Anda di halaman 1dari 8

SALAM SEHAT

SELAMAT DATANG DI
PUSKESMAS TEPPO KABUPATEN PINRANG
(Kepala Puskesma: drg. Jacub Tama)

DALAM INOVASI
KAMPUNG MENUJU BEBAS JENTIK

Puskesmas Teppo Adalah salah satu Puskesmas dari 18 Puskesmas Di


Kabupaten Pinrang, berada di Sebelah Selatan Kota Pinrang dengan jarak 12
km dan waktu tempuh ± 48 menit, Jumlah Penduduk 20631 jiwa (6273 KK)
dengan luas wilayah kerja adalah 119,77 Km², terdiri dari 4 Kelurahan dan 4
Desa, yaitu

1. KeluarahanBenteng
2. KelurahanTeppo
3. KelurahanTonyamang
4. Kelurahan Maccirinna
5. Desa Masolo
6. Desa Malimpung
7. Desa Padang Loang
8. Desa Desa Sipatuo
Angka kasus Demam Berdarah yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Teppo 5 Tahun terakhir sebanyak 15 kasus.

GRAFIK JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE


(DBD) WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEPO
PERIODE 2015 - 2018
7
6.5
5.5 4
4.5
3.5 2
2.5 1 1
1.5 0 0 0
JUMLAH KASUS

0.5
Kelura- Kelura- Kelura- Kelura- Desa Desa Desa Desa
han Ben- han han han Malimpu Masolo Sipatuo Padang
teng Tonya- Teppo Mac- ng Loang
mang cirinna
JUM 7 4 1 0 1 2 0 0
LAH
KA-
SUS
DBD

walaupun angka kesakitan cenderung menurun periode 2015-2018,


namun kepadatan larva Aedes Aegypti meningkat, hal ini di pengaruhi oleh
faktor iklim utamanya pada musim penghujan dikarenakan adanya genangan
air dan tempat penampungan air yang tidak tertutup sebagai wadah/ tempat
perindukan nyamuk.
Grafik Angka Bebas Jentik Di wilayah Kerja Puskesmas Teppo 5 Tahun
terakhir

GRAFIK ANGKA BEBAS JENTIK (ABJ) DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS TEPPO TAHUN 2018 - 2015

2250 2018 2017 2016 2015


1750

1250
ABJ

750

250
94 93.73 93.04 92.5

1 2 3 4
Tahun 2018 2017 2016 2015
Angka Bebas Jentik 94 93.73 93.04 92.5
(ABJ)

Berdasarkan data Grafik Angka Bebas Jentik (ABJ), jumlah rumah yang
diperiksa pada tahun :

1. 2018 sebanyak 950,rumah yang Positif Jentik yang di periksa


sebanyak 57, rumah yang tidak memiliki jentik sebanyak 893 rumah.
2. 2017 sebanyak 1245,rumah yang Positif Jentik yang di periksa
sebanyak 78, rumah yang tidak memiliki jentik sebanyak 1167
rumah.
3. 2016 sebanyak 1250,rumah yang Positif Jentik yang di periksa
sebanyak 87,rumah yang tidak memiliki jentik sebanyak 1163
rumah.
4. 2015 sebanyak 1000,rumah yang Positif Jentik yang di periksa
sebanyak 75, rumah yang tidak memiliki jentik sebanyak 925 rumah.
Data tersebut menggambarkan kepadatan jentik, sehingga mempunyai
resiko transmisi nyamuk yang cukup tinggi untuk terjadinya penularan
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Penyebaran Aedes Aegypti dipengaruhi oleh jumlah penduduk, jarak
antar rumah, dari satu rumah kerumah yang lain. Semakin dekat jarak antar
rumah warga maka semakin mudah nyamuk menyebar dari rumah ke rumah
karena jarak terbang Ae.aegypti yaitu 50-100 meter.

A. Masalah Utama Sebelum Inovasi

1. Masih adanya Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) 5 tahun terakhir


(2015-2019 )yakni sebanyak 15 kasus.
2. Angka Bebas Jenik (ABJ)di wilayah kerja Puskesmas Teppo di tahun
2015 – 2018 sebanyak 93,31 % dengan total rumah yang diperiksa
4445,rumah tidak memiliki jentik sebanyak 4148,rumah yang positif
jentik sebanyak 297.
3. Hasil rekapitulasi Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Benteng
(Lingkungan Benteng 1 dan Lingkungan Beteng Galun) Sebanyak 90%
pada tahun 2015-2018 dengan total rumah yang diperiksa 480, rumah
positif jentik sebanyak 48 , rumah yang tidak memiliki jentik sebanyak
432.
4. Kepadatan rumah di Kelurahan Benteng
5. Masih ditemukan wadah penampungan air yang tidak tertutup sebagai
media berkembang biaknya nyamuk.
6. Kurang nya kesadaran masyarakat menjaga kebersihan
lingkungan,masalah tersebut berdampak pada lingkungan dan
kesehatan masyarakat.

Dengan adanya kondisi tersebut diperlukan sebuah inovasi dalam upaya


peningkatan kesehatan dan pencegahan peyakit khususnya penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD). Dalam mengoptilkan kegiatan tersebut maka
Pengelola Program DBD/ Vektor berkolaborasi dengan pengelola program dan
Jaringan Puskesmas serta lintas sektor terkait, membuat Gerakan Inovasi
yakni Kampong Menuju Bebas Jentik.

B. Unik Dan Kreatif

Inovasi ini nyata,dibangun dengan kebaruan :

1. Kelompok pemuda peduli lingkungan


 Menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat
2. Peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk
 Melakukan kerja bakti bersama masyarakat setempat 2 kali
seminggu, dengan membersihkan saluran air,lahan yang tidak
digunakan dan kemungkinan tempat perindukan nyamuk, serta
dihimbau untuk menjaga kebersihan kamar mandi dan tempat
penampungan air.

3. Juru Pemantau Jentik/Kader Jumantik


 Memantau jentik dari rumah ke rumah
 Memantau jentik dalam rumah, dilakukan dengan memeriksa
tempat penampungan air,dalam kamar mandi, kulkas/dispenser,
Vas bunga, tempat minum burung.
 Memantau Jentik di Luar Rumah seperti PecahanBotol/ Ember,
Pot Bunga, BarangBekas, dan yang lain kemungkinan terjadi
perindukan nyamuk.
 Pencatatan Pemantauan Jentik dilakukan dengan menggunakan
form jentik yang akan di setor pada pengelola program Demam
Berdarah Puskesmas
 Melakukan ceklis pada kartu kontrol jentik yang di tempel di
rumah warga,apabila di temukan jentik atau tidak.
4. Lintas Sektoral (Camat,Kapolsek, Lurah,Tokoh Masyarakat,Tokoh
Agama,BKTM, Pemuda Peduli Lingkungan dan sektor terkait) sebagai
motor penggerak kegiatan tersebut.
5. Pengelola program Puskesmas terkait (DBD/Vektor,
Survailans,Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Pengendalian
Penyakit serta Jaringan Puskesmas), melakukan
advokasi/penyuluhan cara melakukan Pemberantasan Sarang
Nyamuk melalui 3 M (Menutup, Menguras,dan Mendaur Ulang).

C. Bagaimana Dengan Inovasi

Dalam upaya mengoptimalkan peningkatan kesehatan dan


pencegahan penyakit khususnya Demam Berdarah ada 4 strategi
Pengendalian Penyakit yang di lakukan yaitu
1. Advokasi (edukasi untuk penyebarluasan informasi kesehatan)
2. Kemitraan (penyuluhan kelompok melalui mitra kerja)
3. Pemberdayaan masyarakat (penggerakan masyarakat/kerja bakti)
4. Kader jumatik ( juru pemantau jentik di rumah dan lingkungan
dilakukan secara rutin).
Pengembangan Inovasi Menuju Kampoeng Bebas Jentik terdiri dari 3
tahapan

1. Tahapan Persiapan.
Persiapan Kampung Menuju Bebas Jentik telah di lakukan sejak tahun
2019 dengan tahapan :
1. Sosialisasi pada lintas program melalui lokmin bulanan dan Lintas
Sektoral melalui lokmin Tri bulanan.
2. Advokasi
1. Kepala Dinas Kesehatan
2. Kepala Bidang Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit
3. Kepala Puskesmas
4. Lintas sektoral (Camat Patampanua), mengenai Surat Keputusan,
Surat Pelaksanaan dan Jadwal Penggerakan Masyarakat Untuk
melaksanakan Kerja Bakti.
3. Pembentukan Kader Jumantik
4. UKBM (Orientasi Kesehatan Berbasis Masyarakat) dengan
melibatkan lintas program terkait seperti Promosi Kesehatan,
Kesehatan Lingkungan, PJ UKM Dan PengendalianPenyakit.

2. Tahapan Pelaksanaan.

1. Jadwal Pelaksanaan dilakukan 2 kali seminggu yang di lakukan di


masing –masing lingkungan yakni lingkungan Benteng Galung Dan
Benteng 1.
2. Kordinator Lapangan Untuk Pemberantasan sarang
Nyamuk/KerjaBakti (PSM)
a. LingkunganBenteng 1 : Hj. Hasni (lingkungan)
b. LingkunganBentengGalung : Syahrir (lingkungan)
3. Kader Jumantik/Pemantau Jentik
1. Lingkungan Benteng 1 : Hj. Hasni
2. Lingkungan Benteng Galung : IbuEndang
4. Sasaran Kegiatan adalah lingkungan Benteng Galung dan Benteng1.
5. Sumber daya yang digunakan untuk keberhasilan Inovasi Kampung
Menuju Bebas Jentik adalah
1. Transport petugas program Puskesmas terkait (Dana Bantuan
Operasional Kesehatan/BOK Puskesmas) mulai awal inovasi
sampai sekarang
2. Transport Juru Pemantau Jentik Puskesmas (Dana Bantuan
Operasional Kesehatan/BOK Puskesmas)mulai awal inovasi
sampai sekarang.
3. Baju Juru Pemantau Jentik (Swadaya Kepala Puskesmas dan
Pengelola Program Puskesmas)
4. Swadaya lintas sektoral dalam hal kebersihan lingkungan mulai
awal inovasi sampai sekarang
5. Swadaya Masyarakat,Lintas Sektoral,Program Puskesmas, dan
Jaringan Puskesmas (konsumsi kegiatan), mulai awal inovasi
sampai sekarang.

3. Tahapan Evaluasi

Sebelum adanya inovasi,hasil rekapitulasi Angka Bebas


Jentik (ABJ) di Kelurahan Benteng (Lingkungan Benteng 1 dan
Lingkungan Benteng Galung) Sebanyak 90% pada tahun 2015-2018
dengan total rumah yang diperiksa 480, rumah positif jentik sebanyak
48 , rumah yang tidak memiliki jentik sebanyak 432.
Dengan Adanya Inovasi Kampung Bebas Jentik, rekapitulasi
Angka Bebas Jentik (ABJ) 3(tiga) tahun terakhir (2022-2020) di
Kelurahan Benteng 1 dan Benteng Galung sebanyak 95,23% dengan
total jumlah rumah yang diperiksa sebanyak 504(Benteng
1=257rumah, Benteng Galung=247rumah),rumah yang tidak memiliki
jentik sebanyak 480, dan rumah positif jentik sebanyak 24, zero kasus
Demam Berdarah Dengue (DBD),dan masyarakat lingkungan kampung
bebas jentik memiliki kesadaran penuh melakukan kegiatan kerja bakti
membersihkan dan menjaga Lingkungan agara tetap bersih dan sehat.
Hasil rekapitulasi Angka Bebas Jentik Puskesmas Teppo bisa
di akses melaui website kemenkes pada Aplikasi Silantor.
Keberhasilan Inovasi Kampung Menuju Bebas Jentik, karena
penggerakan dan kesadaran masyarakat ingin hidup bersih dan sehat
dengan melakukan kerja bakti memberantas sarang nyamuk dengan
gerakan 3M(Menguras,Menutup,Mendaur)untuk mencegah Demam
Berdarah Dengue (DBD) dan penyakit lain yang diakibatkan oleh
pencemaran lingkungan, keterlibatan lintas sektoral dan pengelola
program Puskesmas terkait dalam kegiatan inovasi, dukungan dan
Bimbingan dari Kepala Dinas Kesehatan (drg.Dyah Puspita Dewi,
SKM.M.Kes), Pengelola Program Vektor Dinas Kesehatan Provinsi Su-
Sel (Mirnawaty SKM.M,Kes),Kepala Bidang Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit (Hj. Sriwati, SKM. M.Kes), Kepala Seksi
Pengendalian Penyakit (Barnabea Keliky, SKM. M.Kes),Kepala
Puskesmas Teppo yang selalu mendampingi dalam kegiatan program
Inovasi Kampung Bebas Jentik (drg. Jacub Tama), keikhlasan para ibu-
ibu kader jumantik dalam melaksanakan tugasnya sebagai juru
pemantau jentik.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai