produktivitas dan reproduktivitasnya. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam hal ini
adalah penggunaan bibit ternak yang berkualitas baik, agar diperoleh daging dengan mutu
bagus.
Daging merupakan sumber pangan yang bernilai gizi tinggi karena kaya akan zat-zat gizi yang
dibutuhkan manusia dalam hidupnya. Selain itu daging dapat menimbulkan kepuasan atau
kenikmatan spesifik pada saat manusia memakannya. Kandungan gizi yang lengkap ditambah
taste yang tinggi menjadikan produk hewani ini favourit dalam pemilihan bahan pangan bagi
konsumen.
Salah satu indikator penentu kualitas daging adalah keempukan daging. Peningkatan kualitas
daging melalui kempukan dapat dilakukan dengan menggunakan stimulasi listrik terutama pada
jenis-jenis otot yang aktif bergerak atau banyak digunakan semasa hewan ternak tersebut hidup.
Stimulasi listrik terhadap daging telah dilakukan sejak beberapa abad lampau, dimana Benjamin
Franklin telah mengamati pada tahun 1749 bahwa stimulasi elektris pada kalkun setelah pasca
Daging sebagai produk peternakan yang cepat rusak memerlukan penanganan yang tepat dan
cepat terutama pada proses setelah pemotongan. Dengan adanya perlakuan stimulasi listrik ini,
baik produsen maupun konsumen mengetahui caranya mendapatkan produk daging yang
mempunyai dampak pada nilai ekonomis daging sehingga sumber pangan yang bernilai gizi
tinggi ini semakin diminati oleh penggunanya. Selain itu daging dapat menimbulkan kepuasan
atau kenikmatan spesifik pada saat manusia memakannya. Kandungan gizi yang lengkap
ditambah taste yang tinggi menjadikan produk hewani ini favorit dalam pemilihan bahan pangan
bagi manusia. Perlakuan stimulasi listrik akan lebih meningkatkan minat konsumen akan daging
karena dapat meningkatkan keempukan dan palatabilitas daging sehingga produk ini semakin
Saat ini, konsumen cukup selektif dalam memilih daging, sehingga perlu diupayakan beberapa
usaha untuk meningkatkan kualitas daging sapi. Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas daging adalah dengan memberi perlakuan stimulasi listrik dan pelayuan
rigormortis dan meningkatkan kualitas daging. Perlakuan stimulasi listrik dengan tegangan
110 volt dan 220 volt dapat meningkatkan kualitas daging sapi dilihat dari peningkatan
keempukan daging, penurunan pH cepat, penurunan kadar air dan kadar lemak (Yetmaneli dan
Susanti, 2009). Pelayuan pada daging juga dapat meningkatkan keempukan dan flavor
daging (Soeparno,2005). Stimulasi listrik dan pelayuan terhadap daging telah dikenal mampu
meningkatkan kualitas daging sapi dan kerbau. Namun selama ini perlakuan stimulasi listrik
Pemberian makanan ternak ternak secara tradisional ini tentu tidak akan mendatangkan hasil
yang optimal terhadap produk daging yang didapatkan baik secara kualitas maupun kuantitas.
Secara kuantitas, jumlah daging yang diperoleh sedikit dan secara kualitas, nilai gizinya yang
dikandung serta keempukannya juga kurang. Daging merupakan salah satu hasil ternak sumber
protein hewani yang bermutu tinggi dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat untuk
memenuhi asam-asam amino esensial tubuh (Rosyidi, 2010). Sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi kesehatan,
maka permintaan hasil ternak termasuk daging sapi terus meningkat. Daya beli konsumen
yang meningkat mengakibatkan konsumen memilih daging yang bermutu dan berkualitas
(Suryani, 2016). Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya usaha penyediaan daging
konsumen antara lain mengandung protein tinggi, keempukan yang tinggi dan warna
enzim papain atau bisa juga dengan enzim bromelin yang masing-masing zat ini terkandung
dalam tanaman pepaya dan nanas. Kedua enzim tersebut dapat mengubah atau merombak
protein menjadi lebih sederhana sehingga protein yang terdapat di daging sapi terhidrolisis
mengakibatkan daging sapi menjadi empuk. Salah satu tanaman diyakini mengandung enzim
protease yaitu kenikir (cosmos caudatus). Kenikir merupakan tanaman yang mudah tumbuh
di daerah tropis seperti iklim yang terdapat di Indonesia. Tanaman ini mengandung beberapa
senyawa sperti aktif seperti flavonoid, polivenol, saponin, tanin, alkaloid dan minyak atsiri
Sistem penggemukan sapi potong ada 3 model yaitu a) Model dry lot fattening, b). Model
pasture fattening, c). Model kombinasi dry lot fattening dan pasture fattening.
Ketersediaan pakan baik kuantitas maupun kualitas merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi kualitas daging, sedangkan faktor penting lainnya adalah
bibit dan manajemen pemeliharaan. Pakan ternak potong sangat beragam dapat berupa
mempengaruhi kualitas daging. Menurut Kandeepan et al. (2009) kualitas pakan dapat
daging tulang, perbandingan protein lemak, komposisi asam lemak, nilai kalori,
warna, fisiko-‐kimia, masa simpan dan sifat sensori. Metode pemberian pakan
kualitas daging.
kombinasi dry lot fattening dan pasture fattening (Litbang Deptan, 2010).
konsentrat dan hijaun, dihasilkan daging dengan lemak marbling lebih tinggi,
warna daging lebih cerah dan daging lebih empuk, apabila dibandingkan
konsentrat dan pakan hijauan yang seimbang akan menghasilkan kualitas daging yang
baik karena kombinasi dari dua pakan tersebut untuk kesimbangan nutirisi sapi (Nurwantoro
dkk, 2012).
Yetmaneli dan H. Susanty. 2009. Peningkatan kualitas daging sapi melalui penerapan
Dwiyanti. W.. Ibrahim. M.. dan Trimulyono. G. 2014. Pengaruh ekstrak daun kenikir (cosmo
caudatus) terhadap pertumbuhan bakteri bacillus cereus secara in vitro. jurnal biologi.
2(1) : 2-3.
Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Gajah Mada University Press. Yogya
Nurwantoro, V.P. Bintoro, A.M. Legowo dan A. Purnomoadi. 2012. Pengaruh metode
Teknologi Pangan.