Untuk mendapatkan hasil anamnesis yang baik membutuhkan pola berpikir dari dokter
yang baik pula, dalam hal ini akan berbeda jika dibandingkan dengan anamnesis untuk
skrining umum. Jika gejala klinis dari pasien bisa segera didapat dan kemudian
dibandingkan dengan daftar yang telah diketahui sebagai penyebab umum, anamnesis
akan menjadi lebih efektif.
Anak-anak dari berbagai usia dapat menanggapi situasi klinis berbeda-beda, dan
mungkin saja ada tidak menyadari keberadaan dokternya, penasaran, malu, takut,
berteriak, atau acuh tak acuh. Masing-masing perlu direspons dengan tepat; misalnya,
balita akan senang jika diizinkan untuk bermain sementara anamnesis diambil dari
orang tua.
BALITA DENGAN GANGGUAN VITAL SIGN SERING TERKULAI
DIPANGKUAN
Untuk mendapatkan hasil anamnesis yang baik membutuhkan pola berpikir dari dokter
yang baik pula, dalam hal ini akan berbeda jika dibandingkan dengan anamnesis untuk
skrining umum. Jika gejala klinis dari pasien bisa segera didapat dan kemudian
dibandingkan dengan daftar yang telah diketahui sebagai penyebab umum, anamnesis
akan menjadi lebih efektif.
Anak-anak dari berbagai usia dapat menanggapi situasi klinis berbeda-beda, dan
mungkin saja ada tidak menyadari keberadaan dokternya, penasaran, malu, takut,
berteriak, atau acuh tak acuh. Masing-masing perlu direspons dengan tepat; misalnya,
balita akan senang jika diizinkan untuk bermain sementara anamnesis diambil dari
orang tua.
Namun demikian, dalam menghadapi setiap kasus seorang dokter harus menganggap
kasus tersebut sebagai kasus baru, sehingga anamnesis riwayat tidak dipengaruh
penilaian dokter ketika memperoleh informasi terkini.
Persiapan ruangan juga sangat penting. Sebagai contohnya tirai yang tertutup dengan
benar atau menutup pintu kamar pasien. Pengaturan letak benda ataupun furnitur yang
berada di dalam ruangan ikut andil dalam anamnesis ini, dimana untuk membina
sebuah hubungan yang baik akan dicapai dengan menghindari rintangan, seperti meja
antara dokter dan pasien. Begitu juga posisi antara anak dan dokter sebaiknya sejajar.
SEBAGAI CONTOH:
PASIEN MERUPAKAN ANAK YANG DIKENAL MEMILIKI RIWAYAT SUKA MENGABAIKAN KELUARGA. PADA
PASIEN INI PENDEKATAN TERTENTU DIPERLUKAN PADA SAAT MENGAMBIL RIWAYAT SOSIAL
DINAMIKA KOMUNIKASI DALAM PEDIATRI BERLAPIS-LAPIS
ANAK-ANAK BERBEDA DALAM TAHAP PERKEMBANGAN MEREKA, DAN BIASANYA ORANG TUA ATAU
ANGGOTA KELUARGA LAIN JUGA HADIR, KEADAAN ITU MENCIPTAKAN TANTANGAN YANG LEBIH LANJUT
UNTUK MELAKUKAN KOMUNIKASI DOKTER DAN ANAK
Pendamping Anak
Anamnesis pada anak-anak usia di bawah 5 tahun, biasanya diambil dari orang tua, tapi
asumsi ini tidak dapat digunakan secara umum, apalagi dalam menghadapi anak yang
lebih tua. Sebagai contoh, beberapa anak memiliki pendapat sendiri untuk kesehatan
mereka (yang kadang-kadang sangat berbeda dengan apa yang dikatakan orang
tuanya).
Asumsi yang perlu dipastikan berikutnya adalah pertanyaan mengenai siapa yang
menjadi pengasuh utama bagi si anak. Yang menemani anak ke rumah sakit bisa saja
adalah orang yang bertindak sebagai wali. Jangan berasumsi bahwa orang yang
menemani anak adalah orangtuanya.
Penggunaan Bahasa
Seorang dokter seharusnya memastikan apakah bahasa orang yang diajaknya berbicara
adalah sama dengannya, kemudian memastikan apa hubungan orang itu dengan si
pasien.
PERLU DIINGAT MENTERJEMAHKAN BAHASA ITU SULIT, BISA SAJA PENTERJEMAH LANGSUNG
MENJAWAB PERTANYAAN DOKTER DENGAN KATA-KATA MEREKA SENDIRI, ATAUPUN DENGAN
SENGAJA MERUBAH MAKSUD DARI DOKTER MAUPUN PASIEN UNTUK MELINDUNGI KEPENTINGAN
SESEORANG
Pengamatan Aktif
SEJAJARKAN PANDANGAN DOKTER DAN PASIEN ANAK
Pada fase pengamatan aktif, habiskan waktu setidaknya setengah dari waktu saat
melakukan anamnesis. Sebagai contoh, perhatikan anak yang berusia 3 tahun dengan
sakit perut yang dapat menaiki kursi, dibanding dengan anak berusia 3 tahun dengan
sakit perut yang berbaring datar dan kaku dan memiliki pernapasan yang cepat dan
dangkal. Anak yang pertama mungkin sembelit, sedangkan yang kedua mungkin
menderita peritonitis. Contoh lain, anak yang berusia 1 tahun
dengan bronchiolitis mungkin dengan senang hati duduk dengan orangtuanya meskipun
pernafasannya cepat, cuping hidung, kepala terangguk-angguk, dan batuk khas yang
bernada tinggi. Tetapi saat mendekati, anak mungkin mulai menangis, sehingga
menghambat untuk memperoleh informasi yang berguna dari pemeriksaan fisik.
Sebaiknya, dokter duduk kembali dan mengamati tanda-tanda klinis anak.
ANAMNESIS KELUHAN
Mulailah dengan pertanyaan terbuka seperti, “Apa masalahnya?” Atau “Bagaimana saya
bisa membantu? Keluhan utama adalah gejala atau tanda (atau kumpulan gejala dan
tanda-tanda) yang telah menyebabkan orang tua atau anak untuk mencari bantuan
medis.
Dalam contoh di atas anak 1 tahun dengan bronchiolitis, keluhan utama yang mungkin
adalah:kesulitan bernapas, batuk, makan yang buruk dan demam; baik salah satu atau
kesemua dari keluhan itu.
Riwayat Antenatal
Riwayat antenatal harus mencakup:
Riwayat Kelahiran
Dalam riwayat kelahiran, yang perlu dicatat, yaitu :
Riwayat Perkembangan
Setiap riwayat perkembangan anak yang tertunda harus dicatat.
Riwayat Penggunaan Obat
Riwayat penggunaan obat harus meliputi:
Alergi obat
Alasan pemberian obat (beberapa obat digunakan untuk lebih dari satu kondisi)
Obat sebelumnya
Obat non-resep dan non-obat yang mungkin digunakan anak
Ketika memberikan dosis obat, orang tua sering hanya memberikan angka; memeriksa
apakah mereka bermakna, misalnya, mililiter atau miligram.
Riwayat Imunisasi
Sebagian besar negara memiliki jadwal nasional untuk imunisasi. Setiap dokter harus
mengetahui “Kebijakan lokal” tempat dia bertugas. Pemberian imunisasi dapat dimulai
saat lahir, umumnya anak-anak diberi vaksin BCG, tetapi tergantung pada kebijakan
lokal, yang dalam hal ini biasanya ditentukan oleh tingkat kejadian tuberkulosis di
daerah itu. Dalam 6 bulan pertama kehidupan, program imunisasi akan memberikan
vaksinasi terhadap difteri, tetanus, pertusis, Haemophilus influenzae tipe B dan polio.
Pneumokokus dan vaksin meningokokus juga diberikan di banyak negara. Vaksinasi
Hepatitis B dapat ditawarkan di daerah dengan prevalensi yang tinggi. Pada sekitar usia
1 tahun, gabungan vaksinasi gondok, campak dan rubella (MMR) secara luas diberikan.
Vaksinasi varicella diberikan di beberapa negara. Ada program booster dalam tahun
kedua kehidupan dan sebelum usia sekolah, sekali lagi tergantung pada “Kebijakan
lokal”.
Riwayat Keluarga
Dokter harus bertanya tentang setiap penyakit utama dalam keluarga, terutama pada
anak-anak dan dewasa muda. Terutama jika ada riwayat keguguran berulang pada ibu,
hal ini mungkin mengindikasikan adanya masalah dengan kesehatan ibu yang dapat
mempengaruhi janin, seperti Lupus eritematosus sistemik. Ibu yang pembawa gangguan
terkait-X dapat saja mengalami keguguran berulang, karena gangguan ini membunuh
janin laki-laki. Tanyakan juga tentang kekerabatan pada orang tua, hal ini akan
membantu untuk membuat pohon silsilah keluarga, yang dibuat dalam 2 generasi. Ada
dua alasan untuk melakukan hal ini: baik untuk melacak penyakit genetik melalui
keluarga, atau untuk mengetahui siapa yang berkuasa dalam pengaturan sosial.
Riwayat Sosial
Pemisahan antara riwayat keluarga dan riwayat sosial biasanya tidak lazim
dilakukan pada anak, karena keluarga adalah unit sosial inti, sehingga riwayat keluarga
dan sosial biasanya tumpang tindih. Pertanyaan pembukaan yang baik adalah bertanya,
‘Siapa saja yang tinggal di rumah? ” Tanyakan tentang sekolah, pembinaan, penitipan
anak dan hubungan, termasuk apakah orang tua anak yang masih dalam suatu
hubungan dengan satu sama lain.
RIWAYAT KELAHIRAN PENTING UNTUK DIKETAHUI
Beberapa dekade terakhir, orang tua menerima pendapat-pendapat yang berbeda dan
sering bertentangan, contohnya beberapa penulis melaporkan efek samping yang serius
seperti hubungan antara vaksin MMR dan autisme. Hal ini penting untuk dokter
sehingga mampu memiliki informasi yang dapat diskusikan dengan anak-anak, orang
tua dan keluarga tentang imunisasi
Pertanyaan lain yang sangat penting ketika mengambil riwayat dari anak dengan
kebutuhan yang kompleks, apakah ada masalah neurologis, tumbuh kembang atau
adanya hubungan dengan sindroma. Pertanyaan singkat mengenai pemberian makan,
perkemihan dan defekasi dapat menghasilkan informasi yang berharga. Jika seorang
anak memiliki, misalnya, cerebral palsy dengan refluks yang parah, sembelit dan infeksi
saluran kemih berulang.
Kesimpulan
Simpulkan apa yang sedang terjadi. Dan sampaikan jika anak atau keluarga merasa
bahwa ada sesuatu yang belum terjawab, hal ini akan memberikan kesempatan untuk
mengutarakan kembali atas keprihatinan mereka. Ikuti ringkasan ini dengan
memberikan kesempatan untuk bertanya. Kebanyakan orang tidak mengajukan
pertanyaan langsung kecuali mereka diundang untuk bertanya. Pikirkan juga mana tahu
orang atau lembaga lain mungkin memiliki informasi lebih lanjut tentang anak.
Setelah mengambil anamnesis, lihat juga sumber informasi lain yang dapat membantu
loading...
Referensi
1. Brugha R, Marlais M, Abrahamson E. History taking in Paediatric clinical
examination. JP medical ltd. 2013:1-10.
2. Sikorova L, Hrazdilova P. The effect of psychological intervention on perceived pain
in children undergoing venipuncture. Biomed Pap Med Fac Univ Palacky Olomouc
Czech Repub. 2011; 155:XX.
Proses Anamnesis
By dokudok's team 02/09/2017 Multisistem
Anamnesis adalah penilaian terstruktur yang dilakukan dokter untuk menghasilkan
gambaran menyeluruh mengenai kondisi dan masalah kesehatan pasien. Anamnesis
mencakup penilaian terhadap:
Anamnesis serta informasi dari pemeriksaan fisik dan penunjang, harus dapat
menyediakan semua informasi yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis (yaitu
untuk mengidentifikasi sifat dari masalah kesehatan yang dialami pasien); Oleh karena
itu, menegakkan diagnosis sering menjadi perhatian dokter. Namun penting untuk
diingat bahwa pencatatan (yaitu penilaian saat anamnesis dilakukan) memberi lebih
banyak informasi daripada pemeriksaan fisik maupun penunjang. Anamnesis ini harus
mencakup pertanyaan mengenai perspektif pasien tentang situasi mereka (Gagasan,
Kekhawatiran dan Harapan).
Anamnesis ini harus mencakup pertanyaan mengenai perspektif pasien tentang situasi
mereka (Gagasan, Kekhawatiran dan Harapan)
Sebagai dokter, Anda juga perlu mempertimbangkan:
Sering ada kesalahpahaman mengenai apa itu anamnesis, karena istilah anamnesis
digunakan untuk hal-hal lain. Anamnesis dapat berarti:
Semua arti ini sangat berbeda; Intinya adalah bagaimana dokter melakukan
konsultasi untuk mengumpulkan informasi untuk mendapatkan anamnesis tidak
sama dengan bagaimana seorang dokter kemudian menuliskannya atau
mengkomunikasikannya kepada sejawat lain.
Memulai Anamnesis
1. Jika sedang visite atau melakukan anamnesis bukan di tempat praktek biasa:
o Temukan kursi (jangan duduk di tempat tidur, jangan juga berdiri).
o Pertimbangkan kebisingan dan privasi pasien (dapatkah suara Anda
didengar?).
2. Membina hubungan awal.
o Harus ramah : Mulailah dengan senyuman dan pemecah kebekuan (contoh :
komentar mengenai topik non-medis).
o Sambut pasien dengan menyebut nama mereka, dan periksa apakah alamat
yang tertera telah sesuai.
o Perkenalkan diri – nama lengkap dan peran.
o Jelaskan alasan dilakukannya anamnesis.
o Mintalah persetujuan untuk mengambil anamnesis – jika pasien menolak,
ucapkan terima kasih dan instruksikan pasien untuk meninggalkan tempat.
o Mintalah persetujuan untuk membuat catatan, jelaskan informasi yang
didapat sebelumnya.
o Tunjukkan rasa hormat dan perhatian, perhatikan juga kenyamanan dan
privasi pasien.
Masalah yang pasien sebutkan mungkin tidak semuanya menjadi gejala – mungkin juga
berupa pertanyaan atau masalah; Sebagai dokter tidak diharapkan untuk memecahkan
semua ini, tetapi tidak boleh mengabaikannya juga; Untuk itu perlu untuk
mengumpulnya informasi yang lebih dalam nantinya
Tanyakan perasaan, harapan atau kekhawatiran pasien ini dengan cara yang sama
bagaimana menanyakan aspek-aspek lain dari anamnesis; Gunakan pertanyaan, karena
pasien lebih mungkin merasa nyaman jika menjawab pertanyaan
2. Libatkan pasien.
Jika pasien tampak tidak nyaman, atau lelah, atau kesakitan, tanggapi dengan
seksama – anamnesis sebaiknya jangan terus berlanjut.
Mengakhiri Anamnesis
Akhir dari anamnesis merupakan hal yang penting karena dua alasan:
Anda perlu memeriksa apakah informasi yang dikumpulkan sudah lengkap dan
akurat.
Pasien perlu tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Semua anamnesis harus memiliki kesimpulan yang pasti – perhatikan poin-poin ini :
1. Beritahu pasien bahwa Anda telah mendapatkan semua hal yang dibutuhkan.
2. Tanyakan apakah pasien memiliki informasi tambahan.
3. Ringkaskan informasi dan periksa apakah sudah lengkap dan akurat.
4. Jelaskan apa yang akan terjadi selanjutnya.
5. Ucapkan terimakasih kepada pasien.
Selalu akui – jangan abaikan pertanyaan pasien atau permintaan yang tidak dapat Anda
penuhi
loading...
Referensi
1. Arora S, Goldberg AD, Menchine M. Patient Impression and Satisfaction of a Self-
administered, Automated Medical History-taking Device in the Emergency
Department. West J Emerg Med. 2014; 15(1): 35–40.
2. Lagaay AM, van der Meij JC, Hijmans W. Validation of medical history taking as part
of a population based survey in subjects aged 85 and over. 1992; 304(6834): 1091–
2.
3. Scharitzer M, Pokieser P, Wagner-Menghin M, et al. Taking the history in patients
with swallowing disorders: an international multidisciplinary survey. Abdom
Radiol (NY) 2017; 42(3): 786–93.
4. Poon AD, Johnson KB, Fagan LM. Augmented transition networks as a
representation for knowledge-based history-taking systems. Proc Annu Symp
Comput Appl Med Care. 1992 : 762–6.
5. Lindner T, Slagman A, Senkin A, et al. Medical History of Elderly Patients in the
Emergency Setting: Not an Easy Point-of-Care Diagnostic Marker. Emerg Med
Int. 2015; 2015: 490947
Pemeriksaan THT pada Anak
By dokudok's team 12/02/2018 Sistem Indra
Pemeriksaan fisik anak yang paling tidak disukai oleh pasien anak adalah pemeriksaan
hidung, telinga, mulut dan tenggorokan.
Pada pasien anak yang lebih muda dari 12 bulan, untuk meluruskan liang telinga, daun
telinga ditarik dengan perlahan ke bawah dan ke belakang; Untuk anak yang lebih tua,
perlakuan sama dengan pasien dewasa yaitu daun telinga di tarik dengan perlahan ke
atas dan ke belakang
Mulut dan tenggorokan dapat diperiksa dengan menginstruksikan anak yang kooperatif
untuk “menunjukkan giginya”; Mulut akan terbuka dan memungkinkan untuk
mendapatkan pandangan yang jelas dari mulut dan isthmus faucium. Jika tidak
kooperatif, anak perlu dipegang dengan teknik khusus. Terkadang tidak terlalu
berbahaya jika anak menangis pada saat ini, karena jika anak menangis akan membuka
mulut selebar mungkin, sehingga memberi pandangan yang sangat jelas pada gigi,
amandel dan bahkan epiglotis.
Pemeriksaan fisik THT sekarang telah selesai; Diharapkan anak itu masih ramah. Dokter
kemudian dapat berhadapan dengan orang tua dan menjelaskan apa yang telah
ditemukan. Selalu melibatkan anak yang sudah besar dalam diskusi, karena mereka
memiliki hak untuk mengetahui apa yang salah. Bahkan anak kecil pun bisa diberi tahu
bahwa mereka akan baik-baik saja. Jangan sekali-kali menipu anak; Kebenaran yang
terkuak nantinya akan menghilangkan kepercayaan diri mereka kepada petugas medis
di kemudian hari.
loading...
Referensi
1. Bovo R, Trevisi P, Zanoletti E, et al. New trends in rehabilitation of children with
ENT disorders. Acta Otorhinolaryngol Ital. 2017; 37(5): 355–67.
2. Kothari A. Psychology of tinnitus in children. Indian J Otolaryngol Head Neck Surg.
1999; 51(3): 78–80.
3. Rather YH, Sheikh AA, Sufi AR, et al. ADHD presenting as recurrent epistaxis: a case
report. Child Adolesc Psychiatry Ment Health. 2011; 5: 13.
4. Kothare SV, Rosen CL, Lloyd RM, et al. Quality Measures for the Care of Pediatric
Patients with Obstructive Sleep Apnea. J Clin Sleep Med. 2015; 11(3): 385–404.
5. Arens C, Herrmann IF, Rohrbach S, et al. Position paper of the German Society of
Oto-Rhino-Laryngology, Head and Neck Surgery and the German Society of
Phoniatrics and Pediatric Audiology – Current state of clinical and endoscopic
diagnostics, evaluation, and therapy of swallowing disorders in children. GMS Curr
Top Otorhinolaryngol Head Neck Surg. 2015; 14: Doc02.
Ketrampilan Klinis
Periksa tonus otot dengan menggendong anak untuk membina hubungan yang ramah.
Hal ini memberikan deteksi pada nuansa hati dan tonus otot anak. Jika hipotonik, akan
terasa seolah-olah anak tergelincir dari tangan dokter. Pemeriksaan kekuatan otot sulit
untuk dilakukan pada pasien anak kecuali dengan menonton kebiasaan bermain, dan
menilai daya kemampuan mengangkat mainan yang berbeda beratnya. Jangan lupa
untuk memeriksa kekakuan leher, lebih baik menguji resistensi fleksi leher pasif
dibanding dengan uji Kernig.
Pengujian sensasi sulit pada anak-anak bisa diabaikan kecuali ada kecurigaan kuat
pasien mengidap penyakit neurologis.
Menguji saraf kranial perlu kecerdikan dari dokter. Gerakan mata relatif mudah
dideteksi menggunakan mainan yang dipindah-pindahkan di depan wajah anak. Bayi
sering meniru gerakan mengeluarkan lidah (pemeriksaan saraf kranial kedua belas).
Anak dapat dipancing untuk tersenyum, dan perhatikan setiap asimetri gerakan wajah.
Jika seorang anak mampu menggigit spatula kayu yang dilakukan pada pemeriksaan
rongga mulut, maka saraf trigeminal dapat dikatakan baik.
Meminta anak untuk memposisikan tungkai ke posisi yang benar untuk menguji refleks
tendon dapat memakan waktu lama, dan lebih baik menggunakan jari dibanding
menggunakan palu refleks. Refleks tendon pada bayi cenderung cepat, dan sampai usia
18 bulan respon pada plantar adalah ekstensor. Respon ekstensor yang persisten
melampaui usia 2 tahun menunjukkan lesi neuron motorik atas. Perhatikan apakah ada
refleks primitif yang masih bertahan dimana menunjukkan disfungsi perkembangan
saraf yang signifikan.
loading...
Referensi
1. Kuban KCK, Allred EN, O’Shea M, et al. An algorithm for identifying and classifying cerebral
palsy in young children. J Pediatr. 2008; 153(4): 466–72.
2. Akshoomoff N, Farid N, Courchesne E, et al. Abnormalities on the Neurological Examination
and EEG in Young Children with Pervasive Developmental Disorders. J Autism Dev Disord.
2007; 37(5): 887–93.
3. Morris EB, Li C, Khan RB, et al. Evolution of Neurological Impairment in Pediatric
Infratentorial Ependymoma Patients. J Neurooncol. 2009; 94(3): 391–8.
4. Newman JE, Bann CM, Vohr BR, et al. Improving the Neonatal Research Network Annual
Certification for Neurologic Examination of the 18–22 month Child. J Pediatr. 2012; 161(6):
1041–6.
5. Paro-Panjan D, Kodrič J, Šušteršič B. Association Between Neurological Signs and
Developmental Outcome: Pilot Results in Preterm Group. Croat Med J.2009; 50(4): 345–50.
Related
Pemeriksaan Toraks Anak
By dokudok's team 25/12/2017 Sistem Kardiovaskular, Sistem Respirasi
Memeriksa dada pada seorang anak merupakan pemeriksaan sistem pernapasan dan
kardiovaskular secara sekaligus. Struktur dasar pemeriksaan tetap sama, dimulai
dengan inpeksi, kemudian palpasi, dilanjutkan dengan perkusi dan diakhiri dengan
auskultasi dengan stetoskop. Membiarkan anak bermain dengan stetoskop pada tahap
awal pemeriksaan merupakan suatu tindakan yang sangat membantu untuk
mengurangi kekhawatiran anak mengenai instrumen yang dianggap aneh oleh anak.
Membiarkan anak bermain dengan stetoskop pada tahap awal pemeriksaan merupakan
suatu tindakan yang sangat membantu untuk mengurangi kekhawatiran anak mengenai
instrumen yang dianggap aneh oleh anak
Umur Frekuensi napas / menit Frekuensi nadi / menit Tekanan darah, sistole / diast
8 tahun 15 – 25 90 95/65
11 tahun 15 - 20 80 100/70
RENTANG NILAI NORMAL TANDA VITAL PADA ANAK
Deteksi adanya peningkatan pernapasan; Dapat dicapai dengan melihat resesi
(interkosta atau subkosta), tarikan pada trakea, cuping hidung yang kembang-kempis
saat bernapas (pernapasan cuping hidung) atau penggunaan otot-otot aksesori
pernapasan. Hitung laju pernapasan; Pada bayi, menghitung laju pernapasan harus
dilakukan pas satu menit agar akurat, karena adanya pernapasan periodik. Dengarkan
pernapasan grunting yang terdengar pada bayi yang mencoba mencegah kolapsnya
alveoli dengan menciptakan tekanan positif pada saluran napas;
Ekspirasi grunting diikuti oleh inspirasi, dan kemudian jeda.
Audio Player
00:26
00:32
Use Up/Down Arrow keys to increase or decrease volume.
Bronkiolitis Restriksi dengan hiperventilasi, sering disertai Hipersonor Ronki yang luas atau
dengan tarikan trakea dan resesi subkosta wheezing
Pneumonia Repirasi yang cepat dan dangkal dengan Pekak atau Suara napas bronkial
grunting, gerakan dada dapat berkurang pada normal yg terlokalisir atau
daerah yang terkena ronki
loading...
Referensi
1. Boyer D, Nevin M, Thomson CC, et al. ATS Core Curriculum 2015: Part III. Pediatric
Pulmonary Medicine. Ann Am Thorac Soc. 2015; 12(11): 1688–96.
2. Azer SA, AlGrain HA, AlKhelaif RA, et al. Evaluation of the Educational Value of
YouTube Videos About Physical Examination of the Cardiovascular and Respiratory
Systems. J Med Internet Res. 2013; 15(11): e241.
3. Toon MH, Maybauer DM, Arceneaux LL, et al. Children with burn injuries-
assessment of trauma, neglect, violence and abuse. J Inj Violence Res. 2011; 3(2):
98–110.
4. Valencia CA, Husami A, Holle J, et al. Clinical Impact and Cost-Effectiveness of
Whole Exome Sequencing as a Diagnostic Tool: A Pediatric Center’s Experience.
Front Pediatr. 2015; 3: 67.
5. Yasuda R, Okada H, Shirai K, et al. Comparison of two pediatric flail chest cases.
Scand J Trauma Resusc Emerg Med. 2015; 23: 73.
Pemeriksaan Inspeksi Awal
By dokudok's team 14/12/2017 Multisistem
Banyak faktor yang berkontribusi terhadap habitus tubuh pasien: status sosioekonomi,
nutrisi, susunan genetik, tingkat kebugaran, keadaan mood, jenis kelamin, lokasi
geografis tempat tinggal, dan kelompok usia; Semua ini dapat diamati saat berjumpa
pertama kali dengan pasien. Status gizi pasien juga mempengaruhi banyak karakteristik
yang dapat diamati saat inspeksi awal: tinggi dan berat badan, postur tubuh, mood dan
kewaspadaan, gangguan warna pada wajah, gigi dan kondisi lidah dan gingiva, warna
kuku, dan massa otot.
Ada empat hal penting yang harus dokter lakukan ketika berjumpa dengan pasien :
Memperkenalkan diri, cuci tangan, berjabat tangan dan jelaskan kepada pasien apa yang
akan dilakukan dan mengapa, tujuannya adalah mendapatkan persetujuan pasien untuk
melakukan pemeriksaan.
Instruksikan pasien untuk berada pada posisi yang diperlukan untuk pemeriksaan,
paparkan area yang bersangkutan dan pastikan bahwa pasien merasa nyaman dan
privasi dihormati dan kerendahan hati sebagai dokter tetap dipertahankan.
Tanyakan kepada pasien apakah ada merasa sakit. Ungkapan yang baik untuk
digunakan adalah ‘Apakah Anda merasa sakit saat ini? Jika saya membuat Anda merasa
tidak nyaman selama pemeriksaan saya, tolong beritahu saya dan saya akan segera
berhenti ‘.
Dari saat Anda sebagai dokter pertama kali melihat pasien, putuskan apakah mereka
terlihat baik atau sakit. Ada banyak waktu saat melakukan poin di atas dan waktu pasien
melepaskan pakaian dan naik ke tempat tidur, bagi dokter untuk mendapatkan banyak
informasi.
PENILAIAN AWAL PENTING DILAKUKAN
Sianosis
Sianosis adalah perubahan warna kebiru-biruan yang terlihat ketika konsentrasi
absolut hemoglobin tereduksi (terdeoksigenasi) dalam darah lebih besar dari 5 g / dL.
Hal ini disebabkan oleh penyakit pernapasan atau kardiovaskular yang mendasarinya.
Sianosis perifer dapat disebabkan oleh sianosis sentral atau sirkulasi perifer yang
berkurang. Ingat bahwa pasien dengan sianosis sentral selalu mengalami sianosis
perifer, namun sianosis perifer dapat terjadi tanpa adanya sianosis sentral. Sirkulasi
perifer yang terganggu dapat terlihat pada syok, cuaca dingin dan kelainan vaskular.
Sianosis jarang ditemukan pada anemia tapi lebih mudah terjadi pada polisitemia.
SIANOSIS SENTRAL TERLIHAT PALING BAIK DI LIDAH
Jaundice
Jaundice adalah perubahan warna kuning pada kulit, sklera dan selaput lendir karena
konsentrasi bilirubin serum lebih besar dari 30 mmol / L, yang menjadi lebih jelas pada
konsentrasi yang lebih besar dari 50 mmol / L. Jaundice dapat disebabkan oleh
peningkatan produksi bilirubin (pre-hepatik), metabolisme bilirubin abnormal di hati
(hepatik) atau penurunan ekskresi bilirubin (post-hepatik).
JAUNDICE LEBIH MUDAH DILIHAT SECARA ALAMI DIBANDINGKAN MENGGUNAKAN PENCAHAYAAN
BUATAN
Kulit kuning (terutama telapak tangan dan telapak kaki) dengan sklera normal dapat
disebabkan oleh karotenaemia (konsumsi wortel berlebihan, atau hipotiroidisme) atau
uraemia.
Pucat
Pucat secara generalisata bisa saja faktor rasial, diwariskan (albinisme) atau karena
anemia, syok, myxoedema atau hipopituitarisme. Pucat terlokalisasi terlihat dalam
gangguan suplai arteri, seperti pada fenomena Raynaud.
Relasi : Prosedur Dasar Pemeriksaan Kulit
Overhidrasi kadang-kadang dapat disebabkan oleh pemberian cairan infus yang terlalu
banyak, terutama pada orang tua. Tanda klinis meliputi edema pulmoner atau perifer,
peningkatan tekanan vena jugularis (JVP) dan adanya suara jantung ketiga.
Pigmentasi
Gangguan pigmentasi secara generalisata biasanya berasal dari faktor rasial tetapi juga
timbul pada hemokromatosis, paparan pada tempat kerja dan konsumsi obat-obatan
tertentu.
loading...
Referensi
1. Haring CM, Cools BM, van der Meer JVW, et al. Student performance of the general physical
examination in internal medicine: an observational study. BMC Med Educ. 2014; 14: 73.
2. Duvivier RJ, van Geel K, van Dalen J, et al. Learning physical examination skills outside
timetabled training sessions: what happens and why? Adv Health Sci Educ Theory
Pract. 2012; 17(3): 339–55.
3. Li Y, Li N, Han Q, et al. Performance of Physical Examination Skills in Medical Students
during Diagnostic Medicine Course in a University Hospital of Northwest China. PLoS
One. 2014; 9(10): e109294.
4. van Konijnenburg EMMH, Teeuw AH, Sieswerda-Hoogendoorn T, et al. Insufficient
evidence for the use of a physical examination to detect maltreatment in children without
prior suspicion: a systematic review. Syst Rev. 2013; 2: 109.
5. Dabson AM, Magin PJ, Heading G, et al. Medical students’ experiences learning intimate
physical examination skills: a qualitative study. BMC Med Educ. 2014; 14: 39.
Related