DISUSUN OLEH :
dr. Nadhia Khairunnisa
PENDAMPING :
dr. Muvinda Yuningrum Putri
LATAR BELAKANG
Indonesia 🡪
pada Keluarahan Kali Baru di periode bulan
yang sama terdapat 115 kasus.
31.2% (2019);
30.4% (2018)
4
250
200
150
100
50
0
Cilincing Kalibaru Semper Semper Semper Semper Rorotan Marunda Sukapura
barat 1 barat 2 barat 3 Timur
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 92 tahun 1994 mengatur tentang PSN. Pada tahun
2015 diluncurkanlah Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) untuk menurunkan angka
penderita dan angka kematian akibat DBD melalui pembudayaan kegiatan PSN 3M Plus.
(Kemenkes, 2016)
Pengendalian vektor tersebut dapat dilakukan dengan adanya program Juru pemantau
jentik atau Jumantik yaitu adalah orang yang melakukan pemeriksaan, pemantauan dan
pemberantasan jentik nyamuk khususnya Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
6
Pada puskesmas kalibaru sendiri ABJ sudah melebihi capaian 95%, namun aporan jumantik tidak rutin diserahkan
pada puskesmas setiap bulan nya, laporan jumantik hanya diserahkan pada kelurahan. Oleh pemegang program juga
dirasa laporan jumantik tidak menggambarkan kondisi lapangan secara utuh, masih banyak tempat-tempat ataupun
titik yang tidak terawasi dengan baik, menyebabkan kerancuan pada pembacaan hasil perhitungan ABJ yang
didapatkan, masih belum tepatnya pencatatan dan kosongnya checklist laporan pemantauan dari jumantik menjadi
alasannya dibuatnya laporan mini project ini
7
BAB I. PENDAHULUAN
TUJUAN
Tujuan Umum
Mengevaluasi pengetahuan kader mengenai ABJ dan DBD serta pemahaman mereka
terhadap tugas kader jumantik yang bertugas pada wilayah kerja Puskesmas Kali Baru
Tujuan Khusus
1. Mengetahui masalah apa saja yang timbul pada pelaksanaan program angka bebas jentik (ABJ)
dalam upaya pemberantasan penyakit DBD di wilayah kerja puskesmas Kali Baru
2. Mengetahui kemungkinan penyebab masalah dari Program Angka Bebas Jentik (ABJ) dalam
pemberantasan penyakit DBD di wilayah kerja Puskesmas Kalibaru
3. Merumuskan alternatif penyelesaian masalah yang dihadapi kader jumantik dalam Program Angka
Bebas Jentik (ABJ) guna pemberantasan penyakit DBD di wilayah kerja Puskesmas Kali Baru
8
RUMUSAN MASALAH
MANFAAT
PENELITIAN
Bagi penulis
1. Mengetahui dan menganalisa kendala yang mungkin akan dihadapi para kader jumantik dalam menjalankan
suatu program kesehatan dan menentukan langkah yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan terhadap Program Angka Bebas Jentik (ABJ) dalam pemberantasan penyakit DBD di wilayah
kerja Puskesmas Kali Baru
2. Memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang program Angka Bebas Jentik (ABJ) dalam
pemberantasan penyakit DBD.
A. Bagi puskesmas yang dievaluasi
Memperoleh masukan sebagai umpan balik positif untuk pelaksanaan program Angka Bebas Jentik (ABJ)
dalam pemberantasan penyakit DBD yang lebih baik secara menyeluruh.
10
Bagi masyarakat
1. Dengan tercapainya keberhasilan program diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pelaksanaan program Angka Bebas Jentik (ABJ) dalam dalam
pemberantasan penyakit DBD di wiliyah kerja Puskesmas Kali Baru
2. Terciptanya pelayanan kesehatan yang bermutu khususnya bagi masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Kali Baru
11
Bab ii.
Tinjauan pustaka
12
Definisi dbd
✔DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, ditandai
dengan demam 2–7 hari disertai dengan manifestasi pendarahan,
penurunan jumlah trombosit <100.000/mm3 dan adanya kebocoran
plasma ditandai dengan peningkatan hematokrit > 20% dari nilai normal
13
ETIOLOGI DBD
✔Penyakit DBD disebabkan virus dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Virus
(Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai Flavivirus, Family Flaviviride, dan mempunyai 4
jenis serotipe
✔Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan,
sedangkan tidak terhadap serotipe lain
✔Seorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama
hidupnya
14
b. Hari kedua atau ketiga; timbul bintik-bintik perdarahan, lebam atau ruam kulit muka,
dada, lengan, atau kaki dan nyeri ulu hati. Kadang-kadang mimisan, berak darah atau
muntah darah.
c. Antara hari ketiga sampai ketujuh, panas turus secara tiba-tiba, kemungkinan yang
Angka bebas jentik diperoleh dari perhitungan jumlah rumah yang bebas jentik dibandingkan dengan jumlah
rumah yang diperiksa di kali 100%. Jumlah rumah yang diperiksa menggunakan 100 sampel setiap kelurahan
18
Kader Jumantik
Juru pemantau jentik atau Jumantik adalah orang yang melakukan pemeriksaan, pemantauan dan
pemberantasan jentik nyamuk khususnya Aedes aegypti dan Aedes albopictus
1. Tata kerja Jumantik mengacu pada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pemberantasan
sarang nyamuk penular DBD dan ketentuan- ketentuan lainnya yang berlaku di wilayah
setempat.
2. Koordinator dan Supervisor Jumantik dapat berperan dalam kegiatan pencegahan dan
pengendalian penyakit lainnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritas masalah/penyakit yang
ada di wilayah kerjanya
19
Puskesmas
1. Berkoordinasi dengan kecamatan dan atau kelurahan/desa untuk pelaksanaan kegiatan
PSN 3M Plus.
2. Memberikan pelatihan teknis kepada Koordinator dan Supervisor Jumantik.
3. Membina dan mengawasi kinerja Koordinator dan Supervisor Jumantik
4. Menganalisis laporan ABJ dari Supervisor Jumantik.
5. Melaporkan rekapitulasi hasil pemantauan jentik oleh Jumantik di wilayah kerjanya
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap bulan sekali.
6. Melakukan pemantauan jentik berkala (PJB) minimal 3 bulan sekali.
7. Melaporkan hasil PJB setiap tiga bulan (Maret, Juni, September, Desember) ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
8. Membuat SK Koordinator Jumantik atas usulan RW/Desa/Kelurahan dan melaporkan ke
Dinas Kesehatan Kab/Kota.
9. Mengusulkan nama Supervisor Jumantik ke Dinas Kesehatan Kab/Kota.
20
Tatacara Pemantauan Jentik
Tatacara dalam melakukan kegiatan pemantauan jentik di rumah, TTU dan TTI adalah sebagai berikut:
1. Periksalah bak mandi/WC, tempayan, drum dan tempat-tempat penampungan air lainnya.
2. Jika tidak terlihat adanya jentik tunggu sampai kira-kira satu menit, jika ada jentik pasti akan muncul ke permukaan air untuk
bernafas.
3. Gunakan senter apabila wadah air tersebut terlalu dalam dan gelap.
4. Periksa juga tempat-tempat berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk misalnya vas bunga, tempat minum burung,
kaleng-kaleng bekas, botol plastik, ban bekas, tatakan pot bunga, tatakan dispenser dan lain-lain.
5. Tempat lain di sekitar rumah yaitu talang/saluran air yang terbuka/tidak lancar, lubang-lubang pada potongan bambu atau pohon
lainnya.
21
Bab iii
IDENTIFIKASI MASALAH
&
PENENTUAN PRIORITAS
MASALAH
Identifikasi Masalah
Situasi Puskesmas Dasar Penentuan Masalah
✖ Alamat : Jalan Kalibaru Timur I RT 002/003,
• Berdasarkan data dari Puskesmas Kelurahan Kalibaru, kasus DBD
Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, pada tahun 2022 periode Januari-september sudah mencapai 115
Jakarta Utara Kode Pos 14110 Telpon : 021- warga, sedangkan angka ABJ sudah mencapai >95%, maka akan
44830535 dilakukan evaluasi apakah hasil pelaporan pemeriksaan ABJ sudah
sesuai dengan kegiatan ABJ yang dilakukan di lapangan, dapat
dilihat pula pada berkas pelaporan banyak kartu kontrol yang
✖ Wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kalibaru belum terisi dengan tepat
terdiri dari : 14 RW dan 172 RT. Luas wilayah
sebesar 246,70Ha
23
Scope Tempat
Data di atas merupakan data persebaran kasus DBD di Puskesmas
Kalibaru
Chart Title
99
98.5 Chart Title
98
30
97.5
97 20
96.5 10
96 0
jan feb mar apr mei jun jul ags sep
95.5
jan feb mar apr mei jun jul Ags Sep Angka Dbd/DD Series2 Series3
ABJ Series2 Series3
Grafik rerata ABJ Per Bulan Wilayah Kerja Puskesmas Kalibaru
26
Rw 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15
Mar 98 97.5 100 98 98.4 98.7 97.5 98 98,6 99.4 96 98 100 97.9
Mei 98.3 97.7 100 98.5 100 98.3 97.4 100 100 100 96 98 98.1 98.1
Sep 98 96 99 98 98 98 98 98 98 94 93 98 - 92
27
Bab iV.
Identifikasi Akar Penyebab
Masalah
&
Perencanaan Intervensi Masalah
28
29
Penyusunan Intervensi
Kader jumantik saling mengingatkan untuk melaporkan hasil PSN mandiri tiap
minggu melalui wa group
Pembuatan kartu kendali kegiatan kader jumantik dalam pengisian form pelaporan
ABJ
30
Log Frame goals intervensi 1
31
Log Frame goals intervensi 2
32
Log Frame goals intervensi 3
33
Bab V
PELAKSANAAN INTERVENSI
&
MONITORING EVALUASI
34
Bab VI
KESIMPULAN & SARAN
39
KESIMPULAN
Intervensi yang dapat dilakukan dalam jangka pendek dan memiliki daya ungkit besar
dalam menunjang tujuan jangka menengah dan jangka panjang terbagi dalam 3
intervensi :
Intervensi 1 : peningkatan nilai rerata Posttest dibandingkan Pretest dimana nilai rerata
Pretest yaitu 32 sedangkan nilai rerata Posttest menjadi 65
Intervensi 2 :pada grup wa sering diberikan reminder untuk para kader tentang waktu
pelaksanaan PSN,memberikan materi mengenai juamantik dan pemegang program
dapat memantau kegiatan jumantik
Intervensi 3 :Setelah dilakukan sosialisasi pengisian kartu kendali jumantik untuk
menilai kedisiplinan dan kelengkapan kader jumantik, didapatkan hasil 12 RW
menumpulkan kartu kendali dimana pada kartu yang dikumpulkan menggambarkan
98% kader jumantik sudah tepat dan disiplin dalam pengisian checklis borang yang
diberikan dan 1 RW tidak mengumpulkan kartu kendali sama sekali yaitu RW 14.
41
SARAN
Melakukan kontrol rutin oleh nakes terhadap kinerja para kader dalam
melaksanakan program pemberantasan penyakit DBD.
Melakukan pelatihan secara rutin terhadap kader untuk meningkatkan kemampuan
para kader sehingga bekerja secara optimal dan konsisten wilayah kerja
Puskesmas Kampung Sawah
Memberdayakan tokoh masyarakat untuk aktif berperan dalam program
pemberantasan penyakit demam berdarah dengue.
Melakukan pendekatan lebih pada koordinator jumantik melalui supervisor
jumantik (pemegang program) agar para kader lebih disiplin dalam pelaporan
kartu cerdik
LAMPIRAN KEGIATAN
23 sept 2022
Contoh Pelaporan kartu Cerdik 45
46
TERIMA KASIH