Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Advokasi adalah kombinasi antara pendekatan atau kegiatan


individu dan sosial, untuk memperoleh komitmen politik, dukungan
kebijakan, penerimaan sosial, dan adanya sistem yang mendukung
terhadap suatu program kesehatan. Untuk mencapai tujuan advokasi ini,
dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan atau pendekatan. Untuk
melakukan kegiatan advokasi yang efektif memerlukan argumen yang kuat.
Oleh sebab itu, prinsip-prinsip advokasi ini akan membahas tentang tujuan,
kegiatan, dan argumentasi-argumentasi advokasi.
Advokasi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan
terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-
mula digunakan dibidang hukum atau pengadilan. Sesorang yang sedang
tersangkut perkara atau pelanggaran hukum, agar memperoleh keadilan
yang sesungguh-sungguhnya. Mengacu kepada istilah advokasi dibidang
hukum tersebut, maka advokasi dalam kesehatan diartikan upaya untuk
memperoleh pembelaan, bantuan, atau dukungan terhadap program
kesehatan. Menurut Wesbter Encyclopedia advokasi adalah "act of
pleading for supporting or recommending active espousal" atau tindakan
pembelaan, dukungan, atau rekomendasi : dukungan aktif.
Proses advocacy (advokasi) di bidang kesehatan mulai digunakan
dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun
1984, sebagai salah satu strategi global Pendidikan atau promosi
kesehatan.WHO merumuskan, bahwa dalam mewujudkan visi dan misi
Promosi Kesehatan secara efektif menggunakan 3 strategi pokok, yakni:
1. Advocacy (advokasi)
2. Social Support (dukungan sosial)
3. Empowerment (pemberdayaan masyarakat).

1
1.2 TUJUAN
1. Mengetahui dan Memahami apa saja Tujuan Advokasi.
2. Mengetahui dan Memahami apa saja Sasaran Advokasi.
3. Mengetahui dan Memahami apa yang dimaksud dengan Media
Advokasi.
4. Mengetahui dan Memahami bagaimana Langkah-Langkah Advokasi.

1.3 MANFAAT

Memberikan pengetahuan kepada pembaca khususnya tenaga


kesehatan masyarakat mengenai Advokasi dalam mengatasi masalah
kesehatan yang akan datang sehingga dengan adanya advokasi tersebut
masalah kesehatan dapat dengan mudah di atasi demi meningkatkan
derajat kesehatan manusia.

1.4 PERTANYAAN KAJIAN

1. Apa saja Tujuan Advokasi ?


2. Apa saja Sasaran Advokasi ?
3. Apa yang dimaksud dengan Media Advokasi ?
4. Bagaimana Langkah-Langkah Advokasi ?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TUJUAN ADVOKASI

Advokasi kesehatan adalah advokasi yang dilakukan untuk


memperoleh komitmen atau dukungan dalam bidang kesehatan, atau yang
mendukung pengembangan lingkungan dan perilaku sehat (DEPKES,
2007).

Secara inklusif terkandung tujuan-tujuan advokasi, yakni: political


commitment, policy support, social aceptance dan sistem support.

a. Komitmen politik (political comitment)


b. Dukungan kebijakan (policy support)
c. Penerimaan Sosial ( social acceptance)
d. Dukungan Sistem (System Support)

Menurut Departemen Kesehatan RI (2007), Tujuan Advokasi adalah


sebagai berikut :

a) Tujuan Umum
b) Tujuan Khusus

Unsur – unsur Dasar Advokasi

Ada 8 unsur dasar advokasi yaitu:

1. Penetapan tujuan advokasi


2. Pemanfaatan data riset untuk advokasi
3. Identifikasi khalayak sasaran advokasi
4. Pengembangan dan penyampaian pesan advokasi
5. Membangun koalisi
6. Membuat presentasi yang persuasif
7. Penggalangan dana untuk advokasi
8. Evaluasi upayaadvokasi

3
2.2 SASARAN ADVOKASI

Sasarannya adalah Pembuat kebijakan publik yang berfungsi


membuat/mengeluarkan kebijakan publik yang mendukung
penanggulangan atau keberhasilan/isu yang diadvokasi.

1. Sasaran utama (Primary Stake Holder)


2. Sasaran sekunder
2.3 MEDIA ADVOKASI

Media advokasi merupakan komponen penting dalam mendukung


keberhasilan kegiatan advokasi kesehatan. Bahkan dapat dikatakan salah
satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan advokasi kesehatan, ditentukan
oleh kualitas serta berbagai jenis media advokasi yang dipergunakan.
Media massa sangat penting berperan dalam membentuk opini publik.
Media juga sangat kuat dalam mempengaruhi persepsi publik atas isu atau
masalah tertentu. Mengenal, membangun dan menjaga kemitraan dengan
media massa sangat penting dalam proses advokasi

2.4 LANGKAH-LANGKAH ADVOKASI

Advokasi adalah proses atau kegiatan yang hasil akhirnya adalah


diperolehnya dukungan dari para pembuat keputusan terhadap program
kesehatan yang ditawarkan atau diusulkan. Oleh sebab itu, proses ini
antara lain melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap penilaian

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. TUJUAN ADVOKASI

Advokasi kesehatan adalah advokasi yang dilakukan untuk


memperoleh komitmen atau dukungan dalam bidang kesehatan, atau yang
mendukung pengembangan lingkungan dan perilaku sehat (DEPKES,
2007).

Tujuan utama advokasi adalah memberikan dorongan dan


dukungan dikeluarkannya kebijakan-kebijakan publik yang berkaitan
dengan program-program kesehatan.

Menurut Departemen Kesehatan RI (2007), tujuan advokasi


kesehatan adalah sebagai berikut:
Tujuan Umum
Diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya kesehatan, baik
berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana, kemudahan, keiktusertaan dalam
kegiatan, maupun berbagai bentuk lainnya sesuai keadaan dan usaha.
Tujuan Khusus
1. Adanya pemahaman atau pengenalan atau kesadaran.
2. Adanya ketertarikan atau peminatan atau tanpa penolakan.
3. Adanya kemauan atau kepedulian atau kesanggupan untuk membantu
dan menerima perubahan
4. Adanya tindakan/ perbuatan/ kegiatan nyata (yang diperlukan)
5. Adanya kelanjutan kegiatan (kesinambungan kegiatan)
Menurut Notoatmodjo, (2007) secara inklusif terkandung tujuan-
tujuan advokasi antara lain yaitu:
1.Komitmen Politik (Political Comitment)
Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di
tingkat dan di sektor manapun sangat diperlukan terhadap permasalahan
kesehatan dan upaya pemecahan permasalahan kesehatan.
Pembangunan nasional tidak terlepas dari pengaruh kekuasaan politik yang
sedang berjalan. Oleh sebab itu pembangunan di sector kesehatan juga

5
tidak terlepas dari kondisi dan situasi politik pada saat ini. Baik kekuasaan
eksekutif maupun legislative di Negara manapun ditentukan oleh proses
politik, terutama hasil pemeliharaan umum pada eksekutif dan legislative
terhadap masalah kesehatan masyarakat, ditentukan oleh pemahaman
mereka terhadap masalah-masalah kesehatan.
Demikian pula seberapa jauh mereka mengalokasikan anggran
pembangunan nasional begi pembangunan sektor kesehatan, juga
tergantung pada cara pandang dan kepedulian (concern) mereka terhadap
kesehatan dalam konteks pembangunan nasional. Oleh sebab itu untuk
meningkatkan komitmen para eksekutif dan legislative terhadap kesehatan
perlu advokasi kepada mereka. komitemen politik ini dapat diwujudkan
antara lain dengan pernyataan-pernyataan, baik secara lisan maupun
tertulis, dapi para pejabat eksekutif maupun legislative, mengenai
dukungan atau persetujuan terhadap isu-isu kesehatan.
2.Dukungan Kebijakan (Policy Support)
Dukungan konkret yang diberikan oleh para pimpinan institusi di
semuua tingkat dan di semua sektor yang terkait dalam rangka
mewujudkan pembangunan di sektor kesehatan. Dukungan politik tidak
akan berarti tanpa dikeluarkannya kebijakan yang konkret dari pembuat
keputusan. Oleh sebab itu, setelah adanya komitmen politik dari para
eksekutif maka perlu ditindak lanjuti dengan advokasi agar dikeluarkannya
kebijakan untuk mendukung program yang telah memperoleh komitmen
politik tersebut. Dukungan kebijakan ini dapat berupa Undang-undang,
peraturan pemerintah atau peraturan daerah, surat keputusan pimpinan
institusi baik pemerintah maupun swasta, instruksi atau surat edaran dari
para pemimpin lembaga/ institusi, dan sebagainya.
3.Dukungan Masyarakat (Social Acceptance)
Dukungan masyarakat berarti diterimanya suatu program oleh
masyarakat. Suatu program kesehatan apa pun hendaknya memperoleh
dukungan dari sasaran utama program tersebut, yakni masyarakat,
terutama tokoh masyarakat. Oleh sebab itu apabila suatu program telah
mendapat komitmen dan dukungan kebijakan, maka langkah selanjutnya
adalah memperoleh dukungan masyarakat. Untuk sosialisasi program ini,
para petugas tingkat operasional atau local, misalnya petugas dinas
6
kesehatan kabupaten dan puskesmas, mempunyai peranan yang sangat
penting. Oleh sebab itu para petugas tersebut juga mempunyai
kemampuan advokasi. Untuk petugas kesehatan tingkat distrik, sasaran
advokasi adalak kepala distrik, parleman distrik, pejabat lintas sektoral di
tingkat distrik dan sebagainya. Sedangkan sasaran advokasi petugas
puskesmas adalah kepala wilayah kecamatan, pejabat lintas sektoral
tingkat subdistrik, para tokoh masyarakat setempat, dan sebagainya.

4.Dukungan Sistem (System Support)


Agar suatu program berjalan dengan baik, perlu adanya sistem,
mekanisme, atau prosedur kerja yang jelas yang mendukungya. Oleh
sebab itu sistem kerja atau organisasi kerja yang melibatkan kesehatan
perlu dikembangkan. Mengingat bahwa masalah kesehatan merupakan
dampak dari berbagai sektor, maka program untuk pemecahannya atau
penanggulangannya pun harus bersama-sama dengan sektor lain. Dengan
kata lain, semua sektor pembangunan yang mempunyai dampak terhadap
kesehatan, harus memasukkan atau mempunyai unit atau sistem yang
menangani masalah kesehatan di dalam struktur organisasinya. Unit ini
secara internal menangani masalah kesehatan yang dihadapi oleh
karyawan, dan secara eksternal mengatasi dampak institusi tersebut
terhadap kesehatan masyarakat.

3.2. SASARAN ADVOKASI

Sasarannya adalah Pembuat kebijakan publik yang berfungsi


membuat/mengeluarkan kebijakan publik yang mendukung
penanggulangan atau keberhasilan/isu yang diadvokasi.

SASARAN UTAMA (Primary Stake Holder)

a.Sasaran advokasi yg terkait langsung dengan masalah/isu yg diadvokasi.


b.Umumnya kelompok masyarakat marginal.

7
SASARAN SEKUNDER

A.Sasaran advokasi yang memiliki hubungan cukup kuat dengan


masalah/isu yang diadvokasi.
B.Mereka yang diharapkan memberi kearifan.
Contoh: TOMA/TOGA, wartawan, LSM.

Sasaran advokasi kesehatan adalah berbagai pihak yang


diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap upaya kesehatan,
khususnya para pengambil keputusan dan penentu kebijakan di
pemerintah, lembaga perwakilan rakyat, mitra di kalangan
pengusaha/swasta, badan penyandang dana, media masa, organisasi
profesi, organisasi kemasyarakatan. Semuanya bukan hanya berpotensi
mendukung, tetapi juga mentang atau berlawanan atau merugikan
kesehatan.

Pelaku Advokasi adalah siapa saja yang peduli terhadap upaya


kesehatan, dan memandang perlu adanya mitra untuk mendukung upaya
tersebut. Pelaku advokasi dapat berasal dari kalangan pemerintah, swasta,
perguruan tinggi, organisasi profesi, LSM, dan tokoh berpengaruh.
Diharapkan mereka memahamipermaalahan kesehatan, mempunyai
kemampuan advokasi khusunya melakukan pendekatan persuaif, dapat
dipercaya, dan sedapat mungkin dihormati atau setidaknya tidak tercela
khusunya di depan kelompok saaran.asaran advokasi kesehatan adalah
berbagai pihak yang yang diharapkan dapat memberikan dukungan
terhadap upaya kesehatan, khususnya para pengambil keputusan dan
penentu kebijakan di pemerintahan, lembaga perwakilan rakyat, mitra di
kalangan pengusaha/ swasta, badan penyandang dana, media masa,
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya
masyarakat, tokoh-tokoh berpengaruh dan tenar, dan kelompok potensi
lainnya di masyarakat. Semuanya bukan hanya berpotensi mendukung,
tetapi juga menentang atau berlawanan atau merugikan kesehatan
(misalnya industri rokok).

8
A.Pendekatan Advokasi Kesehatan
Kata kunci dalam proses atau kegiatan advokasi ini adalah
pendekatan persuasive, secara dewasa, dan bijak, sesuai keadaan yang
memungkinkan tukar pikiran secara baik (free choice). Menurut UNFPA dan
BKKBN (2002) terdapat lima pendekatan utama dalam advokasi:
1.Melibatkan para pemimpin
Para pembuat Undang-undang, mereka yang terlibat dalam
penyusunan hukum, peraturan maupun pemimpin politik yaitu mereka yang
menetapkan kebijakan public sangat berpengaruh dalam menciptakan
perubahan yang terkait dengan masalah sosial termasuk kesehatan.

2.Bekerja dengan media massa


Media massa sangat berperan penting dalam membentuk opnini
publik. Media juga sangat kuat dalam mempengaruhi persepsi public atas
isu atau masalah tertentu terutama dalam hal kesehatan. Mengenal,
menbangun, dan menjaga kemitraan dengan media massa sangat penting
dalam proses advokasi.

3.Membangun kemitraan
Dalam upaya advokasi sangat penting dilakukan upaya jaringan,
kemitraan yang berkelanjutan dengan individu, organisasi-organisasi dan
sektor lain yang bergerak dalam sektor yang sama, dalam hal ini adalah
kesehatan. Kemitraan ini dibentuk oleh individu , kelompok yang bekerja
sama yang bertujuan untuk mencapai tujuan umum yang sama.

4.Memobilisasi massa
Merupakan suatu proses mengorganisasikan individu yang telah
termotivasi kedalam kelompok-kelompok atau mengorganisasikan
kelompok yang sudah ada. Dengan mobilisasi dimaksudkan agar motivasi
individu dapat diubah menjadi tindakan kolektif.
9
5.Membangun kapasitas
Maksudnya adalah melembagakan kemampuan untuk
mengembangkan dan mengelila program yang komprehensif dan
membangun kritikal massa pendukung yang memiliki ketrampilan advokasi.

B.Unsur Dasar Advokasi


Sharma dalam Notoatmodjo (2005), ada delapan unsur dasar
advokasi, yaitu antara lain adalah:
1.Penetapan tujuan Advokasi
Agar upaya advokasi dapat berhasil tujuan, advokasi perlu dibuat
lebih spesifik berdasarkan pertanyyan berikut: apakah isu atau masalah
tersebut dapat menyatukan atau membuat berbagai kelompok bersatu
dalam suatu koalisi yang kuat? Apakah tujuan advokasi dapat dicapai?
Apakah tujuan advokasi memang menjawab permasalahan?

2.Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi


Adanya data dan riset pendukung sangat penting agar keputusan
dibuat berdasarkan informasi yang tepat dan benar. Oleh karena itu, data
dan riset mungkin diperlukan dalam menentukan masalah yang akan
diadvokasi, identifikasi solusi pemecahan masalah maupun menentukan
tujuan yang realistis.

3.Identifikasi khalayak sasaran advokasi


Bila isu dan tujuan telah disusun, upaya advokasi harus ditujukan
bagi kelompok yang dapat membuat keputusan dan idealnya ditujukan bagi
orang yang berpengaruh dalam pembuatan keputusan, misalnya staf,
penasihat, orang tua yang berpengaruh, media massa dan masyarakat.

4.Pengembangan dan penyampaian pesan advokasi


Khalayak sasaran berbeda bereaksi tidak sama atas pesan yang
berbeda. Seorang tokoh politik mungkin termotivasi kalau dia mengetahui
banwa banyak dari konstituen yang diwakilinya peduli terhadap masalah
tertentu. Seorang Menkes mungkin akan mengambil keputusan ketika
10
kepada yang bersangkutan disajikan data rinci mengenai besarnya
masalah kesehatan tertentu. Jadi penting diketahui pesan apa yang
diperlukan agar khalayak sasaran yang dituju dapat membuat keputusan
yang mewakili kepentingan advokator.

5.Membangun koalisi
Melibatkan orang dalam jumlah yang besar dan mewakili berbagai
kepentingan, sangat nermanfaat bagi upaya advokasi maupun dukungan
politis. Bahkan daam satu organisasi sendiri, koalisis internal yaitu
melibatkan berbagai orang dari berbagai divisi/ departemen dalam
mengembangkan program baru, dapat membantu consensus untuk aksi
kegiatan. Pertimbangkan lagi siapa lagi yang akan diajak bermitra dalam
aliansi atau koalisi upaya advokasi yang dirancang.

6.Membuat persentasi yang persuasif


Kesempatan untuk mempengaruhi khalayak sasaran kunci seringkali
terbatas waktunya. Kecermatan dan kehati-hatian dalam meyempaikan
argument yang meyakinkan atau model/ cara presentasi dapat mengubah
kesempatan terbatas ini menjadi upaya advokasi yang berhasil.
7.Penggalangan dana untuk advokasi
Semua kegiatan termasuk upaya advokasi memerlukan dana.
Mempertahankan upaya advokasi yang berkelanjutan dalam jangka
panjang memerlukan waktu, energi dalam penggalangan dana atau sumber
daya lain untuk menunjang upaya advokasi.
8.Evaluasi upaya advokasi
Untuk menjadi advocator yang tangguh diperlukan umpan balik
berkelanjutan serta evaluasi atas upaya advokasi yang telah dilakukan.

3.3. MEDIA ADVOKASI

Media advokasi merupakan komponen penting dalam mendukung


keberhasilan kegiatan advokasi kesehatan. Bahkan dapat dikatakan salah
satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan advokasi kesehatan, ditentukan
oleh kualitas serta berbagai jenis media advokasi yang dipergunakan.

11
Secara umum media komunikasi mempunyai kekuatan dan fungsi untuk
meningkatkan pengetahuan sasaran, memotivasi sasaran, membangun
sikap positif sasaran, memperjelas perilaku atau tindakan yang harus
dilakukan oleh sasaran serta membangun opini publik tentang pentingnya
program kesehatan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat .
Namun, dalam penggunaannya setiap jenis media mempunyai kekuatan
dan kelemahan.

Media massa sangat penting berperan dalam membentuk opini


publik. Media juga sangat kuat dalam mempengaruhi persepsi publik atas
isu atau masalah tertentu. Mengenal, membangun dan menjaga kemitraan
dengan media massa sangat penting dalam proses advokasi.

3.4. LANGAH-LANGKAH ADVOKASI

Advokasi adalah proses atau kegiatan yang hasil akhirnya adalah


diperolehnya dukungan dari para pembuat keputusan terhadap program
kesehatan yang ditawarkan atau diusulkan. Oleh sebab itu, proses ini
antara lain melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Menurut Sharma (dikutip dari Hadi Pratomo dalam Notoatmodjo,
2005), terdapat delapan unsur dasar dalam advokasi, yaitu penetapan
tujuan, pemanfaatan data, identifikasi khalayak sasaran, pengembngan dan
penyampaian pesan, membangun koalisi, membuat penyajian atau
persentasi yang persuasif, penggalangan dana dan evaluasi.
Menurut Depkes (2007), terdapat lima langkah kegiatan advokasi
antara lain adalah:
1. Identifikasi dan analisis masalah atau isu yang memerlukan
advokasi
Masalah atau isu advokasi perlu dirumuskan berbasis data atau fakta. Data
sangat penting agar keputusan yang dibuat berdasarkan informasi yang
tepat dan benar. Data berbasis fakta sangat membantu menetapkan
masalah, mengidentifikasi solusi dan menentuka tujuan yang realistis.
Adanya data sering menjadi argumen yang sangat persuasif.

12
2. Identifikasi dan analisis kelompok sasaran
Sasaran kegiatan advokasi ditujukan kepada para pembuat
keputusan (decision makers) atau penentu kebijakan (policy makers), baik
dibidang kesehatan maupun di luar sector kesehatan yang berpengaruh
terhadap publik. Tujuannya agar para pembuat keputusan mengeluarkan
kebijakan-kebijakan. Antara lain dalam bentuk peraturan, undang-undang,
instruksi, dan yang menguntungkan kesehatan. Dalam mengidentifikasi
sasaran perlu ditetpkan siapa saja yang menjadi sasaran, mengapa perlu
diadvokasi, apa kecenderunagnnya, dan apa harapan kita kepadanya.
3. Siapkan dan kemas bahan informasi
Tokoh politik mungkin akan termotivasi dan akan mengambil
keputusan jika mereka mengetahui secara rinci besarnya masalah
kesehatan tertentu. Oleh sebab itu penting diketahui pesan atau informasi
apa yang diperlukan agar sasaran yang dituju dapat membuat keputusan
yang mewakili kepentingan advocator. Kata kunci untuk bahan informasi ini
adala informasi yang akurat, tepat dan menarik.
Beberapa pertimbangan dalam menetapkan bahan informasi ini meliputi:
a.Bahan informasi minimal memuat rumusan masalah yang dibahas, latar
belakang masalahnya, alternative mengatasinya, usulan peran atau
tindakan yang diharapkan, dan tindak lanjut penyelesaiannya. Bahan
informasi juga minimal memuat tentang 5 W 1 H (what, why, who,
where, when dan how).
b.Dikemas menarik, ringkas, jelas dan mengesankan.
c..Bahan informasi tersebut akan lebih baik lagi jika disertai data
pendukung, ilustrasi contoh, gambar dan bagan.
D.Waktu dan tempat penyampaian baan informasi, apakah sebelum, saat
atau setelah pertemuan.
4. Rencanakan teknik atau cara atau kegiatan operasional
Beberapa teknik atau kegiatan operasional avokasi dapat meliputi
konsultasi, lobi, pendekatan atau pembicaraan formal atau informal
terhadap para pembuat keputusan, negoisasi atau resolusi konflik,
pertemua khusus, debat publik, petisi, pembuatan opini, dan seminar-
seminar kesehatan.
13
5. Laksanakan kegiatan, pantau dan evaluasi serta lakukan tindak
lanjut
Upaya advokasi selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan sesuai
rencana yang telah disusun, memantau dan mengevaluasinya serta
melakukan tindak lanjut. Evaluasi diperlukan untuk menilai ketercapaian
tujuan serta menyempurnakan dan memperbaiki strategi advokasi. Untuk
menjadi advokat yang tangguh, diperlukan umpan balik berkelanjutan dan
evaluasi terhadap upaya advokasi yang telah dilakukan.
a. Software (piranti lunak): misalnya dikeluarkannya:
- Undang-undang
- Peraturan pemerintah
- Peraturan pemerintah daerah (perda)
- Keputusan menteri
- Surat keputusan gubernur/ bupati
- Nota kesepahaman(MOU), dan sebagainya
b. Hardware (piranti keras): misalnya:
- Meningkatnya anggaran kesehatan dalam APBN atau APBD
- Meningkatnya anggaran untuk satu program yang di
prioritaskan
- Adanya bantuan peralatan, sarana atau prasarana program dan
sebagainya.
A. Peran Dinas Provinsi dan Kabupaten/ Kota dalam Advokasi
Kesehatan
Menurut Depkes (2007), Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/ Kota memiliki peran sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah/ isu, berhubungan dengan hal-hal yang perlu
dilakukan untuk advokasi.
2. Menetapkan arah atau kebijakan atau strategi dengan menetapkan
tujuan, sasaran pencapaian, dan strategi pelaksanaan advokasi.
3. Menentukan sasaran, siapa yang perlu diberikan advokasi.
4. Memilih pelaku, siapa yang akan melakukan advokasi
5. Menyusun bahan advokasi, menugasi tim penyusun bahan
advokasi dan menetapkannya.

14
6. Mengembangkan kemitraan dengan cara membangun dan
mengembangkan kemitraan untuk advokasi.
7. Mengelola kegiatan advokasi dengan merencanakan,
menggerakkan pelaksanaan, memantau, mengawai, dan menilai
kegiatan advokasi
B.Indikator Keberhasilan Advokasi Kesehatan
1. Indikator Output
Adanya kepedulian, keterlibatan dan dukungan, serta
kesinambungan upaya kesehatan, baik berupa kebikajan, tenaga,
dana, sarana, kemudahan, atau keterlibatan dalam kegiatan/
geraka. Output kegiatan advokasi adalah undang-undang, perda,
instruksi yang mengikat masyarakat atau instansi berkenaan
dengan masalah kesehatan.
2. Indikator Proses
Adanya rencana kegiatan dan pelaksanaan kegiatan advokasi
berupa forum, jaringan, dan kerja sama.
3. Indikator Input
Adanya sasaran yang jelas, bahan informasi/ advokasi, dan
kesiapan pelaku advokasi.

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Advokasi adalah kombinasi antara pendekatan atau kegiatan


individu dan sosial, untuk memperoleh komitmen politik, dukungan
kebijakan, penerimaan sosial, dan adanya sistem yang mendukung
terhadap suatu program kesehatan. Untuk mencapai tujuan advokasi ini,
dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan atau pendekatan. Untuk
melakukan kegiatan advokasi yang efektif memerlukan argumen yang kuat.

4.2 SARAN

Dengan adanya pembuatan makalah tentang Dasar-Dasar Advokasi


ini,diharapkan kita sebagai tenaga kesehatan masyarakat dapat
mengetahui apa itu Advokasi, Tujuan Advokasi, Sasaran Advokasi, Media
Advokasi serta bagaimana Langkah-langkah Advokasi yang baik dan
benar. Sehingga kita dapat berperan dalam masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan melalui advokasi komunikasi kesehatan
dengan tepat.

16

Anda mungkin juga menyukai