Anda di halaman 1dari 2

KERANGKA ACUAN

PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA

I. LATAR BELAKANG
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti maupun
Aedes albopictus. Aedes aegypti lebih berperan dalam penularan penyakit ini,
karena hidupnya di dalam dan di sekitar rumah, sedangkan Aedes albopictus di
kebun, sehingga lebih jarang kontak dengan manusia (Depkes RI , 1992 ). Timbulnya
mendadak dan banyak mengakibatkan kematian bagi penderitanya, sehingga tidak
mengherankan bila adanya penyakit ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat.
Pemeriksaan jentik berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat
perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang dilakukan secara teratur oleh petugas
kesehatan atau kader atau petugas pemantau jentik (jumantik). Kegiatan ini
termasuk memotivasi masyarakat dalam melaksanakan PSN DBD. Dengan
kunjungan yang berulang-ulang disertai penyuluhan diharapkan masyarakat dapat
melaksanakan PSN DBD secara teratur dan terus menerus.
Pada tahun 2015 terdapat 2 kasus DBD di wilayah kerja Puskesas Anjir Serapat,
pada tahun 2016 terjadi penurunan hingga tidak ada kasus yang ditemukan. Namun
pada tahun 2017 terhitung sampai bulan Maret 2017 terdapat 2 kasus DBD yang
ditemukan. Dalam upaya kewaspadaan dini dan respon kejadian penyakit DBD
tentunya perlu dilakukan Pemeriksaan jentik berkala di Wilayah kerja Puskesmas
Baturraden 1.

II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Tercipta gambaran angka bebas jentik (ABJ) yang baik (<95%) dilingkungan
perumahan penduduk diwilayah kerja Puskesmas Baturraden 1.
B. Tujuan Khusus
1. Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan
perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
2. Kemungkinan terhindar dari penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

III. RINCIAN KEGIATAN


1. Melakukan pemeriksaan jentik dirumah-rumah penduduk.
2. Mengisi formulir hasil pemeriksaan jentik berkala.
3. Menempelkan kartu status jentik dirumah penduduk yang diperiksa.
IV. CARA PELAKSANAAN

1. Petugas memperkenalkan diri (jika belum kenal) kepada kepala keluarga (KK)
atau anggota keluarga yang ada.
2. Petugas menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya.
3. Petugas mencatat nama KK dan alamat lengkap pada kartu jentik.
4. Petugas memberikan bimbingan dan penyuluhan PSN.
5. Petugas memohon ijin dan bantuan KK atau salah seorang anggota keluarga
untuk menunjukkan tempat penampungan air, sarangnya yang ada didalam
maupun diluar rumah.
6. Memeriksa bak mandi/WC, tempayan, drum dan tempat-tempat penampungan
air lainnya.
a. Jika tidak tampak, tunggu + 0,5-1 menit, jika ada jentik, ia akan muncul
kepermukaan air untuk bernafas.
b. Ditempat yang gelap gunakan senter.
c. Periksa juga vas bunga, tempat minum burung, kaleng-kaleng
bekas/plastik, ban bekas, dll.
7. Jentik-jentik yang ditemukan ditempat-tempat penampungan ait yang tidak
beralaskan tanah (Bak mandi/WC, drum, tempayan dan sampah-sampah/barang-
barang bekas yang dapat menampung air hujan) dapat dipastikan bahwa jentik
tersebut adalah jentik nyamuk Aedes aegypti penular penyakit DBD.
8. Petugas mengisi formulir hasil pemeriksaan jentik.
9. Petugas memaparkan hasil pemeriksaan kepada pemilik rumah
10. Petugas pemeriksa menempelkan kartu status jentik dirumah penduduk yang
diperiksa.
11. Petugas melakukan penyuluhan kepada pemilik rumah (bila perlu).

V. SASARAN
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Baturraden 1.

VI. JADWAL
Pemeriksaan jentik berkala disesuaikan bila ada kasus.

VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 3 bulan dan akan dipantau
kembali. Jika masih terdapat jentik maka akan dilakukan abatesasi/pemberian
larvasida.
Laporan setiap bulan akan dilaporkan ke Puskesmas oleh petugas Surveilans dan
dilaporkan ke Dinas Kesehatan setiap 1 bulan sekali melalui rapat rutin bulanan
PSN Dinas Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai