Anda di halaman 1dari 8

http://ejournal.fp.uniska-kediri.ac.

id/ ISSN : 2502-5597

KUALITAS ORGANOLEPTIK ABON AYAM YANG DIBERI PERLAKUAN SUBSTITUSI KACANG


TANAH (Arachis hypogaea L.)
1) 2) 2)
Miarsono Sigit Mubarak Akbar Lisa Fianti

1. Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya


2. Prodi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri
email : fp.uniska@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas organoleptis abon ayam yang diberi
perlakuan substitusi kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dalam jumlah yang berbeda. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Peternakan Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Islam
Kadiri mulai tanggal 14-21 September 2014.

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah abon ayam yang diberi perlakuan
substitusi kacang tanah.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan
dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL).Perlakuan penelitian adalah perbedaan konsentrasi kacang
tanah yang terdiri dari 4 perlakuan.yaitu : K0: 250g daging ayam; K1: 225g daging ayam + 25g kacang
tanah = 8%; K2: 200g daging ayam + 50g kacang tanah = 16%; K3: 175g daging ayam + 75g kacang
tanah = 24%; K4: 150g daging ayam + 100g kacang tanah = 32%. Uji organoleptik setiap panelis
diberikan nampan berisi abon masuk dengan ukuran 10 gr dan air putih.Bahan yang dinilai oleh
panelis disajikan dalam bentuk masak, uji rasa, bau, warna, tekstur.

Hasil penelitian menunjukkan bahaw penambahan kacang tanah berpengaruh sangat nyata
(P<0.01) terhadap bau, warna dan rasa abon ayam. Rata-rata tingkat kesukaan konsumen pada uji
bau mulai dari skor tertinggi sampai terendah secara berturut-turut adalah: F0 = 6.540; F1 = 6.328; F3
= 6.134; F2 = 6.100; F4 = 5.994. Rata-rata tingkat kesukaan konsumen pada uji warna dari skor
tertinggi sampai terendah secara berturut-turut adalah: F1 = 6.560; F0 = 6.500; F2 = 6.360; F4 =
6.260; F3 = 6.060. Adapun rata-rata tingkat kesukaan konsumen pada uji rasa dari skor tertinggi
sampai terendah secara berturut-turut adalah: F0 = 6.606; F1 = 6.206; F3 = 6.146; F2 = 6.080; F4 =
5.772. Penambahan kacang tanah tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap tekstur abon ayam.
Rata-rata tingkat kesukaan konsumen dari tertinggi sampai terendah secara berturut-turut adalah: F2
= 6.220; F3 = 6.200; F0 = 6.160; F1 = 6.040; F4 = 6.000.

Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan bahwa penambahan kacang tanah untuk
membuat abon ayam dapat dilakukan dengan dosis 8% untuk menghasilkan bau, warna dan rasa
abon yang disukai konsumen.

Kata kunci : kualitas organoleptis, abon ayam, substitusi kacang tanah

ABSTRACT

The aims of this study was to determine the organoleptic quality of chicken abon who received
different amounts of peanut substitution (Arachis hypogaelig L.). The study was done in the farm
laboratory, Faculty of Agriculture, Kadiri Islamic University at 14-21 September 2014

Material used in this research was chicken abon who were given peanuts substitution
treatment. Methods used in this research was the experiments method with Complete Random Design
(RAL). Treatment of this research was the difference concentration of peanuts consisting of 4
treatment: K0: 250g chicken; K1: 225g chicken + 25g peanut = 8%; K2: 200g chicken + 50g peanuts =
16%; K3: 175g chicken + 75g peanuts = 24%; K4: 150g chicken + 100g peanuts = 32%. Organoleptic
test of every panelist given a tray contains10 gr abon and water. Material assessed by the panelist
presented to describe flavor, smell, color, and texture.

The results of this research showed the addition of peanutsgive significant infuence (P<0.01)
against odor, color and flavor of chicken abon.The average level of consumer’s preference test on
odor start of the highest scores until lowest respectively is: F0 = 6.540; F1 = 6.328; F3 = 6.134; F2 =
6.100; F4= 5.994. The average level of consumer’s preference test on the color of the highest scores
until lowest respectively was: F1 = 6.560; F0 = 6,500; F2 = 6.360; F4 = 6.260; F3 = 6.060. As for the
average level of consumers preference test on the flavor of the highest scores until lowest respectively
is: F0 = 6.606; F1 = 6.206; F3 = 6.146; F2 = 6,080; F4= 5.772. The addition of peanuts do not
-1-
Jurnal Fillia Cendekia Volume 2 Nomor 1 Maret 2017
http://ejournal.fp.uniska-kediri.ac.id/ ISSN : 2502-5597

effect significantly (P>0.05) against texture of chicken abon. The average level of consumer’s
preference from highest until lowest respectively is: F2 = 6.220; F3 = 6,200; F0 = 6.160; F1 = 6.040;
F4 = 6,000

Based on this research done so it is recommended that the addition of peanuts to make
chicken abon can be done by a dose of 8 % 90 to yielding an odor, color and flavor abon that favored
by consumers.

Key words: Organoleptic Quality, Chicken Abon, Peanuts Substitution

PENDAHULUAN Guna menekan harga abon sehingga


terjangkau oleh masyarakat menengah
Latar Belakang kebawah, maka produk abon dapat dibuat dari
bahan baku daging ternak yang di
--Sejalan dengan semakin kombinasikan dengan bahan nabati yang
meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat mungkin berupa keluwih, koro, ubi jalar,
pendidikan masyarakat, kesadaran kacang tanah, atau jantung pisang.
masyarakat akan arti pentingnya gizi terutama Daging adalah bahan pangan yang
protein hewani dari tahun ke tahun juga bernilai gizi tinggi karena kaya akan protein,
semakin meningkat. Usaha untuk mencukupi mineral, lemak, serta zat lainnya yang sangat
kebutuhan protein hewani adalah dengan dibutuhkan tubuh. Daging merupakan bahan
memanfaatkan dan mengolah hasil ternak, makanan yang penting dalam memenuhi
misalnya mengolah daging. kebutuhangizi, selain mutu protein yang tinggi,
Produk olahan dari daging seperti pada daging terdapat pula kandungan asam
abon yang saat ini digemari tentunya amino essensial yang lengkap dan seimbang
mengandung protein yang tinggi, harga jualnya (Lawrie, 1995).Karena kandungan gizi yang
cukup mahal. Untuk mengatasi hal ini cukup kompleks, maka daging merupakan
diperlukan suatu cara agar abon tersebut tetap sumber makanan bagi bakteri, dimana bakteri
mengandung protein yang tinggi dan harganya pada daging dapat mengakibatkan perubahan
murah misalnya dengan memberikan fisik dan kimia yang tidak dinginkan, sehingga
tambahan campuran tentunya pada daging tidak dapat disimpan lebih lama. Dalam
pembuatan abon. Salah satu campuran yang hal ini untuk meningkatkan nilai manfaatnya,
dapat digunakan untuk pembuatan abon daging dapat dimasak, digoreng, dipanggang,
adalah kacang tanah, karena kacang tanah disate, diasap, atau diolah menjadi produk lain
memiliki harga yang cukup murah, mudah yang menarik antara lain kornet, sosis,
didapat, tekstur lembut dan kandungan protein dendeng, dan abon.
tinggi. Abon adalah suatu jenis makanan
Ditinjau dari harga jual dari abon ini, kering berbentuk khas, dibuat dari daging yang
diharapkan harga relatif murah bila dibanding direbus, disayat – sayat, dibumbui, digoreng,
dengan abon dari daging sapi, sedangkan bila dan dipres.Pada umumnya masyarakat lebih
dilihat dari kualitas dan kandungan proteinnya mengenal abon daging sapi daripada abon
dari pengolahan abon sama dengan abon daging ayam. Namun abon daging sapi
daging sapi. harganya tergolong mahal, sehingga peneliti
Kualitas bahan pangan dapat diuji menggunakan daging ayam broiler sebagai
dari berbagai aspek beberapa diantaranya bahan baku karena mengandung protein yang
kandungan protein dan sifat organoleptik, yang tinggi, harganya relatif lebih murah dan
terdiri dari warna, rasa, bau, dan teksturnya berserat sehingga baik dugunakan
tekstur.Warna adalah refleksi cahaya yang sebagai bahan baku abon. Dalam penelitian
memberikan hasil warna merah yang berasal ini, pembuatan abon dari bahan baku daging
dari mioglobin yang terkandung dalam ayam broiler disubstitusi dengan kacang
daging.Tekstur adalah susunan serat halus tanah.
yang sudah tercampur dengan bumbu dan Meningkatnya harga daging di
bahan tambahan sehingga menghasilkan abon pasaran menyebabkan masyarakat mulai
yang bertekstur lembut/halus.Bau adalah melirik produk olahan daging karena daging
aroma yang berasal dari campuran daging, yang belum diolah harganya mahal, namun
bumbu yang mengalami pengolahan.Rasa apabila tidak diolah akan menurunkan mutu
adalah hasil kombinasi dari bumbu yang dari daging tersebut. Tujuan utama
bervariasi dan terasa gurih bila dimakan. pengolahan daging adalah untuk
Abon memiliki harga cukup beragam, memperpanjang umur simpan daging dan
tergantung pada biaya produksi dan bahan meningkatnya cita rasanya. Salah satu
baku yang digunakan. Abon yang terbuat dari pengolahan daging yang banyak disukaiadalah
daging atau ikan meskipun memiliki harga dibuat abon (Fachruddin, 1997). Abon adalah
cukup tinggi, namun peminatnya tetap banyak. suatu jenis makanan kering berbentuk
-2-
Jurnal Fillia Cendekia Volume 2 Nomor 1 Maret 2017
http://ejournal.fp.uniska-kediri.ac.id/ ISSN : 2502-5597

khas, dibuat dari daging, direbus, disayat- Materi yang digunakan dalam
disayat, dibumbui, digoreng dan dipres (SNI, penelitian ini adalah abon ayam yang diberi
1992). Perebusan daging pada pembuatan perlakuan substitusi kacang tanah.
abon berfungsi untuk
membunuhmikroorganisme pathogen, namun 1.Bahan
demikian perebusan yang terlalu lama justru Bahan yang digunakan meliputi:
akan merusak protein daging dan daging 1. Daging ayam yang masih segar, dibeli
menjadi hancur sehingga sulit untuk dilakukan dari pasar karena salah satu faktor
penyeratan daging. Perebusan daging sapi yang mempengaruhi kualitas abon yang
biasanya sekitar 1 – 1,5 jam pada panas yang dihasilkan adalah daging yang segar.
konstan. Tujuan dari perebusan adalah Daging yang digunakan adalah pada
membuat tekstur bahan menjadi empuk dan bagian paha.
mudah dicabik – cabik menjadi serat – serat 2. Kacang tanah yang dipilih adalah
halus. Lama perebusan dan tinggi suhu tidak kacang tanah yang baik bentuknya
boleh berlebihan, tetapi cukup sampai besar, tidak berjamur dan busuk.
mencapai titik didih saja. Suhu yang tinggi 3. Bumbu yang digunakan adalah bawang
akan menyebabkan penurunan mutu rupa dan merah, bawang putih, ketumbar, gula
tekstur bahan (Fachruddin, 1997). merah, kelapa, lengkuas, garam, vetsin,
daun salam, kemiri, dan lain – lain.
Perumusan Masalah 4. Bumbu dan bahan tambahan lain yang
Perumusan masalah dalam digunakan dalam pembuatan abon
penelitian ini adalah bagaimanakah kualitas adalah 30g gula, 10g garam, 10g
organoleptis abon ayam yang diberi perlakuan ketumbar, 30g kemiri, 30g bawang
substitusi kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merah, 30g bawang putih, 20g
dalam jumlah yang berbeda. lengkuas, 1g penyedap, 2 potong daun
salam.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk 2. Alat
mengetahui kualitas organoleptis abon ayam Sedangkan alat yang digunakan
yang diberi perlakuan substitusi kacang tanah adalah semua perlengkapan pembuatan abon
(Arachis hypogaea L.) dalam jumlah yang ayam yang ada di laboratorium, adapun
berbeda. perlengkapannya meliputi panci, wajan,
baskom, sutil, penggiling bumbu, parutan,
Kegunaan pisau, saringan, dan lain – lain.
Hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi tentang kualitas Metode Penelitian
organoleptis abon ayam yang diberi perlakuan
substitusi kacang tanah (Arachis hypogaea L.) Metode yang digunakan dalam
dalam jumlah yang berbeda dan untuk penelitian ini adalah metode
kepentingan penelitian lebih lanjut. percobaan.Rancangan percobaan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Hipotesa Rancangan Acak Lengkap (RAL).Sebagai
perlakuan adalah perbedaan konsentrasi
Hipotesa penelitian adalah terdapat kacang tanah yang terdiri dari 4 perlakuan.
,
perbedaan kualitas organoleptis abon ayam Dalam penelitian ini digunakan control
yang diberi perlakuan substitusi kacang tanah dimana kontrol adalah abon daging ayam
(Arachis hypogaea L.) dalam jumlah yang tanpa pemberian kacang tanah. Masing –
berbeda. masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali,
sehingga diperoleh 25 unit percobaan.
Perlakuan yang diberikan adalah
MATERI DAN METODE kacang tanah yang terdiri atas 4 konsentrasi
pemberian, yaitu :
Waktu Dan Tempat K0 : 250g daging ayam
K1 : 225g daging ayam +
Penelitian ini dilakukan di 25g kacang tanah = 8%
Laboratorium Peternakan Jurusan Peternakan K2 : 200g daging ayam +
Fakultas PertanianUniversitas Islam Kadiri 50g kacang tanah = 16%
mulai tanggal 14-21September 2014. K3 : 175g daging ayam +
75g kacang tanah = 24%
Materi Dan Alat K4 : 150g daging ayam +
100g kacang tanah = 32%

-3-
Jurnal Fillia Cendekia Volume 2 Nomor 1 Maret 2017
http://ejournal.fp.uniska-kediri.ac.id/ ISSN : 2502-5597

Pada tiap – tipa konsentrasi tersebut,


jumlah daging dan kacang tanah adalah 250g
daging, sehingga perbandingannya antara lain Prosedur Penelitian
250g daging ayam 0g kacang tanah (tanpa 1. Tahap Persiapan
penambahan kacang tanah), 225g daging 1) Mempersiapkan semua alat dan
ayam ditambah 25 g kacang tanah, 200g bahan yang diperlukan untuk
daging ayam ditambah 50g kacang tanah, penelitian.
175g daging ayam ditambah 75g kacang 2) Daging direbus sampai
tanah, 150g daging ayam ditambah 100g matang/empuk dengan suhu
kacang tanah. Total keseluruhan daging yang 100ᴼC
dibutuhkan untuk penelitian ini dengan 1 3) Mempersiapkan bumbu – bumbu.
kontrol dan 4 perlakuan adalah 5000g atau 5 4) Setelah daging dan bumbu
kg daging ayam, kacang tanah yang tercampur adaonan abon
dibutuhkan 1250g. dibiarkan sebentar agar bumbu
Uji organoleptik adalah uji yang meresap.
melibatkan indrawi seperti aroma, warna dan 5) Abon mentah digoreng suhu yang
tekstur dari abon ayam. Abon ayam yang tidak terlalu tinggi sampai
disajikan kepada masing-masing panelis warnanya kuning kecoklatan.
berjumlah 25 sampel. Jumlah panelis adalah 30 6) Setelah dilakukan penggorengan
orang. abon ditiriskan yang bertujuan
Abon ayam kemudian dilakukan uji untuk menghilangkan sisa minyak
organoleptik sesuai dengan skala hedonik dan yang ada.
hasilnya di tulis dalam kuisioner.Data Adapun skema pembuatan abon nampak
selanjutnya dianalisa. seperti di bawah ini:

Bahan (daging/bumbu)

Disiangi/dicuci
(memisahkan lemak)
Direbus

Dicabik-cabik
(suhu 100ᴼC)

Diberi bumbu-bumbu
(memisahkan serat – serat daging)
Digoreng
(suhu 100 - 120ᴼC)
Dipres

dikemas (megeluarkan sisa


minyak)
Tidak terkontaminasi)

Gambar 1. Skema Pembuatan Abon Ayam(Fachruddin, 1997)

2. Uji Organoleptik
Amat sangat menyukai 9
Uji organoleptik setiap panelis Sangat menyukai 8
diberikan nampan berisi abon masuk dengan Agak menyukai 7
ukuran 10 gr dan air putih. Bahan yang dinilai Menyukai 6
oleh panelis disajikan dalam bentuk masak, uji Netral 5
rasa, bau, warna, tekstur dengan prosedur Tidak menyukai 4
sebagai berikut Agak tidak menyukai 3
1. Masing – masing sampel diberi Sangat tidak menyukai 2
nampan yang berisi abon goreng. Amat sangat tidak menyukai 1
2. Setiap nampan diberi huruf/kode
3. Panelis diminta menilai sampel sesuai
dengan daftar pertanyaan tentang uji
kesukaan.
4. Skor untuk masing – masing panelis
antara lain :
-4-
Jurnal Fillia Cendekia Volume 2 Nomor 1 Maret 2017
http://ejournal.fp.uniska-kediri.ac.id/ ISSN : 2502-5597

Variabel yang diamati lezat sesuai masing – masing panelis


dan mencantumkan hasil pilihan pada
Variabel yang diamati adalah uji kuisioner yang tersedia.
organik meliputi: uji rasa; uji bau; uji warna; 8. Tekstur adalah susunan dari serat –
dan tektur abon ayam pada masing-masing serat halus yang sudah tercampur
perlakuan. dengan bumbu dan bahan tambahan
sehingga menghasilkan abon yang
Analisa Data bertekstur halus/lentur. Cara
Data yang diperoleh selanjutnya di pengamatan dengan menggunakan
analisa dengan analisa ragam untuk indra peraba dan memilih abon yang
Rancangan Acak Lengkap (RAL).Apabila mana memiliki tekstur yang baik
terdapat perbedaan nyata atau sangat nyata dengan mencantumkan pada kuisioner
dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil yang tersedia.
5%.

Batasan Istilah HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Daging yang dipakai dalam penelitian


ini adalah pada bagian paha. Pengaruh Dosis Kacang Tanah terhadap
2. Abon adalah merupakan salah satu Bau Abon Ayam
bahan pangan olahan secara Penambahan kacang tanah dan
tradisional yang bentuknya berupa bumbu pada pembuatan abon disamping
serat – serat halus dan berserabut. untuk mendapatkan tekstur yang baik juga
3. Kacang tanah adalah polong – polong memperbaiki aroma dan rasa abon.
sumber minyak goreng utama dan Berdasarkan analisa ragam
sumber pangan didunia (Maesen dan menunjukkan bahwa perlakuan dosis kacang
Somaadmadja, 1993). tanah yang berbeda memberikan pengaruh
4. Uji organoleptik adalah uji yang yang berbeda sangat nyata (P<0.01) terhadap
dilakukan oleh panelis dengan bau abon ayam. Rata-rata uji organoleptik
menggunakan panca indra bau untuk bau abon ayam sebagaimana tercantum
(hidung), indra perasa (lidah), indra dalam Tabel 1.
peraba (kulit), untuk mengetahui
kualitas dari suatu bahan makanan Tabel 1. Rata-rata uji Bau Abon Ayam pada
terhadap warna, bau, rasa, dan Berbagai Perlakuan
tekstur. Perlakuan Rata-rata Notasi
5. Warna adalah kombinasi reflek cahaya F4 5.994 a
yang memberikan hasil warna merah F2 6.100 b
yang berasal dari pigmen mioglobin F3 6.134 b
yang terkandung dalam daging. Cara F1 6.328 c
pemilihan adalah memilih warna yang F0 6.540 d
disukai menurut selera masing – Keterangan: Notasi yang berbeda pada baris
masing panelis dari beberapa sampel yang berbeda menunjukkan pengaruh yang
yang tersedia dan tercantum pada berbeda nyata (P<0.05)
kuisioner yang tersedia.
6. Bau adalah aroma yang berasal dari Berdasarkan tabel di atas diketahui
campuran daging dan bumbu yang bahwa penggunaan kacang tanah dengan
mengalami pengolahan sehingga dosis yang semakin tinggi menyebabkan bau
menjadi abon yang beraroma khas, abon yang cenderung tidak disukai. Pada
yang dapat dirasakan oleh indra perlakuan F4 (32%) berbeda nyata dengan
pembau. Cara pengamatan dengan F0,F1,F2, dan F3. Penambahan kacang tanah
memilih salah satu sampel yang benar 8% menghasilkan bau yang disukai oleh
– benar menghasilkan bau yang khas panelis; sedangkan penambahan kacang
menurut selera masing – masing tanah 16% dan 24% juga menghasilkan bau
panelis dan mencantumkan hasil yang disukai panelis. Seperti ungkapan
pilihan panelis pada kuisioner yang Kumalaningsih (1986), penambahan bahan
tersedia. campuran sebenarnya dapat memberi rasa
7. Rasa adalah hasil kombinasi dari yang berbeda dengan aslinya namun
bumbu yang bervariasi dan terasa penambahan penyedap seperti bumbu –
oleh indra pengunyah serta lidah yang bumbu mampu menutupi rasa atau flavour
memiliki aroma yang khas. Cara bahan makanan yang tidak disukai bahkan
pengamatan dengan cara memilih dapat menguatkan flavour bahan makanan
abon yang memiliki rasa gurih dan yang tidak diinginkan.
-5-
Jurnal Fillia Cendekia Volume 2 Nomor 1 Maret 2017
http://ejournal.fp.uniska-kediri.ac.id/ ISSN : 2502-5597

Pada penelitian ini flavour yang dalam abon sendiri terdapat pnambahan gula
cukup terasa berasal dari penyedap alami sehingga warnanya berubah kuning
yaitu bawang merah, bawang putih, lengkuas, kecoklatan.Warna abon pada penelitian ini
ketumbar, penyedap alami yang sering warna asli dari daging ayam tanpa
dipergunakan adalah salah satunya yang penambahan zat pewarna, warna yang
berasal dari tanaman rerumputan (herbal) dan dihasilkan benar – benar berasal dari daging
sejenis sayuran. Kacang tanah yang ayam tanpa penambahan bahan pewarna.
ditambahkan merupakan takaran yang sesuai Rataan uji warna pada perlakuan F4
sehingga flavour yang dihasilkan mampu (32%) berbeda nyata dengan perlakuan F0, F1
ditutupi oleh bumbu. dan F3.Dimana semakin banyak penambahan
kacang tanah warnanya menjadi semakin
Pengaruh Dosis Kacang Tanah terhadap kurang disukai.
Warna Abon Ayam
Pengaruh Dosis Kacang Tanah terhadap
Abon pada umunya yang Rasa Abon Ayam
diperjualbelikan berwarna kuning kocoklatan,
berbentuk serat – serat halus.Warna Berdasarkan analisa ragam
merupakan aspek kualitas yang terpenting dari menunjukkan bahwa perlakuan dosis kacang
suatu bahan pangan, baik yang diolah maupun tanah yang berbeda memberikan pengaruh
yang tidak diolah.Warna bersatu dengan cita yang berbeda sangat nyata (P<0.01) terhadap
rasa dan tekstur berperan penting pada rasa abon ayam.Rata-rata uji organoleptik
penerimaan dari suatu bahan pangan. Bahan untuk rasa abon ayam sebagaimana
pangan yang dinilai bergizi, enak, teksturnya tercantum dalam Tabel 3.
baik tidak akan dimakan apabila memiliki
warna yang tidak sedap dipandang atau
memberi kesan telah menyimpang dari warna Tabel 3. Rata-rata uji Rasa Abon Ayam pada
yang seharusnya. Warna merupakan sifat Berbagai Perlakuan
sensoris yang tampak terlebih dahulu dan Perlakuan Rata-rata Notasi
kadang – kadang sangat menentukan F4 5.772 a
kualitas.Pada penelitian ini abon yang F2 6.080 b
dihasilkan berwarna kuning kecoklatan sampai F3 6.146 b
putih kekuning – kuningan, dengan bentuk F1 6.206 b
serat – serat. F0 6.606 c
Berdasarkan analisa ragam Keterangan: Notasi yang berbeda pada baris
menunjukkan bahwa perlakuan dosis kacang yang berbeda menunjukkan pengaruh yang
tanah yang berbeda memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0.05)
yang berbeda sangat nyata (P<0.01) terhadap
warna abon ayam. Rata-rata uji organoleptik Berdasarkan tabel di atas diketahui
untuk warna abon ayam sebagaimana bahwa semakin tinggi dosis penambahan
tercantum dalam Tabel 2. kacang tanah pada pembuatan abon ayam
menyebabkan rasa abon semakin kurang
Tabel 2. Rata-rata uji Warna Abon Ayam pada disukai. Hal ini dikarenakan semakin banyak
Berbagai Perlakuan campuran kacang tanah maka abon yang
Perlakuan Rata-rata Notasi dihasilkan semakin berbeda dengan rasa
F3 6.06 a daging ayam yang asli, dan ternyata
F4 6.26 b pemberian rempah-rempah tidak dapat
F2 6.36 b menutupi rasa kacang tanah yang semakin
F0 6.50 c banyak ditambahkan. Penambahan kacang
F1 6.56 c tanah pada perlakuan tersebut sebenarnya
Keterangan: Notasi yang berbeda pada baris diharapkan dapat memberikan rasa gurih
yang berbeda menunjukkan pengaruh yang namun ternyata tidak dapat menggantikan
berbeda nyata (P<0.05) rasa daging ayam yang asli.
Rasa yang disukai oleh panelis pada
Berdasarkan tabel di atas diketahui abon ayam yang diberi kacang tanah adalah
bahwa dengan dosis penggunaan kacang pada perlakuan F1 (8%) dimana rasa dari
tanah yang berbeda, maka abon yang disukai abon yang dihasilkan tidak terlalu jauh dari
oleh panelis adalah pada perlakuan F1 (8%). abon asli (F0), karena ciri khas dari abon
Hal ini disebabkan karena warnanya kuning adalah rasa daging ayam selain dari bumbu –
kecoklatan, sebagai akibat dari proses bumbu yang ada.Sedangkan pada F2, F3, F4
penggorengan. Warna bahan pangan yang terasa kacang tanah, daging, dan
dipengaruhi oleh pigmen dan adanya proses bumbu.
browning (pencoklatan). Hal ini dikarenakan di
-6-
Jurnal Fillia Cendekia Volume 2 Nomor 1 Maret 2017
http://ejournal.fp.uniska-kediri.ac.id/ ISSN : 2502-5597

teksturnya hampir sama dengan abon ayam


yang asli (F0).

Pengaruh Dosis Kacang Tanah terhadap


Tekstur Abon Ayam KESIMPULAN DAN SARAN

Tekstur dan aroma abon yang


diperoleh sangat tergantung pada proses Kesimpulan
penggorengan. Tekstur dapat dipengaruhi oleh
perlakukan selama pemasakan dan prosedur Berdasarkan hasil penelitian
pemasakan.Tekstur abon pada umumnya maka dapat disimpulkan bahwa:
adalah lembut dan halus tidak kasar. 1. Penambahan kacang tanah
Pada penelitian ini abon yang berpengaruh sangat nyata (P<0.01)
dihasilkan abon yang bertekstur lembut dan terhadap bau abon ayam. Rata-rata
agak kasar. Hal ini disebabkan penggilinggan tingkat kesukaan konsumen dari
kacang tanah yang kurang lembut dan daging tertinggi sampai terendah secara
yang tidak berserat panjang. Kacang tanah berturut-turut adalah: F0 = 6.540; F1 =
yang akan digunakan melalui proses 6.328; F3 = 6.134; F2 = 6.100; F4 =
perebusan dahulu sebelum dicampur pada 5.994.
adonan daging yang sudah dipisahkan 2. Penambahan kacang tanah
seratnya. Pada proses awal tersebut kacang berpengaruh sangat nyata (P<0.01)
tanah direbus untuk mengempukkan kacang terhadap warna abon ayam. Rata-rata
tanah. tingkat kesukaan konsumen dari
Berdasarkan analisa ragam tertinggi sampai terendah secara
menunjukkan bahwa perlakuan dosis kacang berturut-turut adalah: F1 = 6.560; F0 =
tanah yang berbeda memberikan pengaruh 6.500; F2 = 6.360; F4 = 6.260; F3 =
yang tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap 6.060.
tekstur abon ayam.Rata-rata uji organoleptik 3. Penambahan kacang tanah
untuk tekstur abon ayam sebagaimana berpengaruh sangat nyata (P<0.01)
tercantum dalam Tabel 4. terhadap rasa abon ayam. Rata-rata
tingkat kesukaan konsumen dari
Tabel 4. Rata-rata uji Tekstur Abon Ayam tertinggi sampai terendah secara
pada Berbagai Perlakuan berturut-turut adalah: F0 = 6.606; F1 =
Perlakuan Rata-rata Notasi 6.206; F3 = 6.146; F2 = 6.080; F4 =
F4 6.00 a 5.772.
F1 6.04 a 4. Penambahan kacang tanah tidak
F0 6.16 a berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap
F3 6.20 a tekstur abon ayam. Rata-rata tingkat
F2 6.22 a kesukaan konsumen dari tertinggi
Keterangan: Notasi yang berbeda pada baris sampai terendah secara berturut-turut
yang berbeda menunjukkan pengaruh yang adalah: F2 = 6.220; F3 = 6.200; F0 =
tidak berbeda nyata (P>0.05) 6.160; F1 = 6.040; F4 = 6.000.

Berdasarkan tabel di atas diketahui


bahwa semakin tinggi dosis penambahan Saran
kacang tanah maka tidak berpengaruh Berdasarkan hasil penelitian maka
terhadap tekstur abon ayam, atau dengan kata disarankan bahwa penambahan kacang tanah
lain teksturnya tetap menyerupai abon ayam untuk membuat abon ayam dapat dilakukan
yang asli (F0). Perlakuan F1 yaitu dengan dosis 8% untuk menghasilkan bau,
penambahan kacang tanah sebanyak 8% warna dan rasa abon yang disukai konsumen.
menunjukkan tidak berbeda nyata dengan F2,
F3, dan F4.Tekstur abon pada T1 (8%) tidak
terlalu keras sebagaimana abon DAFTAR PUSTAKA
aslinya.Apabila diamati maka semakin banyak
Anonim, 1980.Tanaman Industri. Lembaga
campuran kacang tanahnya menghasilkan
Biologi Nasional.LIPI.Balai
tekstur yang cenderung untuk tidak disukai.
Hal ini nampak pada perlakuan F4 (32%) yang Pustaka Jakarta.
menghasilkan rata-rata skor penilaian panelis Anggorodi, R, 1991. Ayam dan Telur.Yayasan
yang terendah meskipun tidak berbeda nyata Penerbit Press dan Pendidikan
dengan perlakuan yang lain. Penambahan
Perunggasan Indonesia (YPKII)
kacang tanah yang tidak terlalu banyak
Jakarta.

-7-
Jurnal Fillia Cendekia Volume 2 Nomor 1 Maret 2017
http://ejournal.fp.uniska-kediri.ac.id/ ISSN : 2502-5597

Amerine, 1985.Evolusi Pangan Dan Pameranz, Yang, N., Meloan., C.E., 1985.
Pengembangan Pangan Food Analysis Theory And
Terjemahan Dari Analysis Of The Practice Company Inc. Westport
Assosiation Of Afficial Anlytical Connecticut.
Chemists Edisi ke-13. Editor
William Hor Wits, Washington. Palmer, H, 1982. Sensory Methods In Food
Quality Assesment Food Theory
Buckle, K.A, Edward, R.A., Fleet, G.H., N. And Application Edited By Paul,
Wouttun, M., 1987.Ilmu Pangan. Cp And Palmer, H, John Wily And
Penerbit Universitas Indonesia Sons Inc, New York.
Press.
Palupi, W.D.E, 1986. Tinjauan Literatur
Cole, A.J.D And Lawrie, A.R, 1975. Pengolahan Daging. Lembaga
Meat.Proceeding Of The Twenty Ilmu Pengetahuan Indonesia,
First Easter School In Agricultura Jakarta.
Science, Univercity Of
Nottinghan, R.J. Acford Ltd. Rismunandar, 1986.Rempah – Rempah
Industrial Estate, Chiechester. Komoditi Eksport. CV. SInar Baru,
Bandung.
Fachruddin.L, 1997.Membuat Aneka Abon.
Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Soeparno, 1992.Ilmu dan Teknologi
Daging.Press Universitas Gadjah
Gasperz V., 1991. Metode Peremcanaan Mada. Yogyakarta.
ercobaan. PT. Armico. Bandung.
Sarwono dan Sudarmiyono, 1986, Abon
Hadiwiyoto.S, 1983.Hasil – hasil Olahan Ilmu Tradisional.Trubus Tahun XVII,
Daging, Ikan, Telur.Penerbit No.205, Jakarta.
Liberty. Yogyakarta.
Sudarmadji, S.,B., Haryono, Suhardi. 1996.
Harris, 1993.Tanaman Minyak Atsiri. Penebar Analisa Bahan Makanan dan
Swadaya, Jakarta. Pertanian. Penerbit Liberty.
Yogyakarta.
Idris.S, 1984.Metode Pengujian Bahan Pangan
Secara Sensoris. Fakultas Suprapto, 1992. Bertanam Kacang Tanah.
Peternakan Program Studi Penerbit Swadaya. Jakarta.
Teknologi Hasil
Ternak.Universitas Brawijaya Sumarno, 1986.Teknik Budidaya Kacang
Malang. Tanah. Penerbit Sinar Baru
Algensindo, Bandung.
Kumalaningsih.S, 1987.Ilmu Pangan dan
Gizi.Fakultas Pertanian. Unibraw Teguh.S, 1996.Petunjuk Memilih Ikan dan
Malang. Daging. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Lawrie, RA., 1979. Meat Science.Third Edition
Press Oxford New York. Maesen V.D., dan Somaatmadja, S., 1993.
Sumber Daya Nabati Asia
Lony. L, Kunaik.S, Lane Tresster, D.K., 1982. Tenggara 1.Penerbit PT.
Meat PoultryFreezer.Second Ed. GramediaPustaka Utama.
The Avi Publishing co. inc. Jakarta.
Wespert Connecti Cut.
Winarno, FG., 1991. Kimia Pangan dan Gizi.
Larmond, E, 1980. Metode Sensor Evoluasi Penerbit PT. Gramedia Utama.
Makanan Depary.Agriculture, Jakarta.
Ottawa.
Winarno FG., 1993. Pangan Gizi, Teknologi,
Purnomo, H., Suryo, L., Padaga, M.C., dan Konsumen. Penerbit
Purwadi, 1992. Dasar – Dasar Gramedia Utama. Jakarta .
Teknologi Hasil Ternak. Nuffic.
Universitas Brawijaya, Malang.

Padaga, M.C.H and Purnomo, H, 1989. Ilmu


Daging. Nuffic. Universitas
Brawijaya, Malang.

-8-
Jurnal Fillia Cendekia Volume 2 Nomor 1 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai