A. PENDAHULUAN
Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan yang ditemukan di
daerah tropis dan sub tropis,terutama daerah perkotaan. Di Indonesia, DBD telah
menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 30 tahun terakhir dan telah
menyebar di seluruh provinsi dan 75 % dari seluruh jumlah kabupaten / kota. Untuk
mencegah dan menanggulangi DBD sampai saat ini hanya dapat dilakukan dengan
cara pencegahan secara promotif dan preventif dengan pemberantasan nyamuk
vektor dan penyuluhan kesehatan. Pemberantasan sarang nyamuk dilakukan
dengan cara 3M, yakni: menguras,menutup tempat penampungan air dan
mengubur / membuang barang bekas yang dapat menampung air hujan plus
menaburkan bubuk larvasida. Selain itu penyuluhan terhadap masyarakat
memahami DBD sangatlah penting. Disamping upaya pencegahan dan
penanggulangan masalah DBD, hal yang perlu dilakukan adalah penyelidikan
epidemiologi (PE) guna mengetahui intensitas masalah yang terjadi. Hal ini
kemudian untuk menentukan ada atau tidaknya KLB DBD serta menentukan jenis
tindakan yang tepat dan efisien. Pemeriksaan ini terdiri dari kegiatan memeriksa
jentik ditempat penampungan air di dalam dan diluar rumah warga serta mencari
tersangka DBD lain dengan menanyakan penderita demam dalam kurun waktu 1
minggu sebelumnya atau 3 minggu sebelumnya.
B. LATAR BELAKANG
Demam Berdarah Dengue adalah demam tinggi mendadak 2 – 7 hari tanpa
penyebab yang jelas, terdapat tanda - tanda perdarahan ada pembesaran hati dan
dapat timbul syok (pasien gelisah nadi cepat dan lemah, kaki tangan dingin ,kulit
lembab ,kesadaran menurun). Pada pemeriksaan laboratorium terdapt
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit 20 %) dan trombositopeni (Trombosit <
100.000 / mm3).
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan
masyarakat dan merupakan salah satu penyakit menular yang potensial
menimbulkan kejadian luar biasa, terutama pada musim penghujan. Pentingnya
menanggulangi penyakit DBD dengan melakukan kegiatan penyelidikan
epidemiologi DBD di kegiatan PSN yang sudah digalakan oleh pemerintah kota
Mojokerto benar – benar harus dijalankan dengan baik,karena hal ini yang dapat
menekan adanya kasus DBD.
X
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melakukan tindakan penanggulangan dan pengendalian serta melakukan
analisa terhadap berbagai faktor yang berhubungan dengan penyakit DBD
2. Tujuan Khusus
1. Memastikan kebenaran kasus ( D B D )
2. Mengetahui kemungkinan kecenderungan terjadinya penyebarluasan penyakit
DBD di lokasi.
3. Mengetahui gambaran situasi penyakit dan saran alternatif pencegahannya.
4. Melakukan penanggulangan DBD di lokasi.
F. SASARAN
2. Lintas Sektor
1. CAMAT
Mendukung adanya kegiatan
2. LURAH
Sebagai fasilitator kegiatan sehingga kegiatan berjalan dengan lancar
dimasyarakat.
3. TOMA/TOGA adalah sarana penyampai yang baik