TOPIK 1
Dengan kata lain, masyarakat mampu ber-perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
dalam rangka memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya (problem solving),
baik masalah-masalah kesehatan yang sudah diderita maupun yang potensial (mengancam),
secara mandiri (dalam batas-batas tertentu).
Kondisi masyarakat yang heterogen yang terdiri dari berbagai macam latar belakang
ekonomi, sosial, dan pendidikan yang berbeda juga menjadi tantangan tersendiri untuk
menerapkan promosi kesehatan secara fleksibel dan luwes dengan mempertimbangkan
keseluruhan faktor yang beragam tersebut.
Strategi utama dalam promosi kesehatan yaitu adanya upaya advokasi, dukungan sosial
dan pemberdayaan masyarakat. Upaya inilah yang disebut sebagai misi dalam promosi
kesehatan. Secara umum misi promosi kesehatan ini ada 3, yaitu
Advokasi (advocate). Sejalan dengan misi advokat, promosi kesehatan harus dapat
membuat kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan dan perilaku menjadi
menguntungkan bagi kesehatan. Kegiatan advokasi ini dilakukan terhadap para pengambil
keputusan dari berbagai tingkat,dan sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini
adalah meyakinkan para pejabat pembuat keputusan atau penentu kebijakan, bahwa program
kesehatan yang akan dilaksanakan tersebut penting (urgent). Sasaran promkes pada tahap ini
merupakan sasaran tersier.
Mediasi/dukungan sosial (Mediate). Promosi kesehatan juga mempunyai misi
“mediator” atau “menjembatani“ antara sektor kesehatan dengan sektor yang lain sebagai
mitra (social support) dengan pemerintah dan lembaga non pemerintah, dunia industri dan
media, sehingga terjadi aksi terkoordinasi untuk kesehatan. Sasarannya disebut sasaran
sekunder.
Prinsip dasar Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik, tetapi mencakup
kegiatan persuasif, memberikan semangat dan bahkan sampai memberikan pressure atau
tekanan kepada para pemimpin institusi.
Metode atau cara dan teknik advokasi untuk mencapai tujuan ada bermacam-macam,
yaitu:
a. Lobi politik (political lobying)
b. Seminar/presentasi
c. Media
d. Perkumpulan
learn), di tempat kerja (where we work), di tempat-tempat umum (where we play and do
everything) dan di sarana kesehatan (where we get health services).
c. Promosi kesehatan di sekolah. (usaha kesehatan sekolah atau unit kegiatan medis
di perguruan tinggi). Siswa sekolah merupakan komunitas besar dalam masyarakat,
dalam wadah organisasi sekolah yang telah mapan, tersebar luas di pedesaan maupun
perkotaan, serta telah ada program usaha kesehatan sekolah.
Adapun lingkup kegiatan yang termasuk dalam kegiatan Promosi Kesehatan Sekolah
adalah sebagai berikut:
• Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah.
• Penggalakan cuci tangan pakai sabun (CTPS).
• Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan
individu, dan kesehatan masyarakat.
Dalam kaitannya dengan kegiatan advokasi di sekolah, maka program utama promosi
kesehatan di sekolah adalah:
1) Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat
a) Aspek Non-Fisik (mental sosial)
b) Aspek Fisik
• Bangunan sekolah dan lingkungannya
• Pemeliharan kebersihan perorangan dan lingkungan, Misal:
kebersihan kulit, rambut, kuku, mulut dan gigi; kebersihan
ruang kelas, kamar mandi
• Keamanan umum sekolah dan lingkungannya, Misal: ada pagar
sekolah, halaman mudah dilewati,
• P3K
2) Pendidikan Kesehatan
Tahap-tahap:
a) Memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat
b) Menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat.
c) Membentuk kebiasaan hidup sehat
d) Pemeliharaan dan Pelayanan Kesehatan di Sekolah
3) Pemeliharaan dan Pelayanan Kesehatan di Sekolah
Terkait dengan hal tersebut di atas, maka komponen promosi kesehatan yang
terkait secara langsung adalah:
a) Penerapan Kebijakan Kesehatan
b) Membuat peraturan-peraturan sekolah untuk mengembangkan kebiasaan
c) sehat. Misal: pemeriksaan kebersihan diri tiap senin
d) Tersedianya Saranan dan Prasarana Pencegahan dan Pengobatan
e) Sederhana di Sekolah Misal tersedianya tempat cuci tangan, kotak P3K
f) Tersedianya Lingkungan yang Sehat, Misal: penyediaan air bersih,
tempat sampah dll
Karena advokasi tentang layanan kesehatan justru sangat dibutuhkan mengingat bahwa
produktifitas pekerja tidak saja ditentukan oleh desain pekerjaan, namun juga oleh perilaku
sehat pekerja baik di dalam atau di luar tempat kerja.
Adapun topik-topik yang dapat dibahas saat mensosialisasikan program kesehatan antara
lain:
• Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan
• Pendidikan kanker payudara
• Kesehatan reproduksi
• Latihan dan kebugaran
• Penggunaan fasilitas kesehatan
• Penilaian resiko kesehatan
• Tekanan darah tinggi
5. Langkah Advokasi dalam Promosi Kesehatan
a. Tahap Persiapan
Persiapan advokasi yang paling penting adalah menyusun bahan/materi atau instrumen
advokasi.Bahan advokasi adalah: data-à informasi–à bukti yang dikemas dalam bentuk
tabel, grafik atau diagram yang mnjelaskan besarnya masalah kesehatan,akibat atau
dampak masalah, dampak ekonomi, dan program yang diusulkan/proposal program.
b. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan advokasi tergantung dari metode atau cara advokasi.
c. Tahap Penilaian
Jika kelima tahapan tersebut dapat dicapai selama waktu yang disediakan untuk advokasi,
maka dapat dikatakan advokasi tersebut berhasil.
Kata-kata kunci dalam penyiapan bahan advokasi adalah “Tepat, Lengkap, Akurat, dan
Menarik”. Artinya bahan advokasi harus dibuat:
1) Sesuai dengan sasaran (latar belakang pendidikannya, jabatannya, budayanya,
kesukaannya, dan lain-lain).
2) Sesuai dengan lama waktu yang disediakan untuk advokasi.
3) Suasana atau pendapat umum yang positif ini akan dirasakan pula sebagai
pendukung atau “penekan” (social pressure) oleh individuindividu anggota
masyarakat, sehingga akhirnya mereka mau melaksanakan perilaku yang sedang
diperkenalkan.
1) Pelatihan
2) Konferensi pers
3) Dialog terbuka
4) Penyuluhan
5) Pendidikan
6) Pertunjukkan tradisional.
9) Kunjungan lapangan
1) forum komunikasi,
d. Memotivasi anak untuk dapat hidup sehat, melalui pamflet bergambar yang
menarik. Hal tersebut menjadi tepat sasaran mengingat bahwa mendidik anak
mengenai kesehatan menjadi potensi masyarakat terbesar
a. Input, meliputi: SDM (pemimpin, toma, toga, kader), jumlah dana yang
digunakan, bahan-bahan, dan alat-alat yang mendukung kegiatan pemberdayaan
masyarakat.
c. Output, meliputi: jumlah dan jenis usaha kesehatan yang bersumber daya
masyarakat, jumlah masyarakat yang telah meningkatkan pengetahuan dan
perilakunya tentang kesehatan, jumlah anggota keluarga yang memiliki usaha
meningkatkan pendapatan keluarga, dan meningkatnya fasilitas umum di
masyarakat