Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Osteoarthritis (OA) / penyakit sendi kronis merupakan penyakit degeneratif pada
sendi yang biasa terjadi pada bagian tangan, pinggang dan lutut. OA yang terus dibiarkan
dapat menyebabkan rasa sakit, kekakuan, pembengkakan, dan dapat menyebabkan kecacatan
(Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2017). Osteoarthritis merupakan
penyakit sendi yang paling banyak di jumpai dan prevalensinya semakin meningkat dengan
bertambahnya usia (Sudoyo, 2010).
Osteoarthritis / penyakit sendi kronis adalah salah satu dari sepuluh penyakit yang
paling meumpuhkan di negara maju. Karena sifatnya yang kronis dan progresif, maka
berdampak besar terhadap sosial-ekonomi di negara maju dan berkembang. OA merupakan
penyakit yang menyebabkan sakit parah dan cacat pada pasien sehingga mengganggu
kegiatan sehari-hari. Hasilnya sebanyak 80% memiliki keterbatasan dalam gerak dan 25%
diantaranya bahkan tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari (WHO, 2016).
Berdasarkan data dari RISKESDAS 2018, prevalensi penyakit sendi di Indonesia
tercatat sekitar 7,3% dan osteoarthritis (OA) atau radang sendi merupakan penyakit sendi
yang umum terjadi. Meski sering dikaitkan dengan pertambahan usia, atau dikenal sebagai
penyakit degeneratif, penyakit sendi telah terjadi pada masyarakat di rentang usia 15 – 24
tahun (angka prevalensi sekitar 1,3%), angka prevalensi terus meningkat pada rentang usia 24
– 35 tahun (3,1%) dan rentang usia 35 – 44 tahun (6,3%).
Prevalensi Lampung memiliki angka penyakit sendi berdasarkan diagnosis dokter
atau tenaga kesehatan pada umur ≥ 15 tahun yaitu 11,5% (Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan., 2013). Dari data yang didapat pada tanggal 04 November 2019
jumlah penderita osteoarthritis di Puskesmas Natar dalam delapan bulan terakhir terhitung
dari bulan Januari sampai dengan bulan September 2019 cukup tinggi yaitu sebesar 342 orang
untuk jenis kelamin laki-laki, dan sebesar 356 orang untuk jenis kelamin perempuan. Data
tersebut merujuk pada data 10 besar penyakit terbanyak di Puskesmas Natar dimana pada
bulan Januari dan September penyakit dengan Osteoathritis berada pada urutan ke-4 dari 10
besar penyakit terbanyak dengan jumlah 165 pasien pada bulan Januari dan 137 pasien pada
bulan September.
Masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi saat ini adalah makin meningkatnya
kasus Penyakit Tidak Menular ( PTM ). PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh
infeksi kuman termasuk penyakit kronis degeratif, antara lain penyakit jantung,diabetes
mellitus ( DM ), Osteoarthritis, kanker, Penyakit Paru Obstruktif Kronis ( PPOK ), dan
gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan (Dody, 2019). Upaya pengendalian PTM

1
dibangun berdasarkan komitmen bersama dari seluruh elemen masyarakat yang peduli
terhadap ancaman PTM melalui posbindu PTM. Posbindu PTM akan berjalan dengan baik,
jika disiapkan tenaga (kader) yang akan mengelola dan melaksanakan Posbindu. Untuk hal
tersebut, maka diperlukan Pelatihan Kader Posbindu PTM.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Petugas Puskesmas Natar pada tanggal 04
November 2019 didapatkan bahwa osteoarthritis masuk pada program PTM dan untuk di
Puskesmas Natar sudah direncanakan, namun belum dilaksanakan, dan untuk kader PTM
selama ini masih menjadi satu dengan kader posbindu lansia, sehingga kurang efektifnya
kegiatan yang dilakukan. Karena masyarakat masih mengira kegiatan posbindu PTM adalah
kegiatan untuk lansia.
Berdasarkan fenomena diatas, kelompok tertarik untuk membuat Modul mengenai
Osteoarthritis untuk pelatihan kader PTM khususnya osteoarthritis.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Peserta (kader) mampu melaksanakan kegiatan Posbindu PTM khususnya osteoarthritis
2. Tujuan Khusus
a. Kader mengetahui tentang posbindu PTM
b. Kader mengetahui tentang osteoarthritis, faktor resiko, dampak, dan pengendalian
osteoarthritis.
c. Kader terampil dalam melakukan konseling serta tindak lanjut lainnya.

C. Manfaat
1. Bagi instasi puskesmas
Adanya modul ini dapat dijadikan dasar untuk lebih meningkatkan pelayanan kegiatan
posbindu di masing-masing desa.
2. Bagi kader PTM
Modul ini dapat memberikan tambahan pengetahuan serta wawasan pada masalah terkait
dengan peayanan posbindu terutama pada pengetahuan dan keterampilan kader.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KOMPETENSI KADER DALAM POSBINDU PTM


1. Pengertian
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) adalah kegiatan
monitoring dan deteksi dini faktor risiko PTM terintegrasi (Penyakit jantung dan
pembuluh darah, diabetes, penyakit paru obstruktif akut, osteoarthritis dan kanker) serta
gangguan akibat kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dikelola
oleh masyarakat melalui pembinaan terpadu. Posbindu PTM adalah bentuk peran serta
masyarakat (kelompok masyarakat, organisasi, industri, kampus, instansi, sekolah dll)
dalam upaya promotif dan preventif untuk mendeteksi dan pengendalian dini keberadaan
faktor risiko penyakit tidak menular secara terpadu (Dody, 2019).
Kegiatan Posbindu PTM :
a. Monitoring faktor risiko bersama PTM secara rutin dan periodik.
 Rutin berarti kebiasaan memeriksa kondisi kesehatan meski tidak dalam kondisi
sakit.
 Periodik artinya pemeriksaan kesehatan dilakukan secara berkala.
b. Konseling faktor risiko PTM tentang diet, aktifitas fisik, merokok, stress dll.
c. Penyuluhan / dialog interaktif sesuai dengan masalah PTM yang ada.
d. Aktifitas fisik bersama seperti olah raga bersama, kerja bakti, senam, jalan santai dll.
e. Rujukan kasus faktor risiko sesuai kriteria klinis ke Puskesmas.

2. Tujuan
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko
PTM

3. Sasaran
Kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM atau orang dewasa yang
berumur 15 tahun keatas (Dody, 2019).
a. Pada orang sehat agar faktor risiko tetap terjaga dalam kondisi normal.
b. Pada orang dengan faktor risiko adalah mengembalikan kondisi berisiko ke kondisi
normal.
c. Pada orang dengan penyandang PTM adalah mengendalikan faktor risiko pada
kondisi normal untuk mencegah timbulnya komplikasi

3
4. Manfaat
Membudayakan Gaya Hidup Sehat dengan berperilaku CERDIK yaitu :
Cek kondisi kesehatan anda secara berkala,
Enyahkan asap rokok,
Rajin aktifitas fisik,
Diet yang sehat dengan kalori seimbang,
Istirahat yang cukup,
Kelola stres dalam lingkungan yang kondusif di rutinitas kehidupannya.

5. Mawas Diri
Faktor risiko PTM yang kurang menimbulkan gejala secara bersamaan dapat terdeteksi &
terkendali secara dini.

6. Metodologis & Bermakna secara klinis


Kegiatan dapat dipertanggung jawabkan secara medis dan dilaksanakan oleh kader
khusus dan bertanggung jawab yang telah mengikuti pelatihan metode deteksi dini atau
edukator PPTM.

7. Mudah Dijangkau
Diselenggarakan di lingkungan tempat tinggal masyarakat/ lingkungan tempat kerja
dengan jadwal waktu yang disepakati.

8. Murah
Dilakukan oleh masyarakat secara kolektif dengan biaya yang disepakati/sesuai
kemampuan masyarakat.

9. Kegiatan :
a. Melakukan wawancara untuk menggali informasi faktor risiko keturunan dan
perilaku.
b. Melakukan penimbangan dan mengukur lingkar perut, serta Indeks Massa Tubuh
termasuk analisa lemak tubuh.
c. Melakukan pengukuran tekanan darah.
d. Melakukan pemeriksaan gula darah.
e. Melakukan pengukuran kadar lemak darah (kolesterol total dan trigliserida).
f. Melakukan pemeriksaan fungsi paru sederhana (Peakflowmeter)
g. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asetat) oleh tenaga bidan terlatih

4
h. Melaksanakan konseling (diet, merokok, stress, aktifitas fisik dan lain-lain) dan
penyuluhan kelompok termasuk sarasehan.
i. Melakukan olah raga/aktifitas fisik bersama dan kegiatan lainnya.
j. Melakukan rujukan ke Puskesmas

10. Uraian Tugas Kader Posbindu


a. Syarat menjadi seorang kader :
1) Berasal dari anggota kelompok masyarakat/lembaga/institusi.
2) Peduli terhadap masalah penyakit tidak menular dan bersedia melaksanakan
kegiatan Posbindu PTM
3) Pendidikan sebaiknya minimal setingkat SLTA(Sekolah Lanjutan Tingkat Atas)
b. Tugas Kader :
1) Melakukan pendekatan kepada pimpinan kelompok/lembaga/institusi.
2) Melakukan survai mawas diri/pendataan bersama petugas.
3) Melaksanakan musyawarah bersama dalam penyelesaian masalah termasuk
penentuan jadwal penyelenggaraan posbindu PTM.
4) Mendorong anggota kelompok masyarakat/kelompok/lembaga/institusi untuk
datangke posbindu PTM ( mengajak anggota keluarga/masyarakat agar hadir,
memberikan serta menyebarluaskan informasi kesehatan, menggali dan
menggalang sumber daya termasuk dana yang berasal dari masyarakat).
5) Melaksanakan kegiatan posbindu PTM termasuk kunjungan rumah bila
diperlukan

11. Mekanisme Pelayanan Posbindu

5
B. KONSEP OSTEOARTHRITIS
1. Pengertian
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi kronis atau osteoartrosis (sekalipun
terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerap
kali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas) (Smeltzer, C Suzanne, 2002).
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit degeneratif (kronis) pada sendi yang biasa
terjadi pada bagian tangan, pinggang dan lutut. OA yang terus dibiarkan dapat
menyebabkan rasa sakit, kekakuan, pembengkakan, dan dapat menyebabkan kecacatan.
Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak di jumpai dan prevalensinya
semakin meningkat dengan bertambahnya usia (Sudoyo, 2010).

2. Klasifikasi / jenis-jenis osteoarthritis


Osteoarthritis diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu sebagai berikut:
a. Tipe primer (idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang berhubungan
dengan osteoarthritis.
b. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur

3. Penyebab Osteoarthritis
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:
a. Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur dengan
penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang
berwarna kuning.
b. Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi melalui
dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang harus
dikandungnya.
c. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan,
sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan
seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan.
d. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang
menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.

6
e. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya ditemukan
pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis, sedangkan wanita, hanya
salah satu dari orang tuanya yang terkena.f
f. Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi
peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh membran
sinovial dan sel-sel radang.
g. Joint mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi akan
membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang sehingga
mempercepat proses degenerasi.
h. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang
berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan
sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada diabetes melitus, glukosa akan
menyebabkan produksi proteaglikan menurun.
i. Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat mengendapkan
hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal monosodium
urat/pirofosfat dalam rawan sendi.

4. Tanda & Gejala Osteoarthritis


Beberapa tanda dan gejala yang dapat muncul pada osteoarthritis yaitu sebagai berikut:
a. Rasa nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang
melakukan sesuatu kegiatan fisik.
b. Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15-30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat
memulai kegiatan fisik.
c. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi
akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi, yang semua ini akan
menimbulkan rasa nyeri.
d. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit

7
yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya berlokasi pada
sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis coxae nyeri
dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul
pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.
e. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan
dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya kemerahan.
f. Gangguan fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.

5. Pencegahan
Untuk mencegah osteoarthritis, lakukan hal-hal berikut:
a. Konsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, dan sayur.
b. miinum obat yang direkomendasikan dokter.
c. Pertimbangkan untuk menggunakan alat bantu saat beraktifiitas untuk mengurangi
bahaya.
d. Jaga gerakan yang dapat menyebabkan cidera tulang.
e. Jika mengangkat benda, usahakan beban terbagi merata pada seluruh sambungan
tulang.
f. Pilih sepatu yang tepat.
g. Ketahui batas kemampuan gerakan dan kemampuan mengangkat beban.
h. Teknik relaksasi juga dapat membantu, seperti mengambil napas dalam dan hipnosis.

6. Penatalaksanaan osteoarthritis
a. Farmakologi / Medis
1) Medikamentosa
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis, oleh
karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk
mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak
mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid (OAINS) bekerja sebagai
analgetik dan sekaligus mengurangi sino!itis, meskipun tak dapat memperbaiki
atau menghentikan proses patologis osteoartritis. Berikut beberapa tindakan
medis yang dapat dilakukan pada osteoarthritis:
a) Analgesic
Analgesic yang dapat dipakai adalah asetaminofen dosis 2,6-4 g/hari atau
profoksifen HCL. asam salisilat juga cukup efektif namun perhatikan efek
samping pada saluran cerna dan ginjal. Jika tidak berpengaruh, atau tidak

8
dapat peradangan maka OAINS seperti fenofrofin, piroksikam,ibuprofen
dapat digunakan. Dosis untuk osteoarthritis biasanya ½-1/3 dosis penuh
untuk arthritis rematoid.Karena pemakaian biasanya untuk jangka panjang,
efek samping utama adalah ganggauan mukosa lambung dan gangguan faal
ginjal.
b) injeksi cortisone
Dokter akan menyuntikkan cortocosteroid pada engsel yang mempu
mengurangi nyeriFngilu.

c) Suplementasi visco
Tindakan ini berupa injeksi turunan asam hyluronik yang akan mengurangi
nyeri pada pangkal tulang. tindakan ini hanya dilakukan jika osteoarhtritis
pada lutut.
Untuk obat-obat diatas maka perlu dipahami tentang prinsip 6 benar pemberian
obat :
a) Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di
tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau
keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non
verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup
mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari
cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya.
Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.
b) Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama
dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama
generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya
atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol
atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan
obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan
dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika
labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke
bagian farmasi. Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya
lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini
membantu mengingat nama obat dan kerjanya.

9
c) Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu,
perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker
sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat
harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet
memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya. Misalnya
ondansentron 1 amp, dosisnya berapa ? Ini penting !! karena 1 amp
ondansentron dosisnya ada 4 mg, ada juga 8 mg. ada antibiotik 1 vial
dosisnya 1 gr, ada juga 1 vial 500 mg. jadi Anda harus tetap hati-hati dan
teliti.
d) Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat
kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral,
topikal, rektal, inhalasi.
 Oral
Adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai,
karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi
melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.
 Parenteral
Kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron
berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran
cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus).
 Topikal
Yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya
salep, losion, krim, spray, tetes mata.
 Rektal
Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang
akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk
memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid
(anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat
perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat
dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam
bentuk supositoria.

10
 Inhalasi
Yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki
epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk
pemberian obat secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol
(ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat
misalnya terapi oksigen.
e) Benar Waktu
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk
mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus
diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus
diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak
boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar
obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan,
untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam
mefenamat.
f) Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau
obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.
2) Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi
pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas
yang sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan
kekakuan.Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat
gosok jangan dipakai sebelum pamanasan. berbagai sumber panas dapat dipakai
seperti hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi parafin dan
mandi dari pancuran panas.
3) Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi
yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi.tindakan yang
dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau
ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan fragmen tulang rawan
sendi, pebersihan osteofit
a) Penggantian engsel (artroplasti)
Engsel yang rusak akan diangkat dan diganti dengan alat yang terbuat dari
plastik atau metal yang disebut prostesis.

11
b) Pembersihan sambungan (debridemen)
Dokter bedah tulang akan mengangkat serpihan tulang rawan yang rusak dan
mengganggu pergerakan yang menyebabkan nyeri saat tulang bergerak.
c) Penataan tulang.
Opsi ini diambil untuk osteoatritis pada anak dan remaja.Penataan dilakukan
agar sambunga Fengsel tidak menerima beban saat bergerak.
b. Nonfarmakologi
1) Diit osteoarthritis
Diit adalah makanandan minuman yang dikonsumsi orang secara teratur setiap
hari. Diit osteoarthritis adalah termasuk makanan dengan sifat anti-inflamasi dan
pada saat yang sama, menghilangkan makanan yang memicu rasa sakit.
a) Makanan yang diperbolehkan
 Vitamin C
Antioksidan yang terkandung pada vitamin C dapat membantu
pertumbuhan tulang lunak. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan
melemahnya tulang lunak dan meningkatnya tanda-tanda terkena
osteoartritis. Untuk pria, direkomendasikan untuk mengonsumsi makanan
yang mengandung vitamin C sebanyak 90 miligram per hari, sedangkan
untuk wanita 75 miligram per hari. Berikut makanan-makanan yang
mengandung vitamin C yang bisa jadi pilihan Anda:
 Buah-buah tropis seperti pepaya, jambu, dan nanas
 Buah-buah citrus seperti jeruk
 Blewah
 Stroberi
 Kiwi
 Raspberry
 Sayur-sayuran kembang seperti bunga kol, brokoli, dan kale
 Tomat
 Paprika
 Vitamin D
Memang, hal ini masing dalam tahap penelitian lebih lanjut. Akan tetapi,
tidak ada salahnya untuk menerapkan hal ini ke pola makan Anda.
Vitamin D dapat membantu menanggulangi rusaknya tulang lunak dan
mengurangi risiko jarak antar sendi menyempit. Berikut daftar makanan
yang mengandung Vitamin D:
 Makanan laut seperti salmon, sarden, udang
 Susu fortifikasi

12
 Telur
 Makanan yang sudah difortifikasi dengan vitamin D seperti jus
jeruk, sereal, tahu, dan yogurt
 Beta-karoten
Beta-karoten juga merupakan komponen yang mengandung antioksidan
untuk membantu melawan radikal bebas sebelum radikal bebas tersebut
merusak sendi Anda. Makanan yang mengandung beta-karoten gampang
dibedakan, yaitu buah atau sayuran yang berwarna oranye cerah, seperti
wortel. Makanan-makanan lain termasuk:
 Sayuran kembang seperti kale, brokoli, collard greens, dan chard
 Ubi jalar
 Labu
 Blewah
 Selada cos
 Bayam
 Aprikot
 Daun peppermint
 Tomat
 Asparagus
 Asam lemak omega-3
Lemak tersehat yang bisa dikonsumsi oleh penderita osteoarthritis adalah
asam lemak omega-3. Kalau lemak lain meningkatkan peradangan pada
tubuh, omega-3 justru mengurangi peradangan pada tubuh dengan
menekan produksi sitokinin dan enzim yang merusak tulang lunak.
Disarankan, Anda mengonsumsi makanan yang mengandung omega-3
sebanyak 85 gram per minggu.Makanan-makanan yang mengandung
omega-3 biasanya ditemukan dari makanan-makanan yang berasal dari
laut, seperti:
 Salmon
 Sarden
 Ikan herring
 Ikan tuna
 Makerel
 Ikan teri atau ikan bilis
 Ikan rainbow trout
 Telur yang telah difortifikasi dengan omega-3
 Kacang walnut

13
 Bioflavanoid
Jenis bioflavanoid seperti quercetin dan anthocyanidins membentuk
antioksidan. Efek anti peradangan pada quercetin hampir sama dengan
obat-obatan anti peradangan seperti aspirin dan ibuprofen. Berikut
makanan yang mengandung quercetin:
 Bawang
 Kale
 Brokoli
 Bluberi
 Black currants
 Teh hijau
 Tomat ceri
 Bubuk cocoa
 Aprikot
 Apel (makan dengan kulitnya)
 Makanan yang pedas
Beberapa makanan yang pedas mengandung efek anti peradangan.
Makanan pedas yang paling berguna adalah jahe dan kunyit. Kunyit
sendiri telah diteliti dapat menekan bahan-bahan kimia yang
menyebabkan peradangan. Campurkan jahe pada makanan atau minuman
Anda, seperti teh jahe, bumbu salad, dan lain sebagainya.
 Minyak zaitun
Penelitian menyatakan bahwa salah satu komponen pada minyak zaitun,
oleocanthal, dapat membantu mencegah peradangan. Semakin kuat rasa
minyak zaitun, semakin tinggi kandungan oleocanthal tersebut. Sebanyak
3,5 sendok makan minyak zaitun sama dengan 200 miligram ibuprofen.
Akan tetapi, 3,5 sendok makan minyak zaitun juga sama dengan 400
kalori. Oleh karena itu, untuk menghindari kelebihan kalori pada tubuh,
bila Anda sudah memakai minyak zaitun, jangan lagi tambahan mentega
atau minyak lain pada makanan Anda.
b) Makanan yang harus dihindari
Supaya peradangan tidak menyebar dan bertambah parah, pilihan makanan
untuk pasien osteorarthritis harus diperhatikan. Beberapa makanan yang
sebaiknya dihindari antara lain:

14
 Makanan atau minuman bergula
Makanan bergula seperti minuman soda, teh manis, permen, atau keik,
memang manis dan memanjakan lidah. Sayangnya, termasuk dalam
daftar pantangan makanan penderita osteoarthritis untuk dikonsumsi.
Kenapa? Gula dapat memicu pelepasan sitokin, yaitu protein kecil yang
membawa sinyal peradangan dalam tubuh. Akibatnya, reaksi peradangan
akan terjadi dan membuat persendian Anda yang tegang jadi semakin
lemah.Meski makanan bergula itu tidak baik, Anda tetap bisa
menggunakan pemanis alami sebagai penggantinya, contohnya madu.
Namun, penggunaannya harus dibatasi, ya. Selain itu, makanan
karbohidrat olahan seperti nasi putih, keripik kentang, roti putih dapat
memicu nyeri sendi. Makanan ini merangsang produksi oksidan yang
bisa meningkatkan peradangan di dalam tubuh.
 Makanan mengandung banyak garam
Makanan asin memang membuat Anda ketagihan dan ingin makan lagi
dan lagi. Meski enak di lidah, makanan ini mengandung banyak natrium
sehingga jadi pantangan makanan untuk penderita osteoarthritis. Kadar
natrium yang tinggi menyebabkan sel-sel tubuh menahan air. Akibatnya,
pembengkakan pada sendi akan semakin besar dan risiko rusaknya sendi
akan semakin meningkat.Untuk menerapkan diet garam pada makanan,
gunakan rempah-rempah sebagai gantinya. Tambahkan lebih banyak
bawang putih, paprika, lada, atau perasan jeruk nipis atau lemon pada
masakan Anda.
 Makanan tinggi lemak jenuh
Kentang goreng, donat, burger dan makanan junk food lainnya
mengandung lemak jenuh yang tinggi. Senyawa kimia dari hasil
penggorengan makanan dapat meningkatkan kolesterol dalam tubuh
sehingga peradangan jadi semakin bertambah parah.Selain itu, makanan
tersebut juga cenderung membuat berat badan Anda naik. Ini akan
menambah tekanan pada sendi di lutut Anda yang sudah bermasalah.
Selain menghindari makanan cepat saji, menggoreng makanan untuk
penderita osteoarthritis sebaiknya menggunakan minyak zaitun atau
minyak jagung.
 Makanan yang mengandung asam lemak omega 6
Semua nutrisi akan menyehatkan tubuh jika kadarnya seimbang. Salah
satunya asam lemak omega 6 yang berperan untuk pembentukan sel dan

15
mencegah peradangan. Jika kadarnya berlebihan, alih-alih mencegah
peradangan, asam lemak tersebut malah membuat peradangan jadi
semakin memburuk. Biasanya asam lemak ini ada pada kuning telur atau
daging merah.
 Susu
Pada beberapa orang, produk susu dapat meningkatkan peradangan dan
memicu rasa nyeri pada sendi. Jadi, selalu perhatikan bagaimana reaksi
tubuh Anda setelah mengonsumsi makanan olahan dari susu. Jika reaksi
tidak nyaman muncul setelah memakan produk susu dari hewan atau
kambing, ganti dengan susu kedelai atau susu almond yang lebih aman.
2) Olahraga Osteoarthritis
Upaya penatalaksanaan untuk mengurangi rasa nyeri pada persendian
meliputi penatalaksanaan farmakologis dan non farmakologis. Penatalaksanaan
farmakologis yaitu dengan pemberian obat-obatan baik analgesik narkotika atau
non narkotika. Penatalaksanaan non farmakologis yaitu dengan cara kompres,
masase dan latihan rutin. Latihan rutin akan meningkatkan dan memelihara
kebugaran, meningkatkan oksigen sehingga dapat menurunkan nyeri, memelihara
kesegaran serta kelenturan fisiknya, misalnya senam (Sudoyo, 2007). Senam
adalah bentuk latihan fisik yang disusun secara sistematis dengan melibatkan
gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai tujuan tertentu,
seperti daya tahan, kekuatan, kelenturan, dan koordinasi (Muhajir, 2007).
Macam-macam senam yang dapat dilakukan oleh lansia misalnya senam
lansia, senam osteoporosis, dan senam aerobik. Senam aerobik adalah salah satu
jenis senam yang merupakan latihan fisik dengan menggerakkan seluruh otot
gerakannya secara terus menerus, berirama, progresif serta berkelanjutan. Senam
aerobik dibagi menjadi 3 yaitu senam aerobik low impact, moderat impact dan
high impact (Brick, 2001).
Senam aerobik low impact adalah latihan senam aerobik yang dilakukan
dengan gerakan ringan/intensitas ringan dimana salah satu kaki masih bertumpu
di lantai dan tanpa tekanan tingkat tinggi pada sendi (Brick, 2001). Jenis senam
yang dianjurkan untuk lansia adalah senam aerobik low impact, durasi 30 menit,
frekuensi tiga kali perminggu selama 4 minggu (Budiharjo, et.al.,2005). Salah
satu manfaat dari senam aerobik low impact adalah meningkatkan kelenturan
gerak yang berada di sekeliling sendi. Dengan melakukan senam aerobik low
impact secara teratur, dapat meningkatkan kelenturan otot dan tulang sendi
sehingga mencegah terjadinya kekakuan sendi dan dapat mengurangi rasa nyeri
pada sendi (Brick, 2001). Kelebihan dari senam aerobik low impact ini adalah

16
gerakannya yang sangat sederhana tidak ada rangkaian yang rumit dan salah satu
kaki selalu berada di lantai, selain itu irama musiknya bisa dinikmati secara
nyaman sehingga menumbuhkan semangat dengan riang gembira (Agdila, 2012).

Teori ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamranani (2016),
tantang Efektifitas Senam Aerobik Low Impact Terhadap Penurunan Nyeri Sendi
Di Ekstremitas Bawah Pada Lansia Di Dukuh Juwangi Tempursari Ngawen, yang
mengatakan bahwa Adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok
eksperimen yang diberi senam aerobik low impact dan kelompok kontrol yang
tidak diberi senam aerobik low impact (diberikan senam otak), maka latihan
(senam aerobik low impact) dapat digunakan sebagai alternatif dalam
memberikan intervensi pada lansia khususnya bagi lansia yang mengalami nyeri
sendi.

17
c. Terapi Alternatif Osteoarthritis
1) Penatalaksanaan perasan kunyit sebagai alternative anti nyeri osteoatritis
Kunyit (Curcuma DomesticaVal.) merupakan obat tradisonal yang banyak
digunakan di masyarakat secara turun temurun sehingg diyakini khasiat dan
keamananya. Kunyit dapat mengurangi peradangan, mengurangi rasa kaku,
pembengkakan sendi (Fitria,2016).

Menurut penelitin yang dilakukan oleh Yusianti Silviani, dkk (2019) .Kunyit dapat
mengurangi peradangan, mengurangi kekakuan, dan sendi bengkak. Kunyit
mengandung curcumin yang dapat digunakan sebagai obat alami untuk osteoatritis.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Priyono, (2010) bahwa kurkumin
menghambat proses terjadinya penyakit osteoatritis. Serta menurut penelitian yang
dilakukan dr. Nyoman Kertia (2009) pemberian kurkuminoid ekstrak rimpang kunyit
mengurangi rasa nyeri sendi yang terserang osteoatritis dengan kemampuan yang
tidak berbeda dibandingkan obat yang mengandung natrium diklofenak.
2) Penatalaksanaan pemberian kompres hangat rebusan jahe terhadap nyeri pada
osteoatritis
Zingiberaceae (jahe) merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang dapat
membantu masalah nyeri sendi. Kandungan air dan minyak yang menguap pada jahe
berfungsi sebagai enhancer yang dapat meningkatkan permebelitas oleoresin
menembus kulit tanpa menyebabkan iritas atau kerusakan hingga sirkulasi perifer
(swarbick dan boylan, 2002 dalam masyhurrosyidi 2013). Menurut penelitian yang
dilakukan oleh ardiyansyah, (2015) ada pengaruh kompres hangat rebusan jahe
terhadap nyeri pada penderita osteoatritis lutut. Sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Izza, 2014) secara fisiologis, kompres jahe menurunkan nyeri sendi
pada tahap transduksi, dimana pada tahapan ini jahe memiliki kandungan gingerol

18
yang mengandung siklooksigenase yang bisa menghambat terbentuknya prostagladin
sebagai mediator nyeri, sehingga terjadi penurunan nyeri sendi.

7. Komplikasi
a. Gangguan/kesulitan gerak
b. Kelumpuhan yang menurunkan kualitas hidup penderita
c. Resiko jatuh
d. Patah tulang

8. Perbedaan Osteoarthritis dengan Rematik


Salah satu diagnosa banding yang juga banyak dijumpai dan paling menyerupai
osteoartritis adalah rheumatoid arthritis atau rematik, berikut perbedaan lebih terperinci
antara rematik (RA) dengan osteoartritis (OA) :

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit degeneratif pada sendi yang biasa terjadi pada
bagian tangan, pinggang dan lutut. OA yang terus dibiarkan dapat menyebabkan rasa
sakit, kekakuan, pembengkakan, dan dapat menyebabkan kecacatan. Terdapat beberapa
penyebab dan faktor predisposisi dari osteoarthritis yaitu umur,pengausan (wear and tear),
kegemukan, trauma, keturunan, akibat penyakit radang sendi lain, joint mallignment,
penyakit endokrin, dan deposit pada rawan sendi. Osteoarthritis akan terlihat dengan
berbagai tanda dan gejala yang bisa muncul seperti rasa nyeri pada sendi, kekakuan dan
keterbatasan gerak, peradangan, mekanik, pembengkakan sendi, deformitas, dan
gangguan fungsi. Jika hal ini tidak cepat diatasi dan dibiarkan berlarut-larut maka besar
kemungkinan akan menimbulkan komplikasi. Beberapa komplikasi yang mungkin
muncul pada osteoarthritis seperti Gangguan/kesulitan gerak, Kelumpuhan yang
menurunkan kualitas hidup penderita, Resiko jatuh, dan Patah tulang. Belum diketahui
pasti obat untuk osteoarthritis, selama ini penderita OA hanya diberikan obat anti nyeri
atau pereda nyeri.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu ini atau menerapkannya dalam
memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga dan Komunitas dengan baik dan benar
terutama untuk penderita Osteoarthritis.
2. Bagi Calon Kader
Sebagai kader kesehatan khususnya Penyakit Tidak Menular (PTM) bisa menjadi
panutan dan arahan untuk masyarakat sekitar khususnya penderita Osteoarhtritis.

20
DAFTAR PUSTAKA

Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI.

Center for Disease Control and Prevention (CDC): Osteoarthritis. 2017.


http://www.cdc.gov/arthritis/basics/osteoarthritis.html. (diakses pada tanggal 25 November
2019)

Dody Izhar M. 2019. Materi Pelatihan Kader Posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM); Hipertensi.
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat – FKM.
https://www.researchgate.net/publication/333366091 (diakses pada tanggal 25 November
2019).

Foods to Avoid for Osteoarthritis.


https://www.livestrong.com/article/335491-foods-to-avoid-for-osteoarthritis/ (diakses pada
tanggal 25 November 2019).

Hamranani. 2016. Efektifitas Senam Aerobik Low Impact Terhadap Penurunan Nyeri Sendi Di
Ekstremitas Bawah Pada Lansia Di Dukuh Juwangi Tempursari Ngawen.
http://ejournal.stikesmukla.ac.id/index.php/triage/article/download/185/183 (diakses pada
tanggal 26 November 2019).

Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2018. Badan Penelitan dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI

Smeltzer S. C., Bare B. G., 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth.
Ed 8, Vol. 1,2. Alih bahasa oleh Agung Waluyo dkk. EGC: Jakarta

Sudoyo A.W., Setiyohadi B., Alwi I., Simadibrata M. dan Setiati S. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam jilid III (5th ed). Jakarta: InternaPublishing, pp:2538-2548

What is the best diet for osteoarthritis? https://www.medicalnewstoday.com/articles/322603.php


(diakses 25 November 2019).

WHO, 2016. WHO | Obesity and overweight. WHO. Available at:


http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/ (diakses pada tanggal 25 November
2019).

21

Anda mungkin juga menyukai