PENDAHULUAN
1
1.2 TUJUAN
1. Mengetahui dan Memahami apa saja Tujuan Advokasi.
2. Mengetahui dan Memahami apa saja Sasaran Advokasi.
3. Mengetahui dan Memahami apa yang dimaksud dengan Media
Advokasi.
4. Mengetahui dan Memahami bagaimana Langkah-Langkah Advokasi.
1.3 MANFAAT
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Tujuan Umum
b) Tujuan Khusus
3
2.2 SASARAN ADVOKASI
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap penilaian
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
tidak terlepas dari kondisi dan situasi politik pada saat ini. Baik kekuasaan
eksekutif maupun legislative di Negara manapun ditentukan oleh proses
politik, terutama hasil pemeliharaan umum pada eksekutif dan legislative
terhadap masalah kesehatan masyarakat, ditentukan oleh pemahaman
mereka terhadap masalah-masalah kesehatan.
Demikian pula seberapa jauh mereka mengalokasikan anggran
pembangunan nasional begi pembangunan sektor kesehatan, juga
tergantung pada cara pandang dan kepedulian (concern) mereka terhadap
kesehatan dalam konteks pembangunan nasional. Oleh sebab itu untuk
meningkatkan komitmen para eksekutif dan legislative terhadap kesehatan
perlu advokasi kepada mereka. komitemen politik ini dapat diwujudkan
antara lain dengan pernyataan-pernyataan, baik secara lisan maupun
tertulis, dapi para pejabat eksekutif maupun legislative, mengenai
dukungan atau persetujuan terhadap isu-isu kesehatan.
2.Dukungan Kebijakan (Policy Support)
Dukungan konkret yang diberikan oleh para pimpinan institusi di
semuua tingkat dan di semua sektor yang terkait dalam rangka
mewujudkan pembangunan di sektor kesehatan. Dukungan politik tidak
akan berarti tanpa dikeluarkannya kebijakan yang konkret dari pembuat
keputusan. Oleh sebab itu, setelah adanya komitmen politik dari para
eksekutif maka perlu ditindak lanjuti dengan advokasi agar dikeluarkannya
kebijakan untuk mendukung program yang telah memperoleh komitmen
politik tersebut. Dukungan kebijakan ini dapat berupa Undang-undang,
peraturan pemerintah atau peraturan daerah, surat keputusan pimpinan
institusi baik pemerintah maupun swasta, instruksi atau surat edaran dari
para pemimpin lembaga/ institusi, dan sebagainya.
3.Dukungan Masyarakat (Social Acceptance)
Dukungan masyarakat berarti diterimanya suatu program oleh
masyarakat. Suatu program kesehatan apa pun hendaknya memperoleh
dukungan dari sasaran utama program tersebut, yakni masyarakat,
terutama tokoh masyarakat. Oleh sebab itu apabila suatu program telah
mendapat komitmen dan dukungan kebijakan, maka langkah selanjutnya
adalah memperoleh dukungan masyarakat. Untuk sosialisasi program ini,
para petugas tingkat operasional atau local, misalnya petugas dinas
6
kesehatan kabupaten dan puskesmas, mempunyai peranan yang sangat
penting. Oleh sebab itu para petugas tersebut juga mempunyai
kemampuan advokasi. Untuk petugas kesehatan tingkat distrik, sasaran
advokasi adalak kepala distrik, parleman distrik, pejabat lintas sektoral di
tingkat distrik dan sebagainya. Sedangkan sasaran advokasi petugas
puskesmas adalah kepala wilayah kecamatan, pejabat lintas sektoral
tingkat subdistrik, para tokoh masyarakat setempat, dan sebagainya.
7
SASARAN SEKUNDER
8
A.Pendekatan Advokasi Kesehatan
Kata kunci dalam proses atau kegiatan advokasi ini adalah
pendekatan persuasive, secara dewasa, dan bijak, sesuai keadaan yang
memungkinkan tukar pikiran secara baik (free choice). Menurut UNFPA dan
BKKBN (2002) terdapat lima pendekatan utama dalam advokasi:
1.Melibatkan para pemimpin
Para pembuat Undang-undang, mereka yang terlibat dalam
penyusunan hukum, peraturan maupun pemimpin politik yaitu mereka yang
menetapkan kebijakan public sangat berpengaruh dalam menciptakan
perubahan yang terkait dengan masalah sosial termasuk kesehatan.
3.Membangun kemitraan
Dalam upaya advokasi sangat penting dilakukan upaya jaringan,
kemitraan yang berkelanjutan dengan individu, organisasi-organisasi dan
sektor lain yang bergerak dalam sektor yang sama, dalam hal ini adalah
kesehatan. Kemitraan ini dibentuk oleh individu , kelompok yang bekerja
sama yang bertujuan untuk mencapai tujuan umum yang sama.
4.Memobilisasi massa
Merupakan suatu proses mengorganisasikan individu yang telah
termotivasi kedalam kelompok-kelompok atau mengorganisasikan
kelompok yang sudah ada. Dengan mobilisasi dimaksudkan agar motivasi
individu dapat diubah menjadi tindakan kolektif.
9
5.Membangun kapasitas
Maksudnya adalah melembagakan kemampuan untuk
mengembangkan dan mengelila program yang komprehensif dan
membangun kritikal massa pendukung yang memiliki ketrampilan advokasi.
5.Membangun koalisi
Melibatkan orang dalam jumlah yang besar dan mewakili berbagai
kepentingan, sangat nermanfaat bagi upaya advokasi maupun dukungan
politis. Bahkan daam satu organisasi sendiri, koalisis internal yaitu
melibatkan berbagai orang dari berbagai divisi/ departemen dalam
mengembangkan program baru, dapat membantu consensus untuk aksi
kegiatan. Pertimbangkan lagi siapa lagi yang akan diajak bermitra dalam
aliansi atau koalisi upaya advokasi yang dirancang.
11
Secara umum media komunikasi mempunyai kekuatan dan fungsi untuk
meningkatkan pengetahuan sasaran, memotivasi sasaran, membangun
sikap positif sasaran, memperjelas perilaku atau tindakan yang harus
dilakukan oleh sasaran serta membangun opini publik tentang pentingnya
program kesehatan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat .
Namun, dalam penggunaannya setiap jenis media mempunyai kekuatan
dan kelemahan.
12
2. Identifikasi dan analisis kelompok sasaran
Sasaran kegiatan advokasi ditujukan kepada para pembuat
keputusan (decision makers) atau penentu kebijakan (policy makers), baik
dibidang kesehatan maupun di luar sector kesehatan yang berpengaruh
terhadap publik. Tujuannya agar para pembuat keputusan mengeluarkan
kebijakan-kebijakan. Antara lain dalam bentuk peraturan, undang-undang,
instruksi, dan yang menguntungkan kesehatan. Dalam mengidentifikasi
sasaran perlu ditetpkan siapa saja yang menjadi sasaran, mengapa perlu
diadvokasi, apa kecenderunagnnya, dan apa harapan kita kepadanya.
3. Siapkan dan kemas bahan informasi
Tokoh politik mungkin akan termotivasi dan akan mengambil
keputusan jika mereka mengetahui secara rinci besarnya masalah
kesehatan tertentu. Oleh sebab itu penting diketahui pesan atau informasi
apa yang diperlukan agar sasaran yang dituju dapat membuat keputusan
yang mewakili kepentingan advocator. Kata kunci untuk bahan informasi ini
adala informasi yang akurat, tepat dan menarik.
Beberapa pertimbangan dalam menetapkan bahan informasi ini meliputi:
a.Bahan informasi minimal memuat rumusan masalah yang dibahas, latar
belakang masalahnya, alternative mengatasinya, usulan peran atau
tindakan yang diharapkan, dan tindak lanjut penyelesaiannya. Bahan
informasi juga minimal memuat tentang 5 W 1 H (what, why, who,
where, when dan how).
b.Dikemas menarik, ringkas, jelas dan mengesankan.
c..Bahan informasi tersebut akan lebih baik lagi jika disertai data
pendukung, ilustrasi contoh, gambar dan bagan.
D.Waktu dan tempat penyampaian baan informasi, apakah sebelum, saat
atau setelah pertemuan.
4. Rencanakan teknik atau cara atau kegiatan operasional
Beberapa teknik atau kegiatan operasional avokasi dapat meliputi
konsultasi, lobi, pendekatan atau pembicaraan formal atau informal
terhadap para pembuat keputusan, negoisasi atau resolusi konflik,
pertemua khusus, debat publik, petisi, pembuatan opini, dan seminar-
seminar kesehatan.
13
5. Laksanakan kegiatan, pantau dan evaluasi serta lakukan tindak
lanjut
Upaya advokasi selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan sesuai
rencana yang telah disusun, memantau dan mengevaluasinya serta
melakukan tindak lanjut. Evaluasi diperlukan untuk menilai ketercapaian
tujuan serta menyempurnakan dan memperbaiki strategi advokasi. Untuk
menjadi advokat yang tangguh, diperlukan umpan balik berkelanjutan dan
evaluasi terhadap upaya advokasi yang telah dilakukan.
a. Software (piranti lunak): misalnya dikeluarkannya:
- Undang-undang
- Peraturan pemerintah
- Peraturan pemerintah daerah (perda)
- Keputusan menteri
- Surat keputusan gubernur/ bupati
- Nota kesepahaman(MOU), dan sebagainya
b. Hardware (piranti keras): misalnya:
- Meningkatnya anggaran kesehatan dalam APBN atau APBD
- Meningkatnya anggaran untuk satu program yang di
prioritaskan
- Adanya bantuan peralatan, sarana atau prasarana program dan
sebagainya.
A. Peran Dinas Provinsi dan Kabupaten/ Kota dalam Advokasi
Kesehatan
Menurut Depkes (2007), Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/ Kota memiliki peran sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah/ isu, berhubungan dengan hal-hal yang perlu
dilakukan untuk advokasi.
2. Menetapkan arah atau kebijakan atau strategi dengan menetapkan
tujuan, sasaran pencapaian, dan strategi pelaksanaan advokasi.
3. Menentukan sasaran, siapa yang perlu diberikan advokasi.
4. Memilih pelaku, siapa yang akan melakukan advokasi
5. Menyusun bahan advokasi, menugasi tim penyusun bahan
advokasi dan menetapkannya.
14
6. Mengembangkan kemitraan dengan cara membangun dan
mengembangkan kemitraan untuk advokasi.
7. Mengelola kegiatan advokasi dengan merencanakan,
menggerakkan pelaksanaan, memantau, mengawai, dan menilai
kegiatan advokasi
B.Indikator Keberhasilan Advokasi Kesehatan
1. Indikator Output
Adanya kepedulian, keterlibatan dan dukungan, serta
kesinambungan upaya kesehatan, baik berupa kebikajan, tenaga,
dana, sarana, kemudahan, atau keterlibatan dalam kegiatan/
geraka. Output kegiatan advokasi adalah undang-undang, perda,
instruksi yang mengikat masyarakat atau instansi berkenaan
dengan masalah kesehatan.
2. Indikator Proses
Adanya rencana kegiatan dan pelaksanaan kegiatan advokasi
berupa forum, jaringan, dan kerja sama.
3. Indikator Input
Adanya sasaran yang jelas, bahan informasi/ advokasi, dan
kesiapan pelaku advokasi.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
16