Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

DASAR PRODUKSI TERNAK UNGGAS


PENGARUH PEMBERIAN PERLAKUAN PAKAN TERHADAP
PERFORMANS AYAM BROILER

Disusun:

Mohamad Afnan Fajar


(202110350311021)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sub sektor peternakan khusunya bidang perunggasan ayam pedaging
menjadi primadona dalam menjalalankan usaha peternakan. Bedasarkan data dari
Dirjen Peternakan dan kesehatan Hewan (2020) populasi ayam ras pedaging di
Indonesia pada Tahun 2020 mencapai 2,970 miliar ekor Alasan menjalankan
usaha peternakan ayam pedaging dikarenakan memiliki keunggulan dalam
pertumbuhan yang relatif cepat dan dapat menghasilkan daging yang banyak
sehingga mempersingkat waktu pemanenan ayam pedaging. Salah satu faktor
terbesar dalam menjalankan usaha peternakan ayam pedaging yaitu pakan yang
memiliki kandungan nutrisi yang baik. Pakan memegang peranan penting dalam
usaha ayam pedaging, dikarenakan 60-70 % biaya produksi digunakan untuk
biaya pakan. Pakan dengan kandungan nutrisi baik akan menghasilkan
produktivitas ayam yang baik juga. Namun fakta dilapangan pakan dengan
kandungan nutrisi yang baik memiliki harga yang relatif mahal, hal ini
disebabkan sumber bahan pakan yang digunakan untuk penyusunan pakan
unggas masih banyak melalui impor khusunya bahan pakan sumber protein.
Protein memiliki kontribusi dalam biaya pakan unggas dikarenakan sumber
protein merupakan komponen terbesar kedua yang dibutuhkan oleh unggas.
Ditambah bahan pakan yang memiliki nutrisi yang baik seperti protein yang
tinggi memiliki harga yang tinggi juga, sehingga mempengaruhi harga pakan
unggas. Kurniawan et al.,(2012) protein menjadi salah satu faktor nutrsi dalam
pertumbuhan ayam pedaging. Inovasi dalam menemukan sumber bahan pakan
ternak salah satunya protein, sebagai upaya perkembangan peternakan beberapa
telah dilakukan. Bahan pakan lokal hasil samping dari limbah industri yang dapat
dijadikan alternatif dan tidak bersaing dengan manusia yaitu organik protein.
Organik protein dalam penelitian ini sendiri terbuat dari hasil samping
pengolahan produk bumbu masak monosodium glutamat produksi PT Daesang
Ingredients Indonesia yang telah mengalami fermentasi sehingga memiliki

1
kandungan protein yang tinggi, serta dapat dijadikan sebagai alternatif bahan
pakan unggas. Organik protein merupakan bagian dari protein sel tunggal Sari
and Sjofjan (2020) dibandingkan dengan tepung ikan, protein sel tunggal
memiliki kandungan protein, asam amino, vitamin b kompleks yang tinggi.
Penggunaan 5% protein sel tunggal dalam pakan meningkatkan konsumsi pakan,
pertambahan bobot badan dan FCR yang lebih baik (Gangavadi et al., 2021).
Diharapkan dengan adanya percobaan ini dapat meningkatkan produktivitas
ayam pedaging.

B. Pengaruh Perlakuan Terhadap Penampilan Produksi Ayam Pedaging


Hasil analisis statistik penggunaan organik protein dalam pakan ayam
pedaging tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan. Konsumsi
pakan terbaik terdapat pada perlakuan P1(3543,20 ± 22,52) dengan penambahan
1,5 %, namun pemberian pakan basal dengan penambahan organik protein diatas
3 % terjadi penurunan konsumsi pakan jika dibandingkan dengan pakan basal
tanpa penambahan organik protein. Fenomena penurunan jumlah konsumsi
pakan dalam penelitian ini dapat diasumsikan akibat pengaruh warna pakan
perlakuan karena semakin tinggi penggunaan organik protein, warna pakan
menjadi semakin gelap. Samadi et al (2012) protein sel tunggal kurang disukai
oleh ternak dari segi rasa dan warna sehingga mengakibatkan palatabilitas yang
rendah. Irianing et al., (2015) palatabilitas pakan pada unggas tidak ditentukan
oleh penciuman atau lidah karena bau dan rasa pada pakan bukan penentu selera
makan pada unggas. Warna yang terang atau gelap pada pakan menjadi penentu
selera makan pada unggas. Organik protein sendiri memiliki ciri-ciri warna
kehitaman sehingga jika diberikan pada pakan dengan konsentrasi yang tinggi
akan mempengaruhi warna pakan itu sendiri. Sjofjan et al., (2020)
mengungkapkan bahwa palatabilitas dapat mempengaruhi tingkat tinggi
rendahnya konsumsi pakan. Jumlah konsumsi pakan yang tinggi mencerminkan
palatabilitas pakan tinggi. Faktor lain yang mempengaruhi konsumsi ransum
yaitu umur, jenis kelamin, bangsa ayam, luas kandang, dan keadaan lingkungan.

2
Hasil analisis statistik pertambahan bobot badan menunjukkan bahwa perlakuan
memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap

Pengunaan organik protein dalam pakan menunjukan dampak yang positif


terhadap PBB. Sjofjan et al., (2020) protein sel tunggal merupakan suatu produk
biomassa sel organisme tunggal yang memiliki beberapa kandungan zat nutrisi
seperti protein tinggi, vitamin B kompleks dan asam amino. Adanya kandungan
nutrisi yang baik dalam organik protein mengakibatkan penambahan organik
protein atau protein sel tunggal dalam pakan berbanding lurus dengan
peningkatan pertambahan bobot badan tertinggi pada P1. Allama et al.,(2012)
menyatakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi pertambahan bobot badan
adalah kandungan zat makanan dan nutrisi dalam pakan terutama kandungan
energi dan protein.
Tabel diatas menunjukkan bahwa perlakuan P4 memiliki nilai konversi
pakan tertinggi yaitu sebesar (1,75 ± 0,05), sedangkan nilai konversi pakan
terendah pada perlakuan P1 (1,533 ± 0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian
Samadi et Osfar Sjofjan, Dkk (2022) semakin tinggi level pemberian protein sel
tunggal semakin tinggi juga nilai konversi pakannya. Tingginya nilai FCR
diakibatkan adanya kandungan asam nukleat yang cukup tinggi dari protein sel
tunggal sehingga meyebabkan daya cerna yang rendah. Adedayo et al., (2011)
selain itu dinding sel dari mikroorganisme protein sel tunggal sulit untuk dicerna

3
sehingga harus dipecah terlebih dahulu sebelum dicerna. Rendahnya konversi
pakan menunjukkan semakin efisien penggunaan pakan dalam produksi daging
(Allama et al., 2012). Pertumbuhan yang cepat dengan jumlah konsumsi pakan
yang sedikit menunjukkan efisiensi penggunaan pakan yang tinggi (Astuti et al.,
2015). Konversi pakan dihitung dengan jumlah berat pakan yang diberikan untuk
menghasilkan satu kilogram berat hidup ayam pedaging. Anggitasari et al.,(2016)
konversi pakan dipengaruhi oleh energi metabolis, zat makanan yang terkandung
dalam pakan, genetik, manajemen pemeliharaan dan lingkungan. Faktor yang
mempengaruhi konversi pakan yaitu genetik, temperatur, jendela, sanitasi,
kualitas pakan, jenis pakan, penggunaan zat additive, kualitas air, penyakit dan
manajemen pemeliharaan (Idayat et al., 2012).

C. Kesimpulan
Pemberian perlakuan pakan yang berbeda juga berprngaruh terhadap
penambahan bobot ayam.

D. Daftar Pustaka
Idayat, A., Atmomarsono, U., & Sarengat, W. (2012). Effect of Feeding
Frequencies on Feed Restriction on Broiler Chickens Performance.
Animal Agricultural Journal, 1(1), 379–388.

Anda mungkin juga menyukai