Anda di halaman 1dari 36

PANDUAN PENGELOLAAN POSYANDU

BIDANG KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN

TAHUN 2023

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................................................................................................................................................................1

SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI ..................................................................................................................................................................................................................................3

SAMBUTAN KETUA TP PKK .....................................................................................................................................................................................................................................................4

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN ........................................................................................................................................................................................................................................5

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT...................................................................................................................................................................................6

BAB I GAMBARAN UMUM POSYANDU..............................................................................................................................................................................................................................7

BAB II PERENCANAAN PELAYANAN KESEHATAN ............................................................................................................................................................................................................15

BAB III PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN .............................................................................................................................................................................................................23

BAB IV PEMANTAUAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN ..............................................................................................................................................................................................34

BAB V PENCATATAN DAN PELAPORAN.............................................................................................................................................................................................................................40

BAB VI PENUTUP.................................................................................................................................................................................................................................................................42

DOKUMENTASI POSYANDU...................................................................................................................................................................................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................................................................................................................................................44

2
SAMBUTAN

Menteri Kesehatan

Republik Indonesia

3
KATA PENGANTAR

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Puji dan syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga Panduan Pengelolaan Posyandu Bidang Kesehatan

dapat diselesaikan sesuai dengan kebijakan dan ketentuan yang berlaku saat ini. Panduan ini merupakan salah satu panduan yang dugunakan oleh para Kader

dan Pemangku Kepentingan dalam melaksanakan layanan kesehatan di Posyandu.

Keberadaan Posyandu yang muncul dari masyarakat oleh masyarakat untuk masyarakat, sudah begitu melekat di masyarakat, hal ini dibuktikan dengan

banyaknya jumlah Posyandu mencapai lebih dari 300.000 di tahun 2023. Dengan jumlah yang cukup besar merupakan sumber potensi bidang kesehatan untuk

melakukan upaya promotive dan preventif serta mendekatkan layanan kepada masyarakat. Posyandu untuk menyediakan layanan bagi seluruh siklus hidup

mulai dari ibu hamil, bayi balita, anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja, usia produktif dan usia lansia , hal ini diperkuat dengan kegiatan kunjungan rumah

oleh Kader yang dilakukan secara terencana. Posyandu dengan layanan terintegrasi untuk meningkatkan kualitas layanan social dasar kepada masyarakat,

Serta dapat menata pos kesehatan yang bersifat programatik. Kegiatan layanan kesehatan di Posyandu untuk mendapatkan pembinaan secara sistematis oleh

Puskesmas dan Pokjanal di wilayah kerjanya.

Kami menyadari bahwa panduan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik membangun sangat kami harapkan. Kepada tim penyusun kami

menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas kesungguhannya dalam menyelesaikan “’Panduan Pengelolaan Posyandu Bidang Kesehatan”.

Semoga pengelolaan dan pembinaan terhadap Posyandu dapat berlangsung optimal, sehingga upaya peningkatan kesehatan masyarakat dapat diwujudkan

bersama.

Jakarta, ….. Maret 2023

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat,

4
KATA PENGANTAR

Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia

5
BAB I

GAMBARAN UMUM POSYANDU

Dalam rangka mempercepat peningkatan kualitas manusia Indonesia, Kementerian Kesehatan menginisiasi adanya transformasi di bidang

kesehatan. Terdapat 6 (enam) transformasi yang akan dilakukan, yakni Transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem

Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan.

Transformasi pelayanan primer bertujuan mendekatkan layanan promotif preventif yang berkualitas dan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat. Layanan primer merupakan ujung tombak perbaikan kesehatan masyarakat dengan 4 fokus, yaitu 1). Edukasi penduduk dengan penguatan peran

kader, kampanye, membangun gerakan melalui platform digital dan tokoh masyarakat; 2) Pencegahan primer dengan memperkuat perlindungan anak terhadap

penyakit melalui penambahan jenis imunisasi rutin, 3) Pencegahan sekunder dengan melakukan skrining penyakit penyebab kematian tertinggi, skrining

stunting dan peningkatan skrining kehamilan; 4) Peningkatan kapasitas dan kapabilitas layanan primer dengan melakukan revitalisasi jejaring layanan

puskesmas, posyandu, kunjungan rumah dan laboratorium kesehatan masyarakat.

Pelayanan kesehatan primer di Indonesia dilaksanakan oleh Puskesmas (± 10.321 unit) yang tersebar di 7.230 kecamatan di seluruh Indonesia,

jumlah tersebut dirasa sangat kurang untuk menjangkau masyarakat yang tersebar di 76.941 Desa dan 8.506 Kelurahan. Dengan demikian jaringan maupun

jejaring puskesmas antara lain Puskesmas Pembantu (Pustu), Polindes, Poskesdes, dan Posyandu untuk mendapatkan penataan dan peningkatan kapasitas.

Penataan kelembagaan dan pelayanan kesehatan di tingkat desa/kelurahan dilakukan terintegrasi dalam satu wadah yaitu posyandu sebagaimana amanah UU

Desa untuk memanfaatkan Lembaga Kemasyarakatan Desa Posyandu dalam memberikan layanan social dasar kepada masyarakat. Posyandu telah terbukti

membantu pemerintah dalam mewujudkan tingkat derajat kesehatan. implementasi posyandu perlu dilakukan secara terintegrasi, berkesinambungan dan

memenuhi standar sesuai dengan pedoman atau petunjuk teknis kesehatan.

Oleh sebab itu Panduan Pengelolaan Posyandu Bidang Kesehatan menjadi sangat penting sebagai acuan dari berbagai pihak untuk

mengimplementasikan pelayanan dan melaksanakan pembinaan Posyandu melalui Kader yang akan membantu Puskesmas dalam menjalankan layanan dan

pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

6
A.
Sejarah Posyandu

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) berawal pada tahun 1975 dimana Departemen Kesehatan Republik Indonesia menetapkan kebijakan

Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) yang merupakan bagian dari kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

Kegiatan PKMD pada awalnya adalah untuk perbaikan gizi yang dilaksanakan melalui karang balita, penanggulangan diare melalui pos Penanggulangan diare,

untuk pengobatan masyarakat di pedesaan melalui pos kesehatan, serta untuk imunisasi dan keluarga berencana melalui pos imunisasi dan pos KB desa.

Pada tahun 1984 dikeluarkan instruksi bersama antara Menteri Kesehatan, Kepala BKKBN dan Menteri Dalam Negeri, yang mengintegrasikan

berbagai kegiatan yang ada di masyarakat dalam satu wadah yang disebut dengan nama Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Kegiatan yang dilakukan di

arahkan untuk lebih mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi yang sesuai dengan konsep GOBI-3F (Growth Monitoring, Oral Rehidration, Breast

Feeding, Immunization, Female Education, Family Planning, and Food Suplement). Konsep tersebut, diterjemahkan dalam 5 kegiatan Posyandu, yaitu KIA, KB,

Imunisasi, Gizi, dan Penanggulangan Diare. Pencanangan Posyandu untuk pertama kali oleh kepala Negara Republik Indonesia pada tahun 1986 di Yogyakarta

bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional.

Pada tahun 1990, terjadi perkembangan yang sangat luar biasa, yakni dengan keluarnya Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmandagri) Nomor 9

Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan Mutu Posyandu. Melalui instruksi ini, seluruh kepala daerah ditugaskan untuk meningkatkan pengelolaan mutu

Posyandu. Pengelolaan Posyandu dilakukan oleh satu Kelompok Kerja Operasional (pokjanal) Posyandu yang merupakan tanggung jawab bersama antara

masyarakat dengan Pemerintah. Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, dengan tujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi

masyarakat karena di Posyandu tersebut masyarakat dapat memperoleh pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama (Depkes RI, 1990).

Pengertian Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang

dikelola dan diselenggarakan “dari, oleh, untuk, dan bersama” masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, pendidikan, dan ekonomi dengan

tujuan memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, pendidikan dan

ekonomi. Karena Posyandu merupakan wahana pelayanan dari berbagai program, maka penyelenggaraan Posyandu perlu menyertakan aspek pemberdayaan

masyarakat secara konsisten. Aspek pemberdayaan masyarakat menjadi tumpuan upaya peningkatan Posyandu, yang dalam pelaksanaannya perlu tetap

memperoleh bantuan teknis dari Pemerintah serta menjalin kerjasama kemitraan dengan berbagai pihak.

Adapun tujuan penyelenggaraan posyandu antara lain menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu Hamil, melahirkan dan

nifas), membudayakan pola hidup bersih dan sehat, meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan

Keluarga Berencana serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera. Dalam pelaksanaannya, posyandu memiliki

sasaran kepada bayi/balita, ibu hamil/menyusui, WUS dan PUS.

B.
Kedudukan Posyandu Sebagai LKD

Pada tahun 2014, terbitnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa beserta ketentuan pelaksanaannya membawa perubahan yang

sangat mendasar dan pesat terhadap Desa. Desa diakui memiliki kewenangan di bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan

Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa dan permberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa.

Pengakuan kewenangan ini diikuti dengan pemberian sumber keuangan kepada Desa yang penggunaannya diatur oleh ketentuan Peraturan Perundangan

sesuai dengan kewenangan Desa.

Pada penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, pasal 150 ayat (1) yang dimaksud dengan lembaga kemasyarakatan Desa antara lain rukun tetangga

(RT), rukun warga (RW), pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK), karang taruna, pos pelayanan terpadu (posyandu) dan lembaga pemberdayaa

masyarakat (LPM).

7
Sehingga dengan demikian, sejak ditetapkannya ketentuan peraturan sebagaimana dimaksud diatas, maka Posyandu yang tadinya sebagai

UKBM saat ini telah menjadi bagian dari Kelembagaan Desa yaitu sebagai salah satu jenis LKD. LKD merupakan wadah partisipasi dan aspirasi masyarakat

Desa sebagi mitra Pemerintah Desa yang bertugas melakukan pemberdayaan masyarakat Desa, ikut serta merencanakan dan melaksanakan pembangunan

serta meningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD)/ Lembaga Adat Desa (LAD) mengatur

lebih lanjut tentang kelembagaan, kepengurusan dan tugas fungsi masing-masing jenis LKD. Pada pasal 7 disebutkan bahwa Pos Pelayanan Terpadu

bertugas membantu Kepala Desa dalam peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat Desa.

Dengan demikian semakin jelas, bahwa kedudukan Posyandu saat ini menjadi lebih kuat, sebagai bagian dari kelembagaan yang ada di Desa

pengaturan kedudukannya, kepengurusannya, tugas dan fungsinya diatur dengan Peraturan Desa, serta kepengurusannya ditetapkan dengan surat Keputusan

Kepala Desa.

Begitu pula untuk Posyandu yang ada di Kelurahan, sebagai salah satu jenis Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK) sebagai mitra Lurah

adalah mutatis multandis dengan yang ada di Desa. Namun mengingat kedudukan Lurah adalah sebagai perangkat Kecamatan maka pengaturannya

ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota, dan pengurusannya dengan Keputusan Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk.

C.
Posyandu di Era Transformasi Layanan Primer

Kondisi pelayanan kesehatan di Desa/Kelurahan menunjukkan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat yang tinggi, namun masih belum

memiliki cakupan standar pelayanan optimal yang dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia, sarana parsarana kesehatan, alat kesehatan dan regulasi

serta sumber pendanaannya, sehingga berimplikasi pada tidak optimalnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Melihat target dan sasaran yang akan

dicapai serta paket layanan yang akan dilaksanakan sesuai RPJMN bidang kesehatan, maka dibutuhkan penguatan terhadap Posyandu yang terintegrasi

hingga pelayanan ke Desa melalui kebijakan Transformasi Layanan Primer.

Transformasi Layanan Primer fokus untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan melakukan peningkatan dan

penguatan promosi serta pencegahan dengan memperkuat pemantauan wilayah setempat. Mempertimbangkan upaya yang harus dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan pelayanan kesehatan di masyarakat maka langkah strategis yang dilakukan dalam rangka transformasi kesehatan adalah

menggabungkan/mengintegrasikan mendayagunakan Pustu, Poskesdes, Polindes dalam satu pelayanan kesehatan terpadu yang disebut Puskesmas

Pembantu (Pustu).

Pustu menjadi koordinator dalam pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan bagi posyandu yang ada di tingkat RT/RW, Dusun,

Lingkungan atau nama lainnya. Dalam rangka integrasi pelayanan primer, dilakukan pula penggabungan berbagai layanan UKBM yaitu posyandu KIA,

Posyandu Remaja, Posyandu Lansia dan Posbindu kedalam satu wadah yaitu Posyandu, sehingga Posyandu memberikan layanan sesuai siklus hidup mulai

dari ibu hamil, bersalin dan nifas, bayi, balita, anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia produktif dan lansia. Diharapakan Posyandu akan dilengkapi

dengan bangunan dan prasarana kesehatan yang memenuhi standar, peralatan kesehatan, dan Kader yang ditunjuk oleh Kepala Desa.

D.
Hubungan Kerja Posyandu dengan Kelembagaan Desa dan Lembaga Lainnya

1. Posyandu Dengan Pemerintah Desa/ Kelurahan

Posyandu sebagai salah satu jenis LKD merupakan wadah aspirasi dan partisipasi merupakan mitra Pemerintah Desa melaksanakan

pelayanan di bidang kesehatan. Dalam menjalankan tugas fungsinya tersebut, Posyandu mengusulkan program dan kegiatan kepada

pemerintah Desa/ Lurah, dan melaksanakan koordinasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Pemerintah Desa/ Lurah juga wajib

8
melakukan penataan, pemberdayaan dan pendayagunaan Posyandu dalam membantu pelaksanaan fungsi dan tugas kepala Desa/ Lurah

khususnya di bidang kesehatan.

2. Posyandu Dengan Lembaga Kemasyarakatan Desa/ Kelurahan lainnya

Lembaga Kemasyarakatan Desa/ Kelurahan adalah RT, RW, PKK, Karang Taruna, Posyandu dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang

memiliki tugas fungsi sesuai dengan jenisnya. LKD/K tersebut adalah mitra Posyandu, yang senantiasa berkoordinasi untuk menjalankan

tugas sebagai wadah partisasi dan aspirasi sebagai mitra Pemerintah Desa dalam melakukan pemberdayaan kepada Masyarakat.

3. Pokjanal Posyandu Dan Pokja Posyandu

Fungsi koordinasi pembinaan dilakukan secara berjenjang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Secara organisasi, Pokjanal

Posyandu Pusat, Pokjanal Provinsi, Pokjanal Kabupaten/Kota, Pokjanal Kecamatan dan Pokja Desa Posyandu secara fungsional bertanggung

jawab kepada Gubernur di propinsi, kepada Bupati/Walikota di kabupaten/kota, dan kepada Camat di Kecamatan. Sedangkan Pokja

Posyandu di desa/ kelurahan bertangung jawab kepada Kepala Desa/ Lurah.

4. Posyandu dengan Puskesmas dan jaringannya

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan

kesehatan per wilayah kecamatan. Puskesmas mendayagunakan Lembaga Kemasyarakatan Desa/ Kelurahan Posyandu untuk meningkatkan

akses layanan dasar bagi masyarakat. Posyandu sebagai jejaring Puskesmas mendapatkan pembinaan bidang kesehatan oleh Puskesmas

didukung jaringan Puskesmas Pembantu.

Puskesmas pembantu (Pustu) merupakan jaringan puskesmas yang memiliki wilayah kerja desa/ kelurahan. Pustu mempunyai peran dalam

mendukung pelaksanaan kegiatan kesehatan di Posyandu. Pustu dalam menjalankan tugas fungsi memberikan pelayanan promotif, preventif

mendapatkan dukungan Kepala Desa/ Lurah untuk menugaskan kader membantu upaya promotif dan preventif di puskesmas pembantu. Tim

di puskesmas pembantu akan mengkoordinir pemantauan wilayah setempat bagi seluruh sasaran Posyandu yang ada di wilayahnya.

E.
Pelaksana Posyandu

Pelaksana adalah Kader yang merupakan anggota masyarakat, bersedia, mampu, dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan

Posyandu. Posyandu untuk memiliki kader sekurang-kurangnya 5 orang yang disahkan dengan surat keputusan Kepala Desa/Lurah.

Kader Posyandu diangkat oleh Kepala Desa/ Lurah dengan kriteria :

1. Sehat jasmani dan rohani

2. Berdomisili di wilayah setempat

3. Memiliki kemampuan literasi (memiliki riwayat pendidikan formal)

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, menguasai sosio kultural sesuai kearifan lokal

5. Mampu mengoperasikan telepon genggam (HP Android)

6. Bersedia mengikuti pelatihan/orientasi kader

7. Ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa bagi kader domisili Desa, atau keputusan Bupati/Walikota atau Pejabat yang ditunjuk bagi kader

domisili Kelurahan.

F. Peran dan tanggung jawab Kader Posyandu

9
Peran dan tanggungjawab Kader dalam melaksanakan tugas pada hari buka dan di luar buka Posyandu:

1. Pendataan/ Pencatat: melakukan pencatatan kegiatan preventif dan pendataan kondisi kesehatan warga di wilayah Posyandu.

2. Penyuluh: melakukan kegiatan promotive meliputi edukasi kepada seluruh warga di wilayah Posyandu.

3. Penggerak: mendorong terlaksananya promosi kesehatan bagi warga di wilayah Posyandu dan terlibat aktif dalam forum desa dan bekerjasama

dengan sector lain.

4. Pendamping: sebagai fasilitator bagi masyarakat guna memberikan dorongan atau motivasi terhadap masyarakat yang membutuhkan.

5.
Pemberdayaan masyarakat: mendorong masyarakat untuk mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan

pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku hidup bersih dan sehat.

G. Pendanaan

Sumber pendanaan pelaksanaan Posyandu dapat berasal dari:

1. Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

4. Dan sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat.

10
BAB II

PERENCANAAN PELAYANAN KESEHATAN

A.
Sasaran Pelayanan Kesehatan

1. Ibu hamil, ibu nifas dan menyusui

2. Bayi dan anak pra sekolah (0-6 tahun)

3. Usia Sekolah dan Remaja (6-18 tahun)

4. Usia Produktif (19-59 tahun)

5. Lansia (>60 tahun)

B. Paket Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan dilakukan di posyandu dan kunjungan rumah dengan paket Pelayanan meliputi kelompok sasaran Ibu hamil, nifas dan

menyusui, Bayi, balita dan anak pra sekolah, Anak Usia Sekolah dan Remaja, dan Usia Produktif dan Lansia.

Tabel 1: Paket Layanan Kesehatan pada Hari Buka Posyandu

Kegiatan Sasaran

Ibu Hamil/Ibu Nifas/ Menyusui Bayi, Balita, Anak Anak Usia sekolah dan Usia Produktif dan Lansia

Pra Sekolah Remaja


Pra lansia Lansia

LANGKAH 1

Pendaftaran

Wawancara faktor risiko V V V V V

Kuesioner PUMA V V V

(Anak 15 tahun)

Kuesioner kesehatan jiwa V V V

(Anak 15 tahun)

LANGKAH 2

Penimbangan, Pengukuran

Berat badan V V V V V

Panjang/Tinggi badan V V V V V

Lingkar lengan atas V V V

(Ibu Hamil) (WUS)

Lingkar kepala V

Lingkar perut V V V

11
(Anak 15 tahun)

Tekanan darah V V V

(Anak 15 tahun)

Penglihatan jari tangan V V V

LANGKAH 3

Pencatatan

Ploting penimbangan V V V V V

Ploting Tinggi badan V V V V V

Lingkar kepala V

Lingkar lengan atas V V V

Lingkar perut V V V

LANGKAH 4

Pelayanan kesehatan

Imunisasi V

Vitamin A, Obat Cacing V

Tablet Tambah Darah V V

Rapid test gula darah V V

Rapid test kolesterol V V

Rapid test asam urat V

LANGKAH 5

Penyuluhan kesehatan

Makanan local gizi seimbang kaya V V

protein hewani

Senam V V V V V

Rokok, NAPZA V V

Keluarga Berencana V V V

Sasaran Kunjungan Rumah Pemberdayaan Pustu di Desa


Masyarakat

Ibu hamil a. Pendataan a. Membantu kelas ibu a. Koordinasi data


● Penggunaan buku KIA, hamil sasaran/cakupan pelayanan
● Kepatuhan pemeriksaan kehamilan, b. SMD/MMD

12
● Kesesuaian Isi Piring Bumil
● Kepatuhan minum Tablet Tambah Darah
● Status Kurang Energy Kronik (KEK)
● Kepatuhan makanan tambahan bumil KEK

b. Edukasi
● Sesuai kebutuhan, masalah yang ditemukan

Ibu nifas, a. Pendataan a. SMD/MMD a. Koordinasi data


menyusui ● Penggunaan buku KIA, sasaran/cakupan pelayanan
● Kepatuhan pemeriksaan nifas,
● Kesesuaian Isi Piring Ibu Menyusui
● Kepatuhan menyusui
● Kepatuhan KB Pasca Salin

b. Edukasi
● Sesuai kebutuhan, masalah yang ditemukan

Bayi, Balita dan c. Pendataan a. Membantu kelas ibu a. Koordinan


anak pra sekolah ● Penggunaan buku KIA, Balita
● Kesesuaian ASI b. SMD/MMD

● Kesesuaian MP ASI kaya protein hewani


● Kepatuhan pemeriksaan neonatus
● Hasil penimbangan, pengukuran terakhir
● Kepatuhan imunisasi, vit A, obat cacing
● Kepatuhan MT local bagi balita masalah gizi

d. Edukasi
● Sesuai kebutuhan, masalah yang ditemukan

Usia Sekolah dan a. Pendataan a. SMD/MMD Koordinasi ata sasaran/cakupan


Remaja ● Hasil penimbangan, pengukuran terakhir b. Minum TTD bagi pelayanan
● Kesesuaian Isi piringku remaja putri

● Kepatuhan minum TTD


● Kepatuhan skrining anemia
● Kepatuhan tidak merokok
● Kepatuhan cek kesehatan

b. Edukasi

 Sesuai kebutuhan, masalah yang ditemukan

Usia Produktif dan a. Pendataan a. SMD/MMD a. Koordinasi data sasaran/cakupan


Lansia ● Kesesuaian Isi piringku b. Penggerakan layanan
● Hasil pemeriksaan Hipertensi, Gula darah terakhir Masyarakat:
-
● Kepatuhan minum obat dan control laboratorium senam lansia
-
● pemanfaatan lahan
Kepatuhan skrining geriatri
pekarangan
● Perilaku merokok
● Penggunaan KB

b. Edukasi
● Sesuai kebutuhan, masalah yang ditemukan

Tabel 2: Paket Layanan Kesehatan DI Luar Hari Buka Posyandu

Tabel 2: Rekapitulasi Paket Layanan Posyandu

13
Sasaran Layanan hari buka dan di luar hari buka Posyandu
● Ibu Hamil, Bersalin, Nifas 1. Penimbangan, pengukuran lingkar lengan atas
2. Penyuluhan Penggunaan Buku KIA, Isi Piringku, Pemeriksaan kehamilan dan nifas, minum tablet
tambah darah, pemantauan tanda bahaya
3. Pemantauan Pemberian Makanan Tambahan Lokal pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
● Bayi dan anak pra sekolah 4. Penimbangan, pengukuran panjang/ tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala
5. Penyuluhan Penggunaan Buku KIA, ASI, MP ASI kaya protein hewani, pentingnya imunisasi, vitamin
A dan obat cacing, stimulasi perkembangan, dan pemantauan tanda bahaya
6. Pemantauan Pemberian Makanan Tambahan Lokal pada Balita masalah berat badan
● Usia sekolah dan Remaja 7 . Penyuluhan Isi piringku, aktifitas fisik, bahaya rokok dan NAPZA,
8. Pencegahan anemia remaja puteri
● Usia Produktif dan Lansia 9. Deteksi dini dan penyuluhan risiko PTM (hipertensi, DM)
10. Deteksi dini dan penyuluhan risiko PPOK
11. Deteksi dini dan penyuluhan risiko obesitas
12. Deteksi dini dan penyuluhan risiko gangguan penglihatan
13. Deteksi dini dan penyuluhan risiko kesehatan jiwa
14. Deteksi dini dan penyuluhan masalah geriatric
15. Penyuluhan skrining TBC
16. Penyuluhan skrining layak hamil bagi PUS
17. Penyuluhan Pelayanan KB
● Layanan lainnya 18. Pemeriksaan rapid diagnosis test oleh tenaga kesehatan (gula darah, kolesterol darah, asam urat)
19. Kunjungan rumah
20. Penggerakan kelas ibu hamil, kelas ibu balita

C. Sarana dan Prasarana

1. Tempat pelaksanaan

a. Hari buka posyandu dilaksanakan di tingkat dusun/RT/RW/ Nagari/ Banjar atau level setara yang disepakati bersama untuk melaksanakan

kegiatan pelayanan kesehatan dan pemberdayaaan masyarakat

b. Di luar hari buka posyandu dilaksanakan di tingkat keluarga dengan kunjungan rumah, dan di tingkat Pustu Desa

2. Prasarana

Tempat pelaksanaan Posyandu memiliki ruangan dan sarana untuk melaksanakan langkah kegiatan posyandu sebagai berikut:

a. Pendaftaran

b. Penimbangan, pengukuran panjang/tinggi badan, lingkar lengan/kepala/perut

c. Pencatatan hasil penimbangan, pengukuran

d. Pelayanan kesehatan diantaranya imunisasi/ pemberian vitamin A/ dll

e. Penyuluhan kesehatan diantaranya edukasi dan pemberian makanan lokal penyuluhan

3. Peralatan

Alat kesehatan dan perbekalan kesehatan yang diperlukan dalam Pelayanan posyandu, untuk dipersiapkan bersama dengan tenaga kesehatan

dari Puskesmas/ Pustu.

14
Tabel 3: Jenis Peralatan di Posyandu

No JENIS PERALATAN JUMLAH MINIMAL PERALATAN SASARAN

Alat Kesehatan

1. Termometer dahi digital 1 Seluruh usia

2. Timbangan bayi digital 1 Baduta

3. Infantometer 1 Baduta

4. Timbangan badan digital 1 Balita > 2 tahun, remaja, ibu hamil, nifas,
usia produktif, lansia

5. 1 Balita > 2 tahun, remaja, ibu hamil, nifas,


Stadiometer
usia produktif, lansia

6. Alat pengukur tekanan darah/tensimeter 1 Remaja > 15 tahun, usia produktif termasuk
ibu hamil, nifas, dan lansia

7. Alat periksa kadar gula dalam darah 1 Remaja > 15 tahun, usia produktif termasuk
ibu hamil, nifas, dan lansia

8. Alat periksa kadar asam urat dalam darah 1 Remaja > 15 tahun, usia produktif termasuk
ibu hamil, nifas, dan lansia

9. Alat periksa kadar kolesterol dalam darah 1 Remaja > 15 tahun, usia produktif termasuk
ibu hamil, nifas, dan lansia

10. Alat periksa Hemoglobin (Hb meter) 1 Remaja puteri

11. Strip asam urat Remaja > 15 tahun, usia produktif termasuk
Sesuai jumlah sasaran
ibu hamil, nifas, dan lansia

12. Strip gula darah Remaja > 15 tahun, usia produktif termasuk
Sesuai jumlah sasaran
ibu hamil, nifas, dan lansia

13. Strip kolesterol Remaja > 15 tahun, usia produktif termasuk


Sesuai jumlah sasaran
ibu hamil, nifas, dan lansia

14. Strip Hb Sesuai jumlah sasaran Remaja puteri

Perbekalan Kesehatan lainnya

15. Pengukur lingkar lengan atas/ lingkar kepala 1 Balita, ibu hamil

16. Pengukur lingkar pinggang 1 Remaja > 15 tahun, usia produktif, lansia

17. Cairan Desinfektan atau Povidone Iodin 1 Seluruh usia

18. Hand sanitizier 1 Seluruh usia

19. Kotak penyimpan jarum atau pisau bekas (Safety box) 1 Seluruh usia

20. Alkohol Swab/ Apusan Alkohol/ Kapas Alkohol* Sesuai jumlah sasaran Seluruh usia

21. Blood lancet Remaja > 15 tahun, usia produktif termasuk


Sesuai jumlah sasaran
ibu hamil, nifas, dan lansia

22. Masker Sesuai jumlah pelaksana kader dan tenaga kesehatan


posyandu

23. Sarung tangan Sesuai jumlah pelaksana kader dan tenaga kesehatan
posyandu

Instrumen

24. Ceklis kunjungan rumah Sesuai jumlah sasaran Semua sasaran

25. Buku percakapan kader Sesuai jumlah pelaksana kader


posyandu

26. Buku KIA Sesuai jumlah sasaran Ibu dan balita

Logistik

27. Vaksin Sesuai jumlah sasaran Balita

28. cold chain Sesuai jumlah posyandu Posyandu

29. Vitamin A Sesuai jumlah sasaran Balita

30. Tablet tambah darah Sesuai jumlah sasaran Ibu hamil, remaja puteri

31. Obat cacing Sesuai jumlah sasaran Balita

32. Alat kontrasepsi Sesuai jumlah sasaran Usia produktif termasuk ibu nifas

33. Makanan tambahan local (penyuluhan) Sesuai jumlah sasaran Ibu hamil, balita

15
Keterangan:

Puskesmas/ Pustu untuk memperhitungkan jumlah Alat dan Perbekalan Kesehatan sesuai jumlah Posyandu di Desa/ Kelurahan.

Puskesmas/ Pustu melakukan kalibrasi untuk seluruh alat kesehatan sesuai pedoman yang berlaku.

16
D.
Tugas Kader

Peran dan tugas kader bidang kesehatan:

Peran Kader Posyandu Kader Pustu

Sebelum Hari buka Posyandu Hari buka posyandu Setelah Hari buka Posyandu

Pencatatan Sederhana dan Kunjungan Rumah Pemberdayaan Masyarakat

Pelaporan

Penggerak ● Menyebarluaskan hari ● Mengajak sasaran Mengajak sasaran ibu hamil, ● Memotivasi dan ● Membantu kader dalam

buka Posyandu melalui ibu hamil, ibu ibu nifas, ibu menyusui, menggerakkan masyarakat untuk menyusun rekapitulasi hasil

pertemuan warga setempat. menyusui, balita, usia balita, usia sekolah dan memanfaatkan pekarangan dalam SMD
● Mempersiapkan tempat sekolah dan remaja, remaja, usia produktif, usia rangka meningkatkan gizi keluarga, ● Berpartisipasi dalam

pelaksanaan Posyandu. usia produktif, usia lanjut melakukan menanam obat keluarga, musyawarah masyarakat desa
● Mempersiapkan sarana lanjut datang ke pemantauan kesehatan dan ● Melakukan Pemberantasan

posyandu dengan perilaku hidup bersih sehat Sarang Nyamuk (PSN),


Posyandu
● Melakukan pembagian teratur ● Mengajak masyarakat untuk
● Setelah
tugas antar kader melakukan aktifitas fisik/ rutin

● Berkoordinasi dengan pelayanan, kader berolahraga

bersama tenaga ● Membuat tempat bermain


tenaga kesehatan Pustu dan
kesehatan melakukan anak yang aman dan nyaman, dan
petugas lainnya
● validasi data hasil lain-lain.
Mempersiapkan bahan
pelayanan kesehatan ● Melakukan Survei Mawas
PMT penyuluhan

Diri (SMD) ke beberapa rumah

terpilih untuk mendapatkan data

masalah kesehatan diwilayahnya


● Menyelenggarakan

pertemuan-pertemuan, diskusi atau

forum komunikasi dengan

masyarakat, untuk membahas

penyelenggaraan atau kegiatan

Posyandu di waktu yang akan

datang. Usulan dari masyarakat

22
inilah yang nanti digunakan sebagai

acuan dalam menyusun rencana

tindak lanjut kegiatan berikutnya

Penyuluh ● Menjelaskan manfaat ● Melakukan Melakukan edukasi sesuai Memberikan edukasi kepada Memberikan konseling

Posyandu kepada masyarakat edukasi isi piringku, kebutuhan sasaran serta masyarakat untuk melakukan kegiatan pemberdayaan

aktifitas fisik, memberikan motivasi, perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat bagi

pentingnya deteksi dini apresiasi dan bimbingan (mewujudkan rumah sehat, bebas sasaran/kelompok yang

masalah kesehatan kepada sasaran, serta jentik, kotoran, sampah, bebas membutuhkan

dan edukasi lainnya meminta sasaran agar asap rokok, BAB di jamban sehat,

sesuai kebutuhan menghubungi kader jika ada menggunakan air bersih, cuci

sasaran masalah kesehatan dalam tangan pakai sabun, tidak ada

● Memberikan PMT keluarga. tempat berkembang biak vektor

pemulihan dan atau serangga/binatang

penyuluhan bagi balita pengganggu lainnya seperti

nyamuk, lalat, kecoa, tikus, dan

lain-lain).

Pencatat dan pelapor ● Melakukan ploting ● Melakukan ● Melakukan pencatatan Melengkapi hasil SMD bersama ● Menyelenggarakan

hasil penimbangan, pemutakhiran data sasaran checklist kunjungan rumah tenaga kesehatan Pustu sebagai evaluasi kunjungan rumah

pengukuran Posyandu ● Melakukan rekapitulasi data pendukung Musyawarah setiap minggu dan kegiatan
● Menghitung IMT ● Membuat diagram hasil kunjungan rumah Desa Posyandu setiap bulannya

dan status gizi batang (balok) SKDN ● Menyampaikan ● Melakukan sinkronisasi

tentang jumlah Semua rekapitulasi hasil kunjungan data hasil Pelayanan posyandu

balita yang bertempat rumah sebagai laporan dan kunjungan rumah

tinggal di wilayah kerja kepada tenaga kesehatan

Posyandu, jumlah balita Pustu

yang mempunyai Kartu

Menuju Sehat (KMS) atau

Buku KIA
● Menyampaikan

laporan/ informasi hasil

kegiatan Posyandu kepada

23
pokja Posyandu, pada

pertemuan bulanan, dan

merencanakan kegiatan

Posyandu yang akan

datang
● Menyampaikan

laporan sederhana kepada

tenaga kesehatan Pustu

seperti Kejadian Luar Biasa

(KLB), dan atau kondisi

kesehatan lainnya termasuk

mengajukan rujukan bagi

sasaran yang perlu

mendapatkan penangan

medis

Pendamping ● Melakukan Melakukan pendampingan

pendampingan bagi sasaran penjadwalan tugas kader

yang membutuhkan dengan posyandu

melakukan kunjungan rumah

khusus
● Melakukan

pendampingan rujukan ke

tenaga kesehatan jika

dibutuhkan

24
BAB III

PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN

Posyandu dilaksanakan minimal sebulan sekali, hari dan tanggal dipilih berdasarkan kesepakatan. Pelaksanaan Pelayanan seluruh siklus hidup dapat dijadwalkan

sesuai kondisi masing-masing wilayah sesuai kesepakatan bersama dengan mempertimbangkan jumlah sasaran dan sumber daya.

Untuk memberikan Pelayanan yang optimal, diperlukan rangkaian kegiatan persiapan hari buka, pada hari buka dan di luar hari buka.

a.
Persiapan Hari Buka Posyandu (H-1)

a. Mengkoordinasikan jadwal dengan tenaga kesehatan di Pustu/ Puskesmas

b. Mempersiapkan sasaran, tempat pelaksanaan, sarana dan media Posyandu

c. Mempersiapkan bahan makanan lokal penyuluhan bagi ibu hamil dan balita

d. Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat

e. Melakukan pembagian tugas antar kader

b.
Pelayanan kesehatan Pada Hari Buka Posyandu (Hari H)

Menyelenggarakan hari buka posyandu dengan pelayanan untuk semua sasaran siklus hidup, secara terjadwal atau serentak sesuai situasi setempat.

Pelayanan bagi sasaran ibu hamil, menyusui, bayi, balita, anak pra sekolah, anak usia sekolah dan remaja, usia produktif dan lansia, masing-masing

dilakukan sedikitnya dengan 5 langkah.

Lima langkah pada kegiatan Posyandu, yaitu:

a. Langkah 1: Pendaftaran

i. Petugas: Kader

ii. Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu.

iii. Melaksanakan wawancara faktor risiko penyakit pada sasaran dan keluarganya

b. Langkah 2: Penimbangan, Pengukuran

i. Petugas: Kader dan tenaga kesehatan

ii. Melakukan penimbangan, pengukuran antropometri, lingkar perut, tekanan darah sesuai kelompok sasaran

iii. Untuk sasaran Ibu hamil, ibu menyusui, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah: menimbang, mengukur panjang/ tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas

iv.
Untuk sasaran Anak Usia sekolah dan Remaja: menimbang, mengukur panjang/ tinggi badan, lingkar perut dan tekanan darah

v. Untuk sasaran Usia Produktif dan Lansia: menimbang, mengukur panjang/ tinggi badan, lingkar perut dan tekanan darah

Tabel 4: Penimbangan, Pengukuran

c. Langkah 3: Pencatatan hasil pengukuran

i. Petugas : Kader

ii. Melakukan catatan

Untuk sasaran Ibu hamil, ibu menyusui, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah:

27
 Mencatat hasil penimbangan dan pengukuran, ke dalam buku bantu pencatatan pelaporan Posyandu.

 Melakukan proting hasil pengukuran ke dalam Buku KIA

Untuk sasaran Anak Usia sekolah dan Remaja:

 Mencatat hasil penimbangan, pengukuran, pengisian kuesioner pada buku bantu pencatatan pelaporan Posyandu.

Untuk sasaran Usia Produktif dan Lansia:

 Mencatat hasil penimbangan dan pengukuran, pengisian kuesioner pada buku bantu pencatatan pelaporan Posyandu.

d. Langkah 4: Pelayanan kesehatan

i.Petugas: Tenaga Kesehatan dibantu kader

ii.Melaksanakan Pelayanan kesehatan:

Untuk sasaran ibu hamil, ibu menyusu, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah:

 Imunisasi,

 kapsul vitamin A,

 obat cacing,

 tablet tambah darah,

 makanan tambahan local bumil KEK atau balita masalah berat badan

Untuk sasaran Anak Usia sekolah dan Remaja:

 Tablet tambah darah remaja puteri,

 rapid test hemoglobin (Hb) remaja puteri

Untuk sasaran Usia Produktif dan Lansia:

 Tekanan darah

 rapid test gula darah

 rapid test kolesterol

e. Langkah 5: Penyuluhan kesehatan

Petugas: Kader didampingi Tenaga Kesehatan

Untuk sasaran ibu hamil, ibu menyusu, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah:

 Melakukan penyuluhan ASI eksklusif, Isi Piringku dengan memberikan makanan local gizi seimbang kaya protein hewani kepada ibu hamil, bayi, dan

balita.

 Melakukan penyuluhan manfaat pemeriksaan kehamilan, penimbangan dan pengukuran tinggi badan

 Melakukan penyuluhan pemantauan tanda bahaya

Untuk sasaran Anak Usia sekolah dan Remaja:

 Melakukan penyuluhan Isi Piringku dengan memberikan makanan local gizi seimbang dan aktifitas fisik

 Melakukan penyuluhan Kesehatan Reproduksi dan Dampak perilaku Rokok, NAPZA

28
Untuk sasaran Usia Produktif dan Lansia:

 Melakukan penyuluhan gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS)

 Melakukan penyuluhan komplikasi kegemukan-obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, TBC

 Melakukan penyuluhan manfaat keluarga berencana

Setelah memberikan pelayanan di Posyandu, kader dan tenaga kesehatan melakukan validasi data hasil pelayanan. Kegiatan ini dapat dilakukan pada hari buka

Posyandu (setelah pelayanan) atau setelah hari buka Posyandu. Kegiatan yang dilakukan adalah:

 Kader bersama petugas kesehatan melengkapi pencatatan, validasi, dan sinkronisasi data hasil kegiatan dengan menggunakan form pencatatan dan

pelaporan yang telah ditentukan.

 Menyusun rencana tindak lanjut seperti: kunjungan rumah

 mengevaluasi hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan posyandu pada bulan berikutnya.

29
Tabel 5: ALUR PELAYANAN DAN KEGIATAN HARI BUKA POSYANDU

31
c.
Pelayanan kesehatan di luar hari buka Posyandu

1.
Kunjungan Rumah

Tujuan untuk:

1. Memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan yang seharusnya;

2. Mengidentifikasi tanda bahaya;

3. Mengidentifikasi ketidakpatuhan minum obat.

Sasaran:

Seluruh keluarga di wilayah Posyandu

Alat atau Checklist yang harus dibawa saat Kader melakukan kunjungan rumah:

1. Tanda pengenal Kader Posyandu

2. Buku percakapan Kader

3. Folder ceklis kunjungan rumah

a) Form Data keluarga dan anggota keluarga

b) Checklist ibu hamil

c) Checklist ibu bersalin dan nifas

d) Checklist bayi (0-6 bulan)

e) Checklist balita dan anak prasekolah (6-71 bulan)

f) Checklist usia sekolah dan remaja (6-18 tahun)

g) Checklist usia produktif (19-59 tahun)

h) Checklist lanjut usia ( 60 tahun)

i) Checklist pengendalian penyakit menular (TBC)

j) Rekapitulasi hasil kunjungan rumah

4. Buku KIA, media edukasi kesehatan

5. Alat ukur tensi (jika diperlukan bagi keluarga yang mempunyai masalah)

Langkah-langkah

1. Persiapan

a) Mengumpulkan data sasaran di wilayah Posyandu.

b) Menyusun jadwal kunjungan berdasarkan data hasil evaluasi pemantauan wilayah setempat (PWS) dari tenaga kesehatan di Pustu.

2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan kunjungan rumah, Kader melakukan observasi, wawancara dan diskusi, membimbing, mengingatkan, mengapreasiasi dan memotivasi

sasaran.

3. Hasil Kunjungan Rumah

Hasil kunjungan rumah dilaporkan kepada petugas Pustu untuk ditindaklanjuti

32
2.
Pemberdayaan masyarakat

Enam langkah pemberdayaan masyarakat yang perlu dilakukan kader bersama tenaga kesehatan:

1. Pengenalan Kondisi wilayah setempat

Pengenalan kondisi wilayah dilakukan dengan mengkaji data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari hasil pencatatan pelaksanaan imunisasi dan

Surveilans Kesehatan Berbasis Masyarakat. Data sekunder didapatkan dari data profil desa/kelurahan, profil puskesmas, serta data lainnya seperti

Sustainable Development Goals (SDG)’s desa.

Hasil pengenalan kondisi wilayah ditindaklanjuti dengan melakukan penentuan prioritas permasalahan kesehatan. Prioritas permasalahan kesehatan

dilakukan melalui musyawarah masyarakat desa.

2. Survei Mawas Diri

Survei Mawas Diri (SMD) merupakan suatu upaya bersama yang difasilitasi oleh Puskesmas dengan melibatkan peran serta masyarakat untuk bersama-

sama mengidentifikasi permasalahan kesehatan di masyarakat, dan menggali potensi-potensi yang dimiliki untuk memecahkan permasalahan tersebut.

Masalah kesehatan disusun menjadi prioritas dengan menggunakan instrumen SMD yang memperhatikan faktor penyebab perilaku dan non perilaku

(lingkungan dan kebijakan) terkait masalah kesehatan tersebut.

3. Musyawarah Masyarakat Desa/Kelurahan

Sosialisasi hasil survei mawas diri kepada masyarakat dan perangkat desa melalui musyawarah masyarakat desa/kelurahan dilakukan untuk menggalang

partisipasi warga dalam mendukung program kesehatan.

Musyawarah desa merupakan kegiatan yang dilakukan setiap tahun untuk menyepakati hal yang bersifat strategis. Bertujuan untuk mendapatkan data

pendukung, menggali dan menampung aspirasi; dan c. membahas dan merumuskan aspirasi pemangku kepentingan, hasil musyawarah ini sebagai bahan

pembahasan Musrenbangdes. Oleh karena itu Musyawarah Desa dilakukan sebelum diselenggarakannya musyawarah perencanaan pembangunan desa

(Musrenbangdes). Kegiatan ini dihadiri oleh oleh Kepala Desa/Lurah dan jajarannya, Kepala BPD, tim pelaksana SMD, perwakilan Puskesmas, Bidan Desa,

pendamping teknis pemberdayaan masyarakat, Kader Pembangunan Manusia, Kader Posyandu, tokoh masyarakat dan undangan lainnya.

33
Tabel 7. Contoh Tabel Acara Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Waktu Kegiatan Pelaksana Alat dan Bahan Peran Kader Penanggung Jawab

08.00 – 08.10 Pembukaan Kepala Desa Draft sambutan dan arahan Menyiapkan peralatan

yang dibutuhkan

08.10 – 08.30 Penyampaian hasil Perwakilan tim pelaksanaan Flipchart/laporan hasil SMD Menyiapkan peta desa dan

SMD SMD tabel rekapitulasi SDM

08.30 – 09.00 Penentuan prioritas Pendamping teknis Flipchart, spidol Mencatat dan merekap

penanganan masalah pemberdayaan masyarakat hasil diskusi

kesehatan

Penentuan kegiatan Kepala desa Flipchart, spidol, matriks Mencatat, merekap dan

dalam rangka rencana kegiatan diskusi

mengatasi masalah

kesehatan

Penutupan Kepala desa

34
4. Perencanaan Partisipatif

Perencanaan kegiatan secara partisipatif disusun setelah sosialisasi hasil SMD yang menghasilkan kesepakatan menyusun rencana usulan kegiatan dalam

penyelesaian masalah imunisasi kesehatan pada musyawarah desa/pemangku kepentingan (kesehatan)

Tabel 8. Contoh Perencanaan Partisipatif Posyandu

No Jenis Kegiatan Tujuan Sasaran PJ Pelaksana yang Kebutuhan Jadwal Tempat Ket

Terlibat Sumber Daya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Keterangan pengisian matriks perencanaan:

1) Kolom 1: diisi dengan nomor urut

2) Kolom 2: diisi dengan jenis kegiatan sesuai dengan Zona keberadaan Posyandu

3) Kolom 3: diisi dengan tujuan kegiatan

4) Kolom 4: diisi dengan sasaran kegiatan

5) Kolom 5: diisi dengan penanggung jawab kegiatan

6) Kolom 6: diisi dengan pelaksana yang terlibat dalam kegiatan

7) Kolom 7: diisi dengan kebutuhan sumber daya (sarana/fasilitas, dana, dll) setiap jenis

kegiatan.

8) Kolom 8: diisi dengan jadwal kegiatan

9) Kolom 9: diisi dengan tempat kegiatan

10) Kolom 10: diisi dengan keterangan, bila ada hal-hal yang perlu dituliskan

Hasil perencanaan partisipatif diarahkan pada kegiatan berskala desa/kelurahan dan sesuai dengan kearifan lokal. Kegiatan perencanaan partisipatif menjadi

pedoman untuk menyusun rancangan rencana kerja bagi pemerintah desa/kelurahan dan puskesmas.

5. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan yang telah direncanakan dalam perencanaan partisipatif dilakukan oleh masyarakat melalui Posyandu dan UKBM atau kegiatan lain berupa penggerakan

masyarakat dengan dampingan dari teknis terkait. Pencatatan kegiatan dilakukan oleh kader Posyandu dan dilaporkan kepada Pembina Posyandu / Pokja Posyandu

Desa sebagai bahan evaluasi.

35
6. Pembinaan Kelestarian

Pembinaan kelestarian diarahkan untuk menjamin pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat dapat berlangsung secara berkesinambungan sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai. Pembinaan kelestarian dilaksanakan oleh masyarakat bersama pemerintah desa/kelurahan dan pendamping teknis sesuai dengan kebutuhan

masyarakat desa/kelurahan.

Pembinaan kelestarian dapat dilakukan melalui kegiatan pertemuan berkala, orientasi, sosialisasi, lomba posyandu, penerbitan peraturan lokal dan/atau pemantauan

serta evaluasi dari lintas sector.

36
BAB IV

PEMANTAUAN, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

A. PEMANTAUAN

Dilakukan dengan cara menggali untuk mendapatkan informasi berdasarkan indicator keberhasilan.

Indikator Keberhasilan

1. Kabupaten/kota yang memiliki minimal 80% posyandu aktif, dengan kriteria:

a. Melakukan kegiatan rutin Posyandu minimal 1 kali dalam satu bulan minimal 8 kali per tahun.

1. Adalah posyandu melakukan kegiatan hari buka /memberikan pelayanan posyandu minimal 1 kali/ bulan untuk kelompok sasaran ibu hamil, nifas,

menyusui dan bersalin/bayi-balita, anak pra sekolah/usia sekolah-remaja/usia produktif/lansia.

2. Pencapaian indicator dilaporkan setiap tanggal 5 setiap bulan melalui aplikasi Microsite Promkes dengan pengisian kolom’melaksanakan kegiatan

rutin’.

b.
Memberikan pelayanan kesehatan minimal untuk ibu hamil dan atau balita dan atau remaja dan atau usia produktif dan atau usia lanjut.

1. Adalah posyandu memberikan pelayanan kesehatan promotif dan preventif kepada kelompok seluruh kelompok sasaran ibu hamil sebagaimana

paket Pelayanan yang dituangkan dalam Bab II.

2. Pencapaian indicator dilaporkan setiap tanggal 5 setiap bulan melalui aplikasi Microsite Promkes dengan pengisian kolom ’melaksanakan

pelayanan sasaran ibu atau balita atau remaja atau usia produktif atau usia lanjut’. Pengisian data laporan juga termasuk kolom jumlah kunjungan,

untuk mendukung pengukuran keberhasilan penggerakan masyarakat dalam mematuhi kehadiran posyandu.

c. Memiliki minimal 5 orang Kader

1. Adalah memiliki kader Posyandu sekurang-kurangnya 5 orang yang disahkan dengan Surat keputusan Kepala Desa/ Lurah.

2.
Pencapaian indicator melalui aplikasi Microsite Promkes dengan pengisian kolom ‘jumlah kader’ dan ‘SK kader’

3.
sebaiknya dilaporkan pada bulan Januari tahun berjalan, karena jika data kader sudah terpenuhi satu kali maka akan berlaku sepanjang tahun

berjalan. Jika SK kader belum diterbitkan pada bulan Januari, maka pengisian SK kader bisa dilakukan sewaktu-waktu.

2.
Persentase Kab/Kota Melaksanakan Pembinaan Posyandu Aktif, dengan kriteria:

a) Memiliki Pokjanal Posyandu yang disahkan melalui keputusan Bupati/walikota, adalah memiliki Pokjanal Posyandu yang keanggotaannya terdiri

dari lintas sektor terkait tingkat Kabupaten/Kota yang disahkan melalui keputusan Bupati/Walikota

b) Melakukan pertemuan Pokjanal Posyandu minimal 2 kali setahun yaitu Pokjanal Posyandu mengadakan pertemuan rutin setiap tahun minimal 2

kali untuk membahas perencanaan dan evaluasi pelaporan kegiatan.

c) Melakukan peningkatan kapasitas bagi petugas Puskesmas dan kader yaitu melakukan peningkatan kapasitas

(sosialisasi/lokakarya/refreshing/orientasi/ pelatihan) bagi petugas puskesmas dan kader Posyandu baik sebagai penyelenggara ataupun sebagai

peserta minimal 1 kali setahun

d) Memiliki sistim pelaporan kegiatan Posyandu secara offline atau online.

B. PEMBINAAN

Dilakukan secara berjenjang:

37
1. Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa secara berjenjang melalui Gubernur, Bupati/Walikota, Camat melakukan

pembinaan dan pengawasan secara umum terhadap pembentukan, pemberdayaan dan pendayagunaan Posyandu sesuai dengan

kewenangannya di wilayah kerja masing masing

2. Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa secara berjenjang melalui Gubernur, Bupati/Walikota, Camat melakukan

koordinasi terhadap Kementerian/Lembaga Pemerintah dan Non Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota yang memiliki

program/kegiatan yang dalam pelaksanaannya memberdayakan dan mendayagunaan Posyandu;

3. Menteri Kesehatan melalui Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat secara berjenjang melalui Gubernur, Bupati/Walikota, Camat melakukan

pembinaan dan pengawasan secara teknis dalam pemberdayaan dan pendayagunaan Posyandu Bidang Kesehatan

4. Menteri Dalam Negeri secara berjenjang di Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan melakukan pembinaan dan koordinasi

pembentukan serta pelaksanaan tugas fungsi Pokjanal Posyandu di Pusat, Pokjanal Provinsi, Pokjanal Kabupaten/Kota, Pokjanal Kecamatan dan

Pokja di Desa/Kelurahan.

5. Menteri Kesehatan melalui Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat secara berjenjang di Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan

Desa/Kelurahan melakukan pembinaan secara teknis atas tugas fungsi Pokjanal Posyandu di masing –masing tingkatan.

Bentuk pembinaan berupa:

1. Sosialisasi;

2. Rapat koordinasi;

3. Pembinaan pedoman dan panduan;

4. Konsultasi;

5. Workshop;

6. Lomba;

7. Jambore;

8. Penghargaan; dan

9. Peningkatan kapasitas/kompetensi

Pembinaan kader dan posyandu bidang kesehatan:

● Peningkatan keterampilan dasar Kader

Peningkatan kapasitas/kompetensi kader akan dilakukan secara terstandar, yang dilakukan oleh Puskesmas yang bekerja sama dengan Bapelkes setempat

dalam bentuk Orientasi Kader, yang terdiri dari: 25 keterampilan kesehatan. Setelah dilakukan orientasi, kader kembali bertugas memberikan layanan di

Posyandu seperti biasa dengan bekal pengetahuan yang didapat dari pelatihan. Puskesmas akan melakukan supervisi kader dan menyematkan “tanda

kecakapan” jika Kader telah memenuhi kompetensi pelayanan kesehatan di Posyandu. Penyematan dapat diagendakan Bersama Kades/Lurah/TP PKK dan

lain sebagainya.

Adapun 25 keterampilan dasar kader yang perlu ditingkatkan keterampilannya pada Kader Posyandu secara bertahap, adalah:

a. Kompetensi Layanan Dasar Ibu Hamil, Menyusui

1) Menjelaskan Buku KIA pada ibu hamil

2) Menjelaskan pemeriksaan ibu hamil dan ibu nifas

3) Melakukan edukasi isi piringku ibu hamil dan ibu menyusui

4) Menjelaskan anjuran minum TTD setiap hari selama hamil

38
1. Menjelaskan bahwa ibu hamil perlu memantau berat badan dan tekanan darah dengan kurva Buku KIA

2. Menjelaskan pemantauan tanda bahaya ibu hamil dan ibu nifas

b. Kompetensi Layanan Dasar Bayi dan Balita

1. Menjelaskan Buku KIA pada ibu/pengasuh

2. Melakukan edukasi ASI Eksklusif, MP ASI dan Pemberian Makan Kaya Protein Hewani sesuai umur balita

3. Melakukan penimbangan, pengukuran panjang/tinggi badan dan lingkar kepala serta plotting dalam Buku KIA

4. Menjelaskan hasil pemantauan pertumbuhan dan penanganannya

5. Menjelaskan stimulasi perkembangan, vitamin A, dan obat cacing sesuai umur anak

6. Melakukan edukasi layanan imunisasi rutin lengkap dan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

7. Menjelaskan pemantauan tanda bahaya

c. Kompetensi Layanan Dasar Usia Sekolah dan Remaja

1. Melakukan edukasi isi piringku dan aktivitas fisik

2. Menjelaskan program pencegahan anemia (tablet tambah darah remaja puteri dan skrining kadar hemoglobin darah)

3. Melakukan edukasi bahaya merokok dan napza

d. Kompetensi Layanan Dasar Usia Produktif dan Lansia

1. Melakukan skrining usia produktif termasuk Hipertensi, DM

2. Melakukan edukasi penyakit tidak menular termasuk komplikasi dan pengobatan Hipertensi, DM

3. Menjelaskan skrining TBC dan kepatuhan pengobatan TBC

4. Melakukan edukasi keluarga berencana

5. Melakukan skrining lanjut usia

e. Kompetensi Pengelolaan Posyandu

1) Menjelaskan pengelolaan Posyandu

2) Melakukan kunjungan rumah

3) Melakukan pencatatan dan pelaporan

4) Melakukan Komunikasi Antar Pribadi

Kategori Kader berdasarkan Tanda Kecakapan Kader

Kader Purwa adalah kader yang memiliki kecapakan 3 kelompok kompetensi, yaitu

a) Memiliki 17 tanda kecakapan kader dari seluruh kompetensi bayi balita dan seluruh kompetensi pengelolaan posyandu, ditambah seluruh kompetensi

ibu hamil dan menyusui, atau

b) Memiliki 14 tanda kecakapan kader dari seluruh kompetensi bayi balita dan seluruh kompetensi pengelolaan posyandu, ditambah seluruh kompetensi

usia sekolah dan remaja, atau

c) Memiliki 16 tanda kecakapan kader dan seluruh kompetensi bayi balita dan seluruh kompetensi pengelolaan posyandu, ditambah seluruh kompetensi

usia produktif dan lansia.

Kader Madya adalah Kader Purwa yang telah melengkapi tanda kecakapan 4 kelompok kompetensi, yaitu:

a) Memiliki 20 tanda kecakapan kader dari seluruh kompetensi bayi balita balita dan seluruh kompetensi pengelolaan posyandu, seluruh kompetensi ibu

hamil dan menyusui, ditambah dengan seluruh kompetensi usia sekolah dan remaja, atau

39
b) Memiliki 22 tanda kecakapan kader dari seluruh kompetensi bayi balita dan seluruh kompetensi pengelolaan posyandu, seluruh kompetensi ibu hamil

dan menyusui, ditambah dengan seluruh kompetensi usia produktif dan lansia.

Kader Utama adalah Kader Madya yang telah melengkapi tanda kecakapan 5 kelompok kompetensi, yaitu seluruh kompetensi ibu hamil, menyusui ditambah

seluruh kompetensi bayi balita, ditambah seluruh kompetensi usia sekolah dan remaja, ditambah seluruh kompetensi usia produktif dan lansia dan seluruh

kompetensi pengelolaan posyandu.

1) Lomba

Dilakukan lomba kader dan lomba posyandu di setiap jenjang, dimulai dari tingkat kecamatan, kabupaten kota, dan provinsi. Pemenang utama tingkat provinsi

akan diundang ke Pusat untuk mengikuti lomba kader tingkat Nasional.

2) Jambore

Pelaksanaan Jambore diadakan dalam rangkaian acara Hari Kesehatan Nasional. Peserta yang hadir adalah para pemenang lomba kader tingkat

kabupaten/kota dan pemenang lomba posyandu tingkat provinsi.

C. PENGAWASAN

Tujuan untuk mencegah timbulnya penyimpangan dan menjamin pelaksanaan posyandu bidang kesehatan dapat berjalan sesuai dengan panduan yang

berlaku, dengan pelaksana adalah Pokjanal di masing-masing tingkatan.

40
BAB V

PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pencatatan dan pelaporan oleh Kader di Posyandu menggunakan sistem Kartu sederhana yang memberikan informasi tentang kondisi kesehatan masyarakat

dan perkembangan di setiap Posyandu. Pencatatan dilakukan setiap bulan oleh Kader.

1.
Pencatatan pada buku sasaran

Buku KIA bagi sasaran ibu dan balita

 Pencatatan pada Buku KIA dilakukan setelah bayi/baduta di imunisasi.

 Isi dengan tanggal, bulan dan tahun pemberian imunisasi untuk setiap jenis imunisasi.

 Pencatatan harus dilakukan segera pada saat pelayanan, tidak ditunda dan diisi secara lengkap sesuai kolom yang tersedia.

2.
Pencatatan pada Register Posyandu

Pencatatan manual

Setiap Kartu diisi sesuai dengan kebutuhan masing-masih kelompok sasaran yang terdiri dari:

1.Kartu pencatatan ibu hamil, melahirkan/nifas

a) Kartu pencatatan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah

b) Kartu pencatatan kesehatan anak usia sekolah dan remaja

c) Kartu pencatatan kesehatan usia produktif dan lansia

d) Kartu Rekapitulasi hari buka (jumlah sasaran datang/tidak, normal/masalah)

Dengan menggunakan Kartu tersebut akan terlihat pelayanan kesehatan apa saja yang sudah atau belum diterima oleh sasaran, yang selanjutnya Kader dapat

mengetahui kondisi kesehatan warganya, apabila kondisi sasaran dalam status kesehatan yang tidak baik, Kader dapat melakukan pemantauan dengan

kunjungan rumah dan melaporkan pada tenaga kesehatan untuk ditindaklanjuti untuk mencegah terjadinya resiko yang lebih parah. Kondisi tersebut menjadi

satu kebutuhan bahwa data yang dicatat oleh Kader dalam Kartu harus berkualitas.

Hasil kunjungan rumah dilaporkan ke Pustu setiap minggu.

Pencatatan digital

Saat ini Kementerian Kesehatan sedang mengembangkan system informasi kesehatan secara online melalui ASIK (Aplikasi Sehat IndonesiaKu). Sepanjang

aplikasi tersebut belum selesai, pencatatan dan pelaporan menggunakan system pelaporan secara manual.

41
BAB VI

PENUTUP

Upaya memperkuat pemberdayaan masyarakat melalui penataan kelembagaan pelayanan kesehatan di tingkat dusun/RT/RW dan keluarga menjadi

salah satu prioritas dalam transformasi pelayanan kesehatan primer. Posyandu di tingkat Dusun/RT/RW memberikan pelayanan kesehatan terintegrasi sesuai

siklus hidup mulai dari ibu hamil, bayi balita, anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja, usia produktif dan usia lansia. Kader posyandu melakukan kunjungan

rumah secara berkala.

Peran para pemangku kepentingan terkait dan Pokjanal Posyandu menjadi faktor pendorong terselenggaranya Posyandu, kunjungan rumah dan

kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan baik. Dukungan dalam bentuk regulasi, pemenuhan sumber daya, fasilitasi dan pembinaan menjadikan

desa/kelurahan dan dusun/RT/RW memiliki pelayanan kesehatan yang lebih mudah diakses dan terintegrasi dalam sistem pelayanan kesehatan.

42
LAMPIRAN

DOKUMENTASI POSYANDU

Pelaksanaan Kunjungan Rumah Skrining Kesehatan usia produktif

Pelayanan Imunisasi di Posyandu

Edukasi kesehatan

43
DAFTAR PUSTAKA

Buku Rapot Kesehatanku, 2021, https://drive.google.com/drive/folders/1OLm11Z3DXZhFH_fwNyMQiMnZJMPSGt5-?usp=sharing

Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Kemenkes RI, 2022, https://drive.google.com/drive/u/1/folders/1TB3Q4anwTZcJMWAb8I3UBjpfOUZSo30R

Buku Pemantauan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja, Kemenkes RI, 2020, https://drive.google.com/file/d/1Wdk0pHT85qalG_6hiuFE36TS60jHgSWy/
view?usp=sharing

Buku Monitoring Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular, Kemenkes RI, 2019,

Buku Kesehatan Usia Lanjut Usia, Kemenkes RI, 2016, https://drive.google.com/file/d/1U_U00RXsuLgmVluQ6p1g7iOu- KDP1NJ7/view

Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011, https://promkes.kemkes.go.id/pedoman-umum-pengelolaan- posyandu

Petunjuk Pelaksanaan Posyandu dan Posbindu Terintegrasi, Kemenkes RI, 2021

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Posyandu Remaja, Kemenkes RI, 2018, https://drive.google.com/file/d/1Wdk0pHT85qalG_6hiuFE36TS60jHgSWy/view

Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011, https://promkes.kemkes.go.id/pedoman-umum-pengelolaan-posyandu

44

Anda mungkin juga menyukai