Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN UNGGAS PEDAGING


PEMELIHARAAN AYAM BROILER

Sayyid Sidik
05041182126011

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Daging ayam merupakan salah satu produk hasil dari peternakan yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani karena mengandung protein
bermutu tinggi dan mampu memenuhi zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin,
lemak serta zat yang lain yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Peternakan unggas
merupakan sektor peternakan yang mengalami kemajuan pesat, diantaranya adalah
ayam broiler. Menurut Sudaryani dalam (Nurkholis et al., 2018) broiler dapat
tumbuh dengan cepat, memiliki konversi pakan yang baik, dan waktu produksinya
sangat singkat, yaitu 35 sampai 40 hari. Budidaya broiler pada tahun 2008
mengalami peningkatan sebesar 8,7% dengan tingkat konsumsi daging ayam di
Indonesia yang semakin meningkat, yaitu 4,5 kg/kapita tahun 2007 menjadi 6,46
kg/kapita tahun 2008. Hal ini membuat usaha peternakan ayam broiler menjadi
usaha potensial yang menarik minat peternak untuk menjalani bisnis ini. Sub-sektor
peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian yang bertujuan
menyediakan pangan hewani seperti daging, telur dan susu yang bernilai gizi tinggi.
Salah satu komoditi ternak banyak dikembangkan dalam sub sektor peternakan
adalah ayam broiler. Industri ayam broiler merupakan industri perunggasan yang
perkembangannya sangat pesat, tertinggi dibandingkan dengan jenis ternak unggas
lainnya. Daging ayam broiler memiliki pangsa tertinggi dari produksi daging
nasional sekitar 70% (BPS, 2021).

1.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum pemeliharaan ayam broiler ini adalah untuk
mengetahui manajemen yang tepat untuk pemeliharaan ayam broiler.

1.3. Manfaat
Manfaat yang didapat dari laporan praktikum ini adalah mengetahui tata cara
dan prosedur pemeliharaan ayam broiler.

1 Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ayam Broiler


Ayam broiler merupakan jenis ayam hasil dari budidaya teknologi peternakan
yang memiliki ciri khas pertumbuhan yang cepat, sebagai penghasil daging dengan
konversi pakan yang rendah dan siap dipotong pada usia 28-45 hari (Nasyuha dan
Hafizah, 2020). Keunggulan protein hewani membuat industri atau usaha
peternakan memiliki potensi yang besar untuk berkembang, dikarenakan konsumsi
daging masyarakat Indonesia yang masih rendah masih dapat ditingkatkan. Peranan
ayam Broiler (pedaging) sangat penting dalam ikut memenuhi kebutuhan
masyarakat akan daging sebagai bahan pangan yang bergizi, hal ini mengingat
populasi ayam tersebut yang cukup besar dan pemeliharaannya hampir berada di
seluruh pelosok tanah air. Keunggulan ayam broiler adalah siklus produksi yang
singkat yaitu dalam waktu 4-6 minggu ayam broiler sudah dapat dipanen dengan
bobot badan 1,5-1,56 kg/ekor Perusahaan memberikan strain yang baik agar ayam
mendapatkan hasil dan kualitas yang baik, perusahaan juga harus memilah milih
dalam memilih bibit dan pakan. Broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam
hasil budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis, dengan ciri khas
pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong
pada usia relatif muda, serta menghasilkan daging berkualitas serat lunak. Ayam
broiler memiliki sifat-sifat yang menguntungkan, baik bagi para peternak maupun
para konsumen. Adapun sifatsifat baik yang dimiliki ayam broiler adalah dagingnya
empuk, kulit licin dan lunak; tulang rawan dada belum (Ratnasari et al., 2015).

2.2. Vitamin C
Vitamin C adalah vitamin yang paling umum digunakan sebagai antioksidan.
Vitamin C mempunyai nama lain yaitu asam askorbat adalah vitamin yang larut
dalam air dan tersedia di beberapa sumber makanan (Wibawa et al., 2020).
Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki suhu udara relatif
panas. Ayam broiler kurang toleran terhadap suhu udara yang panas, karena lebih
sulit melakukan adaptasi terhadap suhu lingkungan yang panas menyebabkan ayam
broiler mudah mengalami cekaman panas. Peternak ayam broiler di Indonesia untuk

2 Universitas Sriwijaya
3

mengatasi cekaman panas dengan memberikan bahan pakan tambahan (feed


additive) yang didalam biasanya terdapat vitamin, mineral, dan antibiotik, guna
untuk meningkatkan nafsu makan, daya tahan tubuh, dan sebagai anti stress. Namun
penggunaan antibiotik memiliki dampak negative, yaitu ayam resisten terhadap
antibiotik dan adanya residu pada daging. Guna mengontrol cekaman panas perlu
dicari feed additive alami yang tidak meninggalkan residu berbahaya yaitu vitamin
C. Vitamin C yang dapat meningkatkan metabolisme dan sebagai antioksidan untuk
mengurangi dampak stres oksidatif akibat radikal bebas sehinga terjadi peningkatan
produksifitas (Sarengat dan Mahfudz, 2016).

2.3. Perkandangan
Dalam pemeliharaan broiler banyak faktor lingkungan yang memengaruhi
salah satunya kandang. Kandang merupakan tempat ayam tinggal dan beraktivitas
sehingga kandang yang nyaman sangat berpengaruh terhadap pencapaian
produktivitas yang baik. Ayam merupakan ternak yang bersifat homeotermis,
artinya ayam akan selalu berusaha menjaga suhu tubuhnya tetap konstan, tidak
mengikuti suhu lingkungan.cara yang dipakai oleh ayam untuk mengurangi panas
tubuh yaitu dengan radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi. Kandang merupakan
salah satu bagian dari manajemen ternak unggas yang sangat penting untuk
diperhatikan. Bagi peternak dengan sistem intensif, kandang merupakan salah satu
penentu keberhasilan beternak. Fungsi utama dari pembuatan kandang adalah
memberikan kenyamanan dan melindungi ternak dari panasnya sinar matahari pada
siang hari, hujan, angin, udara dingin dan untuk mencegah gangguan seperti
predator. Selain itu, kandang juga berfungsi untuk memudahkan tata laksana yang
meliputi pemeliharaan dalam pemberian pakan dan minum, pengawasan terhadap
ayam yang sehat dan ayam yang sakit (Susanti et al., 2016).

2.4. Pakan dan Air Minum


Tingkat keberhasilan dalam pemeliharaan dapat didukung oleh pemberian
pakan secara rutin. Pakan yang diberikan dikatakan berkualitas apabila mampu
memberikan seluruh kebutuhan nutrien secara tepat; baik dalam jenis, jumlah, serta
imbangan nutriennya. Di dalam formulasi ransum terdapat beberapa faktor
pentingyang harus diperhatikan yaitu kebutuhan protein, energi, serat kasar, Ca, dan

Universitas Sriwijaya
4

P. Komponen nutrien tersebut sangat berpengaruh terhadap produksi broiler


terutama untuk pertumbuhan dan produksi daging. Pakan merupakan salah satu hal
terpenting untuk mendukung suatu usaha peternakan ayam broiler. Setiap pakan
yang diberikan kepada ternak memiliki kandungan nutrien, namun belum tentu
dapat menghasilkan pertumbuhan berat ayam broiler yang maksimal. Ternak
mampu untuk mencerna bahan makanan; ditandai dengan efisiensi suatu bahan
makanan yang dapat dicerna atau diserap oleh seluruh pencernaan. Upaya dalam
meningkatkan pencernaan makanan biasanya sering dilakukan dengan
menambahkan feed additive di dalam pakan (Kasse et al., 2021). Salah satu faktor
yang sangat mempengaruhi dalam menentukan keberhasilan peternakan ayam
adalah pakan (feed), pembibitan (breeding), sertasarana dan prasarana kandang
ternak. Pakan merupakan unsur penting untuk menunjang kesehatan, pertumbuhan
dan suplai energi sehingga proses metabolisme, tumbuh dan berkembang ayam
dapat berjalan dengan baik.Salah satu tanggung jawab dalammeningkatkan
pemeliharaan ayam adalah waktu pemberian danmonitoring pakan dan minum
ayam. Dimana wadah pakan dan minum ayam tidak boleh dalam keadaan kosong
dan tidak juga diisi penuh. Hal ini dilakukan untuk menambah nafsu makan ayam.
Jika waktu pemberian pakan dan minum ayam tidak dikelola secara baik maka
dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi pertumbuhan ayam (Yohanna dan
Toruan, 2018).

2.5. Manajemen Pemeliharaan


Keberhasilan produksi ayam broiler diekspresikan dalam performans ayam
broiler. Pencapaian performans ayam broiler salah satunya dipengaruhi oleh
manajemen. Faktor manajemen perkandangan mempunyai peranan penting sebagai
penentu keberhasilan usaha peternakan ayam broiler. Keberhasilan produksi ayam
broiler diekspresikan dalam performans atau penampilan ayam broiler yang dapat
diukur melalui mortalitas, konsumsi pakan, bobot badan akhir, rasio konversi pakan
(FCR), dan indeks performans (IP). Untuk dapat mencapai performans ayam broiler
secara optimal faktor yang mempengaruhi adalah bibit, pakan, dan pengelolaan atau
manajemen. Faktor manajemen itu sendiri sangat ditentukan oleh manajemen
perkandangan. Pada pemeliharaan secara intensif, kandang mempunyai peranan

Universitas Sriwijaya
5

penting sebagai penentu keberhasilan usaha peternakan ayam broiler (Nuryati,


2019). Dalam melakoni usaha peternakan ayam pedaging terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi keberhasilan yakni pakan (feed), pembibitan (breeding), dan
tata laksana (manajemen). Beberapa faktor di atas, pakan memegang peranan
penting dalam keberhasilan. Pakan unggas umumnya merupakan campuran dari
berbagai macam bahan pakan yang diformulasikan dengan batasan tertentu untuk
menghasilkan formula pakan yang mengandung nilai gizi sesuai kebutuhan dari
ayam broiler itu sendiri atau biasa disebut ransum. Ada tiga aspek sebagai tiang
utama dalam pemeliharaan ayam pedaging yaitu aspek bibit, aspek pakan, dan
aspek manajemen. Aspek bibit menyangkut genetik dan fenotip yang diperoleh
dalam proses pembibitan untuk menghasilkan final stock. Aspek bibit dapat
dipengaruhi oleh aspek pakan yang menentukan selama proses produksi
berlangsung. Aspek pakan menyangkut kandungan nutrisi, konsumsi pakan, hingga
efisiensi/konversi pakan itu sendiri. Keseluruhan metode dari pengaruh aspek
pakan disebut aspek manajemen pakan. Aspek manajemen pakan merupakan tata
kelola dalam pemeliharaan ayam pedaging dengan berobjek pada pengaruh
perlakuan pada aspek pakan yang bertujuan pada keberhasilan usaha peternakan
ayam pedaging. Produksi daging yang tinggi tidak lepas dari manajemen pakan
yang baik. Maka perlu mengetahui bagaimana aspek manajemen pakan dalam
pemeliharaan ayam pedaging (Sari dan Ramadhon, 2017).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada Oktober sampai dengan 5 Desember 2023 di
Kandang Unggas Jurusan Teknologi dan Industri Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya.

3.2. Persiapan Kandang


Adapun persiapan kandang yang dilakukan yaitu sebagai berikut,
3.2.1. Materi
Materi yang digunakan dalam persiapan kandang ini adalah kandang ,
kardus atau koran, sekam, lampu bohlam 5W, kabel listrik, kapur, cairan
desinfektan, sapu, arit, wearpack, wadah pakan, wadah air minum dan ember.

3.2.2. Metode
Pada persiapan kandang ini praktikan menggunakan wearpack. Pertama,
lakukan sanitasi pada lingkungan sekitar kandang berupa pemotongan rumput dan
pembersihan sampah yang ada disekitarnya. Setelah lingkungan kandang bersih
maka selanjutnya dilakukan pembersihan pada areal dalam kandang dengan
menggunakan kapur dan cairan desinfektan. Kandang yang digunakan
didesinfektan dan dikapuri agar terbebas dari mikroba patogen untuk menghindari
kerugian berupa terjangkitnya penyakit pada ayam nantinya. Setelah kandang
bersih dan kering, maka selanjutnya dilakukan pemasangan lampu dan alas litter
berupa sekam . Lampu bohlam yang sudah dirakit dipasang di tengah kandang dan
dihidupkan, letekkan pula wadah pakan dan air minum. Terakhir, tutup sekeliling
kandang agar keadaan dalam kandang tidak dingin akibat hembusan angin.

3.3. Pemeliharaan Ayam


Pemeliharaan ayam dilakukan dengan prosedur sebagai berikut,
3.3.1. Materi
Materi yang digunakan dalam pemeliharaan ayam ini adalah pakan, air
minum, DOC Ross-308, Vitamin C, timbangan.

6 Universitas Sriwijaya
7

3.3.2. Metode
Ayam dipelihara dari DOC hingga panen pada umur 31 hari. Pemberian
pakan dan air minum selama masa pemeliharaan diberikan secara ad libitum. Pakan
yang diberikan ditambahkan dengan vitamin C sebanyak 400mg/Kg pakan.
Peningkatan bobot ayam dihitung menggunakan timbangan digital setiap hari
sehingga terdapat recording PBB harian dari ayam.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Manajemen Pemeliharaan


4.1.1. Hasil Pengamatan
Komponen Manajemen Keterangan
Pemeliharaan
Pembersihan area luar dan dalam Terlaksana
kandang
Pemilihan bibit ayam broiler Terlaksana
Pemberian pakan dan minum Terlaksana
Pemberian Vitamin C pada pakan Terlaksana
Penggantian sekam dan pembersihan Terlaksana tidak rutin
kandang
Pencatatan data dan recording Terlaksana

4.1.2. Pembahasan
Manajajemen pemeliharaan yang dilakukan dimulai dari persiapan kandang
yaitu dengan membersihkan area sekitar kandang dan area dalam kandang yang
akan ditempati ternak, pembersihan kandang ternak dilakukan dengan cara
mengalirkan air lalu dikeringkan dan diberikan kapur guna membersihkan
mikroorganisme yang ada didalam kandang. Manajamen pemilihan bibit juga
dilakukan yaitu dengan cara memilih strain yang cocok dan memilih bibit yang
tidak memiliki cacat tubuh yang dapat dilihat dari kelengkapan dan kondisi tubuh
ternak. Manajemen pakan juga diterapkan dengan pemberian pakan yang didasari
oleh prosedur strain ayam ross 308 ditambah dengan pemberian Vitamin C sebagai
zat additive 300 mg untuk setiap 1 kg pakan, air minum ternak juga disediakan dan
diisi kembali jika habis. Sanitasi rutin juga dilakukan guna memberikan
kenyamanan ternak serta menjamin ternak untuk tetap sehat dan bebas dari
penyakit. Recording juga diterapkan untuk mengetahui perkembangan harian yang
nantinya bisa digunakan untuk membandingkan dengan target yang ingin dicapai
seperti pencatatan bobot badan harian untuk mendapakan pertambahan bobot badan

8 Universitas Sriwijaya
9

serta pencatatan sisa pakan setiap harinya untuk mengetahui feed intake harian dan
FCR harian. Aspek-aspek diatas sesuai dengan pendapat Sari (2017) yaitu ada tiga
aspek sebagai tiang utama dalam pemeliharaan ayam pedaging yaitu aspek bibit,
aspek pakan, dan aspek manajemen.

4.2. Konsumsi Pakan (FI)


4.2.1. Hasil Pengamatan
Umur (hari) Standar FI kumulatif Realita FI kumulatif
(gram) (gram)
5-30 hari 2475 1927

4.2.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dari data pada tabel 1 diketahui total pakan
yang dikonsumsi selama 30 hari yaitu sebanyak 1927 gram, sedangkan total pakan
yang diekspektasikan untuk dikonsumsi berdasarkan dengan buku panduan ayam
broiler strain ross 308 yaitu sebanyak 2475 gram, hasil ini bisa dikatakan jauh dari
apa yang ditargetkan mengingat selisih nilai yang cukup jauh dari nilai yang
diharapkan, hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor yaitu suhu dan kondisi dalam
kandang yang kurang baik, dengan sirkulasi udara yang kurang baik amonia dari
feses menjadi menumpuk dan meningkatkan suhu dalam kandang itu sendiri dan
berdampak pada nafsu makan ayam, hal tersebut didasari dengan uji organoleptik
indra penciuman bau amonia dalam kandang yang terasa cukup menyengat. Hal ini
juga sejalan dengan pendapat Yahav dalam (Putra, 2023) menyatakan amonia yang
tinggi di dalam kandang dapat memberikan dampak negatif kemampuan ayam
dalam menurunkan feed intake, menurunkan pertambahan bobot badan sehingga
performans ayam menjadi tidak optimal. Menurut Subkhie dalam (Putra, 2023)
ayam broiler yang terkena paparan amonia secara langsung dan terus menerus dapat
menurunkan bobot badan ayam broiler 17 – 21% diakibatkan terganggunya saluran
pernafasan dan iritasi pada mukosa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun.

Universitas Sriwijaya
10

4.3. Pertambahan Bobot Badan Harian


4.3.1. Hasil Pengamatan
PBB PBB PBB PBB
USIA (HARI) Standar Ayam 1 Ayam 2 Ayam 3

1
2 18 0 0 0
3 21 0 0 0
4 23 0 0 0
5 26 0 0 0
6 30 109 70 98
7 33 19 12 16
8 36 30 13 22
9 39 29 9 31
10 44 36 12 18
11 47 29 4 23
12 50 33 20 31
13 54 43 27 27
14 58 35 34 32
15 62 51 40 43
16 65 51 37 35
17 69 60 36 45
18 72 124 104 48
19 76 51 8 53
20 79 78 49 50
21 82 65 45 52
22 85 17 23 28
23 88 125 77 84
24 91 17 24 26
25 93 73 56 88
26 96 6 27 10
27 98 10 0 33
28 100 9 37 6
29 102 63 0 -30
30 103 24 52 47

4.3.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dari data pada tabel 2 didapati bahwa
pertambahan bobot badan harian pada ayam yang diamati cukup bervariatif dan
cenderung tidak stabil serta nilai pertambahan bobot badan hariannya jauh lebih
kecil dari nilai pertambahan bobot badan harian pada strain ross 308 yang relatif

Universitas Sriwijaya
11

stabil, hal ini dikarenakan perubahan cuaca yang tidak menentu sehingga
mempengaruhi nafsu makan ayam yang mengikuti kondisi cuaca yang fluktuatif.
Nilai pertambahan bobot badan harian yang cukup kecil disebabkan oleh feed
intake harian yang kecil juga sehingga berpengaruh pada pertambahan berat badan
serta ada probabilitas nilai kandungan gizi pada pakan yang diberikan rendah
sehingga pertumbuhan menjadi tidak maksimal, hal ini sesuai dengan pendapat
Scott dalam (Putra, 2023) menyatakan keseimbangan zat-zat makanan terutama
protein dan energi sangat penting karena nyata memepengaruhi kecepatan
pertambahan bobot badan.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Manajemen dalam pemeliharaan ternak unggas pedaging sangat menentukan
produktivitas ternak unggas itu sendiri, segala aspek dari manajemen memberikan
pengaruh terhadap pertumbuhan ternak sehingga perlu dijalankannya semua aspek
manajemen agar mendapat hasil produksi yang maksimal. Pemberian perlakuan
penambahan Vitamin C tidak terlalu berpengaruh terhadap performa pertumbuhan
jika manajamen perkandangan serta manajemen pemberian pakan tidak cukup baik
untuk mendukung performa pertumbuhan ayam broiler.

5.2. Saran
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan untuk melakukan kegiatan kontrol
secara teratur dan selalu memperhatikan kondisi kandang.

12 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2021. Populasi Ayam broiler menurut Provinsi (Ekor)
2018-2020.
Iman, N. N. 2018. Perubahan Karakteristik Fisik dan Kimia Daging Ayam Broiler
Hasil Ozonisasi Selama Penyimpanan pada Suhu 4 ± 1o C. Jatinangor:
Skripsi. Departemen Teknologi Industri Pangan. Fakultas Teknologi
Industri Pertanian. Universitas Padjadjaran
Kasse, A. S., Lisnahan, C. V., & Nahak, O. R. (2021). Pengaruh Pemberian Tepung
Kunyit yang Dicampur Dalam Air Minum Terhadap Pertambahan Bobot
Badan, Konsumsi Pakan, dan Konversi Pakan Ayam Broiler. JAS, 6(4),
69-71.
Kholis, N., Suryadi, U., & Roni, F. (2018). Pengaruh suplementasi vitamin C dan
jarak transportasi terhadap penyusutan bobot badan broiler. Jurnal Ilmu
Peternakan Terapan, 2(1), 27-33.
Nasyuha, A. H., & Hafizah, H. (2020). Implementasi Teorema Bayes Dalam
Diagnosa Penyakit Ayam Broiler. Jurnal Media Informatika
Budidarma, 4(4), 1062-1068.
Nuryati, T. (2019). Analisis Performans Ayam Broiler Pada Kandang Tertutup Dan
Kandang Terbuka Performance Analysis Of Broiler In Closed House And
Opened House. Jurnal Peternakan Nusantara, 5(2), 77-86.
Putra, I. H. Y. S. (2023). Pengaruh Kandungan Gas Amonia Terhadap Kinerja
Produksi Ayam Broiler Di Kemitraan PT. Cemerlang Unggas
Lestari. Naskah Publikasi Program Studi Peternakan.
Ratnasari, R., Sarengat, W., & Setiadi, A. (2015). Analisis pendapatan peternak
ayam broiler pada sistem kemitraan di Kecamatan Gunung Pati Kota
Semarang. Animal Agriculture Journal, 4(1), 47-53.
Sarengat, W., & Mahfudz, L. D. (2016). Pengaruh pemberian jintan hitam (Nigella
sativa) pada ransum yang mengandung vitamin C terhadap produksi
karkas ayam broiler. AGROMEDIA: Berkala Ilmiah Ilmu-ilmu
Pertanian, 34(2).
Sari, M. L., & Ramadhon, M. (2017). Manajemen pemberian pakan ayam broiler
di desa tanjung pinang kecamatan tanjung batu kabupaten ogan ilir. Jurnal
peternakan sriwijaya, 6(1).
Susanti, E. D., Dahlan, M., & Wahyuning, D. (2016). Perbandingan produktivitas
ayam broiler terhadap sistem kandang terbuka (open house) dan kandang
tertutup (closed house) di UD Sumber Makmur Kecamatan Sumberrejo
Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Ternak, 7(1).

13 Universitas Sriwijaya
14

Wibawa, J. C., Arifin, M. Z., & Herawati, L. (2020). Mekanisme vitamin C


menurunkan stres oksidatif setelah aktivitas fisik. JOSSAE (Journal of
Sport Sci ence and Education), 5(1), 57-63.
Yohanna, M., & Toruan, D. T. N. L. (2018). Rancang bangun sistem pemberian
pakan dan minum ayam secara otomatis. Jurnal Teknik Informatika dan
Sistem Informasi, 4(2), 308-318.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Gambar 1. Proses pembersihan Gambar 2. Proses penimbangan


kandang ayam untuk recording

Gambar 3. Pemberian Pakan Gambar 4. Pengambilan sisa pakan

Gambar 5. Pemberian pakan Gambar 6. Penggantian Sekam

15 Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai