Departemen
Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Gizi
PROGRAM DBD WHO
GLOBAL STRATEGY FOR DENGUE
PREVENTION AND CONTROL 2012 – 2020
Goal
Mengurangi beban penyakit Dengue
Objectives
• Menurunkan mortalitas Dengue 50% tahun 2020
• Menurunkan morbiditas Dengue 25% tahun 2020
• Estimasi beban penyakit tahun 2015
Komponen Teknis
1. Diagnosis dan Manajemen Kasus
• Diagnosis dini
• Konfirmasi lab sesegera mungkin
• Tatalaksana penyakit berat dengan segera (rehidrasi IV)
2. Surveilans Terintegrasi dan Kesiapan untuk Wabah
• Pelaporan kasus DBD (khususnya DBD berat) serta angka kematian akibat DBD
• Pelaporan mengenai lingkungan berisiko serta penanggulangannya (beserta
indikatornya)
• Kerjasama lintasnegara untuk menanggulangi wabah
3. Kontrol Vektor yang Berkelanjutan
• Manajemen wadah penampung air
• Insektisida
4. Implementasi Vaksin di Masa Depan → sudah mulai diimplementasikan
5. Penelitian Dasar, Operasional, dan Implementasi → menemukan metode baru
mengenai 4 poin di atas agar lebih cost-effective
IDAI 2017
• Vaksin Dengue → 3
kali interval 6 bulan
mulai usia 9 tahun
Faktor pendukung
1. Advokasi dan mobilisasi sumber daya
2. Kerjasama, koordinasi dan kolaborasi lintas
sektor
3. Komunikasi untuk mencapai perubahan perilaku
4. Capacity building
5. Monitor dan evaluasi
PROGRAM DBD DI INDONESIA
Visi
Terwujudnya individu dan masyarakat yang mandiri dalam mencegah
dan melindungi diri dari penularan DBD melalui optimalisasi kegiatan
PSN 3M Plus disamping meningkatnya akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang berkualitas
Misi
• Pengendalian DBD mengedepankan aspek pemberdayaan dan
peran serta masyarakat serta kemitraan multisektor
• Pengendalian DBD dilaksanakan secara komprhensif dan terpadu
dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta aspek kesehatan lingkungan
Strategi
1. Pengendalian vektor penular DBD dengan mengedepankan
upaya pemberdayaan masyarakat dan peran serta masyarakat
2. Penguatan sistem surveilans untuk deteksi dini, pencegahan,
dan pengendalian kasus serta KLB DBD
3. Penatalaksanaan penderita secara adekuat di fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mencegah kematian
4. Dukungan manajemen, termasuk anggaran, peningkatan
kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan alat / bahan
pengendalian DBD
Tujuan
1. Meningkatkan persentase kabupaten / kota yang mencapai
angka kesakitan DBD kurang dari atau sama dengan 49 per
100.000 penduduk
2. Menurunkan angka kematian akibat DBD menjadi kurang dari 1%
3. Membatasi penularan DBD dengan mengendalikan populasi
vektor sehingga angka bebas jentik (ABJ) di atas atau sama
dengan 95%
Komponen
• Diagnosis dan Tatalaksana Kasus
• Surveilans Kasus
• Pengendalian Vektor
• Kewaspadaan Dini dan Penanggulangan KLB
• Penyuluhan dan Peran Serta Masyarakat
• Monitoring dan Evaluasi
Diagnosis dan Tatalaksana Kasus
Penyediaan sarana dan prasarana untuk melakukan
pemeriksaan dan penanganan penderita di
Puskesmas dan Rumah Sakit
Surveilans Epidemiologi
Sasaran
lingkungan
Umpan balik
Indikator Input Menurut WHO
Training
Planning
Management
Supervision
Community Participation
2. Vector Surveillance
• Egg survey
• Pupae survey
• Adult survey
Pengorganisasian
• Struktur organisasi
• Pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas
(dokter umum sebagai pemeriksa, perawat sebagai
perawat, kader sebagai penggerak masyarakat, analis
sebagai pemeriksa laboratorium)
Indikator Proses di Indonesia (2)
Pelaksanaan (1)
Pelaksanaan (2)
Pengawasan
Indikator Output (2)
3. Container Index : persentase water-holding container yang mengandung
larva/pupa
4. Brateau Index : jumlah kontainer yg positif per 100 rumah yang diperiksa
Indikator Dampak