Anda di halaman 1dari 11

Nomor :PM/ /09/PuskNog/2016

Revisi : 00
Berlaku Tgl : 11 Juli 2016

PEDOMAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
DEMAM BERDARAH DENGUE

UPTD PUSKESMAS NOGOSARI


KABUPATEN BOYOLALI
Jln.Nogosari – Kartasura KM 01 Nogosari Boyolali Kode Pos 57378
KATA PENGANTAR

Pembangunan kesehatan dilakukan dengan memperhatikan dinamika


kependudukan,epidemiologi penyakit , perubahan ekologi dan lingkungan ,kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi,serta globalisasi dan demokratisasi dengan
semangat kemitraan dan kerja sama lintas sektoral . Penekanan diberikan pada
peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan preventif
Demam Berdarah masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia
terutama di wilayah tropis dan subtropics tidak terkecuali di Indonesia. Sebagai salah
satu Negara endemis DBD. Sejak pertama kali kasus DBD di laporkan pada tahun
1968 di Jakarta dan Surabaya angka kesakitan DBD semakin menunjukkan tre
peningkatan dari tahun ke Tahun dan wilayah penyebarannya semakin meluas .
Dalam upaya pencegahan dan pengendalian Penyakit Demam
Berdarah di Puskesmas Nogosari diperlukan Pedoman sebagai petunjuk
pelaksanaan kegiatan .
Semoga dengan Pedoman ini dapat bermanfaat bagi petugas maupun lintas program
dalam rangka penanganan penyakit Demam Berdarah Dengue.

Penyusun.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang……………………………………………………..
B. Tujuan………………………………………………………...
C. Ruang Lingkup………………………………………………
D. Batasan Operasional……………………………………….
E. Landasan Hukum…………………………………………..
BAB II STANDART KETENAGAAN…………………………………
A. Kualifikasi Sumber Daya Manuasia ………….................
B. Distribusi Ketenagaan ...…………………………………..
C. Jadwal Kegiatan .,………………………………………….
BAB III STANDART FASILITAS………………………………………
A. Denah Ruang ………………………………………………
B. Standart Fasilitas ………………………………………….
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN………………………………
A. Prosedur Pelaksanaan…………………………………….
BAB V LOGISTIK ……………………………………………………..
BAB VI KESELAMATAN SASARAN…………………………………
BAB VII PENGENDALIAN MUTU…………………………………….
BAB VIII PENUTUP……………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang.
Demam Berdarah Dengue ( DBD ) adalah penyakit infeksi virus akut
yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditandai dengan Demam tinggi 2-7
hari disertai dengan manifestasi perdarahan , penuurunan trombosit , adanya
hemokonsentrasi yang ditandai kebocoran plasma ( peningkatan hematokrit ,
asites,efusi pleura,hipoalbuminemia ). Dan Dapat disertai gejala – gejala yang
tidak khas seperti nyri kepala,nyeri otot& tulang,ruam kulit atau nyeri belakang
bola mata .
Di Indonesia DBD berfluktuasi setiap tahunnya cenderung semakin
meningkat angka kesakitannya dan sebaran wilayah yang terjangkit yang
semakin meluas .
DBD diperkirakan akan masih cenderung meningkat dan meluas sebarannya
Hali ini karena vector penular DBD masih tersebar luas baik ditempat
pemukiman maupun di tempat – tempat umum.Selain itu kepadatan
penduduk,mobilitas penduduk,urbanisasi yang semakin meningkat .
Faktor- factor lain yang mempengaruhi penyebar luasan DBD antara lain
adalah :
 Perilaku masyarakat
 Perubahan iklim
 Pertumbuhan ekonomi
 Ketersedian air bersih .
Diwilayah Kecamatan Nogosari angka kesakitan penyakit DBD masih
tergolong tinggi bahkan dari tahun ke tahun kasih DBD semakin meningkat
dan terjadi pula kasus kematian DBD.Peningkatan Desa Endemis dan Angka
Bebas Jentik yang masih kurang 95 % serta peran serta masyarakat yang
kurang dalam melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN ) akan
sangat berpengaruh terhadap peningkatan kasus DBD di Nogosari .
Sampai saat ini belum ditemukan obat atau vaksin yang spesifik , tetapi
bila pasien berobat secara dini dan mendapatkan penatalaksaan yang
adekuat umumnya kasus – kasus ini dapat di selamatkan .
Cara yang dilakukan saat ini dengan menghindari atau mencegah
gigitan nyamuk penularnya .Oleh karena itu upaya pengendalian DBD yang
tepat saat ini adalah upaya pemberantasan sarang nyamuk / PSN melalui
pemberdayaan masyarakat dan lintas sector lainnya .
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah
Dengue ini adalah untuk menjadi petunjuk bagi petugas di Puskesmas
Nogosari dalam melakukan kegiatan dalam rangka untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian DBD di wilayah Kecamatan Nogosari
2. Tujuan Khusus
Tercapainya ABJ di masyarakat > 95 %
Peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit DBD dan upaya
pencegahan yang dilakukan.
Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehar serta kemandirian
masyarakat menciptakan lingkungan yang sehat serta bebas dari DBD .
C. Ruang Lingkup Pelayanan
1. Surveilans penyakit DBD.
2. Diagnosis dan tata laksana kasus
3. Pengendalian vector DBD
4. Kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB
D. Batasan Operasional .
Surveilans Demam Berdarah Dengue adalah proses pengamatan,
pengumpulan, pengolahan, analisis,dan interpelasi data, serta
penyebarluasan informasi kepada pemegang kebijakan penyelenggara
program kesehatan dan stakholder terkait secara sistematika dan terus
menerus tentang situasi DBD .
Demam berdarah dengue ( DBD ) adalah demam 2-7 hari disertai
dengan manifestasi perdarahan jumlah trombosit < 100.000/mm3 ,adanya
tanda kebocoran plasma dan atau efusi pleura .
Pengendalian Vektor adalah upaya menurunkan faktor resiko penularan
oleh vector dengan meminimalkan habitat perkembangbiakan vector
menurunkan kepadatan dan umur vector ,mengurangi kontak antara vector
dengan manusia serta memutus mata rantai penularan penyakit.
Kewaspadaan dini DBD adalah suatu upaya kewaspadaan yang berupa
pemantauan / surveilans terhadap kemungkinan peningkatan kasus dan atau
faktor resiko DBD .
E. Landasan Hukum .
1. Undang – undang N0.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan .
2. Peraturan menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Mas
BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

B. Distribusi

C. Jadwal kegiatan

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Ruang sanitasi mempunyai ruang tersendiri sehingga memberikan
privasi kepada pasien / client untuk dapat berkonsultasi kepada petugas
dengan nyaman .Selain itu petugas juga lebih mudah dan nyaman ketika
menyusun program maupun menyusun laporan upaya pelayanan kesehatan
lingkungan .

UNIT R.TUNGGU UNIT


RAWAT JALAN RAWAT JALAN

R.LAKTASI R.GIZI R.TB

R.PROMKES

TOILET R.KLINIK R.IMUNISASI


SANITASI
R.FISIOTERAPI

B. Standar Fasilitas
Peralatan yang terdapat di bagian kesehatan lingkungan berupa :
1. Blangko PE DBD,Leptospirosis,
2. Blangko Pemantauan Jentik Berkala
3. Senter
4. Alat tulis
5. Leaflet
6. Komputer

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Tata laksana Upaya Kesehatan Lingkungan
1. Petugas penanggung jawab : Sanitarian
2. Perangkat kerja
a. Blangko Inspeksi kesehatan lingkungan
b. Blangko PJB
c. Peralatan sampling air
d. Alat tulis
e. Leaflet / brosur
f. Komputer / laptop
g. Senter
h. Blangko STBM
3. Tata laksana
a. Tujuan Umum
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan untuk mewujud-
kan lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari
segala kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan
gangguan dari bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga
dan masyarakat yang lebih baik .
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat
mencapai derajat kesehatan yang optimal .
2) Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikutsertaan sector
lain yang bersangkutan , serta bertanggung jawab atas upaya
peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup .
3) Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan
lingkungan dan pemukiman yang berlaku .
4) Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan
dalam peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman .
5) Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi
perumahan , kelompok masyarakat , tempat tempat umum , tempat
pengelolaan makanan / minuman , Industri rumah tangga, dan
tempat pembuangan sampah.

B. Kegiatan
Kegiatan – kegiatan utama kesehatan lingkungan yang dilakukan di
Puskesmas meliputi :
1. Penyehatan kualitas air bersih dan air minum.
2. Penyehatan TPM ( Tempat Pengelolaan Makanan dan Minuman ) dan
Industri rumah tangga ( IRT )
3. Penyuluhan kesehatan lingkungan.
4. Pemicuan STOP BABS dan pemberdayaan masyarakat menuju desa
STBM.
5. Penyehatan pemukiman dan sarana sanitasi jamban dan SPAL.
6. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah .
7. Pengawasan sanitasi Tempat – tempat umum .
8. Klinik sanitasi .

BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistic untuk pelaksanaan kegiatan program


kesehatan lingkungan direncanakan dalam pertemuan mini lokakarya
Puskesmas sesuai dengan tahapan dan kebutuhan yang akan dilaksanakan .

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN DAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan program


kesehatan lingkungan perlu diperhatikan keselamatan sasaran dan
keselamatan kerja karyawan dan lintas sector terkait dengan melakukan
identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan . Upaya pencegahan resiko dilakukan untuk tiap – tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan .

Anda mungkin juga menyukai