Anda di halaman 1dari 13

Perencanaan Kesehatan

Pencegahan Penyakit Demam


Berdarah Dengue

Dibuat oleh :
S. Ahmad Gufran Idrus
Muhammad Syarifullah A
Arina
Budi Setiawan
Rahmawati Mamile
Latar Belakang
 Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat selama 2016, telah terjadi
1.337 kasus demam berdarah dengue (DBD). Kasus tersebut terjadi di
seluruh wilayah dari Januari sampai dengan saat ini. Berdasarkan data
tersebut, ada tiga kecamatan yang memiliki kasus DBD tertinggi, yakni
Cengkareng di Jakarta Barat dengan 84 kasus, Duren Sawit di Jakarta
Timur dengan 77 kasus, dan Pasar Minggu di Jakarta Selatan dengan 68
kasus. Jakarta Barat menjadi daerah dengan kasus DBD tertinggi ketiga
dengan 245 kasus.
 Di wilayah Jakarta Barat, kasus tertinggi terjadi di Cengkareng dengan
84 kasus. Menyusul Grogol Petamburan dengan 47 kasus, Kalideres
dengan 35 kasus, dan Palmerah dengan 23 kasus Oleh karena itu perlu
ada perbaikan program agar angka kejadian DBD di daerah Cengkareng
dapat menurun. Dalam hal ini penulis akan membuat perencanaan
program kesehatan DBD dengan pedoman metode SMART yang
berujuan untuk menekan angka kejadian DBD di Cengkareng Jakarta
Barat.
Tujuan
 Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi masyarakat di Kecamatan Kebon Jeruk sehingga
terhindar dari penyakit DBD melalui terciptanya masyarakat
yang hidup dari perilaku dan lingkungan yang sehat dan
terbebas dari penyakit DBD serta memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan
merata.
 Pengubahan pola perilaku yang tidak bersih dan tidak sehat.
 .Penerapan perilaku 3M (Menguras, Menutup, Mengubur)
 Peningkatan pengetahuan akan penyakit Demam Berdarah
Dengue.
 Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemberantasan
nyamuk
Prioritas Masalah

PENENTUAN PRIORITAS MASALAH


KESEHATAN
METHODE
DELBECQ
MASALAH KRITERIA
TOTA PRIORITA
KESEHAT
1 2 3 4 5 6 7 8 L S
AN
DBD 1 8 7 4 8 7 8 8 51 I
DIARE 1 1 9 9 6 3 4 7 40 III
KUSTA 10 1 5 1 5 4 5 6 46 II
Rencana Kegiatan
1. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan adalah salah satu elemen
yang sangat penting dalam system penanggulangan
DBD yang telah dilaksanakan. Kegiatan ini bertujuan
untuk mencatata, menilai dan melaporkan hasil
kegiatan penanggulangan DBD yang telah dicapai.
Pencatatan dan pelaporan dilakukan berdasarkan
klasifikasi dan tipe penderita. Semua unit pelaksana
harus melakukan sitem dan pencatatan yang baku.
Pencatatan dan pelaporan dilakukan berjenjang dalam
kurun waktu secra harian, bulanan, triwulan, semester
dan tahunan
2. Penyelidikan Epidemiologi (PE)
Penyelidikan Epidemiologi adalah kegiatan
pencarian penderita panas atau yang 1
minggu yang lalu menderita panas dan
pemeriksaan jentik di rumah kasus DBD dan
rumah sekitarnya dalam radius 100m atau
lebih kurang 20 rumah serta, di sekolah jika
kasus DBD adalah anak sekolah. Hasil
penyelidikan epidemiologi ada 2 yaitu PE (+)
atau PE (-) digunakan untuk
menentukan penanggulangan kasus.
Penyelidikan epidemiologi positif yaitu
ditemukan 3 atau lebih kasus demam tanpa sebab
yang jelas dan atau ditemukan 1 kasus yang
meninggal sedangkan PE negative adalah kecuali
tersebut padaPE positif. Tujuan peneyelidikan
epidemiologi adalah untuk mengetahui
ada/tidaknya kasus DBD tambahan dan luasnya
penyebaran serta mengetahui kemungkinan
terjadinya penyebarluasan penyebaran penyakit
DPD lanjut di lokasi tersebut.
3. Penyuluhan
Penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, kesadaran,kemauan dan praktek
mengenai pencegahan dan pemberantasan
penyakit DBD. Penyuluhan dapat diberikan
oelh dokter, paramedic, atau kader terlatih
mengenai penyakit DBD. Materinya meliputi
pemberantasan sarang nyamuk, abatisasi
selektif, tanda dan gejala penyakit DBD serta
penanggulangan penyakit DBD di rumah.
4. Fogging focus dan fogging massal
Merupakan serangkaian kegiatan dalam
pemberantasan nyamuk Aedes Aegypti
dewasa untuk memutus rantai penularan.
Fogging dilakukan pada kasus – kasus
dengan PE positif.
5. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN)/ 3M Plus
Pemberantasan sarang nyamuk merupakan
serangkaian kegiatan untuk meningkatkan peran
serta dan swadaya masyarakat dalam rangka
memberantas nyamuk Aedes Aegepty. Tujuan
kegiatan PSN adalah memberantas nyamuk dengan
menghilangkan tempat – tempat perindukan/sarang
nyamuk sehingga penularan penyakit DBD dapat
dicegah atau dibatasi. Pelaksana PSN-DBD adalah
individu, keluarga, atau masyarakat.
Waktu kegiatan
2. Waktu Kegiatan
Kegiatan Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari
1 2 3 4 5 6 7
Observasi
Pengambilan
data
Penyuluhan
Fogging
Pemberantasan
sarang nyamuk
(3M Plus)
C. Anggaran Dana

N0 Kegiatan Properti Harga Qyt Satuan Jumlah


1 Observasi, Buku Rp 10.000 3 Buah Rp 30.000
Pencatatan
dan Bolpoin Rp 5.000 3 Buah Rp 15.000
pelaporan
3 Penyuluhan 1 Spanduk Rp125.000 2 Buah Rp 125.000
Poster Rp 8.000 20 Lembar Rp160.000
Snack Rp 8.000 75x2 = Pcs Rp
(Peserta 60+ 150 1.200.000
15 panitia)
4 Fogging Jasa foging Rp 40.000 6 Orang Rp 240.000
Total biaya Rp1.770.000
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai