Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SOSIALISASI

GERAKAN 1 RUMAH 1 JUMANTIK

I. PENDAHULUAN
DBD adalah penyakit menular yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti dan aedesalbopictus yang sebelumnya telah terinfeksi virus dengue dari
penderita DBD lainnya terutama menyerang anak2, ditandai dengan panas tinggi,
perdarahan dan dapat menimbulkan kematian. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit
yang dapat menimbulkan wabah.
Dengue merupakan penyakit dengan penyebaran tercepat di seluruh dunia melaui
perantaraan nyamuk (kebanyakan oleh Aedes Aegypti betina, dan sedikit oleh Aedes
Albopictus betina). Nyamuk ini paling cepat berkembang di dunia yang telah
menyebabkan hampir 390 juta orang terinfeksi setiap tahunnya dan Indonesia termasuk
negara ke-2 dengan kasus DBD terbesar diantara 30 negara atau wilayah endemis. Pada
tahun 2015, penderita demam berdaran di 34 propinsi di Indonesia sebanyak 129.179
orang, yang dimana 1.240 diantaranya meninggal dunia.
Sering kita mendengar orang meninggal karena penyakit DBD (Demam
Berdarah Dengue). Dan faktanya bukan hanya menyerang pada anak-anak tapi juga
semua usia. Dan WHI mencatat bahwa pada tahun 1970 hanya ada 9 negara yang
memiliki endemik DBD, namun sekarang sudah menjadi endemik di lebih dari 100
negara. Endemik adalah suatu keadaan dimana penyakit secara menetap berada dalam
masyarakat  pada suatu tempat atau populasi tertentu. Itu artinya, penyebarannya juga
semakin meluas. Melihat kenyataan inilah Direktorat Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) menyampaikan pendekatan terbaru
dalam rangka pencegahan Hari Dengue Se-ASEAN atau ASEAN Dengue Day (ADD)
2016 yaitu Bergerak Bersama Cegah DBD Melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumatik.
II. LATAR BELAKANG
Pengendalian penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) telah diatur dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581/MENKES/SK/VII/1992 tentang
Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah dan Keputusan Menteri Kesehatan nomor 92
tahun 1994 tentang perubahan
atas lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581/ MENKES/SK/1992,
dimana menitikberatkan pada upaya pencegahan dengan gerakan pemberantasan sarang
nyamuk (PSN) selain penatalaksanaan penderita DBD dengan memperkuat kapasitas
pelayanan kesehatan dan sumber daya, memperkuat surveilans epidemiologi dan
optimalisasi kewaspadaan dini terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.
Upaya pemberdayaan masyarakat dengan melaksanakan kegiatan PSN 3M Plus
harus secara serius dilaksanakan dengan komitmen bersama semua lintas sektor yang
terkait. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keberhasilan pengendalian DBD dan
mencegah terjadinya peningkatan kasus atau KLB, maka diperlukan adanya Juru
Pemantau Jentik (Jumantik) dalam melakukan pengawasan dan penyuluhan kepada
masyarakat agar melakukan PSN dengan 3M plus.

III. TUJUAN :
A. Tujuan Umum :
Mengendalikan populasi nyamuk Aedes Aegepty sehingga penularan
Arbovirus dapat dicegah atau dikurangi.
B. Tujuan Khusus :
1) Menurunnya Populasi nyamuk Aedes Aegepty.
2) Menurunnya jumlah kasus DBD.
3) Menurunnya jumlah kematian pada kasus DBD.
4) Menyempitnya penyebarluasan kasus DBD.

IV. MATERI
Terlampir

V. METODE
1. Ceramah

2. Tanya jawab
VI. KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan dalam bentuk penyampaian materi atau ceramah
oleh pembicara dan tanya jawab:
1. Pelaksana : Nara sumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti

2. Tempat : Gedung Serba Guna Kantor Camat Rangsang Barat

3. Waktu : 09.00 - 12.00 WIB

VII. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Menentukan waktu dan tempat kegiatan

2. Menentukan tempat pembicara

3. Menyiapkan materi dan peralatan penyuluhan

4. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal yang ditentukan

VIII. SASARAN
1. Kepala Desa

2. Kader Jumantik

3. Bidan Desa

4. Tokoh Masyarakat

IX. MATERI DAN DAFTAR HADIR


Terlampir

Anda mungkin juga menyukai