Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Advokasi adalah kombinasi antara pendekatan atau kegiatan individu dan

sosial, untuk memperoleh komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan

sosial, dan adanya sistem yang mendukung terhadap suatu program kesehatan.

Untuk mencapai tujuan advokasi ini, dapat diwujudkan dengan berbagai

kegiatan atau pendekatan. Untuk melakukan kegiatan advokasi yang efektif

memerlukan argumen yang kuat. Oleh sebab itu, prinsip-prinsip advokasi ini

akan membahas tentang tujuan, kegiatan, dan argumentasi-argumentasi

advokasi.

Advokasi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan

terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-

mula digunakan dibidang hukum atau pengadilan. Sesorang yang sedang

tersangkut perkara atau pelanggaran hukum, agar memperoleh keadilan yang

sesungguh-sungguhnya. Mengacu kepada istilah advokasi dibidang hukum

tersebut, maka advokasi dalam kesehatan diartikan upaya untuk memperoleh

pembelaan, bantuan, atau dukungan terhadap program kesehatan. Menurut

Wesbter Encyclopedia advokasi adalah "act of pleading for supporting or

recommending active espousal" atau tindakan pembelaan, dukungan, atau

rekomendasi : dukungan aktif.

Proses advocacy (advokasi) di bidang kesehatan mulai digunakan dalam

program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984,

sebagai salah satu strategi global Pendidikan atau promosi kesehatan.WHO


2

merumuskan, bahwa dalam mewujudkan visi dan misi Promosi Kesehatan

secara efektif menggunakan 3 strategi pokok, yakni:

1. Advocacy (advokasi)

2. Social Support (dukungan sosial)

3. Empowerment (pemberdayaan masyarakat)

B. TUJUAN

1. Mengetahui dan Memahami apa saja Tujuan Advokasi.

2. Mengetahui dan Memahami apa saja Sasaran Advokasi.

3. Mengetahui dan Memahami apa yang dimaksud dengan Media Advokasi.

4. Mengetahui dan Memahami bagaimana Langkah-Langkah Advokasi.

5. Mengetahui dan Memahami bagaimana Strategi Advokasi

C. MANFAAT

Memberikan pengetahuan kepada pembaca khususnya tenaga kesehatan

masyarakat mengenai Advokasi dalam mengatasi masalah kesehatan yang akan

datang sehingga dengan adanya advokasi tersebut masalah kesehatan dapat dengan

mudah di atasi demi meningkatkan derajat kesehatan manusia.


3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TUJUAN ADVOKASI

Advokasi kesehatan adalah advokasi yang dilakukan untuk memperoleh

komitmen atau dukungan dalam bidang kesehatan, atau yang mendukung

pengembangan lingkungan dan perilaku sehat (DEPKES, 2017).

Tujuan utama advokasi adalah memberikan dorongan dandukungan

dikeluarkannya kebijakan-kebijakan publik yang berkaitan dengan program-

program kesehatan.

Menurut Departemen Kesehatan RI (2017), tujuan advokasi kesehatan

adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya kesehatan, baik

berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana, kemudahan, keiktusertaan dalam

kegiatan, maupun berbagai bentuk lainnya sesuai keadaan dan usaha.

2. Tujuan Khusus

a) Adanya pemahaman atau pengenalan atau kesadaran.

b) Adanya ketertarikan atau peminatan atau tanpa penolakan.

c) Adanya kemauan atau kepedulian atau kesanggupan untuk membantu

dan menerima perubahan

d) Adanya tindakan/ perbuatan/ kegiatan nyata (yang diperlukan)

e) Adanya kelanjutan kegiatan (kesinambungan kegiatan)

Menurut Notoatmodjo, (2017) secara inklusif terkandung tujuan-tujuan

advokasi antara lain yaitu:


4

a. Komitmen Politik (Political Comitment)

Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di tingkat

dan di sektor manapun sangat diperlukan terhadap permasalahan kesehatan

dan upaya pemecahan permasalahan kesehatan. Pembangunan nasional

tidak terlepas dari pengaruh kekuasaan politik yang sedang berjalan. Oleh

sebab itu pembangunan di sector kesehatan juga tidak terlepas dari kondisi

dan situasi politik pada saat ini. Baik kekuasaan eksekutif maupun

legislative di Negara manapun ditentukan oleh proses politik, terutama hasil

pemeliharaan umum pada eksekutif dan legislative terhadap masalah

kesehatan masyarakat, ditentukan oleh pemahaman mereka terhadap

masalah-masalah kesehatan.

Demikian pula seberapa jauh mereka mengalokasikan anggran

pembangunan nasional begi pembangunan sektor kesehatan, juga

tergantung pada cara pandang dan kepedulian (concern) mereka terhadap

kesehatan dalam konteks pembangunan nasional. Oleh sebab itu untuk

meningkatkan komitmen para eksekutif dan legislative terhadap kesehatan

perlu advokasi kepada mereka. komitemen politik ini dapat diwujudkan

antara lain dengan pernyataan-pernyataan, baik secara lisan maupun tertulis,

dapi para pejabat eksekutif maupun legislative, mengenai dukungan atau

persetujuan terhadap isu-isu kesehatan.

b. Dukungan Kebijakan (Policy Support)

Dukungan konkret yang diberikan oleh para pimpinan institusi di

semuua tingkat dan di semua sektor yang terkait dalam rangka mewujudkan

pembangunan di sektor kesehatan. Dukungan politik tidak akan berarti

tanpa dikeluarkannya kebijakan yang konkret dari pembuat keputusan. Oleh


5

sebab itu, setelah adanya komitmen politik dari para eksekutif maka perlu

ditindak lanjuti dengan advokasi agar dikeluarkannya kebijakan untuk

mendukung program yang telah memperoleh komitmen politik tersebut.

Dukungan kebijakan ini dapat berupa Undang-undang, peraturan

pemerintah atau peraturan daerah, surat keputusan pimpinan institusi baik

pemerintah maupun swasta, instruksi atau surat edaran dari para pemimpin

lembaga/ institusi, dan sebagainya.

c. Dukungan Masyarakat (Social Acceptance)

Dukungan masyarakat berarti diterimanya suatu program oleh

masyarakat. Suatu program kesehatan apa pun hendaknya memperoleh

dukungan dari sasaran utama program tersebut, yakni masyarakat, terutama

tokoh masyarakat. Oleh sebab itu apabila suatu program telah mendapat

komitmen dan dukungan kebijakan, maka langkah selanjutnya adalah

memperoleh dukungan masyarakat. Untuk sosialisasi program ini, para

petugas tingkat operasional atau local, misalnya petugas dinas kesehatan

kabupaten dan puskesmas, mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh

sebab itu para petugas tersebut juga mempunyai kemampuan advokasi.

Untuk petugas kesehatan tingkat distrik, sasaran advokasi adalak kepala

distrik, parleman distrik, pejabat lintas sektoral di tingkat distrik dan

sebagainya. Sedangkan sasaran advokasi petugas puskesmas adalah kepala

wilayah kecamatan, pejabat lintas sektoral tingkat subdistrik, para tokoh

masyarakat setempat, dan sebagainya.


6

d. Dukungan Sistem (System Support)

Agar suatu program berjalan dengan baik, perlu adanya sistem,

mekanisme, atau prosedur kerja yang jelas yang mendukungya. Oleh sebab

itu sistem kerja atau organisasi kerja yang melibatkan kesehatan perlu

dikembangkan. Mengingat bahwa masalah kesehatan merupakan dampak

dari berbagai sektor, maka program untuk pemecahannya atau

penanggulangannya pun harus bersama-sama dengan sektor lain. Dengan

kata lain, semua sektor pembangunan yang mempunyai dampak terhadap

kesehatan, harus memasukkan atau mempunyai unit atau sistem yang

menangani masalah kesehatan di dalam struktur organisasinya. Unit ini

secara internal menangani masalah kesehatan yang dihadapi oleh karyawan,

dan secara eksternal mengatasi dampak institusi tersebut terhadap kesehatan

masyarakat.

B. SASARAN ADVOKASI

Sasarannya adalah Pembuat kebijakan publik yang berfungsi

membuat/mengeluarkan kebijakan publik yang mendukung penanggulangan

atau keberhasilan/isu yang diadvokasi.

1. SASARAN UTAMA (Primary Stake Holder)

a. Sasaran advokasi yg terkait langsung dengan masalah/isu yg diadvokasi.

b. Umumnya kelompok masyarakat marginal

2. SASARAN SEKUNDER

a. Sasaran advokasi yang memiliki hubungan cukup kuat dengan

masalah/isu yang diadvokasi.

b. Mereka yang diharapkan memberi kearifan.


7

Sasaran advokasi kesehatan adalah berbagai pihak yang diharapkan

dapat memberikan dukungan terhadap upaya kesehatan, khususnya para

pengambil keputusan dan penentu kebijakan di pemerintah, lembaga

perwakilan rakyat, mitra di kalangan pengusaha/swasta, badan penyandang

dana, media masa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan.

Semuanya bukan hanya berpotensi mendukung, tetapi juga mentang atau

berlawanan atau merugikan kesehatan.

Pelaku Advokasi adalah siapa saja yang peduli terhadap upaya

kesehatan, dan memandang perlu adanya mitra untuk mendukung upaya

tersebut. Pelaku advokasi dapat berasal dari kalangan pemerintah, swasta,

perguruan tinggi, organisasi profesi, LSM, dan tokoh berpengaruh.

Diharapkan mereka memahamipermaalahan kesehatan, mempunyai

kemampuan advokasi khusunya melakukan pendekatan persuaif, dapat

dipercaya, dan sedapat mungkin dihormati atau setidaknya tidak tercela

khusunya di depan kelompok saaran.asaran advokasi kesehatan adalah

berbagai pihak yang yang diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap

upaya kesehatan, khususnya para pengambil keputusan dan penentu

kebijakan di pemerintahan, lembaga perwakilan rakyat, mitra di kalangan

pengusaha/ swasta, badan penyandang dana, media masa, organisasi

profesi, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, tokoh-

tokoh berpengaruh dan tenar, dan kelompok potensi lainnya di masyarakat.

Semuanya bukan hanya berpotensi mendukung, tetapi juga menentang atau

berlawanan atau merugikan kesehatan (misalnya industri rokok).


8

C. PENDEKATAN ADVOKASI KESEHATAN

Kata kunci dalam proses atau kegiatan advokasi ini adalah pendekatan

persuasive, secara dewasa, dan bijak, sesuai keadaan yang memungkinkan

tukar pikiran secara baik (free choice). Menurut UNFPA dan BKKBN (2012)

terdapat lima pendekatan utama dalam advokasi:

1. Melibatkan para pemimpin

Para pembuat Undang-undang, mereka yang terlibat dalam penyusunan

hukum, peraturan maupun pemimpin politik yaitu mereka yang menetapkan

kebijakan public sangat berpengaruh dalam menciptakan perubahan yang

terkait dengan masalah sosial termasuk kesehatan.

2. Bekerja dengan media massa

Media massa sangat berperan penting dalam membentuk opnini publik.

Media juga sangat kuat dalam mempengaruhi persepsi public atas isu atau

masalah tertentu terutama dalam hal kesehatan. Mengenal, menbangun, dan

menjaga kemitraan dengan media massa sangat penting dalam proses

advokasi.

3. Membangun kemitraan

Dalam upaya advokasi sangat penting dilakukan upaya jaringan, kemitraan

yang berkelanjutan dengan individu, organisasi-organisasi dan sektor lain

yang bergerak dalam sektor yang sama, dalam hal ini adalah kesehatan.

Kemitraan ini dibentuk oleh individu , kelompok yang bekerja sama yang

bertujuan untuk mencapai tujuan umum yang sama.

4. Memobilisasi massa

Merupakan suatu proses mengorganisasikan individu yang telah termotivasi

kedalam kelompok-kelompok atau mengorganisasikan kelompok yang


9

sudah ada. Dengan mobilisasi dimaksudkan agar motivasi individu dapat

diubah menjadi tindakan kolektif.

5. Membangun kapasitas

Maksudnya adalah melembagakan kemampuan untuk mengembangkan dan

mengelila program yang komprehensif dan membangun kritikal massa

pendukung yang memiliki ketrampilan advokasi.

D. Unsur Dasar Advokasi

Sharma dalam Notoatmodjo (2012), ada delapan unsur dasar advokasi,

yaitu antara lain adalah:

1. Penetapan tujuan Advokasi

Agar upaya advokasi dapat berhasil tujuan, advokasi perlu dibuat lebih

spesifik berdasarkan pertanyyan berikut: apakah isu atau masalah tersebut

dapat menyatukan atau membuat berbagai kelompok bersatu dalam suatu

koalisi yang kuat? Apakah tujuan advokasi dapat dicapai? Apakah tujuan

advokasi memang menjawab permasalahan?

2. Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi

Adanya data dan riset pendukung sangat penting agar keputusan dibuat

berdasarkan informasi yang tepat dan benar. Oleh karena itu, data dan riset

mungkin diperlukan dalam menentukan masalah yang akan diadvokasi,

identifikasi solusi pemecahan masalah maupun menentukan tujuan yang

realistis.

3. Identifikasi khalayak sasaran advokasi

Bila isu dan tujuan telah disusun, upaya advokasi harus ditujukan bagi

kelompok yang dapat membuat keputusan dan idealnya ditujukan bagi


10

orang yang berpengaruh dalam pembuatan keputusan, misalnya staf,

penasihat, orang tua yang berpengaruh, media massa dan masyarakat.

4. Pengembangan dan penyampaian pesan advokasi

Khalayak sasaran berbeda bereaksi tidak sama atas pesan yang

berbeda. Seorang tokoh politik mungkin termotivasi kalau dia mengetahui

banwa banyak dari konstituen yang diwakilinya peduli terhadap masalah

tertentu. Seorang Menkes mungkin akan mengambil keputusan ketika

kepada yang bersangkutan disajikan data rinci mengenai besarnya masalah

kesehatan tertentu. Jadi penting diketahui pesan apa yang diperlukan agar

khalayak sasaran yang dituju dapat membuat keputusan yang mewakili

kepentingan advokator.

5. Membangun koalisi

Melibatkan orang dalam jumlah yang besar dan mewakili berbagai

kepentingan, sangat nermanfaat bagi upaya advokasi maupun dukungan

politis. Bahkan daam satu organisasi sendiri, koalisis internal yaitu

melibatkan berbagai orang dari berbagai divisi/ departemen dalam

mengembangkan program baru, dapat membantu consensus untuk aksi

kegiatan. Pertimbangkan lagi siapa lagi yang akan diajak bermitra dalam

aliansi atau koalisi upaya advokasi yang dirancang.

6. Membuat persentasi yang persuasif

Kesempatan untuk mempengaruhi khalayak sasaran kunci seringkali

terbatas waktunya. Kecermatan dan kehati-hatian dalam meyempaikan

argument yang meyakinkan atau model/ cara presentasi dapat mengubah

kesempatan terbatas ini menjadi upaya advokasi yang berhasil.


11

7. Penggalangan dana untuk advokasi

Semua kegiatan termasuk upaya advokasi memerlukan dana.

Mempertahankan upaya advokasi yang berkelanjutan dalam jangka panjang

memerlukan waktu, energi dalam penggalangan dana atau sumber daya lain

untuk menunjang upaya advokasi.

8. Evaluasi upaya advokasi

Untuk menjadi advocator yang tangguh diperlukan umpan balik

berkelanjutan serta evaluasi atas upaya advokasi yang telah dilakukan.

E. MEDIA ADVOKASI

Media advokasi merupakan komponen penting dalam mendukung

keberhasilan kegiatan advokasi kesehatan. Bahkan dapat dikatakan salah satu

kunci keberhasilan pencapaian tujuan advokasi kesehatan, ditentukan oleh

kualitas serta berbagai jenis media advokasi yang dipergunakan. Secara umum

media komunikasi mempunyai kekuatan dan fungsi untuk meningkatkan

pengetahuan sasaran, memotivasi sasaran, membangun sikap positif sasaran,

memperjelas perilaku atau tindakan yang harus dilakukan oleh sasaran serta

membangun opini publik tentang pentingnya program kesehatan dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat . Namun, dalam penggunaannya

setiap jenis media mempunyai kekuatan dan kelemahan.

Media massa sangat penting berperan dalam membentuk opini publik.

Media juga sangat kuat dalam mempengaruhi persepsi publik atas isu atau

masalah tertentu. Mengenal, membangun dan menjaga kemitraan dengan

media massa sangat penting dalam proses advokasi.


12

F. LANGAH-LANGKAH STRATEGI ADVOKASI

Advokasi adalah proses atau kegiatan yang hasil akhirnya adalah

diperolehnya dukungan dari para pembuat keputusan terhadap program

kesehatan yang ditawarkan atau diusulkan. Oleh sebab itu, proses ini antara

lain melalui langkah-langkah sebagai berikut:

Menurut Sharma (dikutip dari Hadi Pratomo dalam Notoatmodjo, 2012),

terdapat delapan unsur dasar dalam advokasi, yaitu penetapan tujuan,

pemanfaatan data, identifikasi khalayak sasaran, pengembngan dan

penyampaian pesan, membangun koalisi, membuat penyajian atau persentasi

yang persuasif, penggalangan dana dan evaluasi.

Menurut Depkes (2017), terdapat lima langkah kegiatan advokasi antara

lain adalah:

a. Identifikasi dan analisis masalah atau isu yang memerlukan advokasi

Masalah atau isu advokasi perlu dirumuskan berbasis data atau fakta.

Data sangat penting agar keputusan yang dibuat berdasarkan informasi yang

tepat dan benar. Data berbasis fakta sangat membantu menetapkan masalah,

mengidentifikasi solusi dan menentuka tujuan yang realistis. Adanya data

sering menjadi argumen yang sangat persuasif.

b. Identifikasi dan analisis kelompok sasaran

Sasaran kegiatan advokasi ditujukan kepada para pembuat keputusan

(decision makers) atau penentu kebijakan (policy makers), baik dibidang

kesehatan maupun di luar sector kesehatan yang berpengaruh terhadap

publik. Tujuannya agar para pembuat keputusan mengeluarkan kebijakan-

kebijakan. Antara lain dalam bentuk peraturan, undang-undang, instruksi,

dan yang menguntungkan kesehatan. Dalam mengidentifikasi sasaran perlu


13

ditetpkan siapa saja yang menjadi sasaran, mengapa perlu diadvokasi, apa

kecenderunagnnya, dan apa harapan kita kepadanya.

c. Siapkan dan kemas bahan informasi

Tokoh politik mungkin akan termotivasi dan akan mengambil

keputusan jika mereka mengetahui secara rinci besarnya masalah kesehatan

tertentu. Oleh sebab itu penting diketahui pesan atau informasi apa yang

diperlukan agar sasaran yang dituju dapat membuat keputusan yang

mewakili kepentingan advocator. Kata kunci untuk bahan informasi ini

adala informasi yang akurat, tepat dan menarik.

d. Rencanakan teknik atau cara atau kegiatan operasional

Beberapa teknik atau kegiatan operasional avokasi dapat meliputi

konsultasi, lobi, pendekatan atau pembicaraan formal atau informal

terhadap para pembuat keputusan, negoisasi atau resolusi konflik, pertemua

khusus, debat publik, petisi, pembuatan opini, dan seminar-seminar

kesehatan.

e. Laksanakan kegiatan, pantau dan evaluasi serta lakukan tindaklanjut

Upaya advokasi selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan sesuai

rencana yang telah disusun, memantau dan mengevaluasinya serta

melakukan tindak lanjut. Evaluasi diperlukan untuk menilai ketercapaian

tujuan serta menyempurnakan dan memperbaiki strategi advokasi. Untuk

menjadi advokat yang tangguh, diperlukan umpan balik berkelanjutan dan

evaluasi terhadap upaya advokasi yang telah dilakukan.

f. Identifikasi khalayak sasaran advokasi

Bila isu dan tujuan telah disusun, upaya advokasi harus ditujukan

bagi kelompok yang dapat membuat keputusan dan idealnya ditujukan


14

bagi orang yang berpengaruh dalam pembuatan keputusan, misalnya staf,

penasihat, orang tua yang berpengaruh, media massa dan masyarakat.

g. Membangun koalisi

Melibatkan orang dalam jumlah yang besar dan mewakili berbagai

kepentingan, sangat nermanfaat bagi upaya advokasi maupun dukungan

politis. Bahkan daam satu organisasi sendiri, koalisis internal yaitu

melibatkan berbagai orang dari berbagai divisi/ departemen dalam

mengembangkan program baru, dapat membantu consensus untuk aksi

kegiatan. Pertimbangkan lagi siapa lagi yang akan diajak bermitra dalam

aliansi atau koalisi upaya advokasi yang dirancang.

h. Membuat persentasi yang persuasif

Kesempatan untuk mempengaruhi khalayak sasaran kunci seringkali

terbatas waktunya. Kecermatan dan kehati-hatian dalam meyempaikan

argument yang meyakinkan atau model/ cara presentasi dapat mengubah

kesempatan terbatas ini menjadi upaya advokasi yang berhasil.

i. Evaluasi upaya advokasi

Untuk menjadi advocator yang tangguh diperlukan umpan balik

berkelanjutan serta evaluasi atas upaya advokasi yang telah dilakukan.


15

G. INDIKATOR KEBERHASILAN ADVOKASI KESEHATAN

1. Indikator Output

Adanya kepedulian, keterlibatan dan dukungan, serta

kesinambungan upaya kesehatan, baik berupa kebikajan, tenaga, dana,

sarana, kemudahan, atau keterlibatan dalam kegiatan/ geraka. Output

kegiatan advokasi adalah undang-undang, perda, instruksi yang mengikat

masyarakat atau instansi berkenaan dengan masalah kesehatan.

2. Indikator Proses

Adanya rencana kegiatan dan pelaksanaan kegiatan advokasi berupa

forum, jaringan, dan kerja sama.

3. Indikator Input

Adanya sasaran yang jelas, bahan informasi/ advokasi, dan kesiapan

pelaku advokasi.
16

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Advokasi adalah kombinasi antara pendekatan atau kegiatan individu dan

sosial, untuk memperoleh komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan

sosial, dan adanya sistem yang mendukung terhadap suatu program kesehatan.

Untuk mencapai tujuan advokasi ini, dapat diwujudkan dengan berbagai

kegiatan atau pendekatan. Untuk melakukan kegiatan advokasi yang efektif

memerlukan argumen yang kuat.

B. SARAN

Dengan adanya pembuatan makalah tentang dasar-dasar advokasi ini,

diharapkan kita sebagai tenaga kesehatan masyarakat dapat mengetahui apa itu

Advokasi, Tujuan Advokasi, Sasaran Advokasi, Media Advokasi serta

bagaimana Langkah-langkah Advokasi yang baik dan benar. Sehingga kita dapat

berperan dalam masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui

advokasi komunikasi kesehatan dengan tepat.

Anda mungkin juga menyukai