SKRIPSI
Oleh
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUA
N
Penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 250 juta jiwa dan tingkat
semakin meningkat. Salah satu nutrisi yang memiliki peran penting bagi
kebutuhan umat manusia adalah protein. Sumber protein yang lumrah dan mudah
didapatkan adalah dari telur dan daging ayam terutama daging ayam broiler.
yang empuk, ukuran yang besar dan padat, daging ayam broiler dari segi ekonomi
relatif murah dan dapat diterima oleh semua golongan. Ayam broiler juga
kelemahan seperti mudah stress yang diakibatkan oleh suhu tinggi, kepadatan
menaggulangi stress.
dengan cara mengikat radikal bebas serta molekul reaktif sehingga hal tersebut
menjadi dua, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan alami
meninggalkan residu dan memberikan efek buruk pada manusia. Hal tersebut
memiliki residu dalam daging yang bersifat karsinogenik. Pengaruh buruk ini
harganya yang relatif murah juga dapat mengurangi stress pada ternak yang
disebabkan oleh banyak faktor seperti kepadatan kandang atau lingkungan yang
terhadap ternak telah menciptakan respon positif untuk terus mencari alternatif
status kesehatan dan menghindarkan ayam dari stress sehingga energi dan nutrisi
dari pakan difokuskan untuk produksi yang dapat diukur melalui konsumsi pakan,
pertambahan bobot badan (PBB), konversi pakan bobot hidup dan persentase
karkas.
terhadap kecernaan ransum karena tingginya serat kasar dan antinutrisi seperti
tanin, asam fitat dan oksalat (Sugiharto, 2020), sehingga dibutuhkan metode
benih yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal sebagai tanaman
meningkatkan kadar protein dan menurunkan kadar serat kasar. Proses germinasi
memiliki kelebihan dapat memperbaiki fraksi serat kasar pada biji-bijian sehingga
pertambahan bobot badan (PBB), konversi pakan, bobot hidup dan persentase
karkas. Konsumsi pakan (feed intake) merupakan jumlah pakan yang dihabiskan
oleh ayam atau unggas pada periode waktu tertentu, misalnya konsumsi pakan
pakan menjadi salah satu indicator yang menentukan pertambahan bobot badan
ayam broiler dalam masa pemeliharaan. Nilai konsumsi pakan dan pertambahan
bobot badan akan dibandingkan untuk mendapat nilai konversi pakan untuk
produksi ayam broiler untuk menghasilkan daging sebagai produk utama. Bobot
hidup dan persentase karkas salah merupakan satu parameter yang menunjukkan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji performans ayam broiler
yang meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, bobot
hidup dan presentase karkas yang diberi pakan mengandung tepung germinasi biji
papaya sampai level 5%. Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat memberikan
ayam. Hipotesa dalam penelitian ini yaitu suplementasi tepung germinasi biji
papaya pada pakan ayam broiler mampu meningkatkan konsumsi pakan dan
TINJAUAN PUSTAKA
besar dalam memenuhi kebutuhan protein asal hewani bagi masyarakat Indonesia.
Ayam broiler adalah jenis ternak unggas yang memiliki laju pertumbuhan yang
sangat cepat, karena dapat dipanen pada umur 5 minggu (Umam et al., 2015).
Karakteristik dari ayam pedaging adalah pertumbuhan cepat, dada lebar dengan
timbunan daging yang padat, efesiensi dalam penggunaan ransum sangat baik,
masa panen pendek dan daging berserat lunak (Londok et al., 2017). Ayam broiler
memiliki kelebihan dari sifat genetiknya yaitu pertumbuhannya yang cepat hingga
mampu tumbuh mencapai bobot badan 1,5-2,0 kg dalam masa pemeliharaan 30-
35 hari (Lukito et al., 2019). Ayam broiler juga memiliki kekurangan yaitu mudah
MB 202 jantan mencapai bobot badan 1,40 kg dengan konsumsi pakan komulatif
Fase pertumbuhan ayam broiler terbagi menjadi dua fase yaitu fase satarter
dan fase finisher. Fase starter dimulai pada ayam broiler berumur 1-21 hari dan
fase finsher dimulai pada hari ke 22-35 atau sesuai dengan umur dan bobot yang
dengan optimal karena dipengaruhi faktor yang meliputi bibit, pakan, dan
sebanyak 23% sedangkan pada fase finisher sebanyak 20%, kebutuhan energy
metabolis pada fase sterter sebanyak 2800-3200 kkal/kg, kebutukan kalsium pada
fase starter sebanyak 1% sedangkan pada fase finisher sebanyak 0,9%, kebutukan
fosfor pada fase starter sebanyak 0,45% sedangkan pada fase finisher sebanyak
Selain itu pakan adalah aspek dengan biaya yang paling tinggi pada peternakan
ayam broiler yaitu mencapai 60 – 70%. Kandungan nutrisi dalam pakan harus
seimbang dan mencukupi kebutuhan ternak agar ternak dapat tumbuh dengan
sedangkan bijinya hanya dibuang sehingga menjadi limbah pertanian. Bagian dari
tumbuhan papaya seperti buah, batang dan daun papaya dapat dimanfaatkan,
sedangkan biji papaya masih sedikit dimanfaatkan (Arvind et al., 2013). Biji
pepaya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan dengan menjadi obat tradisional
seperti sebagai obat cacing gelang, gangguan pencernaan, diare, kontrasepsi pria,
dan bahan baku obat masuk angina (Warisno, 2003). Biji papaya merupakan
tergolong murah yang belum banyak digunakan selain itu juga memiliki
kandungan protein yang tinggi sehingga sangat cocok digunakan sebagai pakan
alternative (Lukito et al., 2019). Komposisi biji papaya dalam buah papaya pada
kandungan nutrisinya yang meliputi 25,1% protein kasar, 45,6% serat kasar dan
dapat meninggalkan residu pada produk daging ayam broiler (Wenno, 2018). Hal
ini sependapat dengan Sugiharto (2020) bahwa Biji pepaya memiliki kandungan
zat aktif yang berupa polifenol, flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin yang
dihasilkan sebagai hasil metabolisme oksidatif, yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia
dan proses metabolik yang terjadi di dalam tubuh (Solichin, 2014). Kandungan
tanin dalam pakan unggas sebesar 0,33% tidak membahayakan untuk tubuh
unggas. Kandungan tanin dalam pakan unggas yang mencapai 0,5% atau lebih
menurunnya daya cerna asam-asam amino yang seharusnya dapat diserap oleh
vili-vili usus (Widodo, 2005). Kandungan antinutrisi biji pepaya perlu diberikan
2.3. Germinasi
radikula dan plumula dari biji (Marthen et al., 2013). Perkecambahan adalah
proses tumbuhnya embrio dan komponen benih yang memiliki kemampuan untuk
tumbuh secara normal sebagai tanaman baru (sari et al., 2011). Germinasi
merupakan awal dari aktivitas pertumbuhan embrio yang dilihat dengan adanya
pecah kulit biji dan munculnya bibit tanaman baru. Kelebihan pengolahan
seperti tanin dan dapat meningkatkan kandungan nutrisi pada bahan yang
polisakarida yang ada pada dinding sel, seperti selulosa, glukosa dan manosa
atau unggas pada periode waktu tertentu. Konsumsi pakan merupakan aspek
bobot badan (Tobing 2005). Konsumsi pakan dipengaruhi oleh kandungan energi,
nutrisi dalam pakan dan stress yang terjadi pada ternak unggas (Widodo, 2009).
hubungan yang terbalik, dimana energi ransum semakin tinggi maka konsumsi
ransum semakin rendah (Amarullah, 2004). Kebutuhan energi ayam broiler
periode starter 3080 kkal/kg ransum pada tingkat protein 24%, sedangkan periode
finisher 3190 kkal/kg ransum pada tingkat protein 21% (Fadilah, 2004). Penelitian
Balqis et al., (2022) penambahan Tepung Daun Pepaya (Carica papaya L.) dan
Multi Enzim dalam ransum dengan taraf 20% mampu meningkatkan konsumsi
Nilai pertambahan bobot badan merupakan selisih antara bobot akhir dan
Pertambahan bobot badan sangat berkaitan dengan pakan, dalam hal kuantitas
yang berkaitan dengan konsumsi pakan apabila konsumsi pakan terganggu maka
biji jagung dengan taraf 5% hingga 20% mampu meningkatkan bobot badan ayam
broiler. Penelitian Balqis et al., (2022) pada ayam broiler yang diberi penambahan
Tepung Daun Pepaya (Carica papaya L.) dan Multi Enzim dengan taraf 2,5%
pemberian tepung germinasi bii papaya mampu memberikan efek positif pada
pakan oleh ternak atau sebagai pengukur seberapa banyak pakan yang digunakan
untuk menghasilkan produk akhir pada ayam broiler berupa daging (Siregar
ransum semakin baik. Sebaliknya, konversi pakan yang semakin besar merupakan
indikator efisiensi ransum semakin buruk (Ali et al., 2019). Nilai konversi pakan
buruk karena banyaknya pakan yang dikonsumsi ayam broiler tidak diimbangi
disebabkan serat kasar yang terkandung dalam pakan menyebabkan zat nutrisi
rendah (Wati et al., 2018). Hasil penelitian Sae, (2021) ayam broiler yang diberi
penambahan kecambah biji jagung dengan taraf 20% pada ransum menunjukkan
efektif dan konversi ransum semakin baik. Oleh karena itu, tepung germinasi biji
Bobot badan akhir adalah bobot hidup ayam pada akhir pemeliharaan
pertumbuhan, semakin besar pertambahan berat tubuh akan semakin besar bobot
hidup yang dihasilkan (Saputra et al.,. 2015). Faktor yang mempengaruhi bobot
badan akhir meliputi galur ayam, jenis kelamin, dan faktor lingkungan yang
suhu, ayam broiler akan tumbuh optimal pada temperatur lingkungan 19-21°C,
biji jagung dalam pakan dengan taraf pemberian 5% sampai 20% kecambah tidak
berpengaruh nyata terhadap bobot hidup ayam broiler. Penambahan tepung daun
papaya dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap bobot badan akhir ayam
broiler yang disebabkan karena pertambahan bobot badan yang tidak berbeda
nyata akibat konsumsi pakan yang juga tidak berbeda nyata (Putra, 2017).
Pemberian ekstrak daun pepaya sampai 75 ml/liter dalam air minum ayam broiler
tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap bobot hidup ayam broiler
(wahdini, 2016)
Bobot karkas merupakan bobot bobot ayam tanpa darah, bulu, kepala,
leher, kaki dan organ dalam (Nuraini et al., 2018). persentase karkas yang tinggi
menunjukan kualitas karkas yang baik. Kualitas karkas dipengaruhi oleh faktor
sebelum pemotongan antara lain genetik, spesies, bangsa, jenis ternak, jenis
kelamin, umur dan pakan (Fijanaet al., 2012) Karkas tersusun dari lemak,
jaringan kulit, tulang, daging dan lemak. Konsumsi pakan dan energi berpengaruh
pada komposisi karkas (Imamudinet al., 2012). Tingginya persentase karkas ayam
ras pedaging dipengaruhi oleh bobot hidup. Produksi karkas ditunjang oleh bobot
al.,2020). persentase karkas sangat dipengaruhi oleh bobot hidup yang dihasilkan,
abdominal yang menghasilkan produksi daging yang tinggi (Subekti et al., 2012).
persentase karkas ayam ras pedaging umur 5 minggu berkisar antara 65-75 %
(Putra, 2017)
biji jagung dalam pakan dengan taraf pemberian 5% sampai 20% kecambah tidak
berpengaruh nyata terhadap persentase karkas ayam broiler. Ayam broiler yang
signifikan pada persentase karkas (Bikrisima et al., 2014). Pemberian tepung daun
persentase karkas (Surah et al., 2020). Pemberian ekstrak daun pepaya sampai 75
ml/liter dalam air minum ayam broiler tidak memberikan pengaruh yang berbeda
terhadap persentase karkas ayam broiler (wahdini, 2016). Menurut Septiani et al.
(2016) bahwa ada hubungan linier antara protein, energi, dan persentase karkas.
Protein dan energi yang terkandung dalam pakan akan digunakan untuk
memproduksi daging dalam tubuh. Persentase karkas sangat ditentukan oleh bobot
MATERI METODE
3.1. Materi
Materi yang digunakan yaitu 260 ekor DOC strain Lohmann dengan bobot
rata-rata 32 ± 1,09 g gram, bahan pakan yang digunakan yaitu jagung giling,
disease (ND) untuk umur 4 hari, vaksin gumboro untuk umur 11 hari dan vaksin
timbangan digital, timbangan gantung, kandang, tempat pakan dan minum, jaring
3.2. Metode
yaitu :
T0 : Ransum kontrol
sehingga memiliki ukuran biji yang besar dan bulat. Proses germinasi biji papaya
diawali dengan membersihkan kulit ari biji papaya kemudian dilakukan seleksi
pada biji papaya yang tidak layak untuk dikecambahkan. Biji papaya yang lolos
dari seleksi akan di rendam menggunakan air hangat selama 24 jam yang
bertujuan agar mempercepat dormansi pada biji. Biji papaya dimasukkan dalam
botol air mineral yang telah diberi lubang-lubang kecil pada bagian bawah dan
diberi kapas basah di alasnya kemudian ditutup dengan kapas basah kembali, lalu
dibungkus dengan plastic hitam dan digantung di tempat yang terkena sinar
matahari dan ditunggu selama 2 minggu dengan ukuran tunas sekitar 0,5 cm.
hasil germinasi dibawah sinar matahari langsung dan setelah kering digiling
broiler pada fase starter dan finisher. Pembuatan ransum dilakukan dengan
dicampur hingga homogen. Jenis bahan pakan dan presentase penggunaan bahan
nutrisi masing-masing bahan pakan hingga sesuai kebutuhan nutrien ayam broiler
pada fase starter dan finisher. Pembuatan ransum dilakukan dengan penimbangan
sebagai alas lantai kandang yang berfungsi agar DOC tidak tersangkut dan
terluka, pemasangan instalasi listrik dan lampu, pemasangan tempat pakan dan
pembagian ke 24 pen dengan tujuan agar bobot seragam, tiap perlakuan berisi 13
ekor, dengan total ayam dalam perlakuan adalah 312 ekor. Tahap perlakuan
dengan pemberian pakan ransum tepung germinasi biji papaya dilakukan saat
ayam berumur 15-35 hari. Pemberian pakan dan minum baik saat periode starter
Disease (ND) yang diberikan pada umur 4 hari melalui tetes mata, vaksin kedua
menggunakan vaksin gumboro yang diberikan pada umur 11 hari dan vaksin
ketiga berupa ND La Sota yang diberikan pada umur 18 hari melalui air minum.
dilakukan setiap hari untuk mengetahui total konsumsi pakan rata-rata dan
konversi pakan per minggu dan penimbangan sisa pakan dilakukan satu minggu
pertambahan bobot babdan dan menghitung konversi pakan sampel 2 ekor ayam
diambil secara acak dari setiap unit percobaan untuk mendapatkan karkas.
pembersihan bulu dan organ dalam beserta isi saluran pencernaan dikeluarkan,
karkas. Penimbangan karkas ayam yang terdiri dari dada, sayap dan paha
Jumlah Pakan(g)
3. Konversi pakan =
Bobot Total Hidup Ayam( g)
bobot karkas
4. Persentase karkas = × 100 %
bobot hidup
Data dianalisis ragam pada taraf signifikasi 5%. Model linier yang
Yij = μ + τi + εij
Keterangan :
bobot badan, konversi ransum, bobot karkas dan bobot hidup dan
Rata-rata konversi pakan, bobot hidup dan bobot karkas ayam broiler yang
diberi pakan tepung germinasi biji papaya disajikan pada Tabel 2. Hasil analisis
Konsumsi pakan
komulatif
(g/ekor) 2840,00
PBB (g/ekor) 1981,00 2898,00 2746,00 2970,00
Konversi pakan 1,44 2075,00 1970,00 1894,00
antara 2840 – 2970 g, nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian Fitro et
al., (2015) yang menghasilkan konsumsi pakan kumulatif pada ayam broiler
germinasi biji papaya dalam pakan sampai 5% tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
sampai kebutuhan energinya terpenuhi. Hal ini sesuai North dan Bell (1990)
kandungan energi dalam pakan dan keadaan suhu lingkungan. Kartasudjana dan
makan. Kanungan energi metabolis pada tiap ransum perlakuan yang ralatif sama
konsumsi pakan juga dipengaruhi oleh kandungan serat kasar dalam ransum.
Hal ini sesuai dengan pendapat Wati et al., (2018) yang menyatakan bahwa
semakin tinggi kandungan serat kasar dalam ransum maka konsumsi ransum
semakin menurun, hal ini disebabkan oleh sifat bulky pada serat kasar yang
konsumsi menjadi rendah. Kandungan serat kasar dalam penelitian pada masing-
(9,96%). Kandungan serat kasar yang berbeda antar perlakuan, tidak memberikan
pengaruh terhadap konsumsi pakan pada penelitian ini. Perbedaan nilai pada
pakan karena teradinya ferbaikan fraksi serat kasar akibat proses germinasi.
Menurut Ali et al., (2019) penyederhanaan fraksi serat kasar dapat membantu
berkisar antara 1894 - 2075 g, nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan standar
Fitro et al., (2015) bahwa pertambahan bobot ayam broiler berumur 5 minggu
sebesar 1.860,6 g.
bobot badan. Hal ini disebabkan oleh kandungan nutrient dari tiap perlakuan
relative sama. Idayat et al., (2012) menyatakan bahwa Pertambahan bobot badan
ayam broiler dipengaruhi oleh jumlah pakan yang masuk dan kandungan nutrisi
antara 1,40-1,57, dimana nilai ini tergolong normal, hal ini sesuai dengan
penelitian Budiarta et al., (2014) yang menyatakan bahwa konversi pakan ayam
broiler pada umur 5 minggu berkisar dari 1,5-1,6. Nilai ini lebih rendah dari
pendapat Syahruddin et al., (2012) bahwa konversi pakan ayam broiler yang
germinasi biji papaya tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konversi pakan,
hal ini ditunjukkan dengan nilai konversi pakan yang diberi perlakuan tepung
germinasi biji papaya tidak berbeda secara signifikan. Konsumsi pakan dan
pertambahan bobot badan yang relatif sama menyebabkan nilai FCF yang relative
konsumsi pakan dengan pertambahan berat badan pada waktu yang sama. Hal ini
didukung oleh pendapat Wati et al., (2018) yang menyatakan bahwa Nilai
konversi pakan yang tinggi karena banyaknya pakan yang dikonsumsi ayam
pakan juga dipengaruhi oleh kandungan nutrisi salah satunya adalah serat kasar.
Hal ini sesuai dengan pendapat Fitro et al., (2015) menyatakan bahwa tingginya
nilai konversi pakan disebabkan serat kasar yang terkandung dalam pakan
menyebabkan zat nutrisi dalam pakan kurang dapat dimanfaatkan oleh ayam
antara 1894 – 2075 g. Rataan ini lebih tinggi dari pendapat Subekti et al., (2012)
bahwa bobot hidup ayam yang diberi antioksidan alami dan vitamin C sebagai
germinasi tidak memberikan pengaruh nyata (P>0.05) terhadap bobot hidup ayam
broiler. Hal ini disebabkan oleh pemberian tepung germinasi biji papaya tidak
mempengaruhi energi dan protein ransum, hal ini sesuai dengan pendapat Kusuma
et al.,(2014) yang menyatakan bahwa selain konsumsi pakan, bobot akhir ayam
juga dipengaruhi oleh kandungan nutrisi dalam ransum. Setiadi et al., (2013)
pertumbuhan dan bobot akhir karena pembentukan bobot, bentuk, dan komposisi
tubuh pada hakekatnya adalah akumulasi pakan yang dikonsumsi ke dalam tubuh
ternak. Kandungan serat kasar yang berbeda dan konsumsi pakan tidak
memeberikan pengaruh pada penelitian ini. Selain kondisi tersebut, bobot hidup
ayam broiler juga dipengaruhi oleh kandungan serat kasar dalam pakan, sesuai
pendapat Kinardi (2012) yang menyatakan bahwa meningkatnya taraf serat kasar
dalam ransum akan menurunkan nilai gizi dan energi ransum, sehingga imbangan
antara 66,95 - 69,52%. Rataan ini sesuai dengan pendapat Puspitasari et al.,
(2019) bahwa persentase karkas ayam broiler yang diberi bonggol jagung pada
karkas. Hal ini disebabkan oleh kandungan nutrisi pada setiap perlakuan sama
Menurut pendapat Setiadi et al., (2013) bagian dari ransum yang sangat
perbaikan jaringan dan pengelolaan produksi serta bagian dari struktur enzim,
sehingga protein dikenal sebagai salah satu unsur pokok penyusun sel tubuh dan
jaringan. Selain kandungan dalam pakan, persentase karkas juga dipengaruhi oleh
bobot hidup yang pada penelitian tidak memberikan hasil signifikan, sesuai
pendapat Imamudin et al., (2012) bahwa bobot karkas erat kaitanya dengan bobot
hidup, semakin tinggi bobot hidup maka persentase karkas juga semakin tinggi.
Subekti et al., (2012) bobot karkas yang di hasilkan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu umur, jenis kelamin, bobot potong, besar dan konformasi tubuh,
5.1. SIMPULAN
5.2. SARAN
antioksidan.
DAFTAR PUSTAKA
Aguilera, Y., Dueñas, M., Estrella, I., Hernández, T., Benitez, V., Esteban, R. M.,
and Martín-Cabrejas, M.A. 2010. Evaluation of phenolic profile and
antioxidant properties of Pardina lentil as affected by industrial
dehydration. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 58 (18): 10101-
10108.
Akhadiarto, S. (2012). Pengaruh pemberian probiotik temban, biovet dan biolacta
terhadap persentase karkas, bobot lemak abdomen dan organ dalam ayam
broiler. Jurnal sains dan teknologi Indonesia, 12(1): 12-19.
Ali, Najmah., Agustina., dan Dahniar. 2019. Pemberian dedak yang difermentasi
dengan em4 sebagai pakan ayam broiler. Jurnal Ilmu Pertanian. 4(1): 1-4
Amrullah KI. 2004. Nutrisi Ayam pedaging. Bogor. Lembaga Satu Gunung budi
Anggitasari, S., O. Sjofjan., dan I. H. Djunaidi. 2016. Pengaruh beberapa jenis
pakan komersil terhadap kinerja produksi kuantitatif dan kualitatif ayam
pedaging. Buletin Peternakan. 40 (3): 187 – 196.
Aravind, G., Bhowmik, D., Duraivel, S., & Harish, G., 2013, Traditional and
medicinal uses of carica papaya. Journal of Medicinal Plants Studies. 1
(1): 7-15.
Balqis N., M. Sigit., dan M. Akbar. 2022. Pengaruh penambahan tepung daun
pepaya (carica papaya l.) dan multi enzim dalam ransum terhadap
performa produksi ayam broiler. Prosiding Seminar Nasional Cendekia
Peternakan 66-70.
Banso, A. and S. O. Adeyemo. 2007. Evaluation of antibacterial properties of
tannins isolated from Dichrostachys cinerea. Afr. J. Biotechnol. 6: 1785-
1787.
Bikrisima, S. H. L., L. D. Mahfudz., dan N. Suthama. 2014. Kemampuan produksi
ayam broiler yang diberi tepung jambu biji merah sebagai sumber
antioksidan alami. JITP. 3(2): 69-75.
Budiarta, D. H., E. Sudjarwo, dan Nur Cholis. 2014. Pengaruh kepadatan kandang
terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan
pada ayam pedaging. J. Ternak Tropika 15(2) : 31-35
Christalina, I., T. E. Susanto., A. Ayucitra. dan, Setiyad. 2017. Aktivitas
antioksidan dan antibakteri alami ekstrak fenolik biji pepaya. Jurnal Ilmiah
Widya Teknik. 18-25
D. Widianingrum1a , R. Somanjaya1 dan O. Imanudin1. 2018. Performan ayam
broiler yang diberi ransum mengandung fermentasi limbah ikan lele
(clarias sp) menggunakan mol jambu biji merah (psidium guajava l.)
Jurnal Ilmu Ternak, Desember 2018, 18(2):72-78
Damayanti, I. D. A. B., N. W. Wisaniyasa., dan I. W. R. Widarta. 2019. Studi sifat
fisik, kimia, fungsional, dan kadar asam sianida tepung kecambah kacang
koro pedang (Canavalia ensiformis). Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan.
8(3): 238-247
Desi, F. S. 2021. Penggunaan kecambah biji jagung dalam pakan terhadap bobot
panen, bobot karkas dan berat bulu pada ayam broiler. Program Studi
Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Malang.
Dogomo, Emanuel. 2018. Bobot dan persentase karkas ayam pedaging yang
diberi tepung kulit buah manggis (garcinia mangostama l.) dalam air
minum. Jurnal fapertanak. 3(1) : 31-47
E. Aprilianti., I. Mangisah., dan V. D. Y. B. Ismadi. 2017. Pengaruh penggunaan
limbah kecambah kacang hijau terhadap kecernaan protein kasar,
kecernaan serat kasar dan pertambahan bobot badan itik magelang.
Agromedia 35, No. 2 33-40.
Fahruddin, A., W. Tanwirah, H. Indrijani. 2016. Konsumsi ransum,
pertambahan bobot badan dan konversi ransum ayam lokal Jimmy’s Farm
Cipanas kabupaten Cianjur. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran.
Fatmaningsih, R., Riyanti., K. Nova. 2016. Performa ayam pedaging pada sistem
brooding konvensional dan thermos. .Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu
4(3): 222-229
Ferdiawan, N., Nurwantoro., dan B. Dwiloka. 2019. Pengaruh lama waktu
germinasi terhadap sifat fisik dan sifat kimia tepung kacang tolo (Vigna
unguiculata L). Jurnal Teknologi Pangan 3(2): 349−354
Fitro, R., D. Sudrajat., dan E. Dihansih. 2015. Performa ayam pedaging yang
diberi ransum komersial mengandung tepung ampas kurma sebagai
pengganti jagung. Jurnal Peternakan Nusantara. 1( 1) : 1-8
Harahap, A.E., J. Handoko., dan Rovilaili. 2020. Penambahan tepung limbah
udang dalam ransum basal terhadap karkas ayam pedaging. Jurnal
Peternakan Nusantara 6(1): 21-28
Idayat, A., U. Atmomarsono., dan W. Sarengat. 2012. Pengaruh berbagai
frekuensi pemberian pakan pada pembatasan pakan terhadap performans
ayam broiler. Animal Agricultural Journal. 1( 1): 379 – 388
Imamudin, U., Atmomarsono., dan M. H. Nasoetion. 2012. Pengaruh berbagai
frekuensi pemberian pakan pada pembatasan pakan terhadap produksi
karkas ayam broiler Animal Agricultural Journal. 1(1): 87 – 98
Inyang, C. U. dan U. M. Zakaria. 2008. Effect of Germination and Frementation
of Pearl Millet on Proximate Chemical and Sensory Properties of Instant
Fura a Nigerian Cereal Food. Pakistan Journal of Nutrition. 7(1): 9-12.
K. Subekti, H. Abbas dan K. A. Zura. 2012. Kualitas Karkas (Berat Karkas,
Persentase Karkas Dan Lemak Abdomen) Ayam Broiler yang Diberi
Kombinasi CPO (Crude Palm Oil) dan Vitamin C (Ascorbic Acid) dalam
Ransum sebagai Anti Stress. Jurnal Peternakan Indonesia. 14(3): 447-453
K.M.N. Harahap., E. Erwan., dan R. Misrianti. 2019. Pemanfaatan tepung biji
alpukat (Persea americanamill.) dalam ransum terhadap performa ayam
ras pedaging. Jurnal Peternakan Sriwijaya. 8(2): 45-57.
Kartasudjana, R. Dan E. Suprijatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Kestaria., H. Nur., dan B. Malik. 2016. Pengaruh substitusi pakan komersil
dengan tepung ampas kelapa terhadap performa ayam kampung. Jurnal
Peternakan Nusantara 2(1): 43-48
Kurniawan, L. A., U. Atmomarsono., dan L. D. Mahfudz. 2012. Pengaruh
berbagai frekuensi pemberian pakan dan pembatasan pakan terhadap
pertumbuhan tulang ayam broiler. J. Agromedia. 30(2) 14-22
Lombu, W. K., N. W. Wisaniyasa, dan A.A.I.S. Wiadnyani. 2018. Perbedaan
karakteristik kimia dan daya cerna pati tepung jagung dan tepung
kecambah jagung (Zea mays L.). Jurnal ITEPA 7: 43-51.
Londok, J. J. M. R., J. E. G. Rompis., dan C. Mangelep.2017. Kualitas karkas
ayam pedaging yang diberi ransum mengandung limbah sawi. Jurnal
Zootek 37 (1): 1 – 7
Lukito, D. S., Sugiharto., dan Isroli. 2019. Profil eritrosit ayam kampung super
yang diberi pakan mengandung tepung biji pepaya dan daun pepaya yang
difermentasi dengan chrysonilia crassa. Prosiding Seminar Untidar. 1-5.
Maisarah, A. M., R. Asmah and O. Fauziah. 2014. Proximate analysis,
antioxidant and antiproliferative activities of different parts of Carica
papaya. J. Nutr. Food Sci. 4(2): 1-7
Marthen, E. Kaya dan H. Rehatta. 2013. Pengaruh perlakuan pencelupan dan
perendaman terhadap perkecambahan benih sengon (Paraserianthes
falcataria L.) Agrologia. 2(1): 10-16
Narsih., Agato., dan R. Sesario. 2018. Penurunan senyawa antinutrisi pada biji
jagung dengan berbagai metoda. Jurnal Teknologi Pangan 9(1): 45-50
North, M. O. and D. D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4 th
edn. Van Northland Reinhold, New York.
Nuraini., Z. Hidayat., dan K. Yolanda. 2018. Performa Bobot Badan Akhir, Bobot
Karkas serta Persentase Karkas Ayam Merawang pada Keturunan dan
Jenis Kelamin yang Berbeda. Sains Peternakan. 16 (2): 69-73
Nuryati, T. 2019. Analisis performans ayam broiler pada kandang tertutup dan
kandang terbuka. Jurnal Peternakan Nusantara 5 (2): 77-86
Pratama, Andry., K. Suradi., Roostita L., Balia, H. Chairunnisa., H. A. W.
Lengkey., D. S. Sutardjo., L. Suryaningsih., J. Gumilar., E. Wulandari., W
Setiadi Putranto. 2015. Evaluasi karakteristik sifat fisik karkas ayam
broiler berdasarkan bobot badan hidup. Jurnal Ilmu Ternak.15(2): 61-64
Puspitasari, D. K., O. Sjofjan., Eko. W. 2019. Pengaruh penambahan tepung
bonggol pisang pada pakan terhadap berat karkas, persentase karkas, dan
lemak abdominal ayam pedaging. Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Maret .
2(1): 33-41
Putra, T. G. 2017. Pengaruh penambahan tepung daun pepaya (carica papaya linn)
dalam pakan terhadap bobot badan akhir, bobot karkas dan persentase
karkas ayam broiler. JURNAL FAPERTANAK. 2(2): 58-64.
Qurniawan, A. 2016. Kualitas daging dan performa ayam broiler di kandang
terbuka pada ketinggian tempat pemeliharaan yang berbeda di
Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan. Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor. (Tesis)
Rumiyati, A. James, dan V. Jayasena. 2012. Effect of germination on the nutrional
and protein profile of australian sweet lupin (Lupinus angustifolius L.).
Food and Nutrition Science 3: 621-626.
Sae, Yohanes. 2021. Substitusi kecambah biji jagung sebagai pakan terhadap
penampilan ayam broiler. Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
Saputra, T. H., K. Novab., dan D. Septinova. 2015. Pengaruh penggunaan
berbagai jenis litter terhadap bobot hidup, karkas, giblet, dan lemak
abdominal broiler fase finisher di closed. Jurnal Ilmiah Peternakan
Terpadu. 3(1): 38-44
Sari, A. A. A., S. Ashar., dan Didik Haryono. 2011. Pengaruh kedalaman tanam
benih terhadap perkecambahan dan pertumbuhan bibit durian (Durio
zibethinus Murr.). Diss. Universitas Brawijaya.
Septiani, A. S., O. Sjofjan, dan H. Djunaidi. 2016. Pengaruh beberapa jenis pakan
komersial terhadap kinerja produksi kuantitatif dan kualitatif ayam
pedaging. Buletin Peternakan 40(3): 187-196.
Setiad, R. D., K. Nova., dan S. Tantalo. 2013. Perbandingan bobot hidup, karkas,
giblet, dan lemak abdominal ayam jantan tipe medium dengan strain
berbeda yang diberi ransum komersial broiler. Jurnal Ilmiah Terpadu. 1(2)
Sio, A. K., Oktovianus R. Nahak T. B., A. A. Dethan. 2015. Perbandingan
penggunaan dua jenis ransum terhadap pertambahan bobot badan harian
(pbbh). Konsumsi Ransum dan Konversi Ransum Ayam. Journal of
Animal Science 1 (1) 1–3
Siregar, D. J. S. 2017. Pemanfaatan tepung bawang putih (allium sativum l)
sebagai feedadditif pada pakan terhadap pertumbuhan ayam broiler. Jurnal
Sains Peternakan 10(2): 1979-5408
SNI. 01-3939-2006. 2006. Standar Pakan Ayam Ras Pedaging Starter.
Solichin, O. V. (2014). Uji Efektivitas Antioksidan Krim Ekstrak Etanol Biji
Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Dpph (1,1-diphenyl-2-
picrylhydrazil). Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN,
1(1).
Solichin, O. V. 2014. Uji Efektivitas Antioksidan Krim Ekstrak Etanol Biji
Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Dpph (1, 1-diphenyl-2-
picrylhydrazil). Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran
UNTAN, 1(1).
Sugiharto S, Widiastuti E, Isroli I, Wahyuni HI, Yudiarti T. 2020. Effect of a
fermented mixture of papaya leaf and seed meal on production traits
and intestinal ecology of the Indonesian indigenous crossbred
chickens. Acta Univ. Agric. Silvic. Mendel. Brun. 68: 707- 718.
Sugiharto S. 2020. Papaya (Carica papaya L.) seed as a potent functional feedstuff
for poultry - a review. Vet. World. 13(18): 1613-1619.
Suprijatna, E., U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2008. Ilmu Dasar Ternak
Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta
Surah, M., Florencia. N., Sompie., Youdhie. H. S. Kowel., Meity. R. Imbar. 2020.
Pengaruh penggunaan tepung daun pepaya (carica papaya l) sebagai
pengganti sebagian ransum basal terhadap persentase karkas dan
persentase lemak abdomen ayam. Zootec 40 (2) : 756 – 762.
Sutarpa, N.S, dan Sukmawati, N.M.S. 2017. Pengaruh suplementasi tepung daun
pepaya terfermentasi terhadap performans itik bali. Prosiding
Tamalludin, K. 2014. Panduan Lengkap Ayam Broiler. Penebar Swadaya. Jakarta
Tamzil, M. H. 2014. Stres Panas pada Unggas: Metabolisme, Akibat dan Upaya
Penanggulangannya. WARTAZOA Vol. 24 (2): 57-66
Tobing V. 2005. Beternak Ayam Broiler Bebas Anti Biotika Murah dan Bebas
Residu. Penebar Swadaya. Jakarta
Umam, M. K., H. S. Prayogi., dan V.M. A. Nurgiartiningsih. 2015. Penampilan
produksi ayam pedaging yang dipelihara pada sistem lantai kandang
panggung dan kandang bertingkat. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 24 (3): 79
– 87
Uzer, F., N. Iriyanti dan Roesdiyanto. 2013. Penggunaan pakan fungsional dalam
ransum terhadap konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan ayam
broiler. J. Ilmiah Peternakan. 1 (1): 282-288.
Wahdini. 2016. Pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya (carica papaya l.)
terhadap bobot hidup, persentase karkas dan persentase lemak abdomen
pada ayam broiler. Diploma thesis, Universitas Andalas.
Wahyu, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Warisno, Budidaya Pepaya, 2003, Yogyakarta: Kanisius.
Wati, A. K., Zuprizal., Kustantinah., E. Indarto., N. D. Dono., dan Wihandoyo.
2018. Performan ayam broiler dengan penambahan tepung daun calliandra
calothyrsus dalam pakan. Jurnal Sains Peternakan 16(2): 74-79
Wati, A. K., Zuprizal., Kustantinah., E. Indarto., N. D. Dono., dan Wihandoyo.
2018. Performan ayam broiler dengan penambahan tepung daun
calliandra calothyrsus dalam pakan. J. Sains Peternakan 16(2): 74-79
Wenno, D. 2018. Persentase bobot organ dalam ayam broiler yang diberi tepung
biji pepaya dalam ransum dengan level berbeda. JURNAL
FAPERTANAK. 3(1): 1-8
Widodo, W. 2005. Tanaman Beracun dalam Kehidupan Ternak. UMM Press,
Malang.
Widodo, W. 2009. Nutrisi dan Pakan Unggas Kontekstual. Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang.
Wulandari, E., M. Djali., dan G. G. R. Wulandari. 2021. Pengaruh waktu dan suhu
perkecambahan terhadap karakteristik tepung kecambah sorgum. Chimica
et Natura Acta. 9(1): 25-35
LAMPIRAN
Faktor koreksi = G²
(FK) n
= (57270 )²
20
= 163992645
= 164467700 – 163992645
= 475055
JK perlakuan = ∑Ti 2
– FK
r
= \{( 14200 ) 2 + ( 14490 )2 +( 13730 ) 2 + ( 14850 ) 2 \}
–
5
163992645
= 134455
Lampiran 1. (lanjutan)
= 13445500
4-1
= 44818,33
KT galat = JK(G)
t(r-1)
= 3445500
4(5-1)
= 21287,5
F hit = KT Perlakuan
KT Galat
= 44818,33
21287,5
= 2,105
3000
f(x) = 19.4893617021276 x² − 81.1489361702125 x + 2878.8085106383
R² = 0.16920526783349
konsumsi pakan
2500
2000
1500
1000
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Konsentrasi tepung germinasi biji pepaya
= 57270
20
= 2863,5
= √21287,5 × 100%
28635
= 5,096%
Lampiran 2. Perhitungan Statistik Pengaruh Perlakuan terhadap Pertambahan
Bobot Badan
Perlakua Pertambahan Bobot Badan Total Rata-rata
n U1 U2 U3 U4 U5
---------------------------(g)-------------------------------
T0 1810 2020 2030 1905 2140 9905 1981
T1 1865 2370 2270 1790 2080 10375 2075
T2 2115 2080 2035 1940 1680 9850 1970
T3 1925 2080 1910 1775 1780 9470 1894
Total (G) 39600
Rata-rata 1980
Faktor koreksi = G²
(FK) n
= (39600 )²
20
= 78408000
= 78990550 – 78408000
= 582550
JK perlakuan = ∑Ti 2
- FK
r
= \{( 9905 )2 + ( 10375 ) 2 +( 9850 )2 + ( 9470 ) 2 \}
5
–
78408000
= 82610
Lampiran 2. (lanjutan)
= 82610
4-1
= 27536,67
KT galat = JK(G)
t(r-1)
= 49994000
4(5-1)
= 3124625
F hit = KT Perlakuan
KT Galat
= 2753667
3124625
= 0,089
= 396000
20
= 19800
= √3124625 × 100%
19800
= 8,9%
Lampiran 3. Perhitungan Statistik Pengaruh Perlakuan terhadap Konversi Pakan
Perlakuan Bobot Relatif Konversi Pakan Total Rata-rata
U1 U2 U3 U4 U5
---------------------------(%)-------------------------------
T0 1,580 1,534 1,408 1,438 1,233 7,195 1,44
T1 1,533 1,232 1,343 1,581 1,360 7,050 1,41
T2 1,399 1,274 1,346 1,412 1,571 7,003 1,40
T3 1,537 1,432 1,691 1,543 1,651 7,856 1,57
Total (G) 29,106
Rata-rata 1,455
Faktor koreksi = G²
(FK) n
= (29,10697)²
20
= 42,360
= 42,699 – 43,360
= 0,339
JK perlakuan = ∑Ti 2
– FK
r
= \{(7,19)2 + (7,05 2 +(7,00)2 + (7,85)2 \}
– 42,36
5
= 0,093
Lampiran 3. (lanjutan)
JK galat = JK (X) – JK (T)
= 0,339 – 0,093
= 0,245
= 0,093
4-1
= 0,031
KT galat = JK(G)
t(r-1)
= 0,245
4(5-1)
= 0,015
F hit = KT Perlakuan
KT Galat
= 0,031
0,015
= 2,037
R² = 0.275424990631941
1.400
1.300
1.200
1.100
1.000
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Konsentrasi Tepung Germinasi Biji Pepaya (%)
Gambar 1. Hubungan antara tepung germinasi biji papaya pada konversi pakan
= 29,10
20
= 1,45
= √ 0,153 × 100%
1,455
= 8,5%
Lampiran 4. Perhitungan Statistik Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Hidup
Perlakua Bobot Hidup Total Rata-
n U1 U2 U3 U4 U5 rata
---------------------------(%)-------------------------------
T0 1810 2020 2030 1905 2140 9905 1981
T1 1865 2370 2270 1790 2080 10375 2075
T2 2115 2080 2035 1940 1680 9850 1970
T3 1925 2080 1910 1775 1780 9470 1894
Total (G) 39600
Rata-rata 1980
= (39600)²
20
= 78408000
= 78990550 – 78408000
= 582550
JK perlakuan = ∑Ti 2
– FK
r
= \{(9950)2 + (10375) 2 + (9850) 2+ (9470)2 \}
–
5
78408000
= 82610
Lampiran 4. (lanjutan)
JK galat = JK (X) – JK (T)
= 582550– 82610
= 499940
= 82610
4-1
= 2536,67
KT galat = JK(G)
t(r-1)
= 499940
4(5-1)
= 31246,25
F hit = KT Perlakuan
KT Galat
= 2536,67
31246,25
= 0,881279
= 39600
20
= 1980
= √31246,25 × 100%
1980
= 8,92%
Lampiran 5. Perhitungan Statistik Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase
Karkas
Perlakuan Bobot Karkas Total Rata-rata
U1 U2 U3 U4 U5
---------------------------(%)-------------------------------
T0 59,94 70,29 71,87 69,86 62,80 334,7862 66,95
T1 66,91 62,70 70,74 69,60 68,60 338,5809 67,71
T2 71,06 72,11 64,12 67,57 62,20 337,0867 67,41
T3 63,42 75,76 68,69 70,14 69,60 347,6365 69,52
Total (G) 1358,09
Rata-rata 67,90
Faktor koreksi = G²
(FK) n
= (26909)²
20
= 36204714
= 36637871 – 36204714
= 433156,950
JK perlakuan = ∑Ti 2
– FK
r
= \{(6639)2 + (7013)2 +(6664) 2+ (6593) 2 \}
–
5
36204714
= 22292,950
Lampiran 5. (lanjutan)
JK galat = JK (X) – JK (T)
= 433156,95– 22292,950
= 410864
= 433156,950
4-1
= 7431,980
KT galat = JK(G)
t(r-1)
= 410864
4(5-1)
= 25679
F hit = KT Perlakuan
KT Galat
= 7431,98
25679
= 0,283
= 26909
20
= 1345,450
= √25679 × 100%
1345,45 0
= 11,91%