Anda di halaman 1dari 4

PEDOMAN DHF

PUSKESMAS KREBET

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemoragi
Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Sindrom renjatan dengue
(dengue shock syndrome) adalah DHF disertai dengan renjatan/shock 2. Dengue adalah
athropod-borne viral (arboviral) yang paling sering menyerang manusia. Secara global, 2,5-3
miliar jiwa yang tinggal di 112 negara tropis dan subtropis memiliki risiko untuk terserang
demam dengue dan demam berdarah dengue. Setiap tahun sekitar 50-100 juta jiwa terinfeksi
virus ini 4.
Virus dengue ditransmisikan melalui nyamuk betina yang kebanyakan dengan spesies
Aedes aegypti, maupun Aedes albopictus walaupun lebih jarang. Penyakit ini menyebar di
seluruh wilayah tropis, yang dipengaruhi dengan keadaan cuaca lokal seperti curah hujan, suhu,
dan juga tingkat populasi yang tidak terjaga jumlahnya. Penyakit demam berdarah dengue
dikenal pertama kali pada tahun 1950-an, dimana pada saat itu menjadi epidemi di Filipina dan
Thailand. Saat ini dengue sudah menyebar hampir keseluruh negara-negara Asian dan Amerika
latin dan menjadi salah satu penyebab tersering rawat inap dan kematian pada anak-anak di
negara-negara tersebut6.
Insidensi penyakit ini meningkat secara signifikan di seluruh dunia dalam dekade terakhir
ini, dari laporan WHO, pada tahun 2010 terjadi hampir 2,4 juta kasus demam berdarah dengue
yang dilaporkan. Meskipun pelaporan ini tidak tercatat dengan baik, tetapi angka ini
menunjukkan peningkatan jumlah kasus DBD yang tajam dibandingkan dengan jumlah laporan
kasus pada tahun – tahun sebelumnya6.
Indonesia sendiri adalah salah satu daerah endemis DBD. Dari data tahun 1968-2007
diperoleh kecendrungan peningkatan insidens DBD. Sejak tahun 2004, Indonesia merupakan
negara dengan laporan kasus infeksi virus dengue terbanyak. Peningkatan ini diiringi dengan
penurunan mortalitas DBD dari 3,4% (1985) menjadi 1% (2006). Berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) 2007, prevalensi DBD tersebar di Indonesia dengan nilai 0,6%. Prevalensi
tertinggi diperoleh pada kelompok umur dewasa muda (25-34 tahun) sebanyak 0,7% dan
terendah pada bayi (0,2%) 2.
Semakin tingginya angka kejadian penyakit demam berdarah dengue ini di Indonesia
bahkan di dunia, menjadikan latar belakang penulis mengangkat penyakit ini untuk dibahas
dalam laporan kasus ini.

I.1 Definisi
Demam Dengue dikenal juga dengan “break bone fever” ditandai dengan demam onset akut 3-
14 hari setelah terinfeksi nyamuk3. Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD)
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Sindrom renjatan dengue (dengue shock
syndrome) adalah DBD disertai dengan renjatan/shock 2.

B. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan hidup sehat bagi
setiap masyarakat agar terhindar dari penyakit DBD melalui terciptanya masyarakat yang
hidup dengan perilaku dan lingkungan yang sehat terbatas dari penyakit DBD, serta
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata.

2.2 Tujuna Khusus

1. Memutus mata rantai perkembang biakan nyamuk


2. Angka kejadian DBD manurun
3. Memantau seberapa luas penularan penyakit DBD
4. Membunuh jentik nyamuk sebelum menjadi nyamuk
5. Membunuh nyamuk dalam ruanglingkup besar

C. Sasaran
Sasaran adalah seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Krebet kecamatan
Pilangkenceng yang mempunyai faktor resiko tinggi terhadap penyebaran penyakit Demam
Berdarah Dengue.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Jumlah tenaga  disesuaikan dengan sasaran yang ada. Tenaga pelaksana program


pemberantasa penyakit DBD ini terdiri atas tenaga paramedis, non paramedis dan  kader
dengan tugas sebagai berikut:

a. Tenaga Kesehatan
 Tenaga paramedis untuk memeriksa kesehatan masyarakat baik penderita DBD
maupun yang belum menderita DBD.
 Tenaga non paramedis untuk mencatat, membantu mengisi  kartu, menyiapkan
sarana pelayanan,dll.
b. Kader bertugas:
 Pendataan sasaran
 Penyuluhan
 Menyiapkan tempat pelayanan

B. Jadwal Kegiatan

Kegiatan ini  dilaksanakan di kelurahan UPT Krebet Kecamatan Pilangkenceng selama 4


minggu pada tanggal 1-28 Desember 2011.

BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan

1. PSN (PemberantasanSarangNyamuk)
2. Penyuluhan DBD
3. Penatalaksaan penderita DBD
4. Pencatatan dan pelaporan kasus DBD
5. Pelaksanaan PE
6. Pemberian abate
7. Pelaksanaan fogging

B. Metode

Karena titik berat program pemberantasan penyakit DBD adalah penggerakan masyarakat
melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD meliputi:
1. Menyelanggarakan penyuluhan kepada masyarakat agar mampu secara mandiri
mencegah penyakit DBD.
2. Penggerakan masyarakat dalan pemberantasan sarang nyamuk DBD melalui
kerjasama lintas program yang dikoordinasikan oleh kepala wilayah/daerah.
3. Melakukan tindakan kewaspadaan dini kasus/KLB-DBD.
4. Melaksanakan pengobatan/pertolongan penderita DBD di RS dan puskesmas.
5. Melaporkan segera bila ditemukan kasus DBD
6. Menanggulangi secepatnya KLB-DBD agar penyebaran dapat dibatasi. 

BAB IV

LOGISTIK

1. Prosedur Penyediaan Alat dan obat (bubuk abate)


a. Pengertian Penyediaan Alat Kesehatan dan Obat ( bubuk abate) adalah
permintaan obat dan alat untuk melakukan identifikasi
b. Prosedur : dilakukan identifikasi ke rumah-rumah penduduk di wilayah
Puskesmas Krebet (di desa yang telah di tentukan), laukukan pencataan
setiap kegiatan,

KEPALA UPT PUSKESMAS KREBET,

ERLINA SRI ORBANINGWATI

Anda mungkin juga menyukai