa, lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak
berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

B) LATAR BELAKANG
Salah satu dampak keberhasilan pembangunan kesehatan adalah terjadinya penurunan
angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup
penduduk Indonesia. Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia
terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah lanjut usia di
Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa (7,6% dari total penduduk). Pada tahun 2014, jumlah penduduk
lanjut usia di Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlah
nya akan mencapai 36 juta jiwa.

Lanjut Usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa
untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dilaksanakan berdasarkan prinsip
non diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan. Dalam undang-undangkesehatanpasal 138
disebutkan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk
menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis.

Meningkatnya jumlah lanjut usia akan menimbulkan berbagai permasalahan yang


kompleks bagilanjutusiaitusendirimaupunbagikeluarga dan masyarakat.berdasarkan data
Riskedastahun 2007, 10 penyebabkematian pada umur 65 tahunkeatas pada laki-lakiadalah
stroke (20,6%), penyakitsaluran napas bawahkronik (10,5%), TB (8,9%), Hipertensi (7,7%),
NEC (7,0%), penyakitjantungiskemic (6,9%), penyakit jantung lain (5,9%), diabetes mellitus
(4,9%), penyakit hati (4,4%), pneumonia (3,8%). Pada perempuan adalah stroke
(24,4%),hipertensi (11,2%), NEC (9,6%), penyakit saluran napas bawah kronik (6,6%),
diabetes mellitus (6,0%), penyakit jantung iskemik (6,0%), penyakit jantung lain (5,9%), TB
(5,6%), pneumonia (3,0%), dan penyakit hati (2,2%). Dari data terlihat penyebab utama
kematian pada lanjut usia sudah bergeser kepenyakit degenerative, sehingga perlu dilakukan
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative terhadap penyakit tersebut.
C) TUJUAN
1) Tujuan Umum
Meningkatakan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa
tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyakat sesuai
Dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan.
2) Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina sendiri
kesehatannya.
b. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyaraka ttermasuk keluarganya
dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut.
c. Meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan usia lanjut.
d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut

D) KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan yang dilakukanadalah :
1) Pemeriksaan Kesehatan Lansia di tingkat layanan Puskesmas
2) Pembentukan Posyandu Lansia
3) Pembinaan Posyandu Lansia
4) Skrening Kesehatan Lansia
5) Prolanis
6) Senam Lansia
7) Refreshing Kader Lansia
8) Pencatatan dan pelaporan kegiatantiap 3 bulan / trimester

E) CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1) Pemeriksaan Kesehatan Lansia di tingkat layanan Puskesmas
a. Pelayanan kesehatan dasar
b. Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan
2) Pembentukan Posyandu Lansia
a. Sosialisasi tentang posyandu lansia.
b. Pendataan desa/dusun mana yang dianggap perlu dibentuk posyandu lansia
dengan bantuan kader
c. Penjelasan tentang cara membaca dan mengisi KMS Lansia
d. Penjelasan tentang cara mengukur tekanan darah dan nadi
3) PembinaanPosyanduLansia
4) Skrening Kesehatan Lansia
a. Pendataan lansia sesuai usia dilakukan skrening yang dibantu kader
b. Melakukan skrening pada lansia di posyandu dengan alat yang sudah
ditentukan
5) Prolanis
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur pada pasien hipertensi dan
diabetes mellitus
b. Melaksanakan kelas edukas prolanis yang dilaksanakan rutin setiap bulan satu
kali untuk masing-masing criteria penyakit
6) Senam Lansia
7) Refreshing Kader Lansia
Dilakukan satu kali dalam satu tahun bertujuan untuk menyegarkan kader
lansia mengenai kesehatan usila dan pelaksanaan posyandu lansia.
8) Pencatatan dan pelaporan
Dilakukan tiap 3 bulan sekali dan petugas Puskesmas melakukan rekap data
yang kemudian data tersebut dilaporkan ke Dinas Kesehatan.

F) SASARAN
a) Sasaran pembinaan Secara Langsung
(1) Kelompok usia menjelang usialanjut ( 45 -54 tahun ) atau dalam virilitas
dalam keluarga maupun masyarakat luas.
(2) Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium ( 55 -64 tahun ) dalam keluarga,
organisasi masyarakat usia lanjut dan masyarakat umumnya.
(3) Kelompok usia lanjut dalam masa senescens ( >65 tahun ) dan usia lanjut
dengan resikotinggi ( lebih dari 70 tahun ) hidup sendiri, terpencil, hidup
dalam panti, penderita penyakit berat, cacat dan lain-lain.
(4) Kader Lansia
b) Sasaran Pembinaan Tidak Langsung
(1) Keluarga dimana usia lanjut berada.
(2) Masyarakat luas.
G) EVALUASI PRA PELAKSANAAN PROGRAM
a) Evaluasi target tahun sebelumnya yang sudah tercapai dan target tahun yang akan
dilaksanakan
b) Evaluasi pelaksanaan 1-2 minggu sebelum pelaksanaan
c) Kegiatan dilaksanakan oleh pelaksanan program, dokter umum, dokter gigi,
timprolanis, dan petugas lain yang ada di wilayah Puskesmas.
d) Semua hasil kegiatan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas dilanjutkan ke Dinas
Kesehatan.

H) PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil pelaksanaan kegiatan Lansia dicatat dalam form laporan yang sudah disediakan.
Laporan program dibuat setelah pelaksanaan kegiatan dan dilaporkanke Dinas Kesehatan.
Evaluasi kegiatan dilakukan dengan melihat cakupan kegiatan Puskesmas. Kegiatan
dilakukan oleh pelaksanan program Lansia, dr.umum, dr.gigi, timprolanis dan tenaga
kesehatan lain di Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai