Salah satu faktor utama pemicu pendarahan adalah terjadinya placenta previa
dimana plasenta menutup jalan lahir. Dalam hal ini, dibutuhkan ketepatan tim dokter
untuk melakukan penanganan agar tidak mmebahayakan nyawa sang ibu.
Meskipun tampak sepele, tekanan darah tinggi saat hamil menjadi salah
satu penyebab kematian ibu hamil. Tekanan darah tinggi ini disertai dengan urin yang
positif sehingga pre-eklampsia pun terjadi. Jika ibu hamil terbukti terkena pre-eklampsia
dalam kehamilan, maka sangat membahayakan ibu hamil dan janin yang berada dalam
kandungan.
4. Infeksi Berat
Ibu hamil yang terkena infeksi berat pada saat kehamilan beresiko tinggi terkena
dampak dari infeksi tersebut. Dan yang paling parah, infeksi ini bisa juga menyebabkan
kematian ibu hamil, kematian janin, persalinan prematur, dan lain sebagainya.
5. Sepsis
Sepsis merupakan infeksi bakteri yang terjadi akibat kebersihan ibu hamil yang
kurang terjaga selama persalinan. Biasanya kematian akibat sepsis ini terjadi pada ibu
hamil yang melahirkan melalui dukun beranak. Gejala awal munculnya sepsis adalah ibu
hamil merasa menggigil, keputihan berbau busuk, hingga pendarahan dari vagina. Namun
semua ini dapat dicegah dengan pemeriksaan laboratorium yang akurat serta pemberian
antibiotik sebelum dan sesudah persalinan.
Ibu yang menderita infeksi ketika hamil dapat menyebabkan dampak yang besar
terhadap ibu, sendiri maupun janin dan bayi neonatal seperti cacat congenital (infeksi
rubella, aborsi spontan atau fetal death (infeksi sifilis), infeksi neonatal (gonorrhoea atau
infeksi streptococcus group, berat bayi Iahir rendah (malaria) ).
Setelah persalinan, ibu hamil juga beresiko mengalami kegagalan napas akut yang
menjadi salah satu penyebab kematian ibu hamil. Gagal napas ditandai dengan sesak
napas secara tiba tiba akibat embolisme paru atau pembekuan darah yang terjadi secara
mendadak. Jika tidak ditanggulangi dengan baik oleh tim medis, gagal napas ini bisa
membahayakan nyawa ibu hamil.