Anda di halaman 1dari 29

Memahami Anamnesis pada Anak

By dokudok's team 11/01/2015 Multisistem


Anamnesis dalam pediatri berbeda dari melakukan anamnesis pada dewasa dalam
banyak hal. Ada beberapa area pada pasien pediatri yang berguna untuk ditanya,
seperti riwayat perinatal, imunisasi dan tumbuh kembang anak. Dan perlu dipahami,
bayi dan anak-anak tidak bisa berbicara sendiri untuk menuangkan apa yang terjadi,
untuk itu anamnesis menjadi sebuah proses yang akan melibatkan anak, staf kesehatan,
dan orang tua atau wali.

Untuk mendapatkan hasil anamnesis yang baik membutuhkan pola berpikir dari dokter
yang baik pula, dalam hal ini akan berbeda jika dibandingkan dengan anamnesis untuk
skrining umum. Jika gejala klinis dari pasien bisa segera didapat dan kemudian
dibandingkan dengan daftar yang telah diketahui sebagai penyebab umum, anamnesis
akan menjadi lebih efektif.

Anak-anak dari berbagai usia dapat menanggapi situasi klinis berbeda-beda, dan
mungkin saja ada tidak menyadari keberadaan dokternya, penasaran, malu, takut,
berteriak, atau acuh tak acuh. Masing-masing perlu direspons dengan tepat; misalnya,
balita akan senang jika diizinkan untuk bermain sementara anamnesis diambil dari
orang tua.
BALITA DENGAN GANGGUAN VITAL SIGN SERING TERKULAI
DIPANGKUAN
Untuk mendapatkan hasil anamnesis yang baik membutuhkan pola berpikir dari dokter
yang baik pula, dalam hal ini akan berbeda jika dibandingkan dengan anamnesis untuk
skrining umum. Jika gejala klinis dari pasien bisa segera didapat dan kemudian
dibandingkan dengan daftar yang telah diketahui sebagai penyebab umum, anamnesis
akan menjadi lebih efektif.

Anak-anak dari berbagai usia dapat menanggapi situasi klinis berbeda-beda, dan
mungkin saja ada tidak menyadari keberadaan dokternya, penasaran, malu, takut,
berteriak, atau acuh tak acuh. Masing-masing perlu direspons dengan tepat; misalnya,
balita akan senang jika diizinkan untuk bermain sementara anamnesis diambil dari
orang tua.

Persiapan Anamnesis Pediatrik


Sebelum bertemu langsung dengan pasien, dokter perlu melengkapi dirinya dengan
informasi-informasi penting yang relevan. Keadaan ini bukan berarti hanya dengan
memeriksa rekam medis saja tetapi dengan mengumpulkan segala informasi kunci yang
mungkin berguna dari berbagai sumber.

Namun demikian, dalam menghadapi setiap kasus seorang dokter harus menganggap
kasus tersebut sebagai kasus baru, sehingga anamnesis riwayat tidak dipengaruh
penilaian dokter ketika memperoleh informasi terkini.

Persiapan ruangan juga sangat penting. Sebagai contohnya tirai yang tertutup dengan
benar atau menutup pintu kamar pasien. Pengaturan letak benda ataupun furnitur yang
berada di dalam ruangan ikut andil dalam anamnesis ini, dimana untuk membina
sebuah hubungan yang baik akan dicapai dengan menghindari rintangan, seperti meja
antara dokter dan pasien. Begitu juga posisi antara anak dan dokter sebaiknya sejajar.
SEBAGAI CONTOH:
PASIEN MERUPAKAN ANAK YANG DIKENAL MEMILIKI RIWAYAT SUKA MENGABAIKAN KELUARGA. PADA
PASIEN INI PENDEKATAN TERTENTU DIPERLUKAN PADA SAAT MENGAMBIL RIWAYAT SOSIAL
DINAMIKA KOMUNIKASI DALAM PEDIATRI BERLAPIS-LAPIS
ANAK-ANAK BERBEDA DALAM TAHAP PERKEMBANGAN MEREKA, DAN BIASANYA ORANG TUA ATAU
ANGGOTA KELUARGA LAIN JUGA HADIR, KEADAAN ITU MENCIPTAKAN TANTANGAN YANG LEBIH LANJUT
UNTUK MELAKUKAN KOMUNIKASI DOKTER DAN ANAK

Pendamping Anak
Anamnesis pada anak-anak usia di bawah 5 tahun, biasanya diambil dari orang tua, tapi
asumsi ini tidak dapat digunakan secara umum, apalagi dalam menghadapi anak yang
lebih tua. Sebagai contoh, beberapa anak memiliki pendapat sendiri untuk kesehatan
mereka (yang kadang-kadang sangat berbeda dengan apa yang dikatakan orang
tuanya).

Asumsi yang perlu dipastikan berikutnya adalah pertanyaan mengenai siapa yang
menjadi pengasuh utama bagi si anak. Yang menemani anak ke rumah sakit bisa saja
adalah orang yang bertindak sebagai wali. Jangan berasumsi bahwa orang yang
menemani anak adalah orangtuanya.

Relasi : Pendamping Anak

ANAK YANG TERKENA BENCANA


Ada banyak keluarga yang tidak sesuai dengan model keluarga tradisional. Mungkin
saja seorang anak dibesarkan oleh ibu tiri ataupun pasangan sesama jenis. Asumsi
berikutnya melibatkan pertanyaan tentang siapa yang pengasuh utama bagi anak, di era
modernisasi ini pengasuh utama anak dapat saja adalah babysitternya sedang orang
tuanya hanya bertindak sebagai wali.

Penggunaan Bahasa
Seorang dokter seharusnya memastikan apakah bahasa orang yang diajaknya berbicara
adalah sama dengannya, kemudian memastikan apa hubungan orang itu dengan si
pasien.

PERLU DIINGAT MENTERJEMAHKAN BAHASA ITU SULIT, BISA SAJA PENTERJEMAH LANGSUNG
MENJAWAB PERTANYAAN DOKTER DENGAN KATA-KATA MEREKA SENDIRI, ATAUPUN DENGAN
SENGAJA MERUBAH MAKSUD DARI DOKTER MAUPUN PASIEN UNTUK MELINDUNGI KEPENTINGAN
SESEORANG

Pengamatan Aktif
SEJAJARKAN PANDANGAN DOKTER DAN PASIEN ANAK
Pada fase pengamatan aktif, habiskan waktu setidaknya setengah dari waktu saat
melakukan anamnesis. Sebagai contoh, perhatikan anak yang berusia 3 tahun dengan
sakit perut yang dapat menaiki kursi, dibanding dengan anak berusia 3 tahun dengan
sakit perut yang berbaring datar dan kaku dan memiliki pernapasan yang cepat dan
dangkal. Anak yang pertama mungkin sembelit, sedangkan yang kedua mungkin
menderita peritonitis. Contoh lain, anak yang berusia 1 tahun
dengan bronchiolitis mungkin dengan senang hati duduk dengan orangtuanya meskipun
pernafasannya cepat, cuping hidung, kepala terangguk-angguk, dan batuk khas yang
bernada tinggi. Tetapi saat mendekati, anak mungkin mulai menangis, sehingga
menghambat untuk memperoleh informasi yang berguna dari pemeriksaan fisik.
Sebaiknya, dokter duduk kembali dan mengamati tanda-tanda klinis anak.

Komponen Anamnesis Pediatrik


Sebelum dilakukan anamnesis pada anak, pastikan data di bawah ini telah dicatat:

Informasi / Data Pasien







ANAMNESIS KELUHAN
Mulailah dengan pertanyaan terbuka seperti, “Apa masalahnya?” Atau “Bagaimana saya
bisa membantu? Keluhan utama adalah gejala atau tanda (atau kumpulan gejala dan
tanda-tanda) yang telah menyebabkan orang tua atau anak untuk mencari bantuan
medis.

Dalam contoh di atas anak 1 tahun dengan bronchiolitis, keluhan utama yang mungkin
adalah:kesulitan bernapas, batuk, makan yang buruk dan demam; baik salah satu atau
kesemua dari keluhan itu.

ANAMNESIS KELUHAN PENYAKIT


Anamnesis keluhan penyakit harus diambil secara fokus, dan berbasis masalah. Setiap
pertanyaan harus mempunyai tujuan untuk penegakan diagnosis dan menghasilkan
ringkasan untuk memastikan dioagnosis dan tidak ada hal penting yang terlewatkan.

RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU


Tanyakan penyakit sebelumnya, riwayat opname rumah sakit atau operasi.

Riwayat Tambahan Khusus Pediatrik


Anamnesis yang detail diperlukan tetapi tergantung pada konteks yang ingin dicapai.
Misalnya, penting untuk memperoleh riwayat perinatal yang rinci untuk anak yang
memiliki masalah perkembangan tetapi kurang begitu penting untuk anak yang lebih
tua dengan diagnosis asma.

Riwayat Antenatal
Riwayat antenatal harus mencakup:

 Apakah kehamilan itu direncanakan atau tidak direncanakan.


 Apakah konsepsi itu alami atau, misalnya, dengan cara fertilisasi in vitro atau
telur donor.
 Hasil scan USG antenatal.
 Obat yang digunakan oleh ibu atau penyakit yang terjadi pada kehamilan.
 Golongan darah ibu.

Riwayat Kelahiran
Dalam riwayat kelahiran, yang perlu dicatat, yaitu :

 Proses kelahiran – apakah itu spontan, diinduksi, instrumental atau caesar.


 Alasan untuk kelahiran secara caesar.
 Komplikasi sekitar kelahiran.
 Di rawat di unit perawatan intensif neonatal atau tidak.
 Perawatan yang diperlukan di bangsal postnatal.

Riwayat Perkembangan
Setiap riwayat perkembangan anak yang tertunda harus dicatat.
Riwayat Penggunaan Obat
Riwayat penggunaan obat harus meliputi:

 Alergi obat
 Alasan pemberian obat (beberapa obat digunakan untuk lebih dari satu kondisi)
 Obat sebelumnya
 Obat non-resep dan non-obat yang mungkin digunakan anak

Ketika memberikan dosis obat, orang tua sering hanya memberikan angka; memeriksa
apakah mereka bermakna, misalnya, mililiter atau miligram.
Riwayat Imunisasi
Sebagian besar negara memiliki jadwal nasional untuk imunisasi. Setiap dokter harus
mengetahui “Kebijakan lokal” tempat dia bertugas. Pemberian imunisasi dapat dimulai
saat lahir, umumnya anak-anak diberi vaksin BCG, tetapi tergantung pada kebijakan
lokal, yang dalam hal ini biasanya ditentukan oleh tingkat kejadian tuberkulosis di
daerah itu. Dalam 6 bulan pertama kehidupan, program imunisasi akan memberikan
vaksinasi terhadap difteri, tetanus, pertusis, Haemophilus influenzae tipe B dan polio.
Pneumokokus dan vaksin meningokokus juga diberikan di banyak negara. Vaksinasi
Hepatitis B dapat ditawarkan di daerah dengan prevalensi yang tinggi. Pada sekitar usia
1 tahun, gabungan vaksinasi gondok, campak dan rubella (MMR) secara luas diberikan.
Vaksinasi varicella diberikan di beberapa negara. Ada program booster dalam tahun
kedua kehidupan dan sebelum usia sekolah, sekali lagi tergantung pada “Kebijakan
lokal”.
Riwayat Keluarga
Dokter harus bertanya tentang setiap penyakit utama dalam keluarga, terutama pada
anak-anak dan dewasa muda. Terutama jika ada riwayat keguguran berulang pada ibu,
hal ini mungkin mengindikasikan adanya masalah dengan kesehatan ibu yang dapat
mempengaruhi janin, seperti Lupus eritematosus sistemik. Ibu yang pembawa gangguan
terkait-X dapat saja mengalami keguguran berulang, karena gangguan ini membunuh
janin laki-laki. Tanyakan juga tentang kekerabatan pada orang tua, hal ini akan
membantu untuk membuat pohon silsilah keluarga, yang dibuat dalam 2 generasi. Ada
dua alasan untuk melakukan hal ini: baik untuk melacak penyakit genetik melalui
keluarga, atau untuk mengetahui siapa yang berkuasa dalam pengaturan sosial.
Riwayat Sosial
Pemisahan antara riwayat keluarga dan riwayat sosial biasanya tidak lazim
dilakukan pada anak, karena keluarga adalah unit sosial inti, sehingga riwayat keluarga
dan sosial biasanya tumpang tindih. Pertanyaan pembukaan yang baik adalah bertanya,
‘Siapa saja yang tinggal di rumah? ” Tanyakan tentang sekolah, pembinaan, penitipan
anak dan hubungan, termasuk apakah orang tua anak yang masih dalam suatu
hubungan dengan satu sama lain.
RIWAYAT KELAHIRAN PENTING UNTUK DIKETAHUI

Beberapa dekade terakhir, orang tua menerima pendapat-pendapat yang berbeda dan
sering bertentangan, contohnya beberapa penulis melaporkan efek samping yang serius
seperti hubungan antara vaksin MMR dan autisme. Hal ini penting untuk dokter
sehingga mampu memiliki informasi yang dapat diskusikan dengan anak-anak, orang
tua dan keluarga tentang imunisasi
Pertanyaan lain yang sangat penting ketika mengambil riwayat dari anak dengan
kebutuhan yang kompleks, apakah ada masalah neurologis, tumbuh kembang atau
adanya hubungan dengan sindroma. Pertanyaan singkat mengenai pemberian makan,
perkemihan dan defekasi dapat menghasilkan informasi yang berharga. Jika seorang
anak memiliki, misalnya, cerebral palsy dengan refluks yang parah, sembelit dan infeksi
saluran kemih berulang.

Relasi : Manfaat Imunisasi secara Langsung

Kesimpulan
Simpulkan apa yang sedang terjadi. Dan sampaikan jika anak atau keluarga merasa
bahwa ada sesuatu yang belum terjawab, hal ini akan memberikan kesempatan untuk
mengutarakan kembali atas keprihatinan mereka. Ikuti ringkasan ini dengan
memberikan kesempatan untuk bertanya. Kebanyakan orang tidak mengajukan
pertanyaan langsung kecuali mereka diundang untuk bertanya. Pikirkan juga mana tahu
orang atau lembaga lain mungkin memiliki informasi lebih lanjut tentang anak.

Setelah mengambil anamnesis, lihat juga sumber informasi lain yang dapat membantu

 Catatan medis sebelumnya.


 Catatan gawat darurat sebelumnya.
 Staf perawat.
 Dokter keluarga.
 Dokter anak komunitas.
 Rumah sakit yang dikunjungi sebelumnya.
 Gelang alarm medis.
 Sekolah atau penitipan anak.
 Penilik kesehatan.
 Pelayanan sosial.
 Polisi.

loading...
Referensi
1. Brugha R, Marlais M, Abrahamson E. History taking in Paediatric clinical
examination. JP medical ltd. 2013:1-10.
2. Sikorova L, Hrazdilova P. The effect of psychological intervention on perceived pain
in children undergoing venipuncture. Biomed Pap Med Fac Univ Palacky Olomouc
Czech Repub. 2011; 155:XX.
Proses Anamnesis
By dokudok's team 02/09/2017 Multisistem
Anamnesis adalah penilaian terstruktur yang dilakukan dokter untuk menghasilkan
gambaran menyeluruh mengenai kondisi dan masalah kesehatan pasien. Anamnesis
mencakup penilaian terhadap:

 Masalah kesehatan terkini dan pasien saat ini.


 Pengobatan medis saat ini dan sebelumnya.
 Kesehatan pasien secara umum.
 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan pasien dan respons mereka
terhadap pencegahan atau penanganan masalah kesehatan (misalnya faktor
risiko, masalah gaya hidup).
 Kesehatan keluarga pasien.

Anamnesis serta informasi dari pemeriksaan fisik dan penunjang, harus dapat
menyediakan semua informasi yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis (yaitu
untuk mengidentifikasi sifat dari masalah kesehatan yang dialami pasien); Oleh karena
itu, menegakkan diagnosis sering menjadi perhatian dokter. Namun penting untuk
diingat bahwa pencatatan (yaitu penilaian saat anamnesis dilakukan) memberi lebih
banyak informasi daripada pemeriksaan fisik maupun penunjang. Anamnesis ini harus
mencakup pertanyaan mengenai perspektif pasien tentang situasi mereka (Gagasan,
Kekhawatiran dan Harapan).

Perspektif pasien dapat mempengaruhi:

 Tanggapan pasien terhadap informasi dan pengobatan yang direkomendasikan.


 Hubungan antara dokter dan pasien.

Anamnesis ini harus mencakup pertanyaan mengenai perspektif pasien tentang situasi
mereka (Gagasan, Kekhawatiran dan Harapan)
Sebagai dokter, Anda juga perlu mempertimbangkan:

 Dampak masalah kesehatan pasien terhadap kehidupannya.


 Interaksi yang kompleks antara masalah kesehatan mereka saat ini, masalah
kesehatan kronis, gaya hidup dan faktor risiko, situasi sosial dan keluarga pasien
– dan bagaimana hal ini semua mempengaruhi kesehatan pasien dalam jangka
panjang.
 Hubungan jangka pendek dan jangka panjang pasien dengan tenaga kesehatan,
termasuk Anda sebagai dokter.
 Tanggapan pasien terhadap informasi dan pengobatan yang direkomendasikan.

Sering ada kesalahpahaman mengenai apa itu anamnesis, karena istilah anamnesis
digunakan untuk hal-hal lain. Anamnesis dapat berarti:

 Konsultasi secara keseluruhan di mana informasi dikumpulkan (yaitu termasuk


proses komunikasi, dan konten informasi yang dikumpulkan).
 Hanya kandungan klinis (informasi medis) yang dikumpulkan selama konsultasi.
 Versi tertulis atau disajikan dari informasi yang dikumpulkan.

Semua arti ini sangat berbeda; Intinya adalah bagaimana dokter melakukan
konsultasi untuk mengumpulkan informasi untuk mendapatkan anamnesis tidak
sama dengan bagaimana seorang dokter kemudian menuliskannya atau
mengkomunikasikannya kepada sejawat lain.

INTI ANAMNESIS ADALAH PENGUMPULAN INFORMASI

Masalah pada Anamnesis


1. Mencoba mengumpulkan informasi sesuai urutan penulisan. Informasi yang
disampaikan kepada teman sejawat lain adalah ringkasan singkat, disajikan secara
logis dan linier. Sementara anamnesis terstruktur, memungkinkan informasi
terungkap lebih lambat, seringkali dengan bagian-bagian yang tercakup dalam
urutan yang berbeda (misalnya pasien dapat memulai cerita mereka dengan
timbulnya masalah beberapa waktu yang lalu, bukan gejala kliinis mereka saat ini).
Terkadang ada pertanyaan tambahan yang muncul lagi nantinya, dan ada bagian
dari anamnesis yang harus ditinjau ulang. Selain itu, mungkin saja ada banyak
klarifikasi istilah yang digunakan oleh pasien.
2. Seorang dokter berkecimpung dengan banyak istilah medis, yang kemudian tidak
sengaja digunakan dengan pasien. Proses anamnesis seharusnya tidak
menggunakan istilah medis.
3. Dokter yang berpengalaman melakukan anamnesis dengan cara pemecahan
masalah yang didasarkan pada pengujian hipotesis. Perlu untuk menanyakan
semua hal mengenai gejala (misalnya onset, perjalanan gejala, tingkat keparahan,
gejala yang terkait, episode sebelumnya, dll.) Namun format anamnesis harus
berbasis masalah. Untuk melakukan metode pemecahan masalah dengan
kompeten, perlu diketahui penyebab masing-masing gejala dan gejala masing-
masing penyakit. Gaya pengambilan anamnesis ini adalah sesuatu yang harus
dibentuk oleh tiap individu dokter.

Memulai Anamnesis
1. Jika sedang visite atau melakukan anamnesis bukan di tempat praktek biasa:
o Temukan kursi (jangan duduk di tempat tidur, jangan juga berdiri).
o Pertimbangkan kebisingan dan privasi pasien (dapatkah suara Anda
didengar?).
2. Membina hubungan awal.
o Harus ramah : Mulailah dengan senyuman dan pemecah kebekuan (contoh :
komentar mengenai topik non-medis).
o Sambut pasien dengan menyebut nama mereka, dan periksa apakah alamat
yang tertera telah sesuai.
o Perkenalkan diri – nama lengkap dan peran.
o Jelaskan alasan dilakukannya anamnesis.
o Mintalah persetujuan untuk mengambil anamnesis – jika pasien menolak,
ucapkan terima kasih dan instruksikan pasien untuk meninggalkan tempat.
o Mintalah persetujuan untuk membuat catatan, jelaskan informasi yang
didapat sebelumnya.
o Tunjukkan rasa hormat dan perhatian, perhatikan juga kenyamanan dan
privasi pasien.

PENTING UNTUK MEMBINA HUBUNGAN BAIK


3. Identifikasi alasan pasien untuk mencari pengobatan.
o Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengidentifikasi masalah / alasan
pasien untuk datang mencari pengobatan.
o Dengarkan dengan seksama pernyataan pembuka dari pasien tanpa
menginterupsi.
o Refleksikan kembali masalah yang disebutkan oleh pasien.
o Jangan gunakan pertanyaan tertutup pada saat ini – tugas Anda sebagai
dokter adalah menyimak semua masalah yang diajukan pasien.
o Tanyakan apakah ada masalah lain – ulangi sampai tidak ada masalah lebih
lanjut yang disebutkan pasien.
o Tuliskan setiap masalah seperti yang disebutkan.
o Ringkaskan daftar masalah dan sebutkan kembali ke pasien.

Masalah yang pasien sebutkan mungkin tidak semuanya menjadi gejala – mungkin juga
berupa pertanyaan atau masalah; Sebagai dokter tidak diharapkan untuk memecahkan
semua ini, tetapi tidak boleh mengabaikannya juga; Untuk itu perlu untuk
mengumpulnya informasi yang lebih dalam nantinya

Mengumpulkan Informasi Lebih Dalam


1. Jelajahi masalah pasien.

 Dorong pasien untuk menceritakannya sejak pertama kali muncul.


 Gunakan pertanyaan terbuka di awal, klarifikasi dengan pertanyaan tertutup
nantinya.
 Tunjukkan bahwa Anda sedang mendengarkan – Lakukan kontak mata saat
pasien berbicara, menyesuaikan pertanyaan Anda dengan informasi yang
diberikan, renungkan kembali apa yang pasien katakan dan rangkum secara
berkala.
 Dorong pasien untuk berbicara.
 Ambil isyarat verbal dan non-verbal yang menunjukkan bahwa ada sesuatu yang
lain yang ingin dikatakan pasien.
 Klarifikasi pernyataan dan istilah yang digunakan oleh pasien.
 Gunakan bahasa yang ringkas dan mudah dimengerti.
PASIEN MUNGKIN PUNYA PERSEPSI YANG BERBEDA MENGENAI
SAKITNYA
2. Pahami perspektif pasien.

 Tentukan dan telusuri :


o Gagasan dan kekhawatiran pasien.
o Harapan pasien.
o Bagaimana setiap masalah mempengaruhi kehidupan pasien.
 Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaannya.

Tanyakan perasaan, harapan atau kekhawatiran pasien ini dengan cara yang sama
bagaimana menanyakan aspek-aspek lain dari anamnesis; Gunakan pertanyaan, karena
pasien lebih mungkin merasa nyaman jika menjawab pertanyaan

Mendapatkan Anamnesis yang Terstruktur


 Ketahui informasi apa yang dibutuhkan; Judul-judul utama dari anamnesis dan
daftar pertanyaan spesifik mengenai sistem perlu dihapalkan.

1. Buat catatan; Buat catatan singkat selama perjalanan anamnesis.


2. Ikuti arus yang terjadi selama anamnesis.

 Mengurutkan topik dalam urutan logis.


 Jujur dengan pasien mengenai durasi konsultasi.
 Jika anamnesis berjalan menyimpang, kembalikan secara perlahan – jelaskan
mengapa informasi tertentu dibutuhkan.
Katakan apa yang sedang Anda tulis saat menuliskannya – hal ini meyakinkan pasien
bahwa Anda telah mendengar dan merekam informasinya dengan benar, dan hindari
pencatatan yang mengganggu arus anamnesis

Membangun Hubungan yang Baik dengan Pasien


1. Kembangkan hubungan yang baik.

 Menerima pandangan dan perasaan pasien dan tidak menghakimi.


 Menggunakan empati – dalami perasaan dan keadaan sulit pasien.
 Bersikap mendukung.
 Jelajahi topik yang memalukan atau mengganggu, dan rasa sakit dengan serius.

2. Libatkan pasien.

 Utarakan pemikiran Anda dengan pasien.


 Jelaskan alasan dari pertanyaan Anda.
 Selama anamnesis dan pemeriksaan fisik, jelaskan prosesnya dan mintalah izin.

3. Tanggapi kebutuhan pasien.

 Jika pasien tampak tidak nyaman, atau lelah, atau kesakitan, tanggapi dengan
seksama – anamnesis sebaiknya jangan terus berlanjut.

4. Gunakan perilaku non-verbal yang sesuai.

 Kontak mata, ekspresi wajah, postur tubuh, posisi dan gerakan.


 Isyarat vokal, misalnya : tinggi, volume, nada.

Mengakhiri Anamnesis
Akhir dari anamnesis merupakan hal yang penting karena dua alasan:

 Anda perlu memeriksa apakah informasi yang dikumpulkan sudah lengkap dan
akurat.
 Pasien perlu tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Semua anamnesis harus memiliki kesimpulan yang pasti – perhatikan poin-poin ini :
1. Beritahu pasien bahwa Anda telah mendapatkan semua hal yang dibutuhkan.
2. Tanyakan apakah pasien memiliki informasi tambahan.
3. Ringkaskan informasi dan periksa apakah sudah lengkap dan akurat.
4. Jelaskan apa yang akan terjadi selanjutnya.
5. Ucapkan terimakasih kepada pasien.
Selalu akui – jangan abaikan pertanyaan pasien atau permintaan yang tidak dapat Anda
penuhi

loading...
Referensi
1. Arora S, Goldberg AD, Menchine M. Patient Impression and Satisfaction of a Self-
administered, Automated Medical History-taking Device in the Emergency
Department. West J Emerg Med. 2014; 15(1): 35–40.
2. Lagaay AM, van der Meij JC, Hijmans W. Validation of medical history taking as part
of a population based survey in subjects aged 85 and over. 1992; 304(6834): 1091–
2.
3. Scharitzer M, Pokieser P, Wagner-Menghin M, et al. Taking the history in patients
with swallowing disorders: an international multidisciplinary survey. Abdom
Radiol (NY) 2017; 42(3): 786–93.
4. Poon AD, Johnson KB, Fagan LM. Augmented transition networks as a
representation for knowledge-based history-taking systems. Proc Annu Symp
Comput Appl Med Care. 1992 : 762–6.
5. Lindner T, Slagman A, Senkin A, et al. Medical History of Elderly Patients in the
Emergency Setting: Not an Easy Point-of-Care Diagnostic Marker. Emerg Med
Int. 2015; 2015: 490947
Pemeriksaan THT pada Anak
By dokudok's team 12/02/2018 Sistem Indra
Pemeriksaan fisik anak yang paling tidak disukai oleh pasien anak adalah pemeriksaan
hidung, telinga, mulut dan tenggorokan.

Hidung hanya perlu diperiksa secara superfisialis, mencari patensi hidung,


penyimpangan septum atau adanya polip atau konkha hidung yang meradang. Anak
yang sudah besar cukup pandai mengendus, dan ini akan memberi gambaran mengenai
patensi hidung.

ANAK BERUSAHA MENGHINDAR PADA PEMERIKSAAN RONGGA


MULUT
Seorang anak yang kooperatif akan membiarkan telinganya diperiksa, tapi jika tidak,
anak tersebut harus dipegang oleh ibu dengan teknik khusus agar tidak bergerak.
Dengan teknik khusus itu, anak itu dapat dipegang diam cukup lama agar gendang
telinga dapat diperiksa. Perhatikan baik-baik refleks cahaya, yang bisa hilang jika anak
mengalami otitis media efusi. Pada media otitis supuratif akut, gendang dapat berwarna
merah cerah dan menonjol.

Pada pasien anak yang lebih muda dari 12 bulan, untuk meluruskan liang telinga, daun
telinga ditarik dengan perlahan ke bawah dan ke belakang; Untuk anak yang lebih tua,
perlakuan sama dengan pasien dewasa yaitu daun telinga di tarik dengan perlahan ke
atas dan ke belakang
Mulut dan tenggorokan dapat diperiksa dengan menginstruksikan anak yang kooperatif
untuk “menunjukkan giginya”; Mulut akan terbuka dan memungkinkan untuk
mendapatkan pandangan yang jelas dari mulut dan isthmus faucium. Jika tidak
kooperatif, anak perlu dipegang dengan teknik khusus. Terkadang tidak terlalu
berbahaya jika anak menangis pada saat ini, karena jika anak menangis akan membuka
mulut selebar mungkin, sehingga memberi pandangan yang sangat jelas pada gigi,
amandel dan bahkan epiglotis.

TEKNIK MEMEGANG ANAK YANG TIDAK KOOPERATIF


Spatula merupakan instrumen yang mengerikan bagi anak-anak, di mana sebagian
besar pasien anak akan menggigitnya. Jika ini terjadi, spatula harus diteruskan ke
bagian belakang lidah untuk menginduksi refleks muntah, dan anak akan membuka
mulutnya. Carilah adanya bercak putih yang menunjukkan infeksi kandida, ulkus yang
terlihat pada penyakit Crohn dan bintik Koplik terlihat pada campak.

Pemeriksaan fisik THT sekarang telah selesai; Diharapkan anak itu masih ramah. Dokter
kemudian dapat berhadapan dengan orang tua dan menjelaskan apa yang telah
ditemukan. Selalu melibatkan anak yang sudah besar dalam diskusi, karena mereka
memiliki hak untuk mengetahui apa yang salah. Bahkan anak kecil pun bisa diberi tahu
bahwa mereka akan baik-baik saja. Jangan sekali-kali menipu anak; Kebenaran yang
terkuak nantinya akan menghilangkan kepercayaan diri mereka kepada petugas medis
di kemudian hari.

loading...
Referensi
1. Bovo R, Trevisi P, Zanoletti E, et al. New trends in rehabilitation of children with
ENT disorders. Acta Otorhinolaryngol Ital. 2017; 37(5): 355–67.
2. Kothari A. Psychology of tinnitus in children. Indian J Otolaryngol Head Neck Surg.
1999; 51(3): 78–80.
3. Rather YH, Sheikh AA, Sufi AR, et al. ADHD presenting as recurrent epistaxis: a case
report. Child Adolesc Psychiatry Ment Health. 2011; 5: 13.
4. Kothare SV, Rosen CL, Lloyd RM, et al. Quality Measures for the Care of Pediatric
Patients with Obstructive Sleep Apnea. J Clin Sleep Med. 2015; 11(3): 385–404.
5. Arens C, Herrmann IF, Rohrbach S, et al. Position paper of the German Society of
Oto-Rhino-Laryngology, Head and Neck Surgery and the German Society of
Phoniatrics and Pediatric Audiology – Current state of clinical and endoscopic
diagnostics, evaluation, and therapy of swallowing disorders in children. GMS Curr
Top Otorhinolaryngol Head Neck Surg. 2015; 14: Doc02.
Ketrampilan Klinis

Pemeriksaan Neurologis Anak


By dokudok's team 13/01/2017 Sistem Saraf
Pemeriksaan neurologis biasanya dapat dilakukan dengan cara biasa pada anak dengan
usia yang lebih tua, tetapi pada anak-anak yang lebih kecil pemeriksaan neurologis akan
tergantung pada usia dan kesediaan anak untuk bekerja sama.

Relasi : Memahami Anamnesis pada Anak


Relasi : Mengenal Istilah Gait
Pada inspeksi awal, telah banyak yang didapat dalam membantu menegakkan diagnosis.
Pada inspeksi postur anak, asimetri mungkin menunjukkan hemiparesis. Seorang anak
yang hipotonik duduk dengan bersandar pada punggungnya daripada duduk pada
bokong dan bayi akan menunjukan postur ‘kaki katak’ saat berbaring. Jika anak
berjalan, kiprah (gait) dapat diamati. Amati gait dengan ujung jari kaki (spastisitas),
gait widebased (terlihat pada pasien ataksia cerebellar tapi normal pada balita) dan
pincang (gait antalgik atau hemiplegia). Hemiplegia dapat tampak lebih jelas jika pasien
anak berlari dimana tungkai atas yang terkena akan lebih dekat ke tubuh.
Penting untuk mendeteksi setiap gerakan abnormal. Tics atau spasme yang berulang-
ulang tetapi gerakan tidak mempunyai tujuan, seperti gerakan mengangkat bahu atau
wajah meringis. Gerakan korea (choreiform) merupakan gerakan involunter, menyentak
tanpa tujuan dan tidak mengikuti pola tertentu. gerakan athetoid adalah gerakan yang
menggeliat dan lebih jelas pada bagian distal. Kejang dapat dilihat pada getaran bibir
atau kedipan mata.
Dokter juga perlu untuk memeriksa abnormalitas tulang belakang seperti skoliosis atau
kifosis atau bukti adanya spina bifida seperti setumpuk rambut. Perlu hati-hati jika
terdapat tanda-tanda gangguan neurokutaneus seperti café au lait atau telangiektasia.
Koordinasi gerakan dapat diperiksa dengan memperhatikan saat anak bermain. Untuk
itu sebaiknya dokter memiliki mainan yang membutuhkan gerakan koordinasi. Jika
tidak ada mainan itu, dapat menggunakan modifikasi dari uji hidung-jari dengan
mainan diberi di tangan anak. Jika anak sudah cukup besar, untuk menilai koordinasi
dapat mengawasinya berpakaian atau mengikat tali sepatu.

Periksa tonus otot dengan menggendong anak untuk membina hubungan yang ramah.
Hal ini memberikan deteksi pada nuansa hati dan tonus otot anak. Jika hipotonik, akan
terasa seolah-olah anak tergelincir dari tangan dokter. Pemeriksaan kekuatan otot sulit
untuk dilakukan pada pasien anak kecuali dengan menonton kebiasaan bermain, dan
menilai daya kemampuan mengangkat mainan yang berbeda beratnya. Jangan lupa
untuk memeriksa kekakuan leher, lebih baik menguji resistensi fleksi leher pasif
dibanding dengan uji Kernig.

Pengujian sensasi sulit pada anak-anak bisa diabaikan kecuali ada kecurigaan kuat
pasien mengidap penyakit neurologis.

Menguji saraf kranial perlu kecerdikan dari dokter. Gerakan mata relatif mudah
dideteksi menggunakan mainan yang dipindah-pindahkan di depan wajah anak. Bayi
sering meniru gerakan mengeluarkan lidah (pemeriksaan saraf kranial kedua belas).
Anak dapat dipancing untuk tersenyum, dan perhatikan setiap asimetri gerakan wajah.
Jika seorang anak mampu menggigit spatula kayu yang dilakukan pada pemeriksaan
rongga mulut, maka saraf trigeminal dapat dikatakan baik.

Meminta anak untuk memposisikan tungkai ke posisi yang benar untuk menguji refleks
tendon dapat memakan waktu lama, dan lebih baik menggunakan jari dibanding
menggunakan palu refleks. Refleks tendon pada bayi cenderung cepat, dan sampai usia
18 bulan respon pada plantar adalah ekstensor. Respon ekstensor yang persisten
melampaui usia 2 tahun menunjukkan lesi neuron motorik atas. Perhatikan apakah ada
refleks primitif yang masih bertahan dimana menunjukkan disfungsi perkembangan
saraf yang signifikan.

loading...

Referensi
1. Kuban KCK, Allred EN, O’Shea M, et al. An algorithm for identifying and classifying cerebral
palsy in young children. J Pediatr. 2008; 153(4): 466–72.
2. Akshoomoff N, Farid N, Courchesne E, et al. Abnormalities on the Neurological Examination
and EEG in Young Children with Pervasive Developmental Disorders. J Autism Dev Disord.
2007; 37(5): 887–93.
3. Morris EB, Li C, Khan RB, et al. Evolution of Neurological Impairment in Pediatric
Infratentorial Ependymoma Patients. J Neurooncol. 2009; 94(3): 391–8.
4. Newman JE, Bann CM, Vohr BR, et al. Improving the Neonatal Research Network Annual
Certification for Neurologic Examination of the 18–22 month Child. J Pediatr. 2012; 161(6):
1041–6.
5. Paro-Panjan D, Kodrič J, Šušteršič B. Association Between Neurological Signs and
Developmental Outcome: Pilot Results in Preterm Group. Croat Med J.2009; 50(4): 345–50.
Related
Pemeriksaan Toraks Anak
By dokudok's team 25/12/2017 Sistem Kardiovaskular, Sistem Respirasi
Memeriksa dada pada seorang anak merupakan pemeriksaan sistem pernapasan dan
kardiovaskular secara sekaligus. Struktur dasar pemeriksaan tetap sama, dimulai
dengan inpeksi, kemudian palpasi, dilanjutkan dengan perkusi dan diakhiri dengan
auskultasi dengan stetoskop. Membiarkan anak bermain dengan stetoskop pada tahap
awal pemeriksaan merupakan suatu tindakan yang sangat membantu untuk
mengurangi kekhawatiran anak mengenai instrumen yang dianggap aneh oleh anak.

Membiarkan anak bermain dengan stetoskop pada tahap awal pemeriksaan merupakan
suatu tindakan yang sangat membantu untuk mengurangi kekhawatiran anak mengenai
instrumen yang dianggap aneh oleh anak

BIARKAN ANAK BERMAIN STETOSKOP


Observasi atau inspeksi akan memberikan banyak informasi yang diperlukan dalam
menegakkan diagnosis, terutama pada anak-anak dan bayi yang lebih muda. Pada
inspeksi, periksa kelainan yang menetap dan yang menjadi jelas pada saat anak
bergerak. Deformitas statis pada anak-anak termasuk pektus excavatum dan carinatum
yang merupakan sumber kekhawatiran besar bagi banyak orang tua, namun biasanya
tidak penting secara klinis. Lekukan yang menetap pada rusuk bagian bawah pada garis
setentang diafragma (sulkus Harrison) dapat dilihat pada penyakit jalan napas
obstruktif, baik karena asma atau sumbatan nasofaring (oleh hipertrofi adenoid) atau
pada kondisi yang menyebabkan peningkatan aliran darah paru. Inspeksi dilakukan
juga dari samping untuk mendeteksi peningkatkan diameter anteroposterior dada, yang
bisa menjadi pertanda penyakit paru-paru kronis seperti fibrosis kistik. Penebalan
sambungan costochondral yang dirasakan dapat mengindikasikan rakhitis (rakhitis
rosario). Perhatikan juga jika ada bekas luka akibat operasi jantung. Penting untuk
mencari bekas luka torakotomi di balik lengan atau bahkan di punggung. Bekas luka
sternotomi biasanya menunjukkan bahwa anak tersebut memiliki operasi jantung
mayor yang melibatkan katup atau penutupan defek septum. Asimetri dada menjadi
lebih jelas pada gerakan (deformitas dinamis) dan dapat mengindikasikan adanya
pneumotoraks atau empiema.

Umur Frekuensi napas / menit Frekuensi nadi / menit Tekanan darah, sistole / diast

Baru lahir 40 - 60 140 – 160 65/45

1 tahun 30 – 50 110 75/50

3 tahun 20 – 30 100 85/60

8 tahun 15 – 25 90 95/65

11 tahun 15 - 20 80 100/70
RENTANG NILAI NORMAL TANDA VITAL PADA ANAK
Deteksi adanya peningkatan pernapasan; Dapat dicapai dengan melihat resesi
(interkosta atau subkosta), tarikan pada trakea, cuping hidung yang kembang-kempis
saat bernapas (pernapasan cuping hidung) atau penggunaan otot-otot aksesori
pernapasan. Hitung laju pernapasan; Pada bayi, menghitung laju pernapasan harus
dilakukan pas satu menit agar akurat, karena adanya pernapasan periodik. Dengarkan
pernapasan grunting yang terdengar pada bayi yang mencoba mencegah kolapsnya
alveoli dengan menciptakan tekanan positif pada saluran napas;
Ekspirasi grunting diikuti oleh inspirasi, dan kemudian jeda.
Audio Player
00:26
00:32
Use Up/Down Arrow keys to increase or decrease volume.

SUARA GRUNTING PADA BAYI


Palpasi dinding dada anterior untuk merasakan impuls jantung dan untuk sensasi thrill.
Pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, apeks jantung biasanya berada di ruang
interkostal keempat tepat di sebelah kiri garis mid-klavikula. Pergeseran trakea dari
garis tengah dapat dinilai dengan cara yang sama, karena palpasi trakea pada fossa
jugularis sternalis sulit dilakukan dan tidak menyenangkan bagi anak. Stem fremitus
vokal pada anak kurang memiliki nilai klinis seiring semakin kecilnya usia anak; Hal ini
karena sulitnya untuk kerjasama dan ukuran prekordium yang kecil. Ekspansi toraks
sebaiknya dinilai pada inspeksi dengan alasan yang sama dengan stem fremitus.
Pembesaran kelenjar getah bening aksila dapat dirasakan dengan cara yang sama
seperti pada pasien dewasa.
AUSKULTASI PADA BAYI
Perkusi dada berguna pada anak yang lebih tua, tapi pada anak yang lebih muda dan
bayi sedikit sekali nilainya. Untuk membuat anak kooperatif dalam pemeriksaan,
katakan ‘Saya akan membuat kamu terdengar seperti genderang’. Ketukan harus
dilakukan sangat ringan pada bayi dengan langsung mengetuk dinding dada dengan jari
perkusi daripada menggunakan jari bantalan. Dada lebih resonan pada anak-anak
daripada pada orang dewasa.

‘SAYA AKAN MEMBUAT KAMU TERDENGAR SEPERTI GENDERANG’


Stetoskop dengan bagian bel yang kecil cocok untuk auskultasi dada anak; Jangan
menggunakan stetoskop berukuran dewasa, karena tidak mungkin menentukan lokasi
dari suara tambahan (jika ada) secara akurat dengan stetoskop yang menutupi area luas
pada anak kecil. Lakukan auskultasi dada bagian belakang terlebih dahulu, karena anak
akan lebih nyaman sehingga akan lebih kooperatif saat memeriksa dada bagian depan
dan banyak informasi mengenai paru-paru yang dapat diperoleh dengan cara ini.
Dengarkan suara napas dan suara tambahan; Dan dikarenakan dinding dada yang tipis,
suara napas lebih keras pada anak-anak daripada pada pasien dewasa, dengan karakter
lebih seperti pernapasan bronkial pada pasien dewasa. Infeksi saluran pernapasan
bagian atas pada anak-anak sering menimbulkan ronki kasar, yang dikonduksikan
melalui trakea dan bronkus utama. Suara penapasan tidak hilang jika anak menangis,
karena terkait dengan inspirasi yang dalam, dan inilah saatnya untuk mendengarkan
karakter dari suara napas.
Penyakit Gerakan dada Perkusi Auskultasi

Bronkiolitis Restriksi dengan hiperventilasi, sering disertai Hipersonor Ronki yang luas atau
dengan tarikan trakea dan resesi subkosta wheezing

Pneumonia Repirasi yang cepat dan dangkal dengan Pekak atau Suara napas bronkial
grunting, gerakan dada dapat berkurang pada normal yg terlokalisir atau
daerah yang terkena ronki

Asma Retriksi dengan hiperventilasi, penggunaan Hipersonor Wheezing Ekspirasi


otot-otot aksesoris pernapasan, retraksi
subkosta

Croup Stridor inspiratori dengan resesi subkosta Normal Ronki inspirasi


TANDA KLINIS TORAKS PADA ANAK
Saat melakukan auskultasi dada bagian depan, naluri anak adalah langsung mendorong
stetoskop menjauh. Instruksikan orang tua untuk memegang tangan anak atau mencoba
mengalihkan perhatian anak dengan mainan. Sebaiknya lakukan auskultasi pada
boneka atau mainan terlebih dahulu jika anak bermain dengannya. Terpisahnya suara
pertama dan kedua dari suara jantung lebih mudah didengar pada anak daripada pada
pasien dewasa. Dengung vena dan murmur dari aliran sinus sistolik fungsional sering
terdengar pada anak normal. Sebisanya untuk menghitung denyut jantung pada anak
kecil.
ARITMIA JARANG TERJADI PADA ANAK-ANAK KECUALI MEREKA TELAH MENJALANI OPERASI JANTUNG

loading...
Referensi
1. Boyer D, Nevin M, Thomson CC, et al. ATS Core Curriculum 2015: Part III. Pediatric
Pulmonary Medicine. Ann Am Thorac Soc. 2015; 12(11): 1688–96.
2. Azer SA, AlGrain HA, AlKhelaif RA, et al. Evaluation of the Educational Value of
YouTube Videos About Physical Examination of the Cardiovascular and Respiratory
Systems. J Med Internet Res. 2013; 15(11): e241.
3. Toon MH, Maybauer DM, Arceneaux LL, et al. Children with burn injuries-
assessment of trauma, neglect, violence and abuse. J Inj Violence Res. 2011; 3(2):
98–110.
4. Valencia CA, Husami A, Holle J, et al. Clinical Impact and Cost-Effectiveness of
Whole Exome Sequencing as a Diagnostic Tool: A Pediatric Center’s Experience.
Front Pediatr. 2015; 3: 67.
5. Yasuda R, Okada H, Shirai K, et al. Comparison of two pediatric flail chest cases.
Scand J Trauma Resusc Emerg Med. 2015; 23: 73.
Pemeriksaan Inspeksi Awal
By dokudok's team 14/12/2017 Multisistem
Banyak faktor yang berkontribusi terhadap habitus tubuh pasien: status sosioekonomi,
nutrisi, susunan genetik, tingkat kebugaran, keadaan mood, jenis kelamin, lokasi
geografis tempat tinggal, dan kelompok usia; Semua ini dapat diamati saat berjumpa
pertama kali dengan pasien. Status gizi pasien juga mempengaruhi banyak karakteristik
yang dapat diamati saat inspeksi awal: tinggi dan berat badan, postur tubuh, mood dan
kewaspadaan, gangguan warna pada wajah, gigi dan kondisi lidah dan gingiva, warna
kuku, dan massa otot.

Ada empat hal penting yang harus dokter lakukan ketika berjumpa dengan pasien :

 Memperkenalkan diri, cuci tangan, berjabat tangan dan jelaskan kepada pasien apa yang
akan dilakukan dan mengapa, tujuannya adalah mendapatkan persetujuan pasien untuk
melakukan pemeriksaan.
 Instruksikan pasien untuk berada pada posisi yang diperlukan untuk pemeriksaan,
paparkan area yang bersangkutan dan pastikan bahwa pasien merasa nyaman dan
privasi dihormati dan kerendahan hati sebagai dokter tetap dipertahankan.
 Tanyakan kepada pasien apakah ada merasa sakit. Ungkapan yang baik untuk
digunakan adalah ‘Apakah Anda merasa sakit saat ini? Jika saya membuat Anda merasa
tidak nyaman selama pemeriksaan saya, tolong beritahu saya dan saya akan segera
berhenti ‘.
 Dari saat Anda sebagai dokter pertama kali melihat pasien, putuskan apakah mereka
terlihat baik atau sakit. Ada banyak waktu saat melakukan poin di atas dan waktu pasien
melepaskan pakaian dan naik ke tempat tidur, bagi dokter untuk mendapatkan banyak
informasi.
PENILAIAN AWAL PENTING DILAKUKAN

Posisi dan Perilaku Pasien secara Umum dan Saat di


Tempat Tidur
Apakah pasien nyaman? Apakah pasien merasa cemas? Apakah pasien terengah-engah?
Apakah pasien kesakitan? Dapatkah pasien melihat? Apakah pasien tuli? Dapatkah
pasien berjalan? Apakah ada petunjuk di sekitar tempat tidur pasien (minuman
diabetes, kursi roda, nebulizer, kateter, oksigen, drain)? Mengambil waktu untuk
menilai faktor-faktor ini memiliki beberapa keuntungan di mana hal-hal ini akan
membantu dalam menegakkan diagnosis, membantu memprioritaskan pendekatan
Anda sebagai dokter praktik, dan akan membuat Anda lebih santai dalam melakukan
pemeriksaan klinis nantinya.

Sianosis
Sianosis adalah perubahan warna kebiru-biruan yang terlihat ketika konsentrasi
absolut hemoglobin tereduksi (terdeoksigenasi) dalam darah lebih besar dari 5 g / dL.
Hal ini disebabkan oleh penyakit pernapasan atau kardiovaskular yang mendasarinya.
Sianosis perifer dapat disebabkan oleh sianosis sentral atau sirkulasi perifer yang
berkurang. Ingat bahwa pasien dengan sianosis sentral selalu mengalami sianosis
perifer, namun sianosis perifer dapat terjadi tanpa adanya sianosis sentral. Sirkulasi
perifer yang terganggu dapat terlihat pada syok, cuaca dingin dan kelainan vaskular.
Sianosis jarang ditemukan pada anemia tapi lebih mudah terjadi pada polisitemia.
SIANOSIS SENTRAL TERLIHAT PALING BAIK DI LIDAH

Jaundice
Jaundice adalah perubahan warna kuning pada kulit, sklera dan selaput lendir karena
konsentrasi bilirubin serum lebih besar dari 30 mmol / L, yang menjadi lebih jelas pada
konsentrasi yang lebih besar dari 50 mmol / L. Jaundice dapat disebabkan oleh
peningkatan produksi bilirubin (pre-hepatik), metabolisme bilirubin abnormal di hati
(hepatik) atau penurunan ekskresi bilirubin (post-hepatik).
JAUNDICE LEBIH MUDAH DILIHAT SECARA ALAMI DIBANDINGKAN MENGGUNAKAN PENCAHAYAAN
BUATAN
Kulit kuning (terutama telapak tangan dan telapak kaki) dengan sklera normal dapat
disebabkan oleh karotenaemia (konsumsi wortel berlebihan, atau hipotiroidisme) atau
uraemia.

Pucat
Pucat secara generalisata bisa saja faktor rasial, diwariskan (albinisme) atau karena
anemia, syok, myxoedema atau hipopituitarisme. Pucat terlokalisasi terlihat dalam
gangguan suplai arteri, seperti pada fenomena Raynaud.
Relasi : Prosedur Dasar Pemeriksaan Kulit

FAKTOR RASIAL BERPENGARUH DALAM PENILAIAN KEPUCATAN


KULIT
Hidrasi
Tanda dehidrasi meliputi selaput lendir yang kering, takikardia, hipotensi postural dan
turgor kulit berkurang. Jika pasien berada di rumah sakit, status hidrasi harus dipantau
lebih akurat dengan menghitung keluaran urin, grafik neraca cairan dan tekanan vena
sentral (jika sakit berat).

Overhidrasi kadang-kadang dapat disebabkan oleh pemberian cairan infus yang terlalu
banyak, terutama pada orang tua. Tanda klinis meliputi edema pulmoner atau perifer,
peningkatan tekanan vena jugularis (JVP) dan adanya suara jantung ketiga.

Pigmentasi
Gangguan pigmentasi secara generalisata biasanya berasal dari faktor rasial tetapi juga
timbul pada hemokromatosis, paparan pada tempat kerja dan konsumsi obat-obatan
tertentu.

Pigmentasi juga dapat meningkat pada peningkatan kadar ACTH (Adrenocorticotropic


Hormone), seperti pada penyakit Addison, penyakit Cushing, produksi ACTH ektopik
dan sindroma Nelson. Penyakit kronis juga dapat dikaitkan dengan perubahan
pigmentasi, contohnya adalah penyakit hati kronis, uraemia kronis atau hemolisis
kronis. Seperti halnya penyakit Addison, area pigmentasi lokal dapat dilihat pada
sindroma Peutz-Jeghers (lesi coklat di sekitar bibir) dan neurofibromatosis (patch cafe’
au lait).
GANGGUAN PIGMENTASI DAPAT NYATA TERLIHAT
Depigmentasi lokal, terutama yang mengenai bagian punggung tangan dan leher,
terlihat pada vitiligo; Terkait dengan penyakit autoimun lainnya.

loading...

Referensi
1. Haring CM, Cools BM, van der Meer JVW, et al. Student performance of the general physical
examination in internal medicine: an observational study. BMC Med Educ. 2014; 14: 73.
2. Duvivier RJ, van Geel K, van Dalen J, et al. Learning physical examination skills outside
timetabled training sessions: what happens and why? Adv Health Sci Educ Theory
Pract. 2012; 17(3): 339–55.
3. Li Y, Li N, Han Q, et al. Performance of Physical Examination Skills in Medical Students
during Diagnostic Medicine Course in a University Hospital of Northwest China. PLoS
One. 2014; 9(10): e109294.
4. van Konijnenburg EMMH, Teeuw AH, Sieswerda-Hoogendoorn T, et al. Insufficient
evidence for the use of a physical examination to detect maltreatment in children without
prior suspicion: a systematic review. Syst Rev. 2013; 2: 109.
5. Dabson AM, Magin PJ, Heading G, et al. Medical students’ experiences learning intimate
physical examination skills: a qualitative study. BMC Med Educ. 2014; 14: 39.
Related

Anda mungkin juga menyukai