Anda di halaman 1dari 9

METODE DAN TEKNIK ADVOKASI KESEHATAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Promosi Kesehatan

Dosen Pengampu:
Dr. Nugi Nurdin, S.Sos., S.KM., M.Si

Disusun oleh :
Chandra Jefrianja
2019720010

UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG


PROGRAM STUDI PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
2021
A. DEFINISI ADVOKASI
Webster’s New Collegiate Dictionary mengartikan advokasi sebagai tindakan
atau proses untuk membela atau memberi dukungan. Advokasi dapat pula diterjemahkan
sebagai upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen
dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini
berupa tokoh-tokoh masyarakat (formal dan informal) yang umumnya berperan sebagai
narasumber (opinion leader), atau penentu kebijakan (norma) atau penyandang dana.
Juga berupa kelompok-kelompok dalam masyarakat dan media massa yang dapat
berperan dalam menciptakan suasana kondusif, opini
publik dan dorongan (pressure) bagi masyarakat (Sulistyowati, 2011).
Advokasi bidang kesehatan adalah usaha untuk mempengaruhi para penentu
kebijakan atau pengambil keputusan untuk membuat kebijakan publik yang bermanfaat
untuk peningkatan kesehatan masyarakat. Advokasi bidang kesehatan mulai digunakan
dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai
salah satu strategi global Promosi Kesehatan (Kesehatan PP, 2013).

B. TUJUAN ADVOKASI KESEHATAN


Tujuan utama advokasi adalah untuk mendorong dikeluarkannya kebijakan-
kebijakan publik oleh pejabat publik sehingga dapat mendukung dan menguntungkan
kesehatan. Melalui pelaksanaan advokasi kesehatan, pejabat publik menjadi paham
terhadap masalah kesehatan, kemudian tertarik, peduli, menjadikan program kesehatan
menjadi agenda prioritas serta bertindak memberikan dukungan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya. Dukungan tersebut,
dalam bentuk (Kesehatan PP, 2013).
1. Komitmen politis (political commitment)
Adalah komitmen pejabat publik atau berbagai pihak terkait terhadap
upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat yang ada di wilayah
kerjanya.
2. Dukungan kebijakan (policy support)
Adalah dukungan nyata yang diberikan oleh pejabat publik serta para
pimpinan institusi terkait untuk memberikan dukungan dalam bentuk kebijakan
publik untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang ada di wilayah kerjanya.
Dukungan kebijakan tersebut dapat berupa undang-undang, peraturan
pemerintah, peraturan daerah, surat keputusan, instruksi / surat edaran, dll.
3. Penerimaan social (social acceptance)
Adalah diterimanya suatu program kesehatan oleh masyarakat terutama
tokoh masyarakat. Kebijakan publik berwawasan kesehatan yang sudah
dikeluarkan oleh pejabat publik, selanjutnya harus disosialisasikan untuk
memperoleh dukungan masyarakat terutama tokoh masyarakat. Selanjutnya, dalam
penerapan kebijakan publik tersebut, maka perlu dibuat kebijakan operasional yang
mengacu pada kebjakan publik yang telah ditetapkan tersebut.
4. Dukungan sistem (system support)
Adanya sistem atau organisasi kerja yang memasukkan program kesehatan
dalam program kerjanya (partnership). Upaya mengatasi masalah kesehatan tidak
dapat dilakukan hanya oleh sector kesehatan saja, melainkan dengan berbagai
lintas sektor terkait, misalnya: upaya perbaikan gizi masyarakat terkait dengan
sektor pertanian, pemberdayaan perempuan dan kesejahteraan rakyat.

C. MANFAAT ADVOKASI KESEHATAN


Program kesehatan menduduki prioritas yang tinggi atau strategis dalam

agenda pembangunan daerah serta lintas sektor terkait (Kesehatan PP, 2013).

1. Penyelenggaraan program kesehatan mendapat dukungan kebijakan yang kuat dalam


mengatasi masalah kesehatan.

2. Penyelenggaraan program kesehatan mendapat dukungan alokasi sumber daya yang


diperlukan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat.

3. Upaya mengatasi kesehatan menjadi tugas dan tanggung jawab semua pihak, jadi
bukan merupakan masalah sektor kesehatan saja.
4. Program kesehatan dapat dirancang dengan baik, dan dapat terintegrasi dengan lintas
sektor terkait.

5. Penyelenggaraan program kesehatan akan lebih optimal sehingga dapat berdampak


lebih maksimal terhadap upaya mengatasi masalah kesehatan masyarakat.

6. Meningkatkan kinerja eksekutif dan legislatif dalam pembangunan kesehatan


masyarakat.

D. SASARAN ADVOKASI KESEHATAN


Sasaran advokasi kesehatan adalah (Kesehatan PP, 2013) :
1. Pelaku advokasi
Adalah individu atau kelompok/ tim kerja yang mempunyai kemampuan untuk
melakukan advokasi serta mempunyai hubungan atau pengaruh yang terdekat dan
terkuat dengan sasaran advokasi yaitu penentu/ pengambil kebijakan. Yang termasuk
dalam sasaran ini adalah: pakar, pejabat yang berwenang, lintas sektor, perguruan
tinggi, media massa, swasta, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, LSM,
kelompok/ asosiasi peduli kesehatan, tokoh masyarakat / tokoh publik, dll.
2. Pejabat publik atau penentu/ pembuat kebijakan publik
Merupakan sasaran advokasi yang mempunyai kewenangan untuk memberikan
dukungan kebijakan dan sumberdaya dalam pengembangan program kesehatan
masyarakat. Sasaran penentu atau pembuat kebijakan yaitu pejabat/pimpinan dari unsur
:
a. Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan.desa/kelurahan,
DPR/DPRD, BPD.
b. Pimpinan lintas sektor yang berkaitan dengan program kesehatan.
c. Pimpinan atau pengurus organisasi kemasyarakatan atau LSM yang
potensial mendukung program kesehatan.
d. Penangung jawab program dari lintas sektor yang mempengaruhi
keberhasilan upaya mengatasi masalah kesehatan.
e. Penyandang dana dan pimpinan dunia usaha / swasta yang potensial
mendukung program kesehatan.
E. JENIS ADVOKASI KESEHATAN
a. Advokasi reaktif terjadi apabila sasaran advokasi sudah merasakan adanya

masalah penting yang harus diatasi.


b. Advokasi pro-aktif apabila masalah telah terjadi, namun sasaran advokasi belum
memahami bahwa hal itu merupakan suatu masalahnya dan belum ada
kepedulian. Kegunaan mengetahui jenis advokasi ini adalah untuk menentukan
pesan atau bahan advokasi yang sesuai agar tujuan advokasi dapat mencapai
harapan atau tujuan yang diinginkan (Kesehatan PP, 2013).

F. METODE DAN TEKNIK ADVOKASI KESEHATAN


(Kesehatan PP, 2013). :
1. Lobi
Lobi adalah berbincang-bincang secara informal para pengambil keputusan dan
pembuat kebijakan untuk menginformasikan isu-isu strategis yang menjadi
permasalahan di masyarakat. Tahap pertama lobi tim inti advokasi menyampaikan
seriusnya masalah kesehatan yang dihadapi di suatu wilayah dan dampaknya terhadap
kehidupan masyarakat. Kemudian disampaikan alternatif terbaik untuk
mengendalikan masalah tersebut. Dalam lobi yang paling baik adalah melalui
komunikasi interpersonal. Lobi banyak digunakan untuk mengadvokasi pembuat
kebijakan/pejabat publik dalam bentuk bincang-bincang (pendekatan tokoh). Aspek
lain yang perlu dipersiapkan adalah data dan argumen yang kuat untuk meyakinkan si
pejabat public tentang seriusnya permasalahan kesehatan dan betapa pentingnya
peranan si pejabat tersebut dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada. Prinsip
melobi dalam program advokasi kesehatan, adalah “low profile, high pressure”.
2. Petisi
Petisi adalah cara formal dan tertulis untuk menyampaikan gagasan advokator dan
memberikan tekanan kolektif terhadap para pembuat keputusan. Biasanya dalam petisi
sudah jelas tertulis, yaitu pernyataan singkat dan jelas tentang isu tertentu dan tindakan
apa yang akan dilakukan. Di dalam petisi tersebut tercantum nama dan tanda tangan
individu atau organisasi serta identitas lainnya sejumlah pihak yang mendukung petisi
tersebut.
3. Debat
Debat pada dasarnya juga merupakan salah satu metode advokasi kesehatan dalam
kelompok. Ciri spesifiknya, adalah berbagai mengangkat dan membahas isu kesehatan
dari pihak yang pro maupun kontra. Debat memberikan kesempatan bagi advocator
untuk menelaah isu dari berbagai perspektif dan pandangan. Dengan metode ini,
keterlibatan sasaran (khalayak) akan lebih aktif dan permasalahan kesehatan dapat
dibahas dari berbagai sudut pandang secara tajam serta bisa lebih mendalam.
4. Dialog
Hampir sama dengan debat, dialog lebih tepat digunakan sebagai metode advokasi
melalui pendekatan kelompok. Namun, pelaksanaan dialog sebaiknya didukung oleh
media massa, khususnya TV dan Radio, sehingga dialog ini bisa menjangkau kelompok
yang sangat luas. Metode ini memberi peluang yang cukup baik untuk mengungkapkan
isu/aspirasi/pandangan khalayak sasaran terhadap program kesehatan.
5. Negosiasi
Negosiasi merupakan metode advokasi yang bertujuan untuk menghasilkan
kesepakatan. Dalam hal ini pihak yang bernegosiasi menyadari bahwa masing-masing
pihak mempunyai kepentingan yang sama tentang upaya mengatasi permasalahan
kesehatan, sekaligus menyatukan upaya mencapai kepentingan tersebut sesuai tupoksi
atau valuenya masingmasing. Negosiasi merupakan cara yang efektif untuk
mendapatkan kesepakatan tentang pentingnya memberikan dukungan kebijakan
maupun sumberdaya dalam mencapai tujuan program kesehatan.
6. Opsi
Adalah kisaran upaya dimana semua pihak dapat mencapai kesepakatan. Opsi
yang baik apabila dapat menguntungkan semua pihak.
7. Legitimasi
Semua pihak dalam negosiasi ingin diperlakukan secara adil. Mengukur keadilan
dengan menggunakan beberapa kriteria atau standar, misalnya: peraturan, instruksi ,
dll.
8. Komunikasi
Komunikasi yang baik dalam kegiatan advokasi merupakan penyampaian landasan
fakta serta value yang dapat membangun pemahaman, kesadaran, ketertarikan,
kepedulian untuk memberikan dukungan / tindakan nyata terhadap upaya peningkatan
status kesehatan di masyarakat.
9. Komitmen
Komitmen adalah pernyataan lisan atau tulisan mengenai apa yang akan atau tidak
boleh dilakukan oleh berbagai pihak yang terlibat.
10. Paparan (presentasi)
Paparan atau presentasi merupakan metode advokasi yang sering dipergunakan.
Materi paparan adalah isu strategis tentang masalah kesehatan yang disampaikan dalam
bahasa yang baik, cukup menyentuh, efektif, tidak berbelit-belit, dapat dimengerti dan
dipahami dengan cepat dan jelas.
11. Seminar
Seminar merupakan salah satu metode advokasi yang membahas isu strategis
secara ilmiah yang dilakukan bersama beberapa pejabat publik sebagai sasaran
advokasi. Seminar biasanya diikuti 20 sampai 30 orang peserta yang dipimpin oleh
seorang pakar dalam bidang yang dibahas/diseminarkan. Tujuan seminar untuk
mendapatkan keputusan atau rekomendasi terhadap upaya pemecahan masalah tertentu
yang merupakan hasil kesepakatan dalam pembahasan bersama semua peserta.
G. METODE DAN TEKNIK ADVOKASI KESEHATAN YANG DIPILIH
Teknik advokasi kesehatan yang dipilih adalah Lobi. Adapun kelebihan dan
kekurangan dari Lobi adalah :
1. Kelebihan
a. Mempercepat proses birokrasi
b. Memperpendek waktu penyelesaian masalah yang menjadi topic
c. Mengurangi resiko kerugian yang kemungkinan akan diterima.
2. Kekurangan
a. Susah nya mengatur waktu untuk mengimplementasikan lobi dengan para
pemegang keputusan atau pejabat yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA

Hariadi Saptadji MH, Fitri Fardhiyah, Eva Zaini, Dian Suralaga, Feriyanto Suwanda, Gusti
Surya Pranata. Pedoman Advokasi Kebijakan. Kamar Dagang dan Industri Indonesia
(KADIN).

Sulistyowati L. Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan. In: Kesehatan K,


Indonesia R, editors. Jakarta2011.

Kesehatan PP. Kurikulum dan Modul Pelatihan Teknis tentang Pengelolaan AdvokasiKesehatan.
In: RI KK, editor. Jakarta2013.

Anda mungkin juga menyukai