Im
KEMENTERIAN
•F KESEHATAN
• REPUBLIK
INDONESIA
PEDOMAN
PEMBINAAN TERPADU PUSKESMAS
OLEH DINAS KESEHATAN
TAHON 2021
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
362.1
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat
Jenderal p Pelayanan Kesehatan
Pembinaan Terpadu Puskesmas oleh Dinas Kesehatan
Tenaga Kesehatan di Puskesmas — Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI. 2021
ISBN 978-623-301-226-3
362.1
Ind
p
i
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan HidayahNya, kami dapat menyelesaikan
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas oleh
Dinas Kesehatan.
Pedoman ini disusun dengan tujuan untuk
memberikan acuan bagi dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota dan dinas kesehatan daerah
provinsi
untuk melakukan pembinaan di Puskesmas wilayah kerjanya. Selama ini,
tentunya sudah dilakukan pembinaan Puskesmas oleh dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota namun belum terencana dan terpadu dengan baik
serta belum memiliki indikator keberhasilan kinerja pembinaan sehingga pada
gilirannya mengalami kesulitan untuk mengukur mutu pembinaan tersebut.
Pembinaan terpadu ini bertujuan untuk mendorong Puskesmas untuk
memenuhi standar penyelenggaraan Puskesmas, meningkatkan kepatuhan
Puskesmas terhadap penyelenggaraan pelayanan, dan terwujudnya budaya
mutu dan keselamatan pasien di Puskesmas.
Pada kesempatan ini, perkenankan saya menyampaikan ucapan terima
kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam proses
penyusunan pedoman ini.
Semoga pedoman ini memberikan manfaat bagi seluruh pihak dalam
menj amin pelayanan kesehatan yang .
bermutu
IGM. Wirabrata,
D Apt
r.
i
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang
Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya telah tersusun
Buku Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas oleh
Dinas Kesehatan.
Puskesmas memiliki peran yang sangat strategis dalam
pembangunan kesehatan. Sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama, Puskesmas menjadi ujung
tombak dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dalam
memenuhi standar pelayanan minimal bidang
kesehatan.
Kinerja Puskesmas akan berpengaruh langsung terhadap kinerja dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota dan pemerintah daerah setempat.
Puskesmas perlu dikelola dengan baik agar dapat menjalankan peran dan
fungsinya secara optimal dalam rangka memenuhi kebutuhan dan harapan
masyarakat. Untuk itu, Puskesmas sangat membutuhkan pembinaan dan
pendampingan dari dinas kesehatan daerah kabupaten/kota.
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas oleh Dinas Kesehatan disusun
sebagai acuan bagi dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dan para
pemangku kepentingan lainnya dalam melakukan pembinaan kepada
Puskesmas. Oleh karena itu kami sangat mengapresiasi dengan telah
tersusunnya Buku Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas oleh Dinas
Kesehatan.
Melalui kesempatan ini, perkenankan saya menyampaikan terima kasih dan
apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan memberikan
sumbangsih pemikiran, waktu, kerja keras dan kerja cerdas sehingga pedoman
ini dapat selesai disusun. Semoga pedoman ini bermanfaat guna meningkatkan
kualitas Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Jakarta, Oktober 1
202
esehatan Primer
Direktur Pelayanan
K
drg. Saraswati,
MPH
3
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
4
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas
DAFTAR ISI
5
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas
3.2.3 Pembinaan Teknis ...........................................................................32
BAB IV ............................................................................................................34
EVALUASI PELAKSANAAN PEMBINAAN .....................................................34
4.1 MAKSUD DAN TUJUAN EVALUASI PEMBINAAN ...............................34
4.2. MANFAAT EVALUASI PEMBINAAN ....................................................34
BAB V .............................................................................................................36
PERAN DINAS KESEHATAN DAERAH PROVINSI .......................................36
DAN KEMENTERIAN KESEHATAN ...............................................................36
5.1. PERAN DAN PEMBAGIAN WILAYAH BINAAN ................................36
5.2. METODE PEMBINAAN......................................................................39
5.2.1. Pembinaan Langsung .....................................................................40
5.2.2. Pembinaan Tidak Langsung ...........................................................40
5.3. INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBINAAN .....................................41
5.4. EVALUASI .........................................................................................44
5.4.1. Level dinas kesehatan daerah provinsi ...........................................44
5.4.2. Level Kementerian Kesehatan ........................................................44
BAB VI ............................................................................................................45
PENCATATAN DAN PELAPORAN.................................................................45
6.1. TINGKAT PUSKESMAS .......................................................................45
6.2. TINGKAT DINAS KESEHATAN DAERAH KABUPATEN/KOTA...........47
6.3. TINGKAT DINAS KESEHATAN DAERAH PROVINSI ..........................49
BAB VII ...........................................................................................................51
PEMBIAYAAN.................................................................................................51
BAB VIII ..........................................................................................................52
PENUTUP .......................................................................................................52
6
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas
DAFTAR SINGKATAN
v
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas
bagaimana melakukan penguatan pelayanan kesehatan primer
sebagai ujung tombak
2
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas
pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
Pemerintah telah menggariskan arah kebijakan pembangunan di
bidang kesehatan pada RPJMN tahun 2020 – 2024 yaitu pada
peningkatan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan
semesta terutama penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar (Primary
Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan
preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi. Salah
satu sasarannya adalah meningkatnya ketersediaan dan mutu fasilitas
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Penguatan pelayanan
kesehatan dasar (Primary Health Care) tentunya tidak terlepas dari
peran Puskesmas sebagai salah satu Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) yang merupakan ujung tombak dalam rangka
mewujudkan kecamatan sehat dengan salah satu ciri masyarakatnya
mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
Selaras dengan upaya pemenuhan SPM bidang kesehatan daerah
kabupaten/kota dan arah kebijakan pembangunan nasional, perlu
penguatan Puskesmas agar mampu memberikan pelayanan bermutu.
Pelayanan bermutu akan terwujud jika Puskesmas terkelola dengan
baik, meliputi sumber daya yang digunakan, proses pelayanan dan
kinerja pelayanan. Hal ini juga menjadi bagian dari 6 (enam) pilar
transformasi sistem kesehatan 2021 – 2024 yaitu meningkatkan
kapasitas dan kapabilitas layanan kesehatan primer.
Untuk memperbaiki tata kelola di Puskesmas dalam rangka
mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, maka Kementerian
Kesehatan sejak tahun 2015 telah menetapkan akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sebagai salah satu cara dalam
memperbaiki tata kelola mutu pelayanan kesehatan secara bertahap
dan berkesinambungan, bahkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2020–2024,
akreditasi FKTP
3
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas
ditetapkan sebagai salah satu indikator strategis pembangunan di
bidang kesehatan.
Dari hasil pemetaan status kelulusan akreditasi Puskesmas yang
dilakukan oleh Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan
per 31 Desember 2020, dari 10.203 Puskesmas di seluruh Indonesia,
sudah ada 9.135 (89.53%) Puskesmas yang telah terakreditasi.
Namun untuk distribusi tingkat kelulusan masih didominasi dasar dan
madya, dengan tingkat pencapaian berturut-turut 2.177 (23.78%)
dasar, 5.068 (55.37%) madya, 1.669 (18.23 %) utama, dan 239
(2.62%) paripurna. Dari capaian akreditasi Puskesmas tersebut, dapat
dilihat bahwa tingkat kelulusan paripurna untuk Puskesmas masih
sangat kecil persentasenya.
Analisis yang dilakukan terhadap laporan hasil survei akreditasi
Puskesmas tahun 2015-2019 dengan mengambil sampel
sebanyak
369 Puskesmas manggambarkan bahwa rata-rata capaian bab
akreditasi Puskesmas sebagai berikut: bab I (77.33%), bab II
(77.36%), bab III (48.65%), bab IV (74.46%), bab V (74.49%), bab VI
(48.06%), bab VII (71.77%), bab VIII (70.85%), dan bab IX (47.96%).
Dari rata- rata capaian bab I sampai dengan bab IX dapat dilihat
bahwa masih terdapat variasi gap dalam pencapaian status
akreditasi paripurna Puskesmas, dimana semua bab harus mencapai
minimal ≥ 80%. Gap yang terbesar ada di bab IX (32.04%) terkait tata
kelola manajemen dan risiko dan gap yang paling kecil ada di bab II
(2.67%) terkait tata kelola manajemen sebagai institusi. Untuk rincian
gap masing-masing bab dapat dilihat pada gambar 1.
4
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas
Gambar 1. Urutan rata-rata capaian dan gap Bab I-IX
5
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas
Dinas kesehatan daerah kabupaten/kota sebagai Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) berdasarkan UU nomor 23 tahun 2014
yang memiliki daerah otonom di tingkat daerah kabupaten/kota dan
sebagai pemilik Puskesmas, tentunya memiliki tanggung jawab dalam
upaya memperbaiki kinerja Puskesmas termasuk dalam memperbaiki
mutu pelayanan kesehatan dasar.
Dinas kesehatan daerah kabupaten/kota mendelegasikan sebagian
wewenang kepada Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis untuk
mewujudkan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya sehingga
keberhasilan kinerja Puskesmas mempengaruhi kinerja dinas
kesehatan daerah kabupaten/Kota.
Pelaksanaan pelayanan Puskesmas perlu didukung oleh dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota karena dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota memiliki kewenangan dan tugas untuk melakukan
pembinaan dan pengawasan (Binwas).
Selama ini, tentunya sudah dilakukan pembinaan Puskesmas oleh
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota namun belum terencana dan
terpadu dengan baik serta belum memiliki indikator keberhasilan
kinerja pembinaan sehingga pada gilirannya mengalami kesulitan
untuk mengukur mutu pembinaan tersebut.
Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan pembinaan tersebut maka
perlu dibentuk tim pembina di dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
yang melakukan pembinaan secara terpadu ke Pusksmas. Tim
Pembina ini disebut sebagai Tim Pembina Cluster Binaan (TPCB)
sebagaimana yang diamanatkan Permenkes yang mengatur tentang
Puskesmas. Selain itu, dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dalam
melakukan pembinaan dan pengawasan memerlukan dukungan dari
dinas kesehatan daerah provinsi.
Dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dan provinsi dalam
melaksanakan fungsi pembinaan dan pengawasan secara terpadu
membutuhkan acuan. Pembinaan yang dilakukan oleh TPCB
membutuhkan sistem, komitmen dan kerja sama lintas program dan
6
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas
dukungan lintas sektor yang perlu pengaturan khusus. Dengan
adanya Pedoman dan Instrumen Pembinaan ini maka pembinaan
yang dilakukan oleh TPCB diharapkan akan melahirkan pembinaan
yang bermutu.
2. TUJUAN
Pedoman pembinaan terpadu Puskesmas oleh dinas kesehatan
bertujuan untuk menstandarkan acuan pelaksanaan pembinaan
secara terpadu oleh dinas kesehatan kepada Puskesmas.
7
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas
4. Pencatatan dan pelaporan hasil pembinaan Puskesmas oleh dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota.
8
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2019 tentang
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan;
16. Peraturan Menteri Kesehatan No 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
17. Peraturan Menteri Kesehatan No.14 Tahun 2021 tentang Standar
Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan.
1.6. SASARAN
1. Puskesmas.
2. Dinas kesehatan daerah kabupaten/kota.
3. Dinas kesehatan daerah provinsi.
4. Pemerintah daerah kabupaten/kota dan provinsi.
5. Penanggung jawab program di Kementerian Kesehatan.
6. Pemerhati pelayanan kesehatan dasar.
9
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas
BAB II
PEMBINAAN TERPADU PUSKESMAS
1
0
2.3. MANFAAT PEMBINAAN
1. PUSKESMAS
a. Terlaksananya tata kelola institusi/ korporat dan tata kelola
pelayanan yang optimal di Puskesmas.
b. Peningkatan capaian kinerja Puskesmas.
c. Peningkatan capaian indikator mutu Puskesmas.
d. Meningkatkan capaian akreditasi Puskesmas minimal utama.
e. Peningkatan capaian Indikator Keluarga Sehat (IKS) di
wilayah kerja Puskesmas.
1
1
3. PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA
Mendukung percepatan pencapaian target Standar Pelayanan
Minimal (SPM) bidang kesehatan dan program prioritas daerah
serta Program Prioritas Nasional (PPN).
4. MASYARAKAT
Tercapainya target Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap
pelayanan Puskesmas.
1
2
dalam konteks konsep kewilayahan. Pembinaan dapat berbentuk
peningkatan kemampuan teknis dan manajerial (tata kelola
pelayanan dan tata kelola institusi pelayanan kesehatan).
Peningkatan kemampuan teknis dilakukan agar Puskesmas memiliki
kemampuan dalam pemberian pelayanan yang bermutu pada Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM), Upaya Kesehatan Perseorangan
(UKP), pelayanan pendukung yaitu kefarmasian, laboratorium,
keperawatan kesehatan masyarakat, Progam Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dan program mutu
Puskesmas meliputi perbaikan program strategis, pengukuran
indikator mutu, pelaporan insiden keselamatan pasien dan upaya
pemenuhan standar pelayanan yang akan dinilai melalui survei
akreditasi. Peningkatan kemampuan manajerial diberikan agar
Puskesmas mampu melakukan pengelolaan sumber daya dan
program secara efektif dan efisien melalui proses manajemen
Puskesmas.
Pembinaan Puskesmas oleh dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
harus melakukan pembagian cluster binaan, pengorganisasian dan
penguatan kapasitas TPCB.
1
3
kabupaten/kota yang dipimpin oleh kepala dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota.
2) Untuk menentukan kriteria pembentukan kelompok, dapat
menggunakan salah satu maupun kombinasi dari kriteria-
kriteria berikut:
(1) Cluster binaan berdasarkan akses, kondisi geografis dan
transportasi. Satu cluster binaan terdiri dari beberapa
Puskesmas yang letaknya berdekatan dan mudah diakses
satu sama lain.
(2) Cluster binaan berdasarkan sumber daya di dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota, misalnya jumlah
bidang atau jumlah SDM di dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota.
(3) Cluster binaan berdasarkan ketersediaan dana
operasional. Apabila dana operasional di dinas kesehatan
tidak terlalu besar maka jumlah cluster binaan sebaiknya
menyesuaikan dengan ketersediaan dana yang tidak
terlalu banyak.
(4) Cluster binaan berdasarkan capaian kinerja Puskesmas
(Penilaian Kinerja Puskesmas) pada tahun sebelumnya.
Satu cluster binaan terdiri atas beberapa Puskesmas yang
nilai penilaian kinerja Puskesmasnya berbeda-beda.
(5) Cluster binaan berdasarkan permasalahan kesehatan di
cluster binaan. Satu cluster binaan terdiri dari beberapa
Puskesmas yang memiliki permasalahan kesehatan yang
sama di wilayahnya sehingga mudah dalam melakukan
intervensi untuk memecahkan permasalahan kesehatan.
3) Semua Puskesmas yang ada di kabupaten/kota dibagi habis
ke dalam cluster binaan.
4) Manfaat Pembagian Cluster Binaan
(1) Pembagian cluster binaan ditujukan agar semua
Puskesmas mendapatkan pembinaan terpadu dari dinas
1
4
kesehatan daerah kabupaten/kota dan meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pembinaan dari dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota.
(2) Pembentukan cluster binaan dilakukan agar pembinaan
yang dilakukan lebih terarah, merata dan mencakup
semua Puskesmas di wilayah kabupaten/kota. Selain itu,
setiap cluster binaan memiliki penanggung jawab dari
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota. Pembinaan
tersebut harus memiliki indikator keberhasilan kinerja, baik
dari sisi dinas kesehatan daerah kabupaten/kota sebagai
pembina maupun dari sisi Puskemas sebagai objek yang
dibina.
1
5
a) penanggung jawab: kepala dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota;
1
6
b) ketua: Eselon III dinas kesehatan daerah kabupaten/kota; dan
c) anggota: terdiri dari kepala seksi, dan pelaksana/penanggung
jawab program di dinas kesehatan daerah kabupaten/kota.
3) Ketua TPCB harus memiliki:
a) pengetahuan terhadap konsep Puskesmas
b) kemampuan kepemimpinan
c) kemampuan pembinaan teknis atau manajemen
Ketua tim bertanggung jawab langsung kepada kepala dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota.
4) Anggota TPCB terdiri atas kepala seksi/ yang setara dan
pelaksana/ penanggung jawab program dan manajemen yang
disebar merata ke dalam cluster binaan.
5) Para penanggung jawab program meskipun berada dalam tim
pembina, namun tetap bertanggung jawab pada masing-masing
programnya.
6) Keanggotaan tim Pembina dan pembagian cluster binaan
ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
dalam 1 (satu) Surat Keputusan (SK).
7) TPCB dapat dibantu oleh unsur lain dalam pelaksanaan
pembinaan yang bersifat teknis sesuai dengan kebutuhan
pembinaan, seperti pelibatan organisasi profesi, surveior yang
berdomisili di kabupaten/kota tersebut, Puskesmas sebagai
percontohan, FKTP dengan kelulusan akreditasi minimal utama,
atau pihak lain yang terkait. Pelibatan unsur lain ini bersifat ad hoc
yang dapat di perkuat dengan surat tugas dari kepala dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota.
Contoh pembagian tim dan cluster binaan berdasarkan jumlah
bidang di dinas kesehatan daerah kabupaten/kota sebagai berikut:
Jika di dinas kesehatan daerah kabupaten “X” terdapat 4 bidang
dan 1 sekretariat, maka komposisi, susunan TPCB dan
pembagian cluster binaan digambarkan pada tabel di bawah
ini. Posisi
1
7
Kasubag/Kepala Seksi/Jabatan Fungsional (JF) dalam satu cluster
binaan tidak berasal dari unit yang sama.
Tabel 1 Contoh Daftar Keanggotaan Tim Pembina Cluster Binaan
Pelayanan Kesehatan
POSISI POSISI POSISI POSISI
NAMA POSISI
BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG
CLUSTER SEKRETARIAT
YANKES P2 KESMAS SDK
1
8
Tabel 2. Pembagian Tugas Ketua dan Anggota TPCB
Ketua Tim Anggota
1. Memimpin anggota tim untuk 1. Membuat jadwal pembinaan
mempelajari kembali rencana sesuai arahan ketua tim dan
pembinaan yang telah disusun dan kesepakatan bersama
membuat penjadwalan pembinaan
bersama
1
9
c. Manajemen Puskesmas
d. Tata Kelola Mutu di Puskesmas
e. Konsep rujukan UKM dan UKP secara horisontal maupun vertikal
f. Standar Akreditasi Puskesmas
g. Analisis data dan informasi
h. Teknik komunikasi dan pembinaan
2
0
harus memahami peraturan ataupun pedoman/standar yang terkait dengan
pelayanan kesehatan tingkat pertama/primer.
2
1
e. Peningkatan kemampuan dalam mengolah dan menganalisis data
Data dan hasil analisis data tersebut merupakan dasar dalam
pelaksanaan pembinaan pada cluster binaan yang sudah ditentukan.
2
2
Komitmen ini merupakan salah satu komponen yang dapat menjamin
kesinambungan kegiatan.
2
3
2.6. METODE PEMBINAAN
Pembinaan Puskesmas oleh TPCB dilakukan dengan 2 (dua) metode
yaitu:
a. Pembinaan langsung
Pembinaan langsung adalah pembinaan yang dilakukan dengan
mengunjungi langsung lokasi setiap Puskesmas sesuai cluster binaan
dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pembinaan langsung harus
dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam setahun.
b. Pembinaan tidak langsung
Pembinaan tidak langsung adalah pembinaan yang dilaksanakan tanpa
mengunjungi lokasi Puskesmas. Pembinaan ini dilaksanakan secara berkala
minimal 1 (satu) kali setiap 3 bulan. Jika ada hal yang dianggap
urgent/mendesak untuk dilakukan pembinaan maka dapat dilaksanakan
sesuai kebutuhan dan pertimbangan dari masing-masing daerah.
2
4
Tabel 3 Indikator Keberhasilan Pembinaan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
23
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
INM dan IKP secara
periodik.
e. Peningkatan
Puskesmas dengan
pencapaian kelulusan
akreditasi minimal
utama.
3. Kesiapan Puskesmas
yang telah ditetapkan
menjadi Puskesmas
sebagai percontohan
di kabupaten/kota.
24
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
BAB III
PELAKSANAAN PEMBINAAN PUSKESMAS
2
5
3.1.1. Analisis Situasi Puskesmas Binaan
Analisis situasi Puskesmas binaan dilakukan berdasarkan data yang
dikumpulkan dari berbagai sumber antara lain laporan Puskesmas
(elektronik atau nonelektronik), penilaian kinerja Puskesmas, pengisian
penilaian mandiri/ self assessment (SA) Puskesmas, maupun sumber
data lain yang relevan.
Laporan Puskesmas dan penilaian kinerja Puskesmas yang diterima
dinas kesehatan dearah kabupaten/kota, dikonfirmasi kelengkapan dan
akurasi datanya, selanjutnya dikompilasi, diolah, dan didistribusikan
secara teratur ke semua unit untuk dapat dimanfaatkan. Masing-masing
unit kemudian melakukan analisis terhadap data capaian program
setelah memastikan bahwa data yang akan dianalisis sudah tervalidasi.
Selanjutnya TPCB dapat memanfaatkan hasil analisis data yang telah
dilakukan oleh masing- masing program tersebut untuk menyimpulkan
beberapa masalah kesehatan masyarakat di cluster binaannya.
Analisis situasi Puskesmas binaan juga dilakukan menggunakan hasil
pengisian penilaian mandiri/ self assessment (SA) Puskesmas.
Pelaksanaan SA oleh Puskesmas dilakukan sebagai berikut:
1. TPCB mengirimkan instrumen pembinaan terpadu ke Puskesmas di
awal tahun.
2. Setelah Puskesmas menerima instrumen tersebut, selanjutnya di
bawah koordinasi kepala tata usaha Puskesmas, melakukan penilaian
mandiri/ self assessment (SA) dengan mengisi instrumen tersebut.
Dalam melakukan SA Puskesmas diminta untuk menilai secara jujur
berdasarkan dokumen atau proses yang sudah atau sedang
dilakukan, sehingga memudahkan menyusun peta masalah.
3. Puskesmas mengirim hasil SA tersebut ke TPCB paling lambat 2
(dua)
hari efektif setelah Puskesmas melakukan SA di awal tahun.
4. Berdasarkan hasil SA Puskesmas, TPCB melakukan verifikasi dan
pembahasan hasil SA Puskesmas di dalam forum TPCB.
5. Kegiatan verifikasi terdiri dari:
1) Analisis hasil self assessment sesuai dengan bidang/seksi di dinas
2
6
kesehatan daerah kabupaten/kota
2) Membuat skala prioritas berdasarkan hasil analisis sebagai bahan
dalam melakukan pembinaan di Puskesmas
3) Telaah dokumen yang diperlukan.
4) Telusur lapangan, dan mengumpulkan data dengan wawancara
dan observasi apabila dibutuhkan
Penilaian mandiri tersebut juga perlu dilakukan setiap kali akan
melakukan pembinaan langsung/ tidak langsung untuk menilai apakah
telah dilakukan perbaikan sesuai rekomendasi dari hasil pembinaan
sebelumnya. Dalam hal ini, penilaian mandiri Puskesmas diterima TPCB
paling lambat 1 (satu) minggu sebelum dilakukan pembinaan
langsung/ tidak langsung oleh TPCB.
Dari kegiatan analisis terhadap laporan dan SA Puskesmas serta data
relevan lainnya, TPCB dapat memperoleh gambaran:
a. Pemenuhan standar pelayanan yang telah
dilakukan.
b. Tingkat pencapaian target program masing-masing Puskesmas,
cluster binaan, dan seluruh wilayah kabupaten/kota dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan, kemudian dilihat kaitannya
dengan:
1) Ketersediaan dan kapasitas sumber daya (seperti: sarana,
prasarana, alat, dan tenaga, anggaran, buka panduan/pedoman,
SOP) untuk penyelenggaraan pelayanan, termasuk kapabiltas
SDM.
2) Kesulitan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan kaitannya
dengan kondisi geografi wilayah, luas wilayah serta musim
(kemarau, penghujan dan musim angin barat).
3) Tersedianya pelayanan.
c. Kecenderungan pencapaian target kinerja dari waktu ke waktu,
bulanan, triwulanan, semesteran, dan di akhir tahun (atas hasil trend
analysis),
d. Keterlibatan lintas sektor terkait dalam program-program kesehatan.
2
7
e. Kepesertaan atau hambatan dari tokoh masyarakat, dan masyarakat
peduli terhadap program yang dilaksanakan (untuk lebih mendorong
peran-serta kelompok inovator, dan mengelola kelompok penghambat).
2
8
f. Kondisi keterpaduan lintas program sesuai siklus hidup dalam
pelayanan
Puskesmas.
1) Identifikasi masalah dan kendala implementasi keterpaduan
program dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada
target sasaran di Puskesmas.
2) Identifikasi peluang untuk perbaikan dan peningkatan kinerja
keterpaduan lintas program di Puskesmas.
2
9
dan pembinaan tidak langsung oleh TPCB, dan dapat ditindaklanjuti
dengan pembinaan teknis oleh program.
3
0
2) Penyelenggaraan Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM).
3) Penyelenggaraan Pelayanan Upaya Kesehatan
Perseorangan, Laboratorium dan Farmasi (UKPP).
4) Penyelenggaraan Program Prioritas Nasional (PPN)
5) Penyelenggaraan Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)
e. Memfasilitasi Puskesmas dalam pengembangan inovasi
Puskesmas f. Memfasilitasi Puskesmas dalam penerapan
adaptasi kebiasaan
baru.
g. Memfasilitasi Puskesmas dalam percepatan pencapaian target IKS
dan SPM bidang kesehatan.
h. Mendukung Penyelenggaraan Program Prioritas Nasional (PPN).
i. Memfasilitasi Puskesmas dalam kegiatan lain sesuai dengan
kebutuhan Puskesmas.
3
1
1. Memberikan umpan balik terhadap laporan Puskesmas, sesuai
dengan Sistem Informasi Puskesmas (SIP), penilaian kinerja
Puskesmas (PKP), dan laporan lainnya yang ditetapkan oleh kepala
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota. Umpan balik oleh TPCB
harus dilakukan secara rutin kepada semua Puskesmas dan sewaktu-
waktu untuk sesuatu yang bersifat penting atau urgent.
2. Melaksanakan pertemuan internal untuk masing-masing TPCB yang
dilaksanakan di dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, sebagai
berikut:
a. Pertemuan dilaksanakan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan,
dihadiri oleh ketua dan seluruh anggota TPCB, juga dihadiri oleh
kepala Puskesmas di cluster binaannya masing-masing secara
luring maupun daring
b. Pertemuan bertujuan untuk memantau perkembangan kondisi dan
capaian kinerja Puskesmas sesuai dengan perencanaan yang
telah dirumuskan oleh TPCB dan tindak lanjut rekomendasi yang
telah disampaikan sebelumnya oleh TPCB ke Puskesmas
binaannya. Pada pertemuan ini juga dirumuskan tindak lanjut
koreksi (corrective-action) dan/atau pencegahan (preventive-
action) akan kemungkinan kegagalan (gap kinerja pencapaian
sasaran), dan/ atau memaksimalkan peluang, kondisi dan kinerja
Puskesmas yang telah baik ataupun yang masih kurang untuk
mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan.
c. Hasil dari pertemuan tersebut paling sedikit memuat gambaran
perkembangan kondisi dan capaian kinerja Puskesmas binaan
dan rekomendasi untuk ditindaklanjuti oleh Puskesmas.
Rekomendasi tersebut dibahas oleh Puskesmas dalam pertemuan
lokakarya mini bulanan dan tribulanan untuk ditindaklanjuti.
d. Dalam hal masih diperlukan pembahasan lebih lanjut terhadap
satu masalah tertentu yang tidak dapat diselesaikan pada saat
pertemuan internal tersebut, TPCB dapat berkoordinasi lebih lanjut
dengan lintas program terkait.
3
2
Selama proses pembinaan ini, TPCB harus mampu mengidentifikasi
permasalahan-permasalahan apa yang perlu dilakukan perbaikan di
Puskesmas dan melakukan pemetaan prioritas masalah beserta
kesepakatan jangka waktu tindak lanjut masalah tersebut.
Setelah pelaksanaan pembinaan, TPCB segera menyusun laporan yang
mencakup paling sedikit kegiatan pembinaan, analisis, kesimpulan dan
rekomendasi. Temuan yang membutuhkan tindak lanjut baik oleh
Puskesmas maupun TPCB dan/ atau yang membutuhkan pembinaan
teknis harus dituangkan pada bagian rekomendasi.
Laporan pelaksanaan pembinaan disampaikan kepada kepala dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota sebagai penanggung jawab TPCB
dan ke Puskesmas tempat dilakukan pembinaan paling lambat 7 (tujuh)
hari kerja setelah dilaksanakannya pembinaan.
3
3
terhadap pelaksanaan kegiatan. Hasil pembinaan teknis dilaporkan
kepada TPCB sesuai dengan cluster Puskesmas.
2. Ditemukan masalah spesifik yaitu capaian indikator nasional mutu
yaitu keberhasilan pengobatan pasien TB sensitif obat (SO) di
sebuah Puskesmas rendah dalam kurun waktu 1 tahun terakhir,
maka pengelola program TB dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota melakukan pembinaan teknis ke Puskesmas.
Pengelola program mendampingi Puskesmas dalam menganalisis
masalah, menentukan pemecahan masalah dan kegiatan
pemecahan masalah (corrective action) yang pelaksanaannya
secara terpadu di Puskesmas. Pendampingan ini juga dapat
melibatkan laboratorium kesehatan daerah apabila ditemukan
masalah spesifik terkait mutu pemeriksaan di laboratorium
Puskesmas. Pengelola program melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan. Hasil pembinaan teknis
dilaporkan kepada TPCB sesuai dengan cluster Puskesmas.
3. Ditemukan masalah spesifik yaitu capaian akreditasi sebuah
Puskesmas 2 (dua) kali berturut-turut yaitu madya, maka pengelola
program akreditasi dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
melakukan pembinaan teknis ke Puskesmas. Pengelola program
mendampingi Puskesmas dalam menganalisis masalah, menentukan
pemecahan masalah dan kegiatan pemecahan masalah (corrective
action) yang pelaksanaannya secara terpadu di Puskesmas.
Pendampingan ini juga dapat melibatkan tim pendamping dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota, surveior yang berdomisili di
kabupaten/kota tersebut. Pengelola program melakukan monitoring
dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan. Hasil pembinaan
teknis dilaporkan kepada TPCB sesuai dengan cluster Puskesmas.
3
4
BAB IV
EVALUASI PELAKSANAAN PEMBINAAN
3
5
b. Memperoleh pembinaan oleh TPCB yang lebih baik pada tahun
berikutnya.
3
6
BAB V
PERAN DINAS KESEHATAN DAERAH PROVINSI
DAN KEMENTERIAN KESEHATAN
3
7
DINAS KESEHATAN DAERAH
KEMENTERIAN KESEHATAN
PROVINSI
dinas kesehatan daerah bagaimana kebijakan tersebut
kabupaten/kota dapat diimplementasikan.
4. Memberikan dukungan kepada Kebijakan tersebut dirinci dalam
kabupaten/kota dalam bentuk: bentuk NSPK pelayanan/program
a. Memberikan umpan yang harus dipatuhi sampai di
balik/feedback, disertai saran- tingkat terdepan/lapangan
saran perbaikan, atas informasi b. Peraturan Menteri dimaksud
yang diperoleh dari harus didukung perangkat-
kabupaten/kota dan data profil perangkat yang memastikan
kabupaten/kota yang dikompilasi bahwa peraturan tersebut
dari laporan rutin Puskesmas dipastikan dapat dijalankan,
b. Membahas masalah yang seperti:
dihadapi kabupaten/kota dan 1) Pedoman-pedoman teknis
solusinya dalam pertemuan rutin dan manajemen
dengan dinas kesehatan daerah 2) Pedoman pembinaan
kabupaten/kota Puskesmas bagi dinas
c. Pembinaan langsung ke kesehatan.
kabupaten/kota secara lintas 3. Kementerian Kesehatan
program sesuai urutan prioritas, melakukan diseminasi informasi
untuk mendapatkan gambaran kepada provinsi yang mencakup
masalah di kabupaten/kota dan materi yang dibutuhkan oleh
sampling ke Puskesmas atas dinas kesehatan daerah provinsi
temuan masalah dalam melakukan orientasi bagi
5. Memberikan dukungan dinas kesehatan daerah
penyediaan tenaga kesehatan, kabupaten/kota melakukan
sarana, prasarana dan alat yang pembinaan kepada Puskesmas
tidak dapat dipenuhi oleh 4. Kementerian Kesehatan
pemerintah daerah kabupaten/kota melakukan pembinaan terhadap
sesuai provinsi melalui mekanisme
pembinaan wilayah (Binwil) dan
37
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
DINAS KESEHATAN DAERAH
KEMENTERIAN KESEHATAN
PROVINSI
ketentuan perundang- pemantauan terhadap proses
undangan. pembinaan terpadu yang
dilaksanakan oleh dinas kesehatan
daerah provinsi dan kabupaten/kota
5. Kementerian Kesehatan dapat
menyediakan dukungan anggaran
untuk provinsi dalam melakukan
orientasi bagi dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota terkait
pembinaan Puskesmas
38
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
Binwil 3
KAB N
Binwil 2
KAB E KAB K
KOTA H
KAB C
Binwil 5
KAB B KAB D KAB I
Binwil 6
3
9
pelaksanaan pembinaan secara langsung wajib dilakukan minimal 1
(satu) kali dalam 1 (satu) tahun, sedangkan untuk pelaksanaan
pembinaan secara tidak langsung menyesuaikan dari kemampuan
pelaksanaan pembinaan secara langsung.
Metode pembinaan pada level dinas kesehatan daerah provinsi dan
Kementerian Kesehatan dapat dilakukan sebagai
berikut:
4
1
Tabel 5 Indikator Keberhasilan Dinas Kesehatan Daerah Provinsi
LEVEL
INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME
PEMBINAAN
Tim Pembina 1. Tersedia SK Binwil 1. Terlaksananya 1. Jumlah kabupaten/ 1. Seluruh kabupaten/
Wilayah dinas 2. Tersedia SDM baik pembinaan sesuai kota yang mencapai kota memenuhi SPM
kesehatan daerah dari segi jenis, jumlah jadwal. target SPM bidang bidang kesehatan di
provinsi dan kompetensi. 2. Terlaksananya kesehatan di kabupaten/ kota.
3. Tersedia Program Pembinaan Terpadu kabupaten/kota. 2. Seluruh kabupaten/
dan kegiatan pembinaan oleh 2. Tercapainya indikator kota mencapai
Pembinaan terpadu Kementerian Program Prioritas indikator RPJMD
oleh Dinas Kesehatan Kesehatan Nasional. bidang kesehatan di
Provinsi. 3. Peningkatan kabupaten/ kota.
4. Tersedianya pencapaian IKS di 3. Tercapainya target
anggaran di APBD I daerah indikator RPJMD
untuk pelaksanaan kabupaten/kota yang bidang kesehatan di
pembinaan terpadu dibina. provinsi.
oleh Dinas Kesehatan 4. Tercapainya target
Provinsi. indikator program
5. Tersedia Sarana, prioritas di tingkat
Prasarana dan Alat provinsi.
42
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
LEVEL
INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME
PEMBINAAN
untuk pelaksanaan a. Penurunan AKI
pembinaan terpadu dan AKB
oleh Dinas Kesehatan b. Penurunan
Provinsi. insidens TB
6. Tersedia Jadwal c. Penurunan
Pembinaan oleh Stunting
Dinas Kesehatan d. Peningkatan
Provinsi. cakupan dan
kualitas Imunisasi
e. Penurunan
prevalensi PTM
43
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
5.4. EVALUASI
5.4.1. Level dinas kesehatan daerah provinsi
Evaluasi pelaksanaan pembinaan TPCB oleh Tim Binwil Dinas
Kesehatan Provinsi dilakukan di akhir tahun atau awal tahun
setelah seluruh proses pembinaan dilakukan dalam bentuk
pertemuan di Provinsi secara daring atau luring yang dihadiri
oleh Kepala dinas kesehatan daerah provinsi, Tim Pembina
Wilayah dinas kesehatan daerah provinsi dan Tim Pembina
Cluster Binaan (TPCB) dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota. Pada pertemuan tersebut dapat dihadirkan
lintas sektor terkait, expert, organisasi profesi atau Tim Pembina
Wilayah Kementerian Kesehatan.Tujuan pertemuan adalah
untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembinaan
yang telah dilakukan selama 1 tahun berjalan. Pertemuan dapat
dipergunakan sebagai ajang kaji banding/benchmarking antar
Kabupaten/Kota. Hasil evaluasi dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan dan arah kebijakan serta memperbaiki
kegiatan pembinaan ke depan.
4
5
1.2. PARAMETER PENILAIAN SKOR
MAKSIMAL
I. Pemenuhan Sumber Daya Manusia 80
II. Perencanaan Puskesmas 290
III. Penggerakan dan Pelaksanaan 60
Puskesmas
IV. Pengendalian, Pengawasan dan 20
Penilaian Kinerja Puskesmas
V. Peningkatan Mutu Puskesmas 50
VI. Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit dan Kesehatan Lingkungan
A. Penerapan Kewaspadaan Standar 90
B. Penerapan Kewaspadaan 30
Berdasarkan Transmisi
VII. Pelaksanaan SKDR Terhadap Penyakit 30
Menular Potensial KLB/Wabah
VIII. Cakupan Indikator Program 160
A. Kesehatan Ibu dan Anak
B. Imunisasi
C. Gizi
D. Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit
E. Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga
1.3. UPAYA INOVASI
1.4. REKAPITULASI SKOR
1.5. RENCANA TINDAK LANJUT
4
6
Instrumen Pembinaan Terpadu Puskesmas yang telah diisi
dikirimkan kepada TPCB dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum dilaksanakannya
pembinaan.
4
7
Puskesmas yang dilakukan pembinaan. Laporan dan umpan balik
paling sedikit mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Uraian permasalahan spesifik yang dilakukan pembinaan.
2. Analisis akar permasalahan spesifik.
3. Langkah-langkah pembinaan yang telah dilakukan oleh Tim.
4. Permasalahan spesifik yang telah dapat diselesaikan.
5. Kendala yang dihadapi oleh Tim saat melakukan pembinaan.
6. Rencana atau usulan langkah-langkah yang akan dilakukan
pada pembinaan selanjutnya.
Laporan dan umpan balik dari TPCB disampaikan selambat-
lambatnya tiga hari kerja setelah terlaksananya pembinaan. Masing-
masing Ketua TPCB melaporkan kepada kepala dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota seluruh kegiatan pembinaan Puskesmas
pada cluster binaannya, termasuk kegiatan pembinaan teknis.
Laporan disampaikan secara berkala setiap tiga bulan sekali
selambat-lambatnya pada tanggal 5 bulan pertama pada triwulan
berikutnya. Laporan tersebut menggunakan tabel pada Tabel 6.
Tabel 6. Contoh tabel Laporan Pembinaan Puskesmas oleh TPCB.
4
8
Selambat-lambatnya tanggal 10 Juli dilaporkan pelaksanaan
pembinaan Puskesmas pada semester pertama (bulan Januari-
Juni) tahun berjalan dan selambat-lambatnya tanggal 10 Januari
tahun berikutnya dilaporkan pelaksanaan pembinaan Puskesmas
pada semester kedua (bulan Juli-Desember). Pelaporan tersebut
menggunakan tabel pada Tabel 7.
Tabel 7. Contoh tabel Laporan Pembinaan Puskesmas tingkat
Kabupaten/Kota
4
9
Tabel 8. Contoh tabel Laporan Pembinaan Puskesmas tingkat Provinsi.
Pencatatan dan pelaporan yang akurat, lengkap dan tepat waktu perlu
diupayakan. Pencatatan dan pelaporan sebagai bukti pelaksanaan
kegiatan pembinaan Puskesmas juga akan digunakan sebagai data
dukung pemenuhan standar akreditasi Puskesmas.
5
0
BAB VII
PEMBIAYAAN
5
1
BAB VIII
PENUTUP
5
2
INSTRUMEN PEMBINAAN TERPADU PUSKESMAS OLEH DINAS
KESEHATAN
I. IDENTITAS PENGISI
Tanda tangan
1. Nama Kepala ………………………………………
Puskesmas/ Yang ……….
Melakukan
pengisian Instrumen
………………………………………
2. Nomor telepon seluler ……….
………………………………………
3. Tanggal Pengisian ……….
2. Nomor Registrasi - -
3. Tanggal Pendirian - -
……………………………………………………………………
4. Alamat
…………
5. Kecamatan
6. Kabupaten/Kota
7. Provinsi
5
3
8. Nomor Telepon
Puskesmas dan Nomor
Telepon Whatsapp
III.
LOKASI PUSKESMAS
B
Puskesmas mempunyai sertifikat
1. 1. Ya 2. Tidak
tanah
Puskesmas mempunyai Sertifikat
2. Laik Fungsi (SLF) yang 1. Ya 2. Tidak
dikeluarkan oleh Dinas PU
3. Puskesmas tidak di tepi lereng 1. Ya 2. Tidak
5
4
III.
B LOKASI PUSKESMAS
Puskesmas tidak dekat kaki
4. gunung yang rawan terhadap 1. Ya 2. Tidak
tanah longsor
Puskesmas tidak dekat anak
5. sungai, sungai atau badan air 1. Ya 2. Tidak
yang dapat mengikis pondasi
Puskesmas tidak di atas atau
6. 1. Ya 2. Tidak
dekat dengan jalur patahan aktif
Puskesmas tidak di daerah
7. 1. Ya 2. Tidak
rawan tsunami
Puskesmas tidak di daerah
8. 1. Ya 2. Tidak
rawan banjir
Puskesmas tidak dalam zona
9. 1. Ya 2. Tidak
topan
Puskesmas tidak di daerah
10. 1. Ya 2. Tidak
rawan badai
Puskesmas mudah dijangkau
11. 1. Ya 2. Tidak
oleh masyarakat
Puskesmas memiliki akses
12. 1. Ya 2. Tidak
transportasi
Tersedia jalur yang aksesibel
13. untuk penyandang disabilitas 1. Ya 2. Tidak
yang rapi dan bersih
Fasilitas parkir Puskesmas
14. 1. Ya 2. Tidak
memadai, rapi dan bersih
Tersedia pagar keliling untuk
15. pengamanan Puskesmas dalam 1. Ya 2. Tidak
kondisi baik, rapi dan bersih
Puskesmas tidak berdiri di area
sekitar Saluran Udara Tegangan
16. Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara 1. Ya 2. Tidak
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
55
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
III.C BANGUNAN PUSKESMAS
1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Puskesmas
1. Ya 2. Tidak
maksimal 60%
2. Koefisien Lantai bangunan (KLB) Puskesmas
1. Ya 2. Tidak
maksimal 1,8
3. Koefisien Daerah Hijau (KDH) Puskesmas
minimal 15% 1. Ya 2. Tidak
4. Tata letak ruang pelayanan pada bangunan
Puskesmas diatur berdasarkan zona privasi
1. Ya 2. Tidak
kegiatan dan zona infeksius atau zona non
infeksius serta zona pelayanan
5. Pencahayaan dan penghawaan Puskesmas
nyaman dan aman di semua bagian 1. Ya 2. Tidak
6. Lebar koridor Puskesmas minimal 2,4 meter,
1. Ya 2. Tidak
rapi dan bersih
7. Tinggi langit-langit Puskesmas minimal 2,8
1. Ya 2. Tidak
meter, rapi dan bersih
8. Bila antar bangunan/ruangan di dalam
Puskesmas menggunakan RAM, kemiringan 1. Ya 2. Tidak
tidak melebihi 7o
9. Bangunan Puskesmas permanen, rapi,
bersih, tidak pengap dan tidak berbau 1. Ya 2. Tidak
10. Lambang Puskesmas sesuai dengan PMK 43
tahun 2019 dalam kondisi baik, rapi dan bersih 1. Ya 2. Tidak
56
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
III.C BANGUNAN PUSKESMAS
Dinding laboratorium Puskesmas tahan bahan
18. kimia, tidak berpori, dan dalam kondisi baik, 1. Ya 2. Tidak
rapi dan bersih
Material lantai Puskesmas kuat, kedap air,
19. permukaan rata, tidak licin, bewarna terang, 1. Ya 2. Tidak
dan dalam kondisi baik, rapi dan bersih.
Lantai KM/WC Puskesmas dari bahan yang
20. tidak licin, air buangan tidak menggenang, 1. Ya 2. Tidak
dan dalam kondisi baik, rapi dan bersih
Lebar bukaan pintu utama Puskesmas
21. minimal 120 cm dan dalam kondisi baik, rapi 1. Ya 2. Tidak
dan bersih
Lebar bukaan pintu ruang gawat darurat
22. Puskesmas minimal 120 cm dan dalam 1. Ya 2. Tidak
kondisi baik, rapi dan bersih
Pintu KM/WC pasien terbuka keluar dan lebar
daun pintu minimal 90 cm serta mudah untuk
23. 1. Ya 2. Tidak
di buka dan ditutup serta dalam kondisi baik,
rapi, bersih
24. Material pintu untuk KM/WC kedap air 1. Ya 2. Tidak
Mempunyai KM/WC untuk penyandang
disabilitas dilengkapi dengan handrail yang
memiliki posisi dan ketinggian disesuaikan
25. dengan pengguna kursi roda dan 1. Ya 2. Tidak
penyandang disabilitas lain dan simbol
penyandang disabilitas dalam kondisi baik,
rapi dan bersih.
Halaman Puskesmas tidak banjir/tergenang
26. air saat hujan, dalam kondisi baik, rapi dan 1. Ya 2. Tidak
bersih
Tersedia drainase yang baik sehingga tidak
27. 1. Ya 2. Tidak
membuat banjir saat hujan turun.
Kursi ruang tunggu cukup/memadai untuk
jumlah pasien yang datang, tidak sempit dan
28. tidak menganggu alur pelayanan/koridor serta 1. Ya 2. Tidak
rapi dan bersih
Meubelair Puskesmas dalam kondisi baik,
29. rapi dan bersih 1. Ya 2. Tidak
Terdapat tempat poster penyuluhan yang
30. tertata rapi dan bersih di bangunan 1. Ya 2. Tidak
Puskesmas
57
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
III.C BANGUNAN PUSKESMAS
Terdapat tempat khusus pemasangan
31. spanduk edukasi kesehatan yang rapi dan di 1. Ya 2. Tidak
halaman Puskesmas
Terdapat taman obat yang tertata rapi di area
32. 1. Ya 2. Tidak
Puskesmas
33. Puskesmas bebas dari asap rokok 1. Ya 2. Tidak
Semua ruang Puskesmas bebas dari tanda
34. keberadaan kecoa 1. Ya 2. Tidak
Semua ruang Puskesmas bebas dari tanda
35. 1. Ya 2. Tidak
keberadaan tikus
36. Semua ruang Puskesmas bebas dari kucing 1. Ya 2. Tidak
37. Angka Bebas Jentik 100% 1. Ya 2. Tidak
38. Angka rata-rata populasi lalat < 2 ekor 1. Ya 2. Tidak
Terdapat Kartu Inventaris Ruangan (KIR)
39. pada setiap ruangan Puskesmas yang telah 1. Ya 2. Tidak
diisi lengkap
Ketersediaan ruang kantor
a. Ruang Administrasi 1. Ada 2. Tidak Ada
40. b. Ruang Kantor untuk Karyawan 1. Ada 2. Tidak Ada
c. Ruang Kepala Puskesmas 1. Ada 2. Tidak Ada
d. Ruang Rapat/Diskusi 1. Ada 2. Tidak Ada
41 Ketersediaan ruang pelayanan
a. Ruang Pendaftaran dan Rekam Medis 1. Ada 2. Tidak Ada
b. Ruang Pemeriksaan Umum 1. Ada 2. Tidak Ada
c. Ruang Tindakan dan Gawat Darurat 1. Ada 2. Tidak Ada
d. Ruang KIA, KB dan Imunisasi, 1. Ada 2. Tidak Ada
Pada Puskesmas rawat inap terpisah jadi:
1) Ruang kesehatan ibu dan KB* 1. Ada 2. Tidak Ada
2) Ruang kesehatan anak dan imunisasi* 1. Ada 2. Tidak Ada
e. Ruang Pemeriksaan Khusus 1. Ada 2. Tidak Ada
f. Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut 1. Ada 2. Tidak Ada
g. Ruangan Komunikasi Informasi dan
1. Ada 2. Tidak Ada
Edukasi (KIE)
58
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
III.C BANGUNAN PUSKESMAS
59
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
III.C BANGUNAN PUSKESMAS
m. khusus penyimpanan Tabung O2 1. Ada 2. Tidak Ada
n. Ruang Lainnya ……………………………
1. Ada 2. Tidak Ada
(selain yang tertulis diatas)
60
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
III.D PRASARANA PUSKESMAS
1. SISTEM PENGHAWAAN (VENTILASI)
Bila menggunakan ventilasi alami pada
ruangan, minimal 15 % dari luas lantai 1. Ya 2. Tidak
ruangan tersebut
Terdapat pendingin ruangan/AC pada
1. Ya 2. Tidak
ruang farmasi yang terawat dan bersih
Terdapat pendingin ruangan/AC pada
1. Ya 2. Tidak
ruang tindakan yang terawat dan bersih
Terdapat pendingin ruangan/AC pada
1. Ya 2. Tidak
ruang persalinan yang terawat dan bersih
Terdapat pendingin ruangan/AC pada
ruang laboratorium yang terawat dan 1. Ya 2. Tidak
bersih
Di Laboratorium dan ruang pemeriksaan,
penempatan kipas angin/AC membuat
1. Ya 2. Tidak
arah aliran udara bergerak dari petugas
kesehatan ke arah pasien
Ventilasi ruang tunggu dan pemeriksaan
membuat nyaman dan aman pasien dan
petugas Puskesmas serta dalam kondisi 1. Ya 2. Tidak
baik, rapi dan bersih
Udara di dalam Puskesmas tidak
1. Ya 2. Tidak
pengap/terasa nyaman
Udara di dalam Puskesmas tidak berbau 1. Ya 2. Tidak
3. SISTEM SANITASI
Ketersediaan air untuk hygiene dan
sanitasi di Puskesmas dalam keadaan 1. Ya 2. Tidak
baik dan bersih serta mengalir 24 jam
61
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
III.D PRASARANA PUSKESMAS
Ketersediaan air untuk keperluan hygiene
dan sanitasi untuk pasien rawat jalan 15- 1. Ya 2. Tidak
20 liter/orang/hari
Ketersediaan air untuk keperluan hygiene
dan sanitasi untuk pasien rawat inap 40- 1. Ya 2. Tidak
60 liter/orang/hari
Ketersediaan air untuk keperluan hygiene
dan sanitasi untuk ruang bersalin 100 1. Ya 2. Tidak
liter/orang/hari
Sumber Air Bersih 1. Perusahaan Air Minum
(dapat diisi lebih dari 1 pilihan) 2. Sumber Air Tanah
3. Lainnya………………………
Saluran air limbah kedap air, bersih dari
sampah dan dilengkapi penutup dengan
bak kontrol untuk menjaga, kemiringan 1. Ya 2. Tidak
saluran minimal 1%
62
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
III.D PRASARANA PUSKESMAS
Sumber daya listrik utama Puskesmas 1. PLN
2. Tenaga Surya/Solarsel
3. Generator listrik dengan
bahan bakar cair atau gas
elpiji
4. Tenaga Angin
5. Tenaga Air
6. Lainnya:…………
Kekuatan daya listrik PLN …………… VA
Sumber daya listrik cadangan/darurat 1. Generator listrik
2. Uninterruptibe Power
Supply (UPS)
Kekuatan daya listrik cadangan …………… VA
Listrik tersedia 24 jam dalam sehari 1. Ya 2. Tidak
Ketersediaan listrik mencukupi untuk
1. Ya 2. Tidak
kebutuhan pelayanan Puskesmas
Tersedia sumber daya listrik
cadangan/darurat minimal 75% dari daya 1. Ya 2. Tidak
listrik normal
Peletakan/penataan kabel listrik
Puskesmas dalam kondisi yang aman, 1. Ya 2. Tidak
baik dan rapi.
5. SISTEM KOMUNIKASI
a. Tersedia saluran telefon kabel
1. Ada 2. Tidak
Puskesmas
b. Tersedia telepon seluler khusus
1. Ada 2. Tidak
Puskesmas
c. Tersedia telepon khusus di Unit Gawat
1. Ada 2. Tidak
Darurat
d. Tersedia jaringan internet berfungsi 1. Ada 2. Tidak
e. Pemanggilan pasien terdengar dengan
jelas di area ruang tunggu 1. Ya 2. Tidak
f. Terdapat sistem antrian menggunakan
nomor yang jelas 1. Ya 2. Tidak
g. Terdapat mesin nomor antrian bagi
pasien yang mendaftar 1. Ya 2. Tidak
h. Terdapat monitor/TV yang
menginformasikan nomor urut antrian 1. Ya 2. Tidak
pasien yang sedang di panggil
i. Terdapat perkiraan waktu pelayanan
1. Ya 2. Tidak
untuk range nomor antrian tertentu
63
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
III.D PRASARANA PUSKESMAS
6. SISTEM GAS MEDIS
Tabung gas medis (Oksigen) Puskesmas
di cat warna putih dan dalam kondisi baik 1. Ya 2. Tidak
dan bersih
Saat digunakan tabung gas medis harus
menggunakan pengaman seperti troli
1. Ya 2. Tidak
tabung atau dirantai dan dalam kondisi
rapi
Saat tabung tidak digunakan tabung
harus menggunakan tutup
1. Ya 2. Tidak
pelindung/katup yang dipasang erat dan
dirantai
7. SISTEM PROTEKSI PETIR
Puskesmas mempunyai sistem proteksi
petir terstandar 1. Ada 2. Tidak
64
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
III.D PRASARANA PUSKESMAS
Panjang Handrail>30 cm dari batas
tangga, ujung berbelok sesuai
ketentuan
b. Bila Ram, Apakah itu:
Landaian Menerus, Berbelok, Berbalik
Arah, atau Kearah Pintu, maka: Sudut
Kemiringan Pijakan (≤70 dan panjang 1. Sesuai
mendatar Ram Maksimal (9 m), Lebar 2. Tidak Sesuai
Pijakan Minimal 120 cm, Lebar Bordes
minimal 180 cm (Bila di lantai atas
untuk pelayanan), sesuai ketentuan
PUSKESMAS KELILING DAN
11. AMBULANS
a. Kendaraan Puskesmas Keliling (Roda
4/ 4WD/ Perahu Bermotor / Lainnya); 1. Ada 2. Tidak Ada
Jumlah: ……. Unit
b. Kendaraan Ambulans (Roda 4 / 4WD /
Perahu Bermotor / Lainnya: 1. Ada 2. Tidak Ada
…………………… Unit
c. Roda-2: Standar/Trail:……... Unit 1. Ada 2. Tidak Ada
d. Puskesmas keliling dalam kondisi baik,
bersih dan berfungsi serta mempunyai
1. Ya 2. Tidak
perlengkapan/alat yang lengkap
sebagai puskesmas keliling
e. Ambulan Puskesmas dalam kondisi
baik, bersih dan berfungsi serta
mempunyai alat kesehatan yang 1. Ya 2. Tidak
lengkap sebagai ambulan
f. Puskesmas mempunyai daftar rujukan
RS yang jelas dan sesuai dengan 1. Ya 2. Tidak
kebutuhan pasien
Keterangan: *) untuk Puskesmas rawat inap
65
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
III.E PERALATAN PUSKESMAS
1. Ada, Lengkap
1. Set Pemeriksaan Umum 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
2. Set Tindakan Medis/Gawat Darurat 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
3. Set Pemeriksaan Kesehatan Ibu 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
4. Set Pemeriksaan Kesehatan Anak 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
5. Set Pelayanan KB 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
6. Set Imunisasi 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
7. Set Obstetri & Ginekologi 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
8. Set AKDR Pasca Plasenta 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
9. Set Bayi Baru Lahir 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
10. Set Kegawatan Maternal dan Neonatal 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
11. Set Perawatan Pasca Persalinan 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
12. Set Pemeriksaan Khusus 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
13. Set Kesehatan Gigi dan Mulut 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
Set Komunikasi, Informasi dan Edukasi
14. 2. Ada, Tidak Lengkap
(KIE) berbagai kebutuhan
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
15. Set ASI
2. Ada, Tidak Lengkap
66
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
III.E PERALATAN PUSKESMAS
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
16. Set Laboratorium 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
17. Set Farmasi 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
18. Set Rawat Inap* 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
19. Set Sterilisasi 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
Set Alat Tambahan untuk Dokter Layanan 1. Ada, Lengkap
20. Primer/Puskesmas sebagai Wahana 2. Ada, Tidak Lengkap
Pendidikan Dokter Layanan Primer 3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
21. Set Puskesmas Keliling 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
22. Kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
23. Kit Imunisasi 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
24. Kit UKS 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
25. Kit UKGS 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
26. Kit Bidan 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
27. Kit Posyandu 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
28. Kit Sanitarian 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
1. Ada, Lengkap
29 Kit Kesehatan Lansia/Kit Posbindu PTM 2. Ada, Tidak Lengkap
3. Tidak ada
67
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
III.E PERALATAN PUSKESMAS
1. Ada, Lengkap
Kit Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
30. 2. Ada, Tidak Lengkap
Tumbuh Kembang (SDIDTK)
3. Tidak ada
Puskesmas sudah tidak menggunakan
alat kesehatan yang mengandung air
31. raksa (Hg) untuk tensimeter, termometer, 1. Ya 2. Tidak
amalgam gigi.
Alat kesehatan Puskesmas terkalibrasi
32. sesuai peraturan satu tahun sekali 1. Ya 2. Tidak
Puskesmas menggunakan alat kesehatan
33. yang mempunyai izin edar. 1. Ya 2. Tidak
Alat kesehatan Puskesmas yang telah
34. selesai digunakan diletakan pada 1. Ya 2. Tidak
tempatnya dalam kondisi rapi dan bersih.
Puskesmas telah menggunakan alat
35. 1. Ya 2. Tidak
kesehatan produk dalam negeri
Keterangan: *) Untuk Puskesmas rawat inap
68
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
III.G SUMBER DAYA MANUSIA
1. Kepala Puskesmas 1. Dokter Umum
2. Dokter Gigi
3. Sarjana KesehatanMasyarakat
4. Lain-
lain…………………………………
……
Apakah kepala
Puskesmas telah
1. 1. Ya 2. Tidak
mengikuti pelatihan
Manajemen Puskesmas
2. Melaksanakan
pengisian dan update
1. Ya 2. Tidak
berkala Aplikasi
SISDMK
4. Jumlah SDM berdasarkan jenis tenaga dan status kepegawaian
JENIS PNS PPPK NON PNS PENSIU TOTAL
TENAGA DAN NS PTT LAIN- N
STATUS DAERA LAIN TAHUN
KEPEGAWAIA H DEPAN
N
1 2 3 4 5 6 7 8 9=
3+4+5
+6+7+
8
a. Dokter
b. Dokter Layanan
Primer (DLP)
c. Dokter Gigi
d. Perawat
e. Bidan
f. Tenaga
promosi
kesehatan dan
ilmu perilaku
g. Tenaga sanitasi
lingkungan
h. Nutrisionis
i. Apoteker
j. Tenaga teknis
kefarmasian
k. Ahli teknologi
laboratorium
medik
l. Tenaga sistem
informasi
kesehatan
m. Tenaga
administrasi
keuangan
69
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
n. Tenaga
ketatausahaan
o. Pekarya
p. Lain-lain,
sebutkan:
1) Tenaga
kesehatan
tradisional
2) …………
TOTAL
Keterangan: *) Untuk Puskesmas rawat inap
70
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
III.H PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
1. Melakukan penilaian mandiri (self 1. Ya (bukti ditunjukkan)
evaluation) atas hasil kinerja dan mutu 2. Tidak
layanan kesehatan yang tercantum
dalam Penilaian Kinerja Puskesmas
2. Jika Ya, berapa cakupan kinerja di tahun 1. Baik:
(N-2) untuk hasil pelayanan kesehatan (Hasil Pelayanan > 91%)
Puskesmas 2. Cukup:
(Hasil Pelayanan > 81 - 90%)
3. Kurang:
(Hasil Pelayanan ≤ 80%)
3. Jika Ya, berapa cakupan kinerja di tahun 1. Baik:
(N-2) untuk hasil manajemen Puskesmas (Hasil Manajemen ≥ 8,5)
2. Cukup:
(Hasil Manajemen ≥ 5,5 -
8,4%)
3. Kurang:
(Hasil Manajemen < 5,5)
4. Jika Ya, berapa cakupan kinerja di tahun 1. Baik:
(N-1) untuk hasil pelayanan kesehatan (Hasil Pelayanan > 91%)
Puskesmas 2. Cukup:
(Hasil Pelayanan > 81 - 90%)
3. Kurang:
(Hasil Pelayanan ≤ 80%)
5. Jika Ya, berapa cakupan kinerja di tahun 1. Baik:
(N-1) untuk hasil manajemen (Hasil Manajemen ≥ 8,5)
Puskesmas 2. Cukup:
(Hasil Manajemen ≥ 5,5 -
8,4%)
3. Kurang:
(Hasil Manajemen < 5,5)
6. Apakah Saudara melakukan uji 1. Ya 2. Tidak
petik/monitoring evaluasi antar waktu
untuk data nomor 2 & nomor 3 di atas,
atas kinerja & mutu layanan kesehatan
Puskesmas Saudara?
7. Bila jawaban nomor 6 (Ya), apakah 1. Ya 2. Tidak
Saudara berencana melakukan satu
inovasi atas hasil analisis kinerja dan
mutu saat Saudara melakukan uji
petik/monitoring dan evaluasi atas kedua
hasil kinerja & mutu layanan Puskesmas
Saudara?
71
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
8. Bila jawaban nomor 7 (Ya), sebutkan 1. Upaya perbaikan/peningkatan
bentuk rumusan upaya inovasi Saudara? kinerja untuk mencapai target
kinerja & mutu layanan
Puskesmas pada waktunya
2. Upaya percepatan
pencapaian target kinerja &
mutu layanan Puskesmas
sebelum target waktu yg
ditetapkan sebelumnya.
3. Untuk kedua tujuan,
perbaikan/ peningkatan dan
percepatan
9. Status IKS Puskesmas terakhir, sebutkan 1. > 0,800
tahun …. 2. 0,500-0,800
3. < 0,500
72
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
divalidasi pada saat
pembinaan
4 Ketersediaan Ketersediaan obat di Seluruh
obat Puskesmas sesuai obat
dengan RKO (100%)
sesuai
RKO 10
tersedia
di
Puskes
mas
80% -
<100%
obat di
RKO
5
tersedia
di
Puskes
mas
< 80 %
obat di
RKO
tersedia 0
di
Puskes
mas
5 Pengendalian Terdapat upaya yang Tersedi
Ketersediaan dilakukan untuk anya 3
10
Obat mencegah/mengatasi dokume
kekosongan atau n
kekurangan obat di Tersedi
puskesmas, meliputi a dua
dokume 5
tersedianya 3 dokumen:
1. SOP Pengendalian n
Ketersediaan Hanya
2. Dokumen tersedia
Perencanaan satu
Kebutuhan Obat dokume
3. Dokumen mutasi n atau
obat/distribusi obat tidak 0
ada
dokume
n
tersedia
73
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
6 Pemenuhan Jenis dan jumlah SDM
sumber daya kesehatan Puskesmas SDM
manusia (SDM) terpenuhi sesuai Kesehat
analisis beban kerja an
(Permenkes 33 tahun 10
Puskes
2015 tentang Analisis mas
Beban Kerja SDM sesuai
Kesehatan)
ABK
Standar minimal sesuai
dengan Permenkes 43
tahun 2019 tentang
Puskesmas
SDM
Kesehat
an
Puskes
mas
sesuai 5
standar
minimal
tetapi
tidak
sesuai
ABK
SDM
Kesehat
an
Puskes
mas
tidak 0
sesuai
ABK
dan
standar
minimal
7 Penerapan Sistem rujukan Aplikasi
Sistem Rujukan terintegrasi sudah Sisrute
Terintegrasi diterapkan ditandai tersedia
(Sisrute) dengan: pemanfaatan dan
Aplikasi Sisrute dalam dimanfa
10
proses rujukan pasien atkan
ke FKRTL atau ke FKTP secara
lainnya rutin
(>50
kasus
74
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
pertahu
n)
Aplikasi
Sisrute
telah
tersedia
tetapi
frekuen
si
pemanf 5
aatanny
a
rendah
(< 50
kasus
per
tahun)
Aplikasi
Sisrute
belum 0
tersedia
8 Pelaksanaan Sistem Informasi Pencata
Sistem Informasi Puskesmas telah tan dan
Puskesmas diterapkan dengan baik pelapor
di Puskesmas ditandai an
dengan: adanya dilakuka
pencatatan dan n sesuai 10
pelaporan Puskesmas ketentu
dalam bentuk elektronik an dan
atau non elektronik tepat
sesuai dengan waktu
ketentuan yang berlaku.
(Permenkes 31 tahun Pencata
2019 tentang Sistem tan dan
pelapor
Informasi Puskesmas)
an
dilakuka
n sesuai
ketentu 5
an
tetapi
tidak
tepat
waktu
75
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
Pencata
tan dan
pelapor
an tidak
dilakuka 0
n sesuai
dengan
ketentu
an.
SKOR MAKSIMAL 80
7
6
terdapat dialokasikan
ketidaksesuaian untuk
antara usulan Puskesmas
anggaran dengan (APBN,
anggaran yang APBD,
diterima oleh Dana
Puskesmas Kapitasi,
dana lain)
Tidak
semua
kegiatan di
RUK tahun
N yang 5
disesuaikan
menjadi
RPK tahun
N Tidak
dilakukan
penyesuaia
n RUK
tahun N
menjadi
RPK tahun
N
berdasarkan
ketersediaa
n sumber 0
daya yang
dialokasikan
untuk
Puskesmas/
tidak ada
kaitan
antara RUK
tahun N
dengan
RPK tahun
N RPK
disusun
secara rinci
b.2 RPK disusun (Januari s.d 10
secara rinci Desember),
(Januari s.d berdasarkan
Desember) usulan
berdasarkan
usulan pengelola
program dengan
7
7
memperhatikan program
kondisi dan situasi dengan
lokal (contoh: memperhati
bulan puasa, kan kondisi
musim, dll) dan situasi
lokal
(contoh:
bulan
puasa,
musim, dan
lain-lain)
RPK
disusun
secara rinci
(Januari s.d
Desember), 5
tidak
berdasarkan
usulan
pengelola
program
Tidak
disusun
RPK secara 0
rinci
(bulanan)
b.3 RPK dan draft RPK dan
RKA tahun (N) draft RKA
diserahkan tahun (N)
Puskesmas ke diserahkan
Dinkes Kab/Kota Puskesmas
untuk ke Dinkes
mendapatkan Kab/Kota
persetujuan rincian untuk 10
anggaran RKA mendapatka
n
persetujuan
rincian
anggaran
RKA secara
tepat waktu
Hanya RPK,
atau hanya
draft RKA 5
tahun N,
yang
7
8
diserahkan ke
Dinkes
Kab/Kota
RPK dan draft
RKA tahun (N)
tidak diserahkan
Puskesmas ke
Dinkes 0
Kab/Kota
c. Puskesmas Puskesmas
mempunyai RUK tahun menyusun
mendatang. Tahun dokumen RUK
mendatang akan tahun 10
dilambangkan dengan mendatang
N+1. (N+1)
Puskesmas tidak
menyusun
dokumen RUK
tahun 0
mendatang
(N+1)
d. Dokumen RUK
79
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
Kinerja
Puskesmas
tahun
sebelumnya
Ada hasil
analisis
masalah
kesehatan
masyarakat dari
data Puskesmas
(profil, Program
Indonesia Sehat
dengan
Pendekatan
Keluarga,
pencapaian
program, SMD,
dll), tetapi tidak 5
memperhati kan
hasil Penilaian
Kinerja
Puskesmas
tahun
sebelumnya
.
80
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
d.2 Ada laporan
Puskesmas dalam
mendampingi dan
membimbing
masyarakat
melakukan Survei
Mawas Diri, yang
meliputi:
- Ada umpan Ada umpan
balik hasil analisis balik ke
masalah masyarakat
kesehatan berupa hasil
kepada analisis
masyarakat, masalah;
untuk masyarakat
menyadarkan sadar pada
masyarakat masalah
tentang adanya kesehatann
masalah di ya yang
lingkungannya dibuktikan
yang perlu diatasi, dengan
termasuk oleh adanya
masyarakat informasi
secara mandiri, penggerakk
dengan an sumber
10
memperhatikan daya di
ketersediaan masyarakat
sumber daya untuk
dan potensi mengatasi
sumber daya di masalah
masyarakat yang kesehatan
dapat digerakkan yang
dibuktikan
dengan
dokumen
fisik
(pemberitah
uan,
laporan,foto,
dll)
81
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
Ada umpan balik
ke masyarakat
berupa hasil
analisis masalah,
tetapi
belum ada
informasi
penggerakk an
sumber daya di
masyarakat untuk
mengatasi
masalah
kesehatan tetapi
tidak dapat 5
dibuktikan
dengan dokumen
fisik (pemberitah
uan, laporan,foto,
dll)
82
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
masyarakat kuesioner
tentang pelayananyang
Puskesmas dan disusun
hal yang perlu masyarakat
diperbaiki, dan atau
termasuk harapan tidak
dan permintaan mendapat
masyarakat dalam umpan balik
hidup sehat masyarakat
Tidak ada
tabulasi 0
hasil
wawancara
- Ada pembahasan Ada hasil
hasil SMD dalam SMD yang
forum MMD, dibahas
sebagai bahan yg dalam forum
akan diusulkan MMD, dan
dlm Musrenbang hasil MMD
Desa/ Kelurahan; yang
membutuhk 10
an
pembiayaan
diusulkan
dalam
Musrenbang
Desa/Kelura
han
Ada hasil
SMD yang
dibahas
dalam forum
MMD, tetapi
hasil MMD
yang
membutuhk 5
an
pembiayaan
tidak
diusulkan
dalam
Musrenbang
Desa/Kelura
han
8
3
Hasil SMD
tidak
dibahas
dalam forum
MMD atau 0
forum MMD
tidak
dilaksanaka
n
d.3 Ada Ada
penyelarasan penyelarasa
antara hasil MMD n antara
dengan hasil MMD
perencanaan dengan
Puskesmas perencanaa 10
dibuktikan dengan n
draft RUK Puskesmas
dibuktikan
dengan
draft RUK
Ada
penyelarasa
n antara
hasil MMD
dengan
perencanaa
n 5
Puskesmas,
tetapi tidak
seluruhnya/
penyelerasa
n tidak
menyeluruh
Tidak ada
penyelarasa
n antara
hasil MMD 0
dengan
perencanaa
n
Puskesmas
Ada Berita
d.4 Ada Berita
Acara/Lapor
Acara/Laporan
an hasil 10
hasil Musrenbang Musrenbang
Desa/Kelurahan
Desa/Kelura
yang dilaporkan ke
8
4
Kepala han yang
Puskesmas dilaporkan
ke Kepala
Puskesmas
Ada Berita
Acara/Lapor
an hasil
Musrenbang
Desa/Kelura 5
han, tetapi
belum
dilaporkan
ke Kepala
Puskesmas
Tidak ada
Berita
Acara/Lapor
an hasil 0
Musrenbang
Desa/Kelura
han
d.5 Laporan Ada laporan
penanggung jawab penanggung
daerah binaan jawab
dilaporkan ke daerah
kepala Puskesmas binaan ke
dan diteruskan ke Kepala
penanggung jawab Puskesmas,
program untuk dan
diolah dan diteruskan
ke
dilakukan analisis.
penanggung
Hasil analisis
jawab
dibahas dalam program 10
lokakarya mini untuk diolah
bulanan rutin untuk dan
keterpaduan lintas dianalisis.
program dalam Hasil
usulan kegiatan analisis
Puskesmas dibahas
dalam
lokakarya
mini
bulanan
rutin untuk
keterpaduan
8
5
lintas program
dalam usulan
kegiatan
Puskesmas
Ada laporan
penanggung
jawab
daerah binaan ke
Kepala
Puskesmas,
tetapi tidak
diteruskan ke
penanggung
jawab program
untuk diolah dan
dianalisis
5
dan/atau tidak
dibahas dalam
lokakarya mini
bulanan
Tidak ada
laporan/kom
0
pilasi
laporan
86
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
d.6 Ada laporan Ada
lokakarya mini laporan
bulanan kedua, lokakarya
yang menjadi mini
bahan masukan bulanan
dalam melengkapi kedua,
rancangan RUK yang
Puskesmas tahun menjadi
(N+1), dengan bahan
kegiatan yang masukan
terpadu lintas dalam
program, dan melengkapi
dijadikan bahan rancangan
lokakarya mini 10
RUK
lintas sektor Puskesmas
pertama tahun
(N+1),
dengan
kegiatan
yang
terpadu
Lintas
Program
, dan
dijadikan
bahan
lokakary
Ada
laporan
lokakarya
mini
bulanan
kedua,
tidak
menjadi
bahan
masukan
dalam 5
melengkapi
RUK, tidak
menggamb
a rkan
keterpadua
n lintas
program,
dan
atau
tidak
87
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
lokakarya mini
lintas sektor
Tidak ada
laporan
lokakarya mini
bulanan kedua 0
Tidak ada
pembahasa
n dengan lintas 0
sektor
d.8 Hasil lokakarya mini Ada hasil
lintas sektor pertama lokakarya mini
dibahas dlm Musrenbang lintas sektor
Kecamatan. pertama yang
10
dibahas dalam
88
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
Musrenbang
Kecamatan
Draft RUK
diserahkan ke
Dinkes Kab/kota,
tetapi diserahkan
setelah
musrenbang
kab dan atau
diserahkan
tanpa adanya 5
Kerangka
Acuan Kegiatan
89
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
ke dinkes
kab/kota
9
0
anggaran, sesuai
standar
a.2
Dimanfaatkannya Bila dalam 5
sumber daya rangkaian
secara efisien tidak
terpenuhi 0
untuk mencapai
target kinerja & lebih dari 1
mutu Puskesmas (satu)
a.3 Ada dukungan
administrasi &
manajemen untuk
kelancaran kinerja
Puskesmas
a.4 Adanya
kerjasama &
koordinasi untuk
keterpaduan/siner
gitas kinerja UKP
dan UKM yang
berkualitas
a.5 Adanya sistem
monitoring
evaluasi untuk
pemenuhan input,
proses, dan output
Puskesmas
Bila delapan
(7) unsur
(b.1 s.d b.7)
terpenuhi
b. Ada upaya dalam 10
menuju setiap
tercapainya derajat pelaksanaa
kesehatan n upaya
masyarakat di Puskesmas
seluruh wilayah Bila 1 atau 2
kerja yang ditandai unsur tidak
dengan: terpenuhi
dalam
setiap 5
pelaksanaa
n upaya
Puskesmas
9
1
Bila lebih dari 2
unsur tidak
terpenuhi dalam
setiap
pelaksanaa n 0
upaya
Puskesmas
b.1 Puskesmas
mengakses semua
sasaran dengan
pelayanan yang
berkualitas
b.2 Pencegahan resiko
dan potensi resiko
kesehatan masyarakat
b.4 Adanya
keterpaduan
layanan Puskesmas
b.5 Adanya
Pemberdayaan
masyarakat menuju
kemandirian hidup
sehat, kemampuan
dalam mengatasi
sebagian masalah
kesehatan masyarakat,
menolong diri sendiri
dalam batas
kewenangan
b.6 Adanya
peningkatan
92
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
kepuasan
masyarakat
b.7 adanya intervensi
lanjut terhadap masalah
kesehatan di masyarakat
Bila 1 atau 2
unsur tidak
c. Pelaksanaan UKP terpenuhi dalam
memenuhi semua setiap
unsur kegiatan sebagai pelaksanaa n 5
berikut: upaya
Puskesmas
c.2 peningkatan
Keselamatan
Pasien/Patient Safety,
sekaligus pencegahan
risiko
c.3 pencegahan dan
penanggulangan infeksi
(PPI)
93
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
c.4 Pemberdayaan
individu untuk
hidup sehat
mandiri
c.5 Peningkatan
kepuasan
pelanggan
(customized)
3 Perencanaan a. Dibuat formasi Dibuat formasi
Puskesmas berdasarkan ABK berdasarkan 10
terdokumentasika dan peta jabatan ABK dan
n dalam RUK dan peta jabatan
RPK juga Dibuat
mencakup formasi,
pengelolaan tetapi tidak
sumber daya berdasarkan 5
ABK atau
peta jabatan
Tidak dibuat 0
formasi
b. Perencanaan Ada
Kebutuhan SDM Perencanaa
Kesehatan n
sesuai dengan Kebutuhan
ABK dibuktikan SDM 10
dalam bentuk Kesehatan
dokumen sesuai
dengan
ABK
Ada
Perencanaa
n
kebutuhan, 5
tidak sesuai
dengan
ABK
Tidak ada
rencana
penambaha 0
n tenaga
kesehatan
c. Ada upaya
penambahan
terkait sumber
daya, terdiri dari:
94
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
c.1 Ada tindak lanjut yang Ada tindak
dilakukan Puskesmas lanjut yang
terhadap hasil dokumen dilakukan
perencanaan kebutuhan sesuai rencana 10
SDM Kesehatan yang yang disusun
telah disusun (baik
usulan penambahan atau
redistribusi tenaga)
Ada tindak
lanjut yang
dilakukan,
tidak sesuai 5
rencana yang
disusun
95
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
c.4 Perencanaan Ada perencanaa
kebutuhan sarana n kebutuhan
prasarana Puskesmas sarana prasarana
sesuai persyaratan di Puskesmas,
PMK 43 tahun sesuai 10
2019, PMK 31 tahun 2018 persyaratan
(memuat penilaian kondisi
sarana prasarana)
Ada perencanaa
n kebutuhan
sarana prasarana
Puskesmas, tidak
sesuai 5
persyaratan
Tidak ada
perencanaa n
kebutuhan
sarana prasarana 0
Puskesmas
96
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
< 60 %
kebutuhan
Puskesmas 0
terpenuhi
anggaranny
a
c.7 usulan ada
pengadaan, dokumen
perbaikan atau usulan
pengembangan pengadaan,
sistem informasi perbaikan
kesehatan atau
dan/atau teknologi pengemban
tepat guna gan 10
perangkat
sistem
informasi
kesehatan
dan/atau
teknologi
tepat guna
tidak ada
dokumen
usulan
pengadaan,
perbaikan
atau
pengemban
gan 0
perangkat
sistem
informasi
kesehatan
dan/atau
teknologi
tepat guna
9
7
SKOR MAKSIMAL 290
9
8
III. PENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN PUSKESMAS
NO ELEMEN KRITERIA SKORING NILAI SELF NILAI
PENILAIAN ASSESMENT HASIL
VALIDA
SI
1 Pelaksanaan Tersedia - Memenuhi
kegiatan di dokumen- semua kriteria
Puskesmas dokumen, untuk nilai 10
dipandu dengan kegiatan-kegiatan - Bila salah
kebijakan, yang satu kriteria
pedoman, dan diselenggarakan tidak
prosedur yang Puskesmas: terpenuhi nilai
jelas • Kebijakan, 5
• Manual Mutu -Tidak
• RUK atau memenuhi
rencana semua
strategis 5 kriteria, nilai 0
Tahunan
• PTP (RUK dan
RPK) tahunan
• Pedoman/Pand
uan
• KAK
• SOP
• Pengendalian
Dokumen
• Rekaman hasil-
hasil kegiatan
Ambil sampel 2
kegiatan untuk
masing-masing:
• Terkait UKM
dan UKP, lihat
dokumen-
dokumen di atas
apakah lengkap
dan isinya
relevan.
2 Pelaksanaan 1. Tersedia jadwal - Memenuhi
kegiatan di pelaksanaan semua kriteria
Puskesmas kegiatan nilai 10
mempunyai Puskesmas - Bila salah
jadwal yang jelas 2. Tersedia bukti satu kriteria
dan sosialisasi tidak
jadwal, kepada:
9
9
NO ELEMEN KRITERIA SKORING NILAI SELF NILAI
PENILAIAN ASSESMENT HASIL
VALIDA
SI
disosialisasikan • Lintas terpenuhi nilai
ke sasaran program 5
dengan bukti - Tidak ada nilai
adanya 0
dokumen
kesepakatan
keterpaduan
lintas
program
• Lintas sektor
terkait,
dengan bukti
adanya
dokumen
dukungan
pemecahan
masalah
yang
penyebab
dan latar
belakangnya
diluar
kendali
Puskesmas
• Sasaran/ma
syarakat
dengan bukti
dokumen
peran serta
aktif
masyarakat
dalam
mengatasi
sebagian
masalahnya
secara
mandiri.
99
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
NO ELEMEN KRITERIA SKORING NILAI SELF NILAI
PENILAIAN ASSESMENT HASIL
VALIDA
SI
lintas sektor dan • Lintas program - Memenuhi
masyarakat dengan bukti sebagian
sasaran di adanya kriteria nilai 5
Puskesmas kesepakatan - Tidak ada nilai
keterpaduan 0
lintas program
• Lintas sektor
terkait, dengan
bukti adanya
dukungan
pemecahan
masalah yang
penyebab dan
latar
belakangnya
diluar kendali
Puskesmas
• Masyarakat
dengan bukti
adanya peran
serta aktif
masyarakat
dalam
mengatasi
sebagian
masalahnya
secara mandiri.
100
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
NO ELEMEN KRITERIA SKORING NILAI SELF NILAI
PENILAIAN ASSESMENT HASIL
VALIDA
SI
rencana tindak
lanjutnya yang
dilakukan oleh
penanggung
jawab terkait,
yang dilihat dari
laporan
lokakarya mini
5 Terdapat upaya Ada upaya yang - Memenuhi
Puskesmas untuk dilakukan oleh semua kriteria
memperoleh Puskesmas untuk nilai 10
masukan dari mendapatkan - Memenuhi
pelanggan/sasara umpan balik dari sebagian
n mengenai masyarakat tentang kriteria nilai 5
kualitas dan layanan yang - Tidak ada nilai
kepuasan diterimanya, yaitu 0
terhadap 1. Secara pasif,
pelaksanaan melalui kotak
kegiatan saran, SMS
Center, Hotline,
Media Sosial,
FB, dll
2. Secara aktif
melalui antara
lain: survei
kepuasan
pelanggan
sesuai
ketentuan yang
berlaku
(Permenpan RB
nomor 14/2017,
tentang
Pedoman
Penyusunan
Survei
Kepuasan
Masyarakat Unit
Penyelenggara
Pelayanan
Publik) atau
secara periodik
101
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
NO ELEMEN KRITERIA SKORING NILAI SELF NILAI
PENILAIAN ASSESMENT HASIL
VALIDA
SI
untuk
menampung
keluhan,
masukan,
harapan dan
permintaan
pengguna
layanan,
pelanggan/
sasaran/peneri
ma manfaat
terhadap
kualitas dan
kepuasan
pelayanan.
6 Terdapat upaya 1. Ada bukti nyata - Memenuhi
perbaikan yang upaya semua kriteria
dilaksanakan perbaikan/ nilai 10
oleh Puskesmas peningkatan/per - Memenuhi
terhadap cepatan yang sebagian
masalah dilakukan oleh kriteria nilai 5
pelayanan yg Puskesmas - Tidak ada
dianggap penting untuk memenuhi
atau prioritas memperbaiki/m kriteria nilai 0
untuk diperbaiki eningkatkan
berdasarkan kinerja/kualitas
masukan dan
pengguna mengurangi
layanan/ risiko/potensi
pelanggan/dinas risiko akibat
kesehatan kesenjangan
kabupaten/kota kinerja dan
mutu pelayanan
misalnya
dengan
memperbaiki
sarana
prasarana,
perbaikan
metode,
perbaikan
dokumen-
102
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
NO ELEMEN KRITERIA SKORING NILAI SELF NILAI
PENILAIAN ASSESMENT HASIL
VALIDA
SI
dokumen
acuan,
perbaikan alur
pelayanan, dan
lain-lain
mengacu pada
instrumen
akreditasi.
2. Ada urutan
prioritas
perbaikan yang
dilaku-kan
relevan dengan
urutan prioritas
perma-salahan
yang ada.
3. Ada upaya
Puskesmas
untuk
melakukan
tindak lanjut dari
umpan balik
yang telah
disampaikan
oleh dinas
kesehatan
kabupaten/ kota
4. Upaya perbaikan
yang dilakukan
me-rupakan
hasil
pembahasan
Tim manajemen
Puskesmas &
penanggung
jawab program
sebagai
rumusan
rencana tindak
lanjut yang
dilaporkan
kepada kepala
103
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
NO ELEMEN KRITERIA SKORING NILAI SELF NILAI
PENILAIAN ASSESMENT HASIL
VALIDA
SI
Puskesmas
untuk ditelaah
dan selanjutnya
ditetapkan.
5. Pelaksanaan
perbaikan/
peningkatan
maupun
percepatan mutu
pelayanan yang
dilaksanakan
Puskesmas
dipantau oleh
Tim Audit
Internal.
SKOR MAKSIMAL 60
104
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
NO ELEMEN KRITERIA SKORING NILAI SELF NILAI
PENILAIAN ASSESMEN HASIL
T VALIDAS
I
hasil manajemen <
pelaksanaan 8,5 nilai 5
pelayanan - Bila aspek
kesehatan > pelayanan
91% dan kesehatan <
cakupan hasil 91%, hasil
manajemen ≥ manajemen <
8,5 8,5 nilai 0
105
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
V. PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS
NO ELEMEN KRITERIA SKORING NILAI SELF NILAI
PENILAIAN ASSESMENT HASIL
VALIDASI
1 Terlaksananya Melakukan - Memenuhi
pengukuran pengukuran semua kriteria,
indikator mutu indikator mutu nilai 10
secara periodik - Memenuhi
sesuai dengan sebagian
ketentuan yang kriteria nilai 5
ditetapkan oleh - Tidak
kepala memenuhi
kriteria, nilai 0
Puskesmas.
2 Kegiatan audit 1. Ditetapkan - Memenuhi
internal rencana audit semua
dilaksanakan (audit plan) kriteria, nilai
untuk 2. Dilaksanakanny 10
memantau a audit internal - Memenuhi
mutu dan sesuai rencana sebagian
kinerja 3. Dilaksanakan kriteria, nilai 5
puskesmas tindak lanjut - Tidak
audit internal memenuhi
4. Disusun semua
laporan kriteria, nilai 0
pelaksanaan
audit internal
10
61
NO ELEMEN KRITERIA SKORING NILAI SELF NILAI
PENILAIAN ASSESMENT HASIL
VALIDASI
Program survey - Memenuhi
Strategi) akreditasi sebagian
sebagai 2. Dilaksanakan kriteria nilai 5
bentuk upaya tindak lanjut - Tidak
perbaikan dan PPS yang memenuhi
peningkatan sudah disusun semua
mutu secara 3. Dilakukan kriteria, nilai 0
berkesinambu evaluasi tindak
ngan lanjut PPS
5 Ada pelaporan 1. Pelaporan - Memenuhi
Insiden harus tepat semua kriteria
Keselamatan waktu nilai 10
Pasien 2. Semua kasus - Laporan tepat
dilaporkan waktu tetapi
kasus yang
dilaporkan 80-
<100%, nilai 5
- Tidak ada
pelaporan,
nilai 0
SKOR MAKSIMAL 50
10
71
HASIL
ELEMEN NILAI SELF
NO KRITERIA SKORING NILAI
PENILAIAN ASSESMENT
VALIDASI
2 Menggunakan Memiliki SOP dan - Dilaksanakan
APD (sarung melaksanakan sesuai SOP,
tangan, sesuai dengan nilai 10
masker, SOP. - Dilaksanakan
sepatu boot, tidak sesuai
apron, kaca Lihat pelaksanaan SOP, nilai 5
mata/google, terutama: - Tidak ada
dll) ketika • di unit SOP, nilai 0
melakukan Laboratorium,
tindakan/kegiat • Ruang
an tertentu Persalinan,
• Ruang Tindakan,
• Ruang
Sterilisasi,
• Poli Gigi,
• Insersi IUD, dan
lainnya
3 Penerapan Memiliki SOP dan - Dilaksanakan
dekontaminasi melaksanakan sesuai SOP,
alat kesehatan sesuai dengan nilai 10
SOP. - Dilaksanakan
Lihat proses tidak sesuai
sterilisasi alat SOP, nilai 5
- Tidak ada
SOP, nilai 0
4 Pengendalian Lihat laporan - Ada laporan
kesehatan Inspeksi Kesehatan IKL dan
lingkungan Lingkungan (IKL) rekomendasi
Puskesmas ditindaklanjuti,
(dilakukan minimal nilai 10
1 kali setahun) - Ada laporan
IKL, tidak
ditindaklanjuti,
nilai 5
- Tidak ada
laporan, nilai 0
5 Pengelolaan Lihat bagaimana - Memenuhi
Limbah Medis pengelolaan semua kriteria,
(termasuk limbah medis di nilai 10
dalam IKL) Puskesmas - Memenuhi
1. Ada pemilahan sebagian
limbah medis kriteria (1,3,5)
nilai 5
108
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
HASIL
ELEMEN NILAI SELF
NO KRITERIA SKORING NILAI
PENILAIAN ASSESMENT
VALIDASI
dan non - Tidak
medis memenuhi
2. Limbah semua kriteria,
dimasukkan nilai 0
ke warna
kantong yang
sesuai
3. Limbah padat
tajam
dimasukkan
ke dalam
safety box
4. Limbah
ditempatkan
di TPS B3
berijin
5. Diolah dengan
pengolahan
limbah B3
berizin dan
atau kerja
sama dengan
pihak ketiga
pengolah
limbah B3
berizin
109
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
HASIL
ELEMEN NILAI SELF
NO KRITERIA SKORING NILAI
PENILAIAN ASSESMENT
VALIDASI
Profilaksis
Pasca
Pajanan
(PPP) HIV
pada kasus
kecelakaan
kerja
7 Pemisahan Lihat: - Dilaksanakan
pasien 1. Ada Kebijakan, sesuai SOP,
SOP, lainnya, nilai 10
untuk - Dilaksanakan
memisahkan tidak sesuai
pasien infeksius SOP, nilai 5
dengan pasien - Tidak ada
non infeksius, SOP, nilai 0
misal ruang TB,
ruang isolasi
untuk rawat
inap
2. Dilaksanakan
atau tidak
8 Etika batuk Edukasi etika - Dilaksanakan
atuk, lihat: sesuai SOP,
• Ada kebijakan, nilai 10
SOP edukasi - Dilaksanakan
etika batuk tidak sesuai
• Dilaksanakan SOP, nilai 5
atau tidak - Tidak ada
SOP, nilai 0
9 Praktik Memiliki SOP - Dilaksanakan
menyuntik injeksi dan sesuai SOP,
yang aman melaksanakan nilai 10
sesuai dengan - Dilaksanakan
SOP tidak sesuai
SOP, nilai 5
- Tidak ada
SOP, nilai 0
SKOR MAKSIMAL 90
B. PENERAPAN KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI
Memiliki SOP dan
Kewaspadaan - Dilaksanakan
melaksanakan
1 transmisi sesuai SOP,
sesuai dengan
melalui kontak nilai 10
SOP
110
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
HASIL
ELEMEN NILAI SELF
NO KRITERIA SKORING NILAI
PENILAIAN ASSESMENT
VALIDASI
- Dilaksanakan
tidak sesuai
SOP, nilai 5
- Tidak ada
SOP, nilai 0
2 Kewaspadaan Memiliki SOP dan - Dilaksanakan
transmisi melaksanakan sesuai SOP,
melalui droplet sesuai dengan nilai 10
SOP - Dilaksanakan
tidak sesuai
SOP, nilai 5
- Tidak ada
SOP, nilai 0
3 Kewaspadaan Memiliki SOP dan - Dilaksanakan
transmisi melaksanakan sesuai SOP,
melalui udara sesuai dengan nilai 10
(air-borne SOP - Dilaksanakan
precautions) tidak sesuai
SOP, nilai 5
- Tidak ada
SOP, nilai 0
SKOR MAKSIMAL 30
NO
NILAI SELF NILAI
ELEMEN ASSESMENT HASIL
PENILAIAN KRITERIA SKORING
VALIDAS
I
1 Kelengkapan Lihat kelengkapan - Kelengkapan ≥
laporan SKDR laporan SKDR 80%, nilai 10
kumulatif dari - Kelengkapan
minggu ke-1 antara 60% s.d.
sampai dengan < 80%, nilai 5
minggu berjalan. - Kelengkapan <
Koordinasi dengan 60%, nilai 0
tenaga surveilans
kabupaten/kota
11
11
untuk melihat ke
sistem SKDR
2 Ketepatan Lihat ketepatan - Ketepatan ≥
laporan SKDR laporan SKDR 80%, nilai 10
kumulatif dari - Ketepatan 60%
minggu ke-1 s.d. < 80%, nilai
sampai dengan 5
minggu berjalan. - Ketepatan <
Koordinasi dengan 60%, nilai 0
tenaga surveilans
kabupaten/kota
untuk melihat ke
sistem SKDR
3 Analisa trend Grafik trend - Ada, nilai 10
mingguan mingguan - Tidak ada, nilai
penyakit beberapa penyakit 0
potensial KLB potensial KLB di
Puskesmas
SKOR MAKSIMAL 30
11
21
ELEMEN NILAI NILAI
PENILAIAN SELF HASIL
NO KRITERIA SKORING
ASSESM VALIDAS
ENT I
kehamilannya evaluasi-tindak
dengan lanjut)
distribusi c. Persentase ibu % ibu
waktu yaitu 1 hamil yang hamil
kali pada mendapatkan mendap
trimester ke-1, pelayanan at-kan
1 kali pada sesuai standar. pelayan
trimester ke-2, (Jumlah ibu an
dan 2 kali hamil yang antenat
pada trimester mendapatkan al
pelayanan sesuai
ke-3
antenatal standar
sesuai standar dikali
dibagi dengan 50%
jumlah ibu
hamil yang ada
di wilayah kerja
Puskesmas,
dikali 100%)
113
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
ELEMEN NILAI NILAI
PENILAIAN SELF HASIL
NO KRITERIA SKORING
ASSESM VALIDAS
ENT I
● Saat lahir (0- mendapatkan mendap
6 jam) pelayanan atkan
1) Perawata neonatal pelayan
n esensial sesuai an
neonatal standar. neonata
0-30 (Jumlah bayi l
detik baru lahir yang esensial
2) Perawata mendapatkan sesuai
n pelayanan standar
neonatal neonatal dikali
30 detik – esensial sesuai 50%
90 menit standar dibagi
3) Perawata dengan jumlah
n bayi baru lahir
neonatal yang ada di
90 menit wilayah kerja
– 6 jam Puskesmas,
● Setelah lahir dikali 100%)
(6 jam – 28
hari)
1) Kunjunga
n
Neonatal
1 (6 – 48
jam)
2) Kunjunga
n
Neonatal
2 (3 hari
– 7 hari)
3) Kunjunga
n
Neonatal
3 (8 hari
– 28 hari)
114
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
ELEMEN NILAI NILAI
PENILAIAN SELF HASIL
NO KRITERIA SKORING
ASSESM VALIDAS
ENT I
Bayi baru lahir Pedoman, - Tercapai ≥
yang Panduan) 80%
memperoleh b. Pelaksanaan Ya=25% nilainya 10
pelayanan program sesuai Tidak=0 - Tercapai
sesuai standar manajemen 60% s.d. <
meliputi: Puskesmas 80%
1) Menjaga (dasar nilainya 5
bayi tetap pengusulan- - Tercapai <
hangat penjadwalan- 60%
2) Mengisap pelaksanaan- nilainya 0
monitoring-
lendir dari
evaluasi-tindak
mulut dan lanjut)
hidung (jika
perlu) c. Persentase % bayi
3) Keringkan bayi baru lahir baru
4) Memantau yang lahir
tanda mendapatkan mendap
bahaya pelayanan atkan
5) Klem, sesuai standar. pelayan
potong dan (Jumlah bayi an
ikat tali baru lahir yang neonata
l
pusat tanpa mendapatkan
esensial
membubuhi pelayanan sesuai
apapun, sesuai standar standar
kira-kira 2 dibagi dengan dikali
menit* jumlah bayi 50%
setelah lahir baru lahir yang
6) Melakukan ada di wilayah
Inisiasi kerja
Menyusu Puskesmas,
Dini dikali 100%)
7) Memberika
n suntikan
vitamin K1
1 mg
intramuskul
ar, di paha
kiri
anterolatera
l setelah
Inisiasi
115
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
ELEMEN NILAI NILAI
PENILAIAN SELF HASIL
NO KRITERIA SKORING
ASSESM VALIDAS
ENT I
Menyusu
Dini
8) Memberika
n salep
mata
antibiotika
pada kedua
mata
9) Melakukan
pemeriksaa
n fisis
10) Memberi
imunisasi
Hepatitis B
0,5 mL
intramuskul
ar, di paha
B. Imunisasi
1 Bayi a. Tersedia Ya=25% Penjumlaha
mendapatkan regulasi internal Tidak=0 n kriteria a,
imunisasi program b dan c
dasar lengkap. imunisasi dasar
lengkap (SK, - Tercapai ≥
DO: SOP, Pedoman, 80%
• Jumlah bayi Panduan) nilainya 10
yang b. Pelaksanaan Ya=25% - Tercapai
mendapatk program sesuai Tidak=0 60% s.d. <
an manajemen 80%
imunisasi Puskesmas nilainya 5
dasar (dasar - Tercapai <
lengkap pengusulan- 60%
adalah penjadwalan- nilainya 0
jumlah bayi pelaksanaan-
yang telah monitoring-
berusia 9- evaluasi-tindak
11 bulan di lanjut)
wilayah c. Persentase % bayi
kerja bayi yang mendap
Puskesmas mendapatkan at-kan
dalam imunisasi imunisa
waktu 1 dasar lengkap. si dasar
tahun telah lengkap
116
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
ELEMEN NILAI NILAI
PENILAIAN SELF HASIL
NO KRITERIA SKORING
ASSESM VALIDAS
ENT I
mendapatk (Jumlah bayi dikali
an yang telah 50%
imunisasi mendapatkan
dasar imunisasi dasar
lengkap lengkap dibagi
meliputi: Jumlah bayi
1) Hb0 1 berusia 9-11
kali bulan dalam 1
2) BCG 1 tahun dalam
kali wilayah kerja
3) Polio Puskesmas,
tetes 4 dikali 100%)
kali
4) DPT-HB-
HIB 3 kali
5) Campak
1 kali
6) Rubella 1
kali
• Perhitungan
pencatatan
pemberian
imunisasi
berdasarkan
jenis antigen
pada kohort
bayi dan
atau buku
KIA di setiap
tempat
pelayanan
imunisasi
(Posyandu,
Poskesdes,
Pustu,
Puskesmas,
dll)
C. Gizi
1 Balita gizi a. Tersedia Ya=25% Penjumlaha
buruk yang regulasi internal Tidak=0 n kriteria a,
mendapatkan program b dan c
penanganan penanganan
117
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
ELEMEN NILAI NILAI
PENILAIAN SELF HASIL
NO KRITERIA SKORING
ASSESM VALIDAS
ENT I
sesuai standar balita gizi buruk - Tercapai ≥
di Puskesmas (SK, SOP, 80%
Pedoman, nilainya 10
DO: Panduan) - Tercapai
Tata laksana b. Pelaksanaan Ya=25% 60% s.d. <
anak balita program sesuai Tidak=0 80%
dengan manajemen nilainya 5
BB/TB< -3 SD Puskesmas - Tercapai <
dan atau (dasar 60%
dengan gejala pengusulan- nilainya 0
klinis yang penjadwalan-
dirawat inap pelaksanaan-
monitoring-
maupun rawat
evaluasi-tindak
jalan di fasilitas lanjut)
pelayanan
kesehatan c. Persentase % balita
atau balita gizi buruk gizi
masyarakat yang buruk
sesuai dengan mendapatkan yang
standar Tata penanganan mendap
Laksana Gizi sesuai standar. atkan
Buruk (TAGB) (Jumlah kasus penang
balita gizi buruk anan
yang sesuai
mendapatkan standar
penanganan dikali
sesuai standar 50%
di wilayah kerja
Puskesmas
dibagi jumlah
kasus balita gizi
buruk yang
ditemukan
dalam 1 tahun
di wilayah kerja
Puskesmas,
dikali 100%)
118
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
ELEMEN NILAI NILAI
PENILAIAN SELF HASIL
NO KRITERIA SKORING
ASSESM VALIDAS
ENT I
pelayanan (SK, SOP,
kesehatan Pedoman, - Tercapai ≥
sesuai standar. Panduan) 80%
b. Pelaksanaan Ya=25% nilainya 10
DO: program sesuai Tidak=0 - Tercapai
• Orang manajemen 60% s.d. <
terduga Puskesmas 80%
TBC adalah (dasar nilainya 5
orang yang pengusulan- - Tercapai <
kontak erat penjadwalan- 60%
dengan pelaksanaan- nilainya 0
penderita monitoring-
TBC dan evaluasi-tindak
atau yang lanjut)
menunjukka
c. Persentase % orang
n gejala
orang terduga terduga
batuk ≥ 2
TBC TBC
minggu
mendapatkan mendap
diserta
pelayanan atkan
dengan
kesehatan pelayan
gejala
sesuai standar. an
lainnya.
(Jumlah orang sesuai
• Pelayanan
terduga TBC standar
orang
yang dilakukan dikali
terduga
pemeriksaan 50%
TBC sesuai
penunjang
standar
dibagi jumlah
meliputi:
orang terduga
1) Pemeriks
TBC dalam
aan klinis
kurun waktu
meliputi
satu tahun di
pemeriks
wilayah kerja
aan
Puskesmas,
gejala
dikali 100%)
dan
tanda
2) Pemeriks
aan
penunjan
g adalah
pemeriks
aan
119
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
ELEMEN NILAI NILAI
PENILAIAN SELF HASIL
NO KRITERIA SKORING
ASSESM VALIDAS
ENT I
dahak
dan/atau
bakteriol
ogis
dan/atau
radiologi
s
3) Edukasi
perilaku
berisiko
dan
pencega
han
penulara
n
2 Orang dengan a. Tersedia Ya=25% Penjumlaha
risiko terinfeksi regulasi internal Tidak=0 n kriteria a,
HIV program HIV b dan c
mendapatkan (SK, SOP,
pelayanan Pedoman, - Tercapai ≥
kesehatan Panduan) 80%
sesuai standar. b. Pelaksanaan Ya=25% nilainya 10
program sesuai Tidak=0 - Tercapai
DO: manajemen 60% s.d. <
• Orang Puskesmas 80%
dengan (dasar nilainya 5
risiko pengusulan- - Tercapai <
terinfeksi penjadwalan- 60%
HIV adalah pelaksanaan- nilainya 0
1) Ibu hamil monitoring-
2) Pasien evaluasi-tindak
TBC lanjut)
3) Pasien c. Persentase % orang
Infeksi orang dengan dengan
Menular risiko terinfeksi risiko
Seksual HIV terinfeks
(IMS) mendapatkan i HIV
4) Penjaja pelayanan mendap
seks kesehatan atkan
5) Lelaki sesuai standar pelayan
yang (Jumlah orang an
berhubun dengan risiko kesehat
120
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
ELEMEN NILAI NILAI
PENILAIAN SELF HASIL
NO KRITERIA SKORING
ASSESM VALIDAS
ENT I
gan seks terinfeksi HIV an
dengan yang sesuai
lelaki mendapatkan standar
6) Transgen pelayanan dikali
der/waria sesuai standar 50%
7) Penggun dibagi jumlah
a napza orang dengan
suntik risiko terinfeksi
8) Warga HIV dalam 1
binaan tahun di wilayah
Pemasya kerja
rakatan Puskesmas,
• Pelayanan dikali 100%)
kesehatan
yang
diberikan
kepada
orang
dengan
risiko
terinfeksi
HIV sesuai
standar
meliputi:
1) Eduka
si
perilak
u
berisik
o dan
pence
gahan
penula
ran
2) Skrinin
g
denga
n
pemeri
ksaan
Tes
121
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
ELEMEN NILAI NILAI
PENILAIAN SELF HASIL
NO KRITERIA SKORING
ASSESM VALIDAS
ENT I
Cepat
HIV
3 Ibu Hamil yang a. Tersedia Ya=25% Penjumlaha
dilakukan regulasi internal Tidak=0 n kriteria a,
pemeriksaan program b dan c
Hepatitis B. pemeriksaan
Hepatitis B pada - Tercapai ≥
DO: ibu hamil (SK, 80%
Pemeriksaan SOP, Pedoman, nilainya 10
Hepatitis B Panduan) - Tercapai
dilakukan b. Pelaksanaan Ya=25% 60% s.d. <
kepada Ibu program sesuai Tidak=0 80%
Hamil sesuai manajemen nilainya 5
standar Puskesmas - Tercapai <
meliputi: (dasar 60%
1) Edukasi pengusulan- nilainya 0
pencegaha penjadwalan-
n dan pelaksanaan-
pengendalia monitoring-
n penularan evaluasi-
Hepatitis B tindaklanjut)
2) Deteksi dini c. Persentase ibu % ibu
dilakukan hamil yang hamil
dengan
dilakukan yang
pemeriksaa
n Tes Cepat pemeriksaan dilakuka
HbSAg Hepatitis B. n
3) Deteksi dini (Jumlah Ibu pemerik
Hepatitis B Hamil yang saan
minimal 1 mendapatkan Hepatiti
kali selama pemeriksaan sB
kehamilan Hepatitis B dikali
di fasilitas sesuai standar 50%
pelayanan dibagi jumlah
kesehatan Ibu Hamil
dalam 1 tahun
di wilayah kerja
Puskesmas,
dikali 100%)
4 Persentase a. Tersedia Ya=25% Penjumlaha
ODGJ berat regulasi internal Tidak=0 n kriteria a,
yang program ODGJ b dan c
mendapatkan Berat (SK, SOP,
122
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
ELEMEN NILAI NILAI
PENILAIAN SELF HASIL
NO KRITERIA SKORING
ASSESM VALIDAS
ENT I
pelayanan Pedoman, - Tercapai ≥
kesehatan jiwa Panduan) 80%
sesuai standar. b. Pelaksanaan Ya=25% nilainya 10
program sesuai Tidak=0 - Tercapai
DO: manajemen 60% s.d. <
Pelayanan Puskesmas 80%
kesehatan (dasar nilainya 5
pada ODGJ pengusulan- - Tercapai <
berat sesuai penjadwalan- 60%
standar bagi pelaksanaan- nilainya 0
monitoring-
psikotik akut
evaluasi-tindak
dan lanjut)
Skizofrenia
meliputi: c. Persentase %
1) Pemeriksaa ODGJ berat ODGJ
n kesehatan yang berat
jiwa meliputi mendapatkan yang
pemeriksaa pelayanan mendap
n status kesehatan jiwa atkan
mental dan sesuai standar. pelayan
wawancara (Jumlah ODGJ an
berat di wilayah kesehat
2) Edukasi
kerja kab/kota an jiwa
kepatuhan
yang sesuai
minum obat mendapatkan standar
3) Rujukan jika pelayanan dikali
diperlukan kesehatan jiwa 50%
sesuai standar
dalam kurun
waktu satu
tahun dibagi
jumlah ODGJ
berat dalam 1
tahun di wilayah
kerja
Puskesmas,
dikali 100)
123
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
ELEMEN NILAI NILAI
PENILAIAN SELF HASIL
NO KRITERIA SKORING
ASSESM VALIDAS
ENT I
(PANDU) di Pedoman, - Tercapai ≥
Puskesmas. Panduan) 80%
b. Pelaksanaan Ya=25% nilainya 10
DO: program sesuai Tidak=0 - Tercapai
• Skrining manajemen 60% s.d. <
faktor resiko Puskesmas 80%
PTM adalah (dasar nilainya 5
skrining pengusulan- - Tercapai <
yang penjadwalan- 60%
dilakukan pelaksanaan- nilainya 0
minimal 1 monitoring-
kali setahun evaluasi-
meliputi: tindaklanjut)
o pengukur c. Persentase %
an TB, orang usia ≥ 15 ODGJ
BB, tahun, yang berat
Lingkar mendapatkan yang
Perut pelayanan mendap
o pengukur terpadu atkan
an TD, (PANDU) di pelayan
Pemeriks Puskesmas. an
aan gula (Jumlah orang kesehat
darah, usia ≥ 15 tahun an jiwa
anamnes yang sesuai
a perilaku mendapatkan standar
beresiko pelayanan dikali
(merokok terpadu 50%
) (PANDU) di
o penggun Puskesmas
aan dibagi jumlah
CHARTA orang usia ≥ 15
tahun di wilayah
PREDIK
kerja
SI PTM
Puskesmas,
• Membina
dikali 100%).
Posbindu di
wilayah
kerjanya
• Tindak
lanjut hasil
skrining
kesehatan
meliputi:
124
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
ELEMEN NILAI NILAI
PENILAIAN SELF HASIL
NO KRITERIA SKORING
ASSESM VALIDAS
ENT I
o Penanga
nan
sesuai
standard
o Konselin
g Upaya
Berhenti
Merokok
(UBM)
o memberi
kan
penyuluh
an
Kesehata
n
o Melakuk
an
rujukan
ke
Fasyank
es jika
diperluka
n
125
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
ELEMEN NILAI NILAI
PENILAIAN SELF HASIL
NO KRITERIA SKORING
ASSESM VALIDAS
ENT I
30 – 50 monitoring-
tahun yang evaluasi-tindak
sudah lanjut)
menikah c. Persentase %
atau wanita usia 30 – wanita
berhubunga 50 tahun yang usia 30
n seksual sudah menikah – 50
yang atau tahun
melakukan berhubungan yang
deteksi dini seksual yang sudah
kanker leher melakukan menikah
deteksi dini atau
rahim
kanker leher berhubu
dengan IVA ngan
dan kanker rahim dengan
seksual
payudara IVA dan kanker yang
dengan payudara melakuk
SADANIS dengan an
• Tersediany SADANIS. deteksi
a SDM (Jumlah wanita dini
kesehatan usia 30 – 50 kanker
yang terlatih tahun yang leher
• Tindaklanjut sudah menikah rahim
IVA positif atau dengan
dengan berhubungan IVA dan
krioterapi di seksual yang kanker
FKTP atau melakukan payudar
merujuk ke deteksi dini a
FKTP yang kanker leher dengan
mempunyai rahim dengan SADANI
krioterapi S dikali
IVA dan kanker
• Rujukan ke 50%
payudara
FKRTL
dengan
untuk kasus
SADANIS
yang tidak
dibagi jumlah
dapat
wanita usia 30
ditangani di
– 50 tahun di
FKTP
wilayah kerja
Puskesmas,
dikali 100%.
126
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
ELEMEN NILAI NILAI
PENILAIAN SELF HASIL
NO KRITERIA SKORING
ASSESM VALIDAS
ENT I
ke atas yang program DM Penjumlaha
mendapatkan (SK, SOP, n kriteria a,
pelayanan Pedoman, b dan c
sesuai standar. Panduan)
b. Pelaksanaan Ya=25% - Tercapai ≥
DO: Pelayanan program sesuai Tidak=0 80%
kesehatan DM manajemen nilainya 10
sesuai standar Puskesmas - Tercapai
meliputi: (dasar 60% s.d. <
1) Pengukuran pengusulan- 80%
gula darah penjadwalan- nilainya 5
minimal 1 pelaksanaan- - Tercapai <
kali sebulan monitoring-
60%
di fasilitas evaluasi-
tindaklanjut) nilainya 0
pelayanan
kesehatan c. Persentase %
2) Edukasi penderita DM penderit
perubahan usia 15 tahun ke a DM
gaya hidup atas yang usia 15
dana tau mendapatkan tahun ke
mutrisi pelayanan atas
3) Terapi sesuai standar yang
farmakologi (Jumlah mendap
4) Melakukan penderita DM atkan
rujukan jika usia ≥ 15 tahun pelayan
diperlukan yang an
mendapatkan sesuai
pelayanan standar
kesehatan dikali
sesuai standar 50%
dibagi jumlah
penderita DM
usia ≥ 15 tahun
dalam 1 tahun
di wilayah kerja
Puskesmas
dikali 100%)
127
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
ELEMEN NILAI NILAI
PENILAIAN SELF HASIL
NO KRITERIA SKORING
ASSESM VALIDAS
ENT I
mendapatkan SOP, Pedoman, - Tercapai ≥
pelayanan Panduan) 80%
kesehatan b. Pelaksanaan Ya=25% nilainya 10
sesuai standar. program sesuai Tidak=0 - Tercapai
manajemen 60% s.d. <
DO: Pelayanan Puskesmas 80%
kesehatan (dasar nilainya 5
hipertensi pengusulan- - Tercapai <
sesuai standar penjadwalan- 60%
meliputi: pelaksanaan- nilainya 0
1) Pengukuran monitoring-
tekanan evaluasi-tindak
darah lanjut)
minimal 1 c. Persentase %
kali sebulan penderita penderit
di fasilitas Hipertensi ≥ 15 a
pelayanan tahun yang Hiperten
kesehatan mendapatkan si ≥ 15
2) Edukasi pelayanan tahun
perubahan kesehatan yang
gaya hidup sesuai standar mendap
dan/atau (Jumlah atkan
kepatuhan penderita pelayan
minum obat hipertensi usia an
3) Terapi ≥ 15 tahun yang kesehat
farmakologi mendapakan an
pelayanan sesuai
kesehatan standar
sesuai standar dikali
dibagi jumlah 50%
penderita
hipertensi
dalam 1 tahun
di wilayah kerja
Puskesmas,
dikali 100%
128
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
ELEMEN NILAI NILAI
PENILAIAN SELF HASIL
NO KRITERIA SKORING
ASSESM VALIDAS
ENT I
intervensi keluarga dan - Tercapai ≥
awal. intervensi awal 80%
(SK, SOP, nilainya 10
DO: Pedoman, - Tercapai
Keluarga yang Panduan) 60% s.d. <
telah b. Pelaksanaan Ya=25% 80%
dikunjungi dan program sesuai Tidak=0 nilainya 5
diintervensi manajemen - Tercapai <
awal adalah Puskesmas 60%
keluarga yang (dasar nilainya 0
telah pengusulan-
mendapatkan penjadwalan-
kunjungan Tim pelaksanaan-
monitoring-
Pembina
evaluasi-tindak
Keluarga yang lanjut)
memantau
kondisi c. Persentase %
kesehatan keluarga yang keluarg
keluarga telah dikunjungi a yang
berdasarkan dan diintervensi telah
12 indikator awal dikunjun
keluarga sehat (Jumlah gi dan
dan dilakukan keluarga yang interven
intervensi awal telah dikunjungi si awal
dan diintervensi dikali
awal dibagi 50%
jumlah seluruh
keluarga di
wilayah kerja
Puskesmas,
dikali 100%)
129
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
ELEMEN NILAI NILAI
PENILAIAN SELF HASIL
NO KRITERIA SKORING
ASSESM VALIDAS
ENT I
awal (dasar - Tercapai <
direncanakan pengusulan- 60%
Puskesmas penjadwalan- nilainya 0
untuk pelaksanaan-
dilakukan monitoring-
intervensi evaluasi-tindak
lanjut sesuai lanjut)
dengan c. Persentase %
permasalahan keluarga yang keluarg
kesehatan telah dikunjungi a yang
yang ada di dan dilakukan telah
keluarga intervensi lanjut dikunjun
tersebut (jumlah gi dan
berdasarkan keluarga yang dilakuka
12 indikator dilakukan n
intervensi lanjut interven
keluarga
dibagi jumlah si lanjut
sehat. seluruh dikali
keluarga yang 50%
direncanakan
untuk dilakukan
intervensi lanjut
di wilayah kerja
Puskesmas,
dikali 100%
Keluarga)
130
Pedoman Pembinaan Terpadu Puskesmas Oleh Dinas Kesehatan
ELEMEN NILAI NILAI
PENILAIAN SELF HASIL
NO KRITERIA SKORING
ASSESM VALIDAS
ENT I
dan evaluasi evaluasi-
lebih tinggi tindaklanjut)
dibandingka Adanya • IKS
n dengan peningkatan menin
nilai IKS IKS gkat =
sebelumnya dibandingkan 50%
(dalam dengan tahun • IKS
rentang sebelumnya tetap =
waktu atau periode 25%
minimal 6 evaluasi • IKS
sebelumnya turun =
bulan)
• Penilaian 0
peningkatan
IKS
dilakukan
jika
cakupan
kunjungan
keluarga
>50%
13
11
JIKA SESUAI DENGAN KRITERIA UNTUK MERANCANG INOVASI, MAKA DALAM
TABEL DIBAWAH ISIKAN
INOVASI UKM INOVASI UKP INOVASI
MANAJEMEN
1. 1. 1.
2. 2. 2.
3. 3. 3.
4. 4. 4.
Interpretasi
1. Baik, bila setiap parameter bernilai ≥ 80%
2. Cukup, bila ada satu atau dua parameter bernilai 60% s.d. < 80%
dan parameter yang lain bernilai ≥ 80%
13
21
3. Kurang, bila tidak memenuhi kriteria 1 dan 2
13
31
1.5. RENCANA TINDAK LANJUT
NO RENCANA TINDAK LANJUT TANGGAL PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
5. DST
Tim TPCB
1.
1 Tandatangan
………………….……
Nama tim TPCB / ………/…………..........
nomor telepon 2 1.
seluler …………………………
……/…………............
2.
3
.................................../
........................
3.
…………………………
Tanggal …………………………
2.
Pembinaan
13
41
FORMULIR 2
CONTOH INSTRUMEN PEMANTAUAN PEMBINAAN PUSKESMAS
PUSKESMAS : TAHUN:
DINAS KESEHATAN :
KAB/KOTA
2. ....
3. ....
RENCANA TINDAK
JENIS LANJUT TARGET WAKTU
NO TANGGAL TEMUAN FAKTA KESIMPULAN REKOMENDASI
PEMBINAAN DINKES PENYELESAIAN
PKM
KAB/KOTA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
13
51
3
Tempat, tanggal/bulan/tahun
Ketua TPCB,
TTD
(Nama Jelas)
Keterangan:
13
61
PEDOMAN PEMBINAAN TERPADU PUSKESMAS
OLEH DINAS KESEHATAN
Diterbitkan oleh :
Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan
Pengarah :
Prof. dr. H. Abdul Kadir, Ph.D, Sp.THT-KL (K), MARS
Pembina:
Dr. IGM. Wirabrata, Apt
Koordinator:
dr. H.KM. Taufiq, MMR
Penyusun:
drg. Farichah Hanum, M.Kes; drg. Saraswati, MPH; dr.H.KM.Taufiq, MMR; dr.
Monika Saraswati, M.Sc; dr. Ganda Raja Partogi, MKM; dr.Dewi Irawati, MKM;
Dini Rahmadian SKP, MHSM; Emma Aprilia, SKM, MARS; Armawati, SKM,
M.Kes, Indi Susanti SKM, M.Epid; Tanti Oktriani, S.Kep, Ners; dr. Victor Eka
Nugrahaputra, M.Kes; dr. Mugi Lestari, MKPP; Ruri Purwandani, SIP; dr. Wing
Irawati, dr Era Renjana D.
Kontributor:
dr.Tjahjono Kuncoro, DrPH; Ira Irianti, SKM, MKM; Kanisius Maturbongs, SKM,
M.Kes; dr. Edih Suryono, MARS; Hani Anggoro, S.Psi; Yulia Stevani; SKM, Nur
Sity Desi, SKM; Maurizka Viera C, SKM; Agus Budiarto; Manyora, SST, MKM;
dr. Melirina Romauli Simanjuntak; Mery Chrestina Rumbay, SKM, M.Kes;
Lelyana Lolok SKM, M.Kes; dr. Anandini N.L. Umar.
EMAIL:
13
71
subditmutuyankesprimer@kemkes.go.id
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Dilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya dalam bentuk dan
dengan cara apapun juga, baik secara mekanis maupun elektronik termasuk
fotocopy rekaman dan lain-lain tanpa seijin tertulis dari Direktorat Mutu dan
Akreditasi Pelayanan Kesehatan, Ditjen Yankes, Kementerian Kesehatan RI.
13
81