Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS KOTA
Jl. Elang No. 23 Kel. PallantikangKab. Bantaeng, 92411

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM P2 DBD

I. Latar Belakang
A. Dasar Hukum
Kebijakan Nasional untuk pengendalian DBD sesuai KEPMENKES No
581/MENKES/SK/VII/1992 ( Lampiran ) tentang Pemberantasan penyakit
Demam Berdarah Dengue,adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan prilaku dalam hidup sehat dan kemandirian terhadap
pengendalian DBD.
2) Meningkatkan perlindungan kesehatan masyarakat terhadap penyakit DBD.
3) Meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi program pengendalian DBD.
4) Memantapkan kerjasama lintas sektoral/lintas program
5) Pembangunan Berwawasan Lingkungan.
B. Gambaran Umum
Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan
masyarakat dan endemis di hamper seluruh kota/kabupaten di Indonesia sejak
ditemukan pertama kali pada tahun 1968 hingga saat ini jumlah kasus DBD di
laporkan meningkat dan penyebarannya semakin meluas mencapai seluruh
provinsi di Indonesia ( 33 provinsi ).penyakit ini seringkali menimbulkan KLB di
beberapa daerah endemis tinggi DBD.

Sejak tahun 2005,Nampak adanya kecenderungan penurunan CFR DBD.sedikit


peningkatan Nampak pada tahun 2009.kecenderungan penurunan tersebut tidak
nampak pada IR DBD per 100.000 penduduk.IR DBD sejak 2006 hingga 2010
cenderung fluktuatif.

Pada tahun 2010 jumlah kasus DBD yang di laporkan sebanyak 155.777 penderita
( IR : 65,57/100.000 penduduk ) dengan jumlah kematian sebanyak 1.358 ( CFR
0,87 % )
C. Alasan kegiatan Program P2 DBD
Peningkatan kasus dan KLB DBD di pengaruhi oleh beberapa factor yaitu :
1. Belum ada obat anti virus untuk mengatasi infeksi virus dengue,maka
memutus rantai penularan,pengendalian vector DBD di anggap yang
terpenting saat ini.
2. Kurangnya peran serta masyarakat dalam pengendalian DBD,terutama
pada kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN ) meskipun pada
umumnya pengetahuan tentang DBD dan cara-cara pencegahannya sudah
cukup tinggi.
3. Kurangnya jumlah dan kualitas SDM pengelola program DBD di setiap
jenjang administrasi.
4. Kurangnya kerjasama serta komitmen lintas program dan lintas sektoral
dalam pengendalian DBD.
5. Sistim pelaporan dan penanggulangan DBD yang lambat dan tidak sesuai
dengan standar operasional prosedur ( SOP ).
6. Banyak factor yang berhubungan dengan peningkatan kejadian DBD dan
KLB yang sulit atau tidak dapat dikendalikan seperti kepadatan
penduduk,pemukiman,urbanisasi yang tidak terkendali,lancarnya
transportasi (darat,laut dan udara),serta keganasan (virulensi)virus dengue
7. Perubahan iklim yang cenderung menambah jumlah habitat vector DBD
menambah resiko penularan.
8. Infrastruktur penyedia air bersih yang tidak memadai.
9. Letak geografis Indonesia yang tropic mendukung perkembangbiakan
vector dan pertumbuhan virus.
II. Kegiatan yang dilaksanakan
Kegiatan yang dilaksnakan dalam program p2 DBD adalah
1) Pemberdayaan masyarakat
Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pencegahan dan
pengendalian penyakit DBD merupakan salah satu kunci keberhasilan
upaya pengendalian DBD.untuk mendorong meningkatnya peran aktif
masyarakat maka KIE,pemasaran social,advokasi dan berbagai upaya
penyuluhan kesehatan lainnya dilaksanakan secara intensif dan
berkesinambungan memalui berbagai media massa maupun secara
berkelompok atau individual dengan memperhatikan aspek social budaya
yang local spesifik.
2) Peningkatan kemitraan berwawasan bebas dari penyakit DBD.
Upaya pengendalian DBD tidak dapat dilaksanakan oleh sector kesehatan
saja,peran sector terkait pengendalian penyakit DBD sangat
menentukan.oleh sebab itu maka identifikasi stahe holder baik sebagai
mitra maupun sebagai pelaku potensial merupakan langkah awal dalam
menggalang,meningkatkan dan mewujudkan kemitraan.jejaring kemitraan
di selenggarakan melalui pertemuan berkala guna memadukan berbagai
sumber daya yang tersedia dimasing-masing mitra.pertemuan pemantauan
dan penilaian melalui wadah kelompok kerja operasional diberbagai
tingkatan administrasi.
3) Peningkatan professional pengelola program
4) Desentrasildasi
Optimalisasi pendelegasian wewenang pengelolaan kegiatan pengendalian
DBD kepada pemerintah kabupaten/kota,melalui SPM bidang Kesehatan.
5) Pembangunan Berwawasan Kesehatan Lingkungan.
III. Visi, Misi dan Tujuan Pengendalian DBD
a. Visi
Untuk meningkatkan kemampuan penduduk khususnya di daerah endemis
sehingga mampu mencegah dan melindungi diri dari penularan DBD
melalui perubahan perilaku ( PSN DBD ) dan kebersihan lingkungan.
b. Misi
1. Program pengendalian DBD bertujuan untuk menghentikan dan
mencegah penularan penyakit dari penderita ke orang sehat melalui
pengendalian vector
2. Penduduk yang menjadi sasaran program pengendalian termasuk
individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat terutama yang tinggal
di daerah endemis,pimpinan lembaga pemerintah,swasta dan
organisasi kemasyarakatan dan lingkungan tempat pemukiman
baikb yang ada di dalam dan di luar rumah agar bebas dari tempat
perkembangbiakan vector
c. Tujuan
1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan
pengendalian DBD
2. Menurunkan jumlah kelompok masyarakat yang beresiko terhadap
penularan DBD
3. Melaksanakan penanganan penderita sesuai standar
4. Menurunkan angka kesakitan DBD
5. Menurunkan angka kematian akibat DBD
IV. Indikator keluaran dan Keluaran
Indikator keluaran dari Program P2 DBD adalah
1. Terwujudnya Visi dan Misi serta tujuan program DBD dan terwujudnya visi
serta misi rencana strategis pembangunan kesehatan yang mengandung nilai-
nilai :
a. Pro Rakyat
b. Inklusif
c. Responsif
d. Efektif
e. Bersih dan bebas dari korupsi dan nepotisme,transparan serta akuntabel.
2. Tersusunnya acuan/Petunjuk sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan program
p2 DBD
V. Cara Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan Pokok Pengendalian DBD.
a. Surveilans epidemiologi
Surveilans pada pengendalian DBD meliputi kegiatan surveilans kasus
secara aktif maupun pasif,surveilans vector ( Aedes Sp),surveilans
laboratorium dan survelans terhadap factor risiko penularan penyakit
seperti pengaruh curah hujan,kenaikan suhu dan kelembaban serta
survelans akibat adanya perubahan iklim
b. Penemuan dan tatalaksna kasus
Penyediaan sarana dan prasarana untuk melakukan pemeriksaan dan
penanganan penderita di puskesmas dan rumah sakit
c. Pengendalian vector
Upaya pengendalian vector di laksanakan pada fase nyamuk dewasa dan
jentik nyamuk.pada fase nyamuk dewasa dilakukan dengan cara
pengasapan untuk memutuskan rantai penularan antara nyamuk yang
terinfeksi kepada manusia.pada fase jentik di lakukan upaya PSN dengan
kegiatan 3 M Plus :
1. Secara fisik dengan menguras,menutup dan memanfaatkan barang
bekas
2. Secara kimiawi dengan larvasidasi
3. Secara biologi dengan pemberian ikan
4. Secara lainnya menggunakan repellent,obat nyamuk
bakar,kelambu,memasang kawat kasa dll
d. Peningkatan peran serta masyarakat
Sasaran peran serta masyarakat terdiri dari keluarga melaui peran PKK
dan organisasi kemasyarakatan atau LSM,murid sekolah melalui UKS dan
pelatihan Guru,tatanan institusi.berbagai upaya secara polotis telah
dilaksanakan seperti instruksi Gubernur/Bupati/Walikota,Surat Edaran
mendagri,Mendiknas,Serta terakhir tanggal 15 juni 2011 telah di buat
suatu komitmen bersama pimpinan daerah Gubernur/Bupati untuk
pengendalian DBD.
VI. Tempat pelaksanaan kegiatan
Dilaksnakan di Wilayah Kecamatan Bolo Kabupaten Bima di bawah instansi UPT
Puskesmas Bolo

VII. Pelaksna dan penanggung jawab kegiatan


Pelaksaan kegiatan dilakukan oleh Sdr Nurjanah S Kep
Penanggung Jawab kegiatan oleh Bisrun SKM
VIII. Jadwal Kegiatan
Dilahukan Ta 2016/2016
IX. Biaya
Kegiatan program P2 DBD dilakukan dengan anggaran BOK UPT Puskesmas
Bolo Ta 2016

Penanggung Jawab Kegiatan

Fitri Yulianti FH, S,Kep.Ns


NIP.

Anda mungkin juga menyukai