Anda di halaman 1dari 17

BAB 2.

TINJAUAN TEORI

2.1 PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)


2.2.1 Definisi
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau disebut Dengue
Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada
pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga
mengakibatkan perdarahan perdarahan. Demam berdarah merupakan
penyakit demam akut terutama menyerang pada anak-anak. Gejala
yang ditimbulkan biasanya dengan manifestasi perdarahan dan
bertendensi menimbulkan shock yang dapat menimbulkan kematian
(Yusriana, 2016).

Sedangkan menurut Wanti, dkk (2019) Dengue Hemorrhagic Fever


(DHF) adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti betina yang terinfeksi oleh virus dengue, hal ini menjadi suatu
permasalahan terhadap suatu beban penyakit, tingkat kematian yang
tinggi, kemiskinan, dan beban social dunia terutama pada daerah-
daerah intropis dan subtropic yang menjadi masalah dunia. Demam
berdarah ringan menyebabkan demam tinggi dan gejala seperti flu.
Bentuk demam berdarah yang parah, juga disebut demam berdarah
dengue, dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan
darah (syok) dan kematian yang tiba-tiba (Mayoclinic, 2020).
2.2.2 Penyebab

Menurut (Yusoff, 2018) DHF diketahui disebabkan oleh virus


dengue. Virus dengue merupakan RNA virus dengan nukleokapsid
ikosahedral dan dibungkus oleh lapisan kapsul lipid. Virus ini
termasuk kedalam kelompok arbovirus B, famili flaviviridae, genus
flavivirus. Virus dengue mempunyai 4 serotipe, yaitu DEN 1, DEN 2,
DEN 3, DEN 4. Vektor utama dengue di Indonesia adalah Aedes
aegypti betina, disamping pula Aedes albopictus betina. Adapun faktor
yang memperngaruhi terjadinya DHF menurut Mayoclinic (2020)
yakni :
1. Tinggal atau bepergian di daerah tropis. Berada di daerah tropis
dan subtropis meningkatkan risiko Anda terpapar virus penyebab
demam berdarah. Terutama daerah berisiko tinggi adalah Asia
Tenggara, kepulauan Pasifik barat, Amerika Latin, dan Karibia.
2. Memiliki riwayat dengan Dengue Hemorrhagic Fever akan lebih
mudah untuk Kembali terkena DHF tersebut.
2.2.3 Fase
Menurut (Nisa dkk, 2013) Dilihat dari derajatnya DBD mempunyai 4
derajat spektrum klinis yaitu :

a. Derajat I
Demam disertai dengan gejala yang tidak spesifik, satu-satunya
manifestadi hemoragik adalah dengan tes tourniquet positif dan terlihat
mudah memar atau apabila terjadi demam dengan uji bendung positif.
b. Derajat II
Apabila terdapat tanda derajat I disertai perdarahan spontan di kulit
atau perdarahan lain.
c. Derajat III
Apabila ditemui kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekan
nadi menurun (< 20mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang lembab
dan pasien menjadi gelisah.
d. Derajat IV
Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak
dapat diukur. Derajat IV / stadium syok atau Dengue Syok Syndrom
(DSS) ini terjadi pada hari ke 3,4 dan 5 serangan panas pada infeksi
virus dengue. Pada masa ini merupakan masa kritis yang sering kali
orang tua penderita atau penderita sendiri kurang menyadarinya.
2.2.4 Pencegahan

Demam berdarah merupakan penyakit yang


menyebabkan kematian, beban ekonomi dan sosial dan
perlu adanya tindakan pencegahan. Pencegahannya
dapat dilakukan pada diri sendiri serta pada lingkungan.
Beberapa prinsip dalam pencegahan DBD adalah
sebagai berikut (Wirakusuma, 2016) :
a. Memutus rantai penularan dengan mengendalikan
vector yaitu nyamuk Aedes aegypti

b. Melakukan pemberantasan pada sarang nyamuk di


pusat daerah penyebaran dan penularan DBD yang
tinggi seperti di lingkungan rumah dengan penduduk
yang padat.
Berdasarkan data yang didapat dari WHO, terdapat
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
DBD, yang terdapat dalam Dengue Guidelines For
Diagnosis, Treatment, Prevention and Control antara lain
:
a. Manajemen berbasis lingkungan

Kegiatan manajemen berbasis lingkungan yang dapat


dilakukan adalah program PSN dengan 4M Plus.
Kegiatan 4M Plus antara lain yaitu yang pertama
menguras secara teratur seminggu sekali, yang kedua
menutup rapat tempat penampungan air serta
menimbun sampah yang berpotensi sebagai tempat
berkembang biaknya jentik, yang ketiga mengubur
kaleng bekas, plastik, dan barang bekas lainnya yang
dapat menampung air hujan sehingga tidak menjadi
sarang nyamuk, dan yang terakhir adalah memantau
tempat-tempat yang dapat menampung air. Untuk
“Plus”nya yang dapat dilakukan adalah menaburkan
bubuk abate pada bak penampungan air yang sulit kita
jangkau, meletakkan baju setelah pakai di bak tertutup
bukan digantung, memakai lotion nyamuk tidak hanya
dimalam hari, memakai kelambu saat tidur,
menggunakan insektisida pada ruangan, memasang
kawat kasa di jendela dan ventilasi, menanam
tumbuhan pengusir nyamuk dan memelihara ikan
pemakan jentik.
b. Kontrol biologis

Untuk memutus siklus hidup nyamuk dapat dilakukan


dengan membasmi vector pada tahap jentik dengan
memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
c. Manajemen secara kimiawi

Manajemen secara kimiawi dilakukan dengan


pengasapan/fogging yang berguna untuk membunuh
nyamuk dewasa, sedangkan untuk membunuh jentik
nyamuk menggunakan bubuk abate.
BAB 3. PENGKAJIAN KOMUNITAS

Strategi Tindakan Keperawatan untuk Memenuhi Wawasan dan Simulasi


Kesehatan pada Kader Kesehatan dan Pencegahan Nyamuk di Desa Tegal
Besar Kelurahan Kaliwates.

Nama Kegiatan : Pendidikan Kesehatan dan Pemeriksaan Jentik di daerah


Tegal Besar Kelurahan Kaliwates
Hari/Tanggal : Jumat, Sabtu, Minggu/ 7,8,9 Mei 2021
Jam : 07.30 WIB s/d selesai
Tempat : Perumahan Tegal Besar Permai, dan lingkungan Condro
Kaliwates.

Data Subjektif :
1. Perawat penanggung jawab program PSN Puskesmas Kaliwates
mengatakan terdapat laporan bahwa beberapa warga PKM Kaliwates
terkena positif DBD.
2. Perawat penanggung jawab program PSN Puskesmas Kaliwates
mengatakan bahwa jumlah penderita BDB di wilayah PKM Kaliwates
sebanyak 35 kasus
3. Perawat puskesmas penanggung jawab PSN mengatakan Angka Bebas
Jentik (ABJ) di wilayah kerja Puskesmas Kaliwates pada bulan januari-
april 2021 masih 90%, angka masih dibawah normal yakni minimal 95%.
4. Perawat Puskesmas mengatakan pelaksanaan PSN dilakukan setiap 1
minggu sekali, masing-masing kader kesehatan bertanggungjawab atas 10
rumah untuk dilakukan pemeriksaan jentik.

Data Objektif :
1. Hasil identifikasi jentik menemukan dari 50 rumah pada daerah Kaliwates
yang dikunjungi terdapat 4 rumah dengan positif jentik yang berada di
kamar mandi maupun di bawah dispenser, di daerah Tegal Besar Permai
dari 20 rumah yang diperiksa terdapat 2 rumah positif jentik.
2. Banyak rumah warga yang berdempetan dengan tetangga sebelah, dan
masih banyak rumah minim pencahayaan.
3. Rumah yang positif jentik rata-rata kondisi temboknya lembab
4. Dari kunjungan PSN pada hari jumat tanggal 7 Mei 2021 sampai hari
minggu tanggal 9 Mei 2021 didapatkan 6 rumah ABJ (90%)
3.7 Analisa Data Keperawatan Kesehatan Komunitas
Data Subjektif Etiologi Masalah
1. Perawat penanggung jawab Ketidakpatuhan Koping
program PSN Puskesmas Kaliwates perilaku 4M pada Komunitas
mengatakan terdapat laporan bahwa warga tidak efektif
beberapa warga PKM Kaliwates 
terkena positif DBD. Terdapat beberapa
2. Perawat penanggung jawab rumah warga yang
program PSN Puskesmas Kaliwates positif jentik
mengatakan bahwa jumlah 
penderita BDB di wilayah PKM Dari 70 rumah warga
Kaliwates sebanyak 35 kasus terbagi 2 daerah
3. Perawat puskesmas penanggung ditemukan 6 rumah
jawab PSN mengatakan Angka positif jentik
Bebas Jentik (ABJ) di wilayah kerja 
Puskesmas Kaliwates pada bulan Nilai ABJ di
januari-april 2021 masih 90%, Kaliwates 90%
angka masih dibawah normal yakni masih dibawah angka
minimal 95%. normal yakni 95%
4. Perawat Puskesmas mengatakan 
pelaksanaan PSN dilakukan setiap 1 Koping Komunitas
minggu sekali, masing-masing tidak efektif
kader kesehatan bertanggungjawab
atas 10 rumah untuk dilakukan
pemeriksaan jentik.
Data Objektif
1. Hasil identifikasi jentik menemukan
dari 50 rumah pada daerah
Kaliwates yang dikunjungi terdapat
4 rumah dengan positif jentik yang
berada di kamar mandi maupun di
bawah dispenser, di daerah Tegal
Besar Permai dari 20 rumah yang
diperiksa terdapat 2 rumah positif
jentik.
2. Banyak rumah warga yang
berdempetan dengan tetangga
sebelah, dan masih banyak rumah
minim pencahayaan.
3. Rumah yang positif jentik rata-rata
kondisi temboknya lembab
4. Dari kunjungan PSN pada hari
jumat tanggal 7 Mei 2021 sampai
hari minggu tanggal 9 Mei 2021
didapatkan 6 rumah ABJ (90%)

3.8 Diagnosa Keperawatan


Koping komunitas tidak efektif pada warga daerah kaliwates dan
tegal besar permai mengenai kesehatan lingkungan (jentik
nyamuk).
3.9 Intervensi Keperawatan

Pengembangan Kesehatan
Masyarakat Observasi
1. Identifikasi potensi atau aset dalam masyarakat terkat isu
yang dihadapi
2. Identifikasi kekuatan dan partner dalam pengembangan
kesehatan
Terapeutik
1. Libatkan anggota masyarakat untuk meningkatkan
kesadaran terhadap isu dan masalah kesehatan yang
dihadapi
2. Libatkan masyarakat dalam musyawarah untuk
mendefinisikan isu kesehatan dan mengembangakan
rencana kerja
3. Libatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan
implementasinya
4. Kembangkan strategi dalam manajemen konflik
5. Persatukan masyarakat dalam cita-cita komunitas yang sama
6. Bangun komitmen antar anggota masyarakat

Rencana Kegiatan :
Topik : Pendidikan Kesehatan mengenai DBD dan Cara
pencegahannya
Sasaran : Kader kesehatan daerah Kaliwates dan Tegal Besar
Waktu : 08.30 – 09.00 WIB
Tempat : Posyandu Aster 29 daerah Kaliwates dan Posyandu Aster
10 daerah Tegal Besar
Standar Kompetensi : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan
mengenai DBD dan cara pencegahannya diharapkan kader dapat
mengetahui dan memahami informasi dengan baik, dan
Menerapkan dan menyebarluaskan informasi mengenai 4M kepada
warga
1)Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, kader kesehatan
mampu untuk :
a. Mengetahui dan memahami apa itu DBD
b. Mengetahui dan memahami tanda gejala DBD
c. Mengetahui dan memahami penyebab DBD
d. Mengetahui dan memahami cara pencegahan DBD
2)Pokok Bahasan
3) Alokasi waktu : 50 menit
4) Media : flyer dan kuesioner
5) Model pembelajaran : ceramah dan diskusi
6) Landasan pokok :
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengidentifikasi pilihan tindakan
c. Menetapkan tindak lanjut
7) Setting tempat (kegiatan secara luring)

Keterangan :
: Pemateri
: Peserta

10) Persiapan

a. Koordinasi dengan perawat penanggungjawab


PSN, bidan wilayah, dan juga kader Aster 29
dan Aster 10
b. Menyiapkan media flyer dan kuesioner.

Proses Tindakan Waktu


Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta
Pendahuluan 1. Memberikan salam pembuka 1. Membalas salam 15 menit
2. Perkenalan 2. Memperhatikan
3. Menjelaskan maksud tujuan 3. Memberi respon
umum dan tujuan khusus
kegiatan pendidikan
kesehatan
4. Menanyakan kesedian
peserta dan kontrak
waktu
5. Melakukan pre-test
Penyajian Menjelaskan tentang : 1. Memperhatikan 20
1. Mengetahui dan dan memberi menit
memahami pengertian tanggapan
DBD 2. Bertanya dan
2. Mengetahui dan memberikan
memahami tanda gejala tanggapan
DBD mengenai materi
3. Mengetahui dan yang
memahami risiko-risiko disampaikan
yang dapat menyebabkan
DBD
4. Mengetahui dan
memahami cara
pencegahan DBD
Penutup 1. Memberikan evaluasi 2. Menanyakan 15 menit
subjektif hal yang dirasa
2. Memberikan evaluasi belum
obyektif dengan dimengerti
pemberian post-test 2. Memperhatikan
3. Memberikan serta
reinforcement positive menanggapi
4. Memberikan kesempatan 3. Membalas
kembali untuk bertanya salam
5. Menutup kegiatan (ucapan
terima kasih dan salam)

8) Evaluasi
a. Apakah pengertian DBD ?
b. Apa saja tanda gejala DBD ?
c. Apa saja risiko terjadinya DBD ?
d. Bagaimana cara mencegah penularan DBD ?
RENCANA DAN IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Rencana Intervensi Implementasi
Koping komunitas Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan (I. 12383) Edukasi Kesehatan (I. 12383)
tidak efektif asuhan keperawatan Observasi 1. Mengidentifikasi kesiapan
(D. 0096) selama 2x24 jam 1. Identifikasi kesiapan dan dan kemampuan
diharapkan koping kemampuan menerima menerima informasi terkait
komunitas dapat informasi terkait DBD dan DBD dan cara
menjadi efektif cara pencegahannya pencegahannya
dengan kriteria hasil : Terapeutik 2. Menyediakan materi dan
1. Partisipasi 1. Sediakan materi dan media media pendidikan kesehatan
masyarakat pendidikan kesehatan terkait DBD dan cara
dalam terkait DBD dan cara pencegahannya
pelaksanaan 4M pencegahannya 3. Memberikan kesempatan
plus dapat untuk bertanya
2. Berikan kesempatan untuk
meningkat 4. Menjelaskan faktor risiko
bertanya
2. Tingkat Angka yang dapat mempengaruhi
3. Jelaskan faktor risiko yang
Bebas Jentik kesehatan
dapat mempengaruhi
(ABJ) dapat 5. Mengajarkan perilaku hidup
kesehatan
meningkat sesuai bersih dan sehat
4. Ajarkan perilaku hidup
nilai target yaitu
bersih dan sehat
95%
3. Insiden masalah
DBD dapat
dicegah
Evaluasi Keperawatan :
Evaluasi pada diagnosa Koping komunitas tidak efektif
pada wilayah Puskesmas Kaliwates
Data Sujektif :
1. Kader posyandu mengatakan akan selalu memantau
dan mengingatkan terkait 4M kepada warga di
daerah nya.
2. Warga mengatakan akan membersihkan bak mandi
maksimal satu minggu sekali
3. Warga yang rumahnya positif jentik mengatakan
akan mencoba menerapkan 4M dan membersihkan
lingkungan halaman rumah
Data Objektif :
1. Kader bisa menjelaskan terkait pencegahan DBD
2. Semua warga sangat antusias terhadap pendidikan
kesehatan
3. Pengisian kuesioner pre dan post mendapatkan hasil
yang baik
Analisa : Masalah koping komunitas tidak efektif teratasi
sebagian
Planing : Lanjutkan Intervensi
1. Anjurkan rutin melakukan PSN seminggu sekali
2. Anjurkan melakukan kebersihan lingkungan rumah
dan menerapkan 4M disetiap rumah
Kriteria Evaluasi :
a. Evaluasi Struktur
1. Semua mahasiswa ikut serta mengikuti kegiatan
identifikasi jentik dan melakukan kegiatan PSN
pada tanggal 7,8,9 Mei 2021 pukul 08.30 WIB
sampai selesai
2. Semua mahasiswa melakukan koordinasi dengan
penanggung jawab kegiatan PSN dan pembimbing
klinik dalam melakukan pendidikan kesehatan pada
tanggal 7,8,9 Mei 2021 pukul 08.00 WIB sampai
selesai
b. Evaluasi Proses
1. Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan setelah
kegiatan identifikasi jentik dan kegiatan PSN
2. Pendidikan kesehatan dilakukan pada salah satu
rumah kader kesehatan di wilayah tersebut
c. Evaluasi Hasil
1. Hasil kuesioner pre dan post pemberian
pendidikan kesehatan tentang DBD kepada
kader menunjukkan hasil yang baik
2. Tidak ada kendala dari proses pendidikan
kesehatan tentang DBD.
BAB 4. PEMBHASAN
1. Pengkajian
Penyakit DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang
mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem
pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan perdarahan di dalam
tubuh.
2. Diagnosa
Berdasarkan data pengkajian yang telah dilaksanakan, ditegakkan diagnosa
keperawatan utama yang diambil yakni koping komunitas tidak efektif (D.
0096) berhubungan dengan ketidakadekuatan masyarakat dalam memecah
masalah, pengambilan diagnosa sesuai dengan data mayor dan minor yaitu
ketidakpatuhan masyarakat dalam menerapkan 4M plus dalam sehari-hari
serta hasil PSN menunjukkan angka bebas jentik (ABJ) masih 90% sehingga
dapat digunakan sebagai data penunjang dalam menegakkan diagnosa
keperawatan.
3. Intervensi
Edukasi Kesehatan (I. 12383)
Observasi
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi terkait DBD
dan cara pencegahannya
Terapeutik
1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan terkait DBD dan cara
pencegahannya
2. Berikan kesempatan untuk bertanya
3. Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
4. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
4. Implementasi
a. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan yang dilakukan yakni mengenai DBD dan
pencegahan DBD menggunakan 4M plus : menguras, menutup,
memanfaatkan, memantau, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk,
memasang kawat kasa pada setiap candela rumah, periksa tempat-tempat
penampungan air, meletakkan pakaian bekas pada wadah tertutup,
memberikan larvasida (abate) pada tempat penampungan air yang susah
dijangkau, menanam tanaman yang tidak disukai oleh nyamuk seperti
tanaman lavender atau tanaman sereh, dan kemangi, tanaman tersebut bisa
tumbuh subur di tanah jawa terutama kemangi dan sereh, kemangi
mengandung beberapa nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh seperti
protein, karbohidrat, antioksidan. Kandungan pada tanaman sereh yang
utama adalah minyak atsiri (Oleum citronellae) yang meliputi sitronelal
32-45%, geraniol 12-18%, sitronelol 11-15%, sitronrlol dan geraniol
merupakan bahan aktif yang tidak disukai oleh serangga, termasuk
nyamuk sehingga penggunaan bahan-bahan ini sangat bermanfaat sebagai
bahan pengusir nyamuk (Yunus, 2008). Semua masyarakat disarankan
untuk mengikuti semua kegiatan pendidikan kesehatan mengenai DBD
serta membersihkan lingkungan untuk menghindari perkembang biakan
nyamuk.
5. Evaluasi
Evaluasi dan rencana tindak lanjut pendidikan kesehatan tentang
penyakit DBD pada kader posyandu didapatkan hasil bahwa semua kader
posyandu bisa memahami mengenai informasi yang sudah disampaikan oleh
mahasiswa, serta pencegahan penyakit DBD pada masyarakat sekitar. Untuk
rencana tindak lanjut yakni melakukan foging kepada 20 rumah warga yang
lingkungan sekitarnya positf DBD maupun positif jentik. Rencana tindak
lanjut yang lain yaitu penanaman tanaman yang tidak disukai oleh nyamuk
seperti kemangi, dan sereh pada halaman masing-masing warga, khususnya di
daerah kaliwates dan tegal besar dimana jarak rumah dempet dan cahaya
matahari tidak bisa masuk ke dalam rumah.

Anda mungkin juga menyukai