Anda di halaman 1dari 3

PROGRAM P2 DBD (DEMAM

BERDARAH)
No. Dokumen :KAK/001/KMP/
KAK 2023
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :

PUSKEMAS Enny Nurmauli, S. A.Md.Keb


SAMALANTAN NIP. 197809132005022004

A. PENDAHULUAN
Dewasa ini, pembangunan kesehatan di Indonesia adapkan pada masalah dan tantangan
yang muncul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial ekonomi dan perubahan
lingkungan strategis, baik secara nasional maupun global. Penerapan desentralisasi di
bidang kesehatan dan pencapaian sasaran Millenium Development Goals (MDGs)
merupaka contoh masalah dan tantangan yang perlu menjadi perhatian seluruh
stakeholder bidang kesehatan khususnya para pengelola program, dalam menyusun
kebijakan dan strategi agar laksanaannya menjadi lebih efisien dan efektif.
Program pencegahan dan pengendalian penyakit menular telah mengalami peningkatan
capaian walaupun penyakit infeksi menular masih tetap menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang menonjol terutama TB, Malaria, HIV-AIDS, DBD dan Diare. Angka
kesakitan DBD masih tinggi, yaitu sebesar 65,57% per 100.000 penduduk pada tahun
2010, sedangkan angka kematian dapat ditekan di bawah 1%, yaitu 0,87%. Target
pengendalian DBD tentang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) dan rencana strategis (RENSTRA) Kementrian Kesehatan 2010-2014
dan KEPMENKES 1457 tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal yang
menguatkan pentingnya upaya pengendalian penyakit DBD di Indonesia hingga ketingkat
Kabupaten/Kota bahkan sampai ke desa. Melalui pelaksanaan program pengendalian
penyakit DBD diharapkan dapat berkontribusi urunkan angka kesakita, dan kematian
akibat penyakit menular di Indonesia.

B. LATAR BELAKANG
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh
virus dengue yang ditandai dengan demam 2 – 7 hari disertai dengan manifestasi
perdarahan, penurunan trombosit (trombositopenia), adanya hemokonsentrasi yang

1
ditandai kebocoran plasma (peningkatan hematocrit, asites, efusi pleura,
hipoalbuminemia). Dapat disertai gejala-gejala tidak khas seperti nyeri kepala, nyeri otot
dan tulang, ruam kulit atau nyeri belakang bola mata.
Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan
masyarakat dan endemis di hampir seluruh Kota/Kabupaten di Indonesia. Sejak ditemukan
pertama kali pada tahun 1968 hingga saat ini jumlah kasus DBD dilaporkan meningkat
dan penyebarannya semakin meluas mencapai seluruh provinsi di Indonesia (33 provinsi).
Penyakit ini sering kali menimbulkan KLB di beberapa daerah endemis tinggi DBD. Sejak
tahun 2005, nampak adanya kecenderungan penurunan CFR DBD. Sedikit peningkatan
nampak pada tahun 2009. Kecenderungan penurunan tersebut tidak nampak penderita (IR:
65,57/100.000 penduduk) dengan jumlah kematian sebanyak 1,358 (CFR 0,87%).

C. TUJUAN
a. Umum
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mencegah dan melindungi
diri dari penularan DBD melalui perubahan perilaku (PSN DBD) dan kebersihan
lingkungan.

b. Khusus
1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian
DBD.
2. Menurunkan jumlah kelompok masyarakat yang beresiko terhadap penularan
DBD.
3. Melaksanakan penanganan penderita sesuai standar.
4. Menurunkan angka kesakitan DBD.
5. Menurunkan angka kematian DBD.
6. Mencegah KLB (Kejadian Luar Biasa).

D. KEGIATAN
1. Penyelidikan Epidemiologi
2. Penemuan dan Tata Laksana Kasus
3. Pengendalian Vektor
4. Peningkatan peran serta masyarakat

2
E. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilakukan secara individu/kelompok dengan
menggunakan bahasa sederhana (mudah dimengerti) serta menggunakan media
berupa brosur.
2. Pelaksanaan kegiatan PE dilakukan melalui kunjungan rumah sejauh 100 m dari
rumah penderita dan memberikan bubuk abate di rumah penderita dan sekitar
rumah penderita.
3. Pelacakan kasus dilakukan dengan mendeteksi diri kasus DBD.

F. SASARAN
1. Masyarakat
2. Rumah
3. Masyarakat

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


No Kegiatan Sasaran Bulan
. Pokok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Penyelidikan Masyarakat V V V V V V V V V V V V
Epidemiologi
2. Penemuan Masyarakat V V V V V V V V V V V V
dan Tata
Laksana
Kasus
3. Pengendalian Masyarakat V V V V V V V V V V V V
Vektor
4. Peningkatan Masyarakat V V V V V V V V V V V V
peran serta
masyarakat

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Evaluasi dilaksanakan setelah melakukan PE dengan pelaporan hasil-hasil yang
dicapai pada bulan tersebut.
2. Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap bulan sekali saat lokmin
bulanan dan laporan dikirim ke Dinas Kesehatan.
3. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan melakukan PE DBD.
4. Pelacakan kasus dilaksanakan untuk mendeteksi dini kasus DBD.

Anda mungkin juga menyukai