DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP SUKANAGARA
Jl. Raya Sukanagara KM. 2 Sukanagara Kec. Sukanagara
Kab. Cianjur 43264 Telp. (0263) 340118
TENTANG
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aydes aegepty dan Aedes albopictus yang sebelumnya telah
terinfeksi oleh virus dengue dari penderita DBD lainnya terutama
menyerang anak-anak yang ditandai dengan panas tinggi, perdarahan dan
dapat menimbulkan kematian. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit
yang dapat menimbulkan wabah. Seluruh wilayah Indonesia mempunyai
resiko untuk terjangkit penyakit DBD karena virus penyebab dan nyamuk
penularnya tersebar luas, baik di rumah-rumah maupun di tempat umum,
kecuali yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut.
Penyakit DBD disebabkan virus dan ditularkan lewat nyamuk merupakan
salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Yang cendrung
semakin luas penyebarannya sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan
kepadatan penduduk. Untuk pemberantasan DBD diperlukan pembinaan
peran serta masyarakat guna mencegah dan membatasi penyebaran
penyakit DBD.
V. SASARAN
a. Seluruh lapisan masyarakat
b. SDM kesehatan (Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu,
Poskesri)
c. Stakeholders/pemangku kepentingan terkait
Sasaran yang baik harus memenuhi SMART yaitu :
1. Penemuan suspek penderita DBD baik aktif dan pasif di unit pelayanan
kesehatan dengan gejala tidak ada kedaruratan dilakukan uji tourniquet
dan dilakukan pemeriksaan labor atau RDT
2. Jika hasi (+) dengan jumlah trombosit 100.000 i, penderita dirujuk ke
RS. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan di wilayah penderita dan
apabila memenuhi kriteria fugging maka dilakukan pengasapan dengan
2 siklus dengan interval 1 minggu
3. Jika hasil (+) dengan jumlah trombosit > 100.000 i, penderita tidak
perlu dirujuk, cukup dilakukan control dan terapi, dilakukan pemeriksaan
di wilayah penderita apabila memenuhi kriteria fugging maka dilakukan
pengasapan dengan 2 siklus dengan interval 1 minggu
4. Dan jika hasil (-) maka akan diberikan pengobatan sesuai simptomatis
5. Jika ditemukan penderita dengan tanda kedaruratan 1 penderia dari
rumah sakit, PE dilaksanakan berdasarkan dari RS (hasil labor)
6. Apabila memenuhi kriteria fugging maka dilakukan pengasapan dengan
2 siklus dengan interval 1 minggu