Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KOTA

BANJARMASIN
PUSKESMAS
BANJARMASIN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENATALAKSANAAN


PENYAKIT DEMAM BERDARAH (DBD)
No. 21. 185 /KAK/V.2.1.4/UKM/TD/2018

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit demam berdarah atau Dengue Hemorrhagic
Fever (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
dan aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk terdapat hampir
diseluruh pelosok Indonesia, kecuali ditempat tempat
ketinggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan air laut.
Penyakit DBD pertama kali di Indonesia ditemukan
disurabaya pada tahun 1968 akan tetapi konfirmasi virologist
baru didapat pada tahun 1972. Sejak itu penyakit tersebut
menyebar keberbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980
seluruh propinsi di Indonesia kecuali Timor timur telah
terjangkit penyakit. Sejak pertama kali ditemukan, jumlah
kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam
jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara
sporadic selalu terjadi KLB setiap tahun.
Meningkatnya Jumlah Kasus serta bertambahnya wilayah
yang terjangkit, disebabkan karena makin baiknya sarana

1
transportasi penduduk, adanya pemukiman, baru, kurangnya
perilaku masyarakat terhadap pemberantasan sarang
nyamuk,terdapatvektor nayamuk hamper diseluruh pelosok
tanah air serta adanya empat sel tipe virus yang bersirkulasi
sepanjang tahun. Sedangkan nyamuk aedes aegypti masih
tersebar luas dipelosok tanah air.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran, kemauan hidup sehat bagi
setiap masyarakat agar terhindar dari penyakit DB melalui
terciptanya masyarakat yang hidup dengan perilaku dan
lingkungan yang sehat terbebas dari penyakit DBD, serta
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu dan merata.

2. Tujuan Khusus
Kewaspadaan dini terhadap penyakit DBD dengan
melaksanakan surveilans vector guna mencegah dan
membatasi agar tidak terjadi KLB/ wabah serta memutus
mata rantai penularan demam berdarah.

II. TATA NILAI KEGIATAN


Tata Nilai tersebut adalah ; PRIMA
a. Profesional : Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik.
b. Ramah : Memiliki sikaf yang sopan dan santun kepada
seluruh masyarakat dan rekan sekerja.

2
c. Inovatif : Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri
dengan ide-ide kreatif serta memberi terobosan bagi
peningkatan pelayanan kesehatan.
d. Malu : Memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya.
e. Akuntabel : Memberikan pelayanan kesehatan sesuai
pedoman dan standar pelayanan yang ditetapkan, dapat
diukur dan di pertanggung jawabkan.

III. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR SEKTOR


Lintas program terkait ruang BP anak dan dewasa yang
menemukan penderita panas beberapa hari yang di duga
tersangka DBD, dan ruang laboratorium untuk pemeriksaan
darah dan petugas penyuluhan.
Lintas sektor yang terkait, warga masyarakat, ketua RT, Kader
Jumantik, Sekolah dan Kelurahan.( Peran LS Terlampir )

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. Tahap persiapan ( kewaspadaan dini )
1. Pelacakan kasus
2. Survei jentik
3. Penyuluhan
B. Tahap pelaksanaan ( Penanggulangan KLB )
1. Fogging
2. Abatesasi
3. Monitoring dan Evaluasi

V. STRATEGI

3
Karena titik berat program pemberantasan penyakit DBD
adalah menggerakkan masyarakat melalui Pemberantasan
Sarang Nyamuk DBD meliputi :
A. Menyelenggarakan penyuluhan kepada masyarakat agar
mampu secara mandiri mencegah penyakit DBD.
B. Melakukan tindakan kewaspadaan dini kasus KLB-DBD
C. Melaksanakan pengobatan / pertolongan penderita DBD di
Puskesmas.
D. Menanggulangi secepatnya KLB-DBD agar penyebaran
dapat dibatasi.

VI. SASARAN
Sasaran adalah seluruh masyarakat diwilayah kerja
Puskesmas yang mempunyai fsktor risiko tinggi terhadap
penyebaran penyakit demam berdarah dengue.

VII.TEMPAT PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilaksanakan diwilayah kerja Puskesmas

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN.


Kegiatan dilakukan sesuai dengan kejadian / laporan kasus

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.


Evaluasi dilakukan secara bertahap, evaluasi hasil kegiatan
berupa :
a. Jumlah penderita DBD yang diberikan pengobatan dan
penyuluhan resiko tinggi.
b. Jumlah desa yang difogging
c. Masalah pendistribusian bubuk abate
d. Masalah masalah lain

Anda mungkin juga menyukai