Anda di halaman 1dari 4

BLOK GASTROINTESTINAL TRACT

Tugas pengganti PBL Dispepsia

Ignatius Angga Rusdianto (2013-060-089)

Fakultas Kedokteran
Universitas Katolik Indonesia Atmajaya
2014
Pendekatan Diagnosis pada Dispepsia

Dikarenakan dispepsia merupakan penyakit yang cukup sering terjadi dan kebanyakan
kasus dispepsia disebabkan oleh GERD atau dispepsia fungsional, maka prinsip dasar dalam
melakukan diagnosis terbatas pada kasus-kasus tertentu.

Terdapat alarm features pada penyakit GERD, antara lain Odynophagia, penurunan
berat badan, muntah yang berulang, perdarahan pada gastrointestinal tract, jaundice,
terdapat massa atau adenopathy, atau riwayat keluarga gastrointestinal malignan. Apabila
alarm features ini tereksklusi, pasien dengan ciri-ciri GERD tidak membutuhkan evaluasi
lebih jauh dan mendapatkan penanganan secara empiris. Endoskopi bagian saluran cerna atas
dilakukan untuk mengeksklusi kelainan pada mukosa pada kasus dengan gejala yang tidak
pasti, gejala yang tidak menghilang walaupun sudah diberikan terapi supresi asam, atau
terdapat alarm features. Untuk kasus heartburn dengan durasi >5 tahun, terutama pada pasien
dengan usia diatas 50 tahun, endoskopi dilakukan untuk screening terhadap penyakit Barrets
metaplasia. Uji pH menggunakan ambulatory esophageal menggunakan metode kateter atau
wireless capsule endoskopi yang menempel pada dinding esofagus disarankan untuk gejala
druf-refractory maupun gejala atipikal seperti sakit pada dada tanpa sebab yang jelas.
Manomerty esophageal dengan resolusi tinggi digunakan apabila dilakukan operasi pada
penyakit GERD. Terdapat pilihan kedua apabila operasi tersebut gagal yaitu low LES
pressure. Peristalsis yang lemah pada esofagus dicurigai akan terjadi pasa post-operasi.
Refluks nonacid akan terdeteksi dengan mengkombinasikan uji pH impedansi pada esofagus
pada pasien yang tidak terdapat respon.

Endoskopi saluran cerna bagian atas direkomendasikan sebagai tes inisial pada pasien
dengan sebab dispepsia yang tidak diketahui dengan usia >55 tahun atau yang ditemukan
alarm features karena terdapat kemungkinan resiko yang lebih tinggi terjadi keganasan atau
ulcer. Walaupun begitu, seringkali ditemukan erosive esophagitis sebanyak 13%, peptic ulcer
sebanyak 8%, dan gastric atau esophageal malignan sebanyak 0.3% pada temuan endoskopi.
Tatalaksana pada pasien dengan usia <55 tahun tanpa alarm features sangat bergantung pada
prevalensi infeksi H. Pylori. Pada daerah dengan prevalensi H. Pylori rendah (<10%),
diberikan obat PPI selama 4 minggu terlebih dahulu. Apabila terapi ini gagal, pendekatan
test and treat perlu dilakukan. Keberadaan H. Pylori dideterminasi dengan test urea breath,
pengukuran antigen feses, atau test serologi darah. Pada kasus dengan H. Pylori positif akan
diberikan terapi untuk mengeradikasikan bakteri tersebut. Apabila gejala sudah hilang tanpa
rejimen, tidak diperlukan intervensi lebih lanjut. Pada daerah dengan prevalensi H. Pylori
tinggi (>10%) maka dilakukan test and treat pada awal pemeriksaan dengan dilanjutkan
rejimen PPI. Pada kedua kasus ini, tetap dilakukan endoskopi apabila pemberian terapi gagal.

Tes lebih lanjut diperlukan pada beberapa kejadian. Apabila terdapat perdarahan,
hitung darah dapat mengeksklusikan anemia. Hitung thyroid chemistries atau kadar kalsium
pada penyakit metabolik, dimana spesifik serologi dapat dilakukan untuk menyingkirkan
penyakit celiac. Tes enzim juga dapat dilakukan untk menyingkirkan penyakit yang
berhubungan dengan pankreas dan liver. Ultrasound, CT, atau MRI akan dilakukan apabila
terdapat kelainan. Tes pengosongan lambung juga dilakukan untuk mengeksklusikan
gastroparesis untuk gejala dispepsia dengan stress postprandial saat terapi dengan obat gagal.
Breath testing yang dilakukan setelah mengonsumsi karbohidrat dapat mendeteksi defisiensi
laktase, intoleransi terhadap karbohidrat lainnya atau pertumbuhan abnormal pada bakteri di
usus halus.
Algoritma Tata Laksana Dispepsia

Sumber

Harrisons principles of Internal Medicine 19th edition.


http://gi.org/guideline/management-of-dyspepsia/

Anda mungkin juga menyukai