TAHUN 2023
PUSKESMAS KALIREJO
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PESAWARAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN ( P2 ) DBD
TAHUN 2023
A. PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus akut yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditandai demam 2 – 7 hari disertai dengan
manifestasi perdarahan, penurunan trombosit (trombositopenia), adanya
hemokonsentrasi yang ditandai kebocoran plasma (peningkatan hematokrit, asites,
efusi pleura, hipoalbuminemia). Dapat disertai gejala-gejala tidak khas seperti nyeri
kepala, nyeri otot & tulang, ruam kulit atau nyeri belakang bola mata.
Tidak semua yang terinfeski virus dengue akan menunjukkan manifestasi DBD
berat. Ada yang hanya bermanifestasi demam ringan yang akan sembuh dengan
sendirinya atau bahkan yang sama sekali tanpa gejala sakit (asimtomatik). Sebagian
lagi akan menderita demam dengue saja yang tidak menimbulkan kebocoran plasma
dan mengakibatkan kematian.
Dalam 3 dekade terakhir penyakit ini meningkat insidennya di berbagai
belahan dunia terutama daerah tropis dan sub tropis, banyak ditemukan di wilayah
urban dan semi-urban. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang
mengandung virus dengue.
B. LATAR BELAKANG
Di Indonesia kasus DBD berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung semakin
meningkat angka kesakitannya dan sebaran wilayah yang terjangkit semakin luas.
Sedangkan angka kematiannya semakin menurun. Pada tahun 2012 DBD berjangkit di
417 Kabupaten/Kota dengan angka kesakitan sebesar 37,11 per 100.000 penduduk,
namun angka kematian dapat ditekan di bawah 1 persen, yaitu 0,90 persen. KLB DBD
hampir terjadi setiap tahun di tempat yang berbeda dan kejadiannya sulit diduga.
DBD diperkirakan akan masih cenderung meningkat dan meluas sebarannya.
Hal ini karena vektor penular DBD tersebar luas baik di tempat pemukiman maupun di
tempat umum.Selain itu kepadatan penduduk, mobilitas penduduk, urbanisasi yang
semakin meningkat terutama sejak 3 dekade yang terakhir.
Faktor-faktor lain mempengaruhi penyebar luasan DBD antara lain adalah :
Perilaku masyarakat
Perubahan iklim global
Pertumbuhan ekonomi
Ketersediaan air bersih
Sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang spesifik, tetapi bila pasien
berobat dini, dan mendapat penatalaksanaan yang adekuat, umumnya kasus-kasus
penyakit ini dapat diselamatkan. Cara yang dapat dilakukan saat ini dengan
menghindari atau mencegah gigitan nyamuk penular DBD.
Wilayah Puskesmas Kalirejo adalah wilayah endemis DBD, dimana selama 3
tahun berturut-turut telah ditemukan kasus DBD dan cenderung meningkat di setiap
tahunnya. Oleh karena itu upaya pengendalian DBD yang penting pada saat ini adalah
melalui upaya pengendalian nyamuk penular dan upaya membatasi kematian karena
DBD. Atas dasar itu, maka upaya pengendalian DBD memerlukan kerjasama dengan
program dan sektor terkait serta peran serta masyarakat.
C. TUJUAN
1. Umum
a. Menurunkan prevalensi penyakit DBD di wilayah Puskesmas Kalirejo
2. Khusus
a. Melakukan surveilans kasus dan pengendalian vektor
b. Mencegah terjadinya penularan kasus DBD
c. Menentukan jenis tindakan penanggulangan fokus yang akan dilakukan
d. Menurunkan jumlah kasus DBD
F. JADWAL KEGIATAN
Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
G. SASARAN
Sasaran pedoman Pengendalian Kusta adalah petugas kesehatan, pengguna jasa,
keluarga dan masyarakat.
NO PROGRAM PERAN
2. Lintas Sektor
NO PROGRAM PERAN
Mengetahui
Kepala Puskesmas Kalirejo Petugas P2 DBD
dr. Harmaina Tri Andriani