Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/331521557

DESAIN RUANG PEMINDANGAN IKAN YANG HIGIENIS DI DESA WONOSARI


KABUPATEN DEMAK

Conference Paper · March 2019

CITATIONS READS

0 431

4 authors, including:

Baju Arie Wibawa Ratri Septina


Universitas PGRI Semarang Universitas PGRI Semarang
14 PUBLICATIONS   1 CITATION    1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kampung Joglo View project

Differently Ability View project

All content following this page was uploaded by Baju Arie Wibawa on 05 March 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN (SNHP)-VII
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
SEMARANG, 26 OKTOBER 2017

DESAIN RUANG PEMINDANGAN IKAN YANG HIGIENIS


DI DESA WONOSARI KABUPATEN DEMAK

Baju Arie Wibawa1, Kurnia Widiastuti2, Velma Nindita3, Ratri Septina S4 dan Ikhwanudin5
email: baju.ariwibawa@gmail.com, widya_unlam@yahoo.co.id
Universitas PGRI Semarang

Abstrak

Desa Wonosari Kec. Bonang, Kab. Demak merupakan desa yang memiliki industri pengolahan ikan yang sangat besar,
terutama yang berupa pemindangan dan pengasapan ikan. Proses pemindangan berbagai jenis ikan dilakukan dengan cara
tradisional atau sederhana. Saat ini terdapat sekitar 40 pengelola dengan kasitas sampai 1 ton per hari. Pengolahan ikan
pindang saai ini dilakukan di tengah lingkungan permukiman sebagai suatu home industri sehingga mengakibatkan
permasalahan pada higienitas hasil olahan, adanya pencemaran lingkungan, serta bercampurnya kegiatan rumah tangga
dengan usaha yang saling menggangu. Dalam penelitian ini dilakukan identifikasi permasalahan, identifikasi pelaku dan
kegiatan, analisis kebutuhan ruang dan membuat rancangan model ruang atau bangunan pemindangan ikan ikan. Penelitian
ini merupakan penelitian aplikatif dengan pendekatan kualitatif. Data pengukuran dan perekamanan visual yang diambil
secara primer, selanjutnya dianalisis dari beberapa aspek arsitekturalnya (pengguna, kegiatan, kebutuhan, hubungan, dan
konsep) untuk selanjutnya dibuat rancangan model bangunannya. Hasil dari penelitian ini adalah konsep rancangan dan
model bangunan pemindangan ikan. Denah ruang pemindangan harus dipisahkan antara ruang bersih (kering) dengan ruang
kotor (basah) sehingga kedua aktivitas yang memiliki fungsi dan sifat yang sangat berbeda dari segi higienitas dan
kelembabannya dapat dipisahkan dan tidak saling mengganggu. Pengelompokan ruang pemindangan dalam suatu sentra
bersama akan memberikan kemudahan dalam pengendalian dampak lingkungan melalui pembuatan pengolah limbah
sederhana individu atau IPAL bersama. Terkait dengan konsep bangunan sentra ini, maka desain rancangan denah tipikal
yang diberikan harus dapat digabungkan menjadi unit-unit bangunan dengan variasi jumlah unit pemindangan sesuai
kebutuhan tapak untuk dapat diterapkan dalam suatu sentra pemindangan ikan.

Kata Kunci: Pemindangan, ikan, pengolahan ikan, prototype, sentra

Abstract

Wonosari in the Districts of Bonang, Demak is a village with the biggest fish processing industry, especially for boiled &
salted fish and smoked fish. The process of boiling and salting (Tongkol, Banyar, Salem, etc.) is done traditionally. At this
moment, there are around 40 sellers with the capacity of about 10 tons of fish production a day. Boiled & salted fish
processing is now done in the middle of a crowded settlement area (home industry) which causes issues in the hygiene of
the products, environmental pollution, also the disturbance in the dwelling activities. In this research, we aim to make an
issue identification, perpetrators and activities identification, space requirement analysis, and also making a space
planning model of this fish production industry. The fish production is based on an applicative way with a qualitative
approach. The visual data analysis that will be done primarily, then will be analyzed in an architectural way that includes
human resources, activities, needs, communication, and concept. And next, we will create the model planning of the
building. The result of this research is the concept and model design. The floor plan of the fish production building has to
be separated, for the clean (dry) room and the dirty (wet) room. So both rooms’ activities which have different equipment
and production results can be functionalized optimally. The separation of the boiling and the salting room in this industry
will give advantages in controlling the impacts and consequences by creating the conjoined WWT (Wasted Water
Treatment) in the individual or communal building. Regarding the concept of this building, the typical floor plan has to be
joined into building units with suitable variations so they could be applied in a center for fish production.

Keywords: boild and salted, fish, prototype

234
SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN (SNHP)-VII
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
SEMARANG, 26 OKTOBER 2017

PENDAHULUAN Kondisi kegiatan pemindangan ikan yang ada


di Desa Wonosari baik yang masih berada di
Salah satu wilayah di Kabupaten Demak lingkungan permukiman dapat dilihat pada gambar-
yang memiliki usaha pengolahan pemindangan ikan gambar berikut:
terletak di Desa Wonosari, Kecamatan Bonang. Kondisi pemindangan ikan di tengah
Berbagai jenis ikan seperti salem, tongkol, banyar lingkungan permukiman
dan jenis ikan lainnya dapat dipindang oleh warga
Wonosari secara mandiri atau masih dilakukan
secara tradisional dan sederhana. Dalam sehari, para
pengrajin pengolahan pindang ini dapat
menghasilkan sekitar 2 (dua) kwintal hingga 1
(satu) ton ikan pindang yang siap untuk dipasarkan.
Jumlah usaha pemindangan di Desa Wonosari ini
sekitar 40 pengrajin, yang merupakan generasi
penerus dari pengolahan ikan yang telah
berkembang sebelumnya.
Kondisi saat ini, di desa ini telah ada relokasi
usaha pengasapan ikan dalam satu kawasan terpadu
yang terletak di luar permukiman, sehingga dapat
meningkatkan produksinya serta mengurangi Dengan gambaran tersebut, maka terdapat
dampaknya dari lingkungan. Langkah ini juga perlu beberapa permasalahan yang dapat ditemukan di
dilakukan untuk relokasi usaha pemindangan ikan lapangan adalah:
agar dapat meningkatkan produk dan kualitasnya 1) Terdapat sekitar 40 pemindang ikan yang
tanpa mencemari lingkungannya. masih melakukan kegiatan usaha pemindangan
Permasalahan yang muncul dari usaha ikan di dalam lingkungan permukiman,
pemindangan ikan ini adalah lokasi pemindangan sehingga mengakibatkan pencemaran
yang saat ini masih menjadi satu dengan hunian lingkungan.
rumah tinggal di permukiman yang memiliki 2) Pengelolaan dan pengolahan ikan pindang yang
kepadatan cukup tinggi. Selain itu belum adanya dilakukan dari dalam lingkungan permukiman
sistem pengelolaan air limbah bekas saat ini belum dapat memenuhi persyaratan
pembersihan/pencucian ikan sebelum di pindang, higienitas yang baik, karena proses
dikhawatirkan dapat mencemari tanah dan air pembersihan dan pencucian masih dilakukan di
lingkungan setempat. Di sisi lain, keberadaan atas tanah, adanya lalat, bercampurnya
kegiatan pemindangan ikan di desa ini memiliki aktivitas bersih-kotor dan lain sebaginya.
potensi ekonomi yang cukup besar, meskipun 3) Kebutuhan dan tuntutan relokasi pengasap ikan
pemasaran pengolahan pindang ini masih terbatas. yang masih berada di lingkungan permukiman
Melihat potensi tersebut, usaha yang dapat ke luar permukiman.
dilakukan dalam mendorong peningkatan ekonomi 4) Perlunya suatu prototipe bentuk bangunan
adalah dengan meningkatkan mutu hasil produksi, pemindangan ikan yang higienis dan ramah
sarana dan prasarana penunjang proses produksi terhadap lingkungan.
guna mengembangkan potensi secara maksimal. Berbagai permasalahan tersebut diharapkan
Dengan demikian, diperlukan suatu rancangan dapat diidentifikasi secara tepat dan dapat dianalisis
ruang atau wadah yang efektif dan higienins yang permasalahannya sehingga dapat memperoleh solusi
dapat menampung seluruh kegiatan pemindangan dan masukan bagi perencanaan bangunan/ruang
ikan secara efektif dan efisien. Dengan upaya ini, pemindangan ikan yang baru.
diharapkan aktivitas proses produksi dari kegiatan
pemindangan ikan di Desa Wonosari dapat METODE
meningkatkan perekonomian dan pendapatan
Penelitian perancangan bangunan
warga, serta mendukung perbaikan kondisi
lingkungan dan kesehatan bagi masyarakat pemindangan ikan ini termasuk dalam penelitian
setempat. aplikatif dengan metodologi kualitatif, di mana
235
SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN (SNHP)-VII
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
SEMARANG, 26 OKTOBER 2017

peneliti bertujuan untuk mendeskripsikan dan digunakan untuk pemindangan adalah kayu bakar,
menganalisa aktivitas yang ada pada bangunan namun tidak sedikit pengusaha yang sudah
pemindangan dari aspek fungsi, aktivitas, sirkulasi, menggunakan kompor gas dengan bahan bakar
higienitas serta dampak terhadap lingkungan. LPG.
Proses dan tahapan pelaksanaan untuk Dalam pemindangan, dandang yang
kegiatan ini dapat diuraikan sebagai berikut: digunakan adalah dandang yang berdiameter 30
1) Survey pengukuran untuk pendataan dan hingga 50 cm, sehingga dapat memuat sekitar 20-30
pengukuran kondisi pemindangan ikan yang ikat besek yang berisi ikan atau dapat juga memuat
ada saat ini, termasuk kondisi sanitasi, air sebanyak 2-3 rantang yang masing-masing rantang
bersih dan lain-lain. berisi 10-12 ikan. Istilah rantang dan besek adalah
2) Melakukan survey dimensi ruang-ruang untuk alat berupa ayaman bambu yang digunakan untuk
proses pemindangan dan dokumentasi visual. meletakkan ikan yaang akan dipindang. Dalam
3) Kompilasi data yang telah dikumpulkan proses pemindangan ikan, ikan yang akan dipindang
menurut kebutuhan analisis penelitian dan tidak perlu dibersihkan bagian dalam perut ikannya,
perancangan. agar tidak daging ikan tidak hancur pada saat
4) Analisis permasalahan dan potensi dari aspek dipindang nanti. Namun beberapa pengusaha ada
penggunaan ruang dan lingkungan yang ada. yang membuang isi perut ikan terlebih dahulu,
5) Menetapkan konsep-konsep perancangan untuk meningkatkan kualitas produksi olahan ikan
sebagai dasar perancangan bangunan pindangnya. Setelah dicuci, selanjutnya ikan di beri
pemindangan. garam dengan cara dilumurkan ke badan ikan,
6) Melakukan proses proses perancangan untuk dimana garam ini berfungsi sebagai pengawet alami
memecahkan berbagai permasalahan dan yang dapat memperbaiki cita rasa pada ikan. Setelah
potensi yang dihadapi. ikan dilumuri oleh garam, selanjutnya ikan ditata di
rantang atau besek dengan penataan yang rapi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Selanjutnya besek atau rantang yang telah berisi
Proses Pengolahan Pindang Ikan Eksisting ikan tadi dimasukkan kedalam dandang, dan siap
Pemindangan merupakan hasil olahan ikan untuk di masak atau dipindang.
dengan cara mengkombinasikan antara perebusan
dan penggaraman ikan. Dalam proses pemindangan Gambar 1:
ikan di Desa Wonosalam masih menggunakan alat Proses Pengolahan Ikan Pindang
yang sederhana dan tradisional. Bahan bakar yang

236
SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN (SNHP)-VII
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
SEMARANG, 26 OKTOBER 2017

higienis, kondisi ruang yang sangat


Gambar 2: memprihatinkan dan tidak higienis
Alat untuk Memindang Ikan dikhawatirkan adanya kontaminasi kuman yang
melekat pada ikan yang akan dipindang.
3. Proses pengolahan ikan pindang dilakukan di
rumah masing-masing pengusaha, dengan
peralatan yang seadanya.
4. Permasalahan pada kendala dalam pemindahan
ke lahan baru sebagai sentra terkait kesadaran
para para pemindang.
5. Pada dasarnya, sebagian besar pengusaha
Dalam proses pemindangan terdapat sisa pemindangan ikan ini merasa tidak keberatan
hasil pemindangan berupa petis pindang yang juga dengan pemindahan tempat produksi ikan yang
memiliki nilai jual yang cukup menjanjikan. Rasa akan di bangun oleh Pemerintah Daerah
petis pndang ini terbilang sangat asin bila Kabupaten Demak. Hal ini dikarenakan telah
dibandingkan dengan petis udang. Produk ini dapat adanya pemingahan pada sentra produksi ikan
digunakan oleh para pengudaha ikan pindang asap yang telah dilakukan sebelumnya. Namun,
sebagai produksi sampingan untuk menambah ada pula yang menolak karena sebagian dari
keuntungan dalam proses pemindangan. Petis para pengusaha adalah ibu rumah tangga yang
pindang yang berkualitas adalah petis yang kental, tetap memiliki pekerjaan mengurus rumah,
sedangkan untuk petis pindang yang encer, nantinya sehingga jika dipindahkan ke tempat yang baru,
akan dibeli dengan harga yang lebih rendah atau tidak dapat “disambi” dengan mengurus rumah.
bahkan tidak laku dijual. Selain itu, masih terdapat beberapa pengusaha
yang mempertanyakan dengan sistem biaya
Gambar 3: sewa, listrik dan biaya lainnya jika nantinya
Petis Pindang Sisa Olahan Pemindangan Ikan menempati lahan baru yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Demak, apakah
akan sama seperti sentra pemindangan atau
menggunakan manajemen yang berbeda.

Identifikasi Dampak Bagi Lingkungan


Kawasan pesisir memang sudah selayaknya
kaya akan potensi hasil perikanan, tak terkecuali
kawasan pesisir di Desa Wonosari, Kecamatan
Bonang, Kabupaten Demak. Lingkungan pesisir
Identifikasi Permasalahan yang kaya akan hasil laut menyebabkan masyarakat
Dalam meninjau permasalahan yang dihadapi memanfaatkan hasil laut untuk diolah menjadi hasil
oleh kawasan ini, maka perlu dibandingkan dengan produk ikan seperti ikan asap, ikan pindang, dan
potensi yang dimiliki oleh kawasan pemindangan sebagainya. Salah satunya adalah produk ikan
ikan Desa Wonosari yang dapat dikembangkan pindang dari Desa Wonosari, dimana selain terkenal
secara lebih luas. Permasalahan yang diperoleh dari akan produksi ikan asapnya, Desa Wonosari juga
adanya industri pemindangan ikan di Desa terkenal akan produksi ikan pindangnya. Hal ini
Wonosari, meliputi: tentunya menjadikan Desa Wonosari sebagai
1. Permasalahan yang timbul pada sarana dan kawasan yang dapat semakin berkembang dan maju
prasarana di industri ini adalah belum karena hasil produksi pengolahan ikannya. Adanya
tersedianya sistem pengelolaan air limbah hasil usaha pemindangan ikan yang ada pada saat ini
dari kegiatan pengolahan ikan yang terdapat ± 40 unit usaha, sehingga cukup banyak
dikhawatirkan dapat mencemari tanah dan air industri yang berkembang di lingkungan
lingkungan setempat. permukiman di Desa Wonosari.
2. Permasalahan pada aspek ruang pemindangan Adanya industri pemindangan ikan di Desa
ikan yang masih bercampur dan kurang Wonosari yang berkembang ini telah mampu
237
SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN (SNHP)-VII
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
SEMARANG, 26 OKTOBER 2017

meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, kegiatan pembelian sampai dengan penyimpanan


namun sayangnya belum diimbangi dengan hasil produksi dapat dilihat pada gambar berikut ini.
pengendalian dampak lingkungan yang baik.
Adanya industri pemindangan ikan menimbulkan Gambar 4:
dampak yang serius terhadap lingkungan, hal ini Proses Pengolahan Pemindangan Ikan
karena limbah pembuangan limbah hasil perebusan
ikan pindang dengan jumlah yang tidak sedikit.
Dampak lingkungan dari usaha pemindangan ikan
perlu lebih diperhatikan kedepannya mengingat
usaha ini cukup berkembang dan sangat berpotensi
di Kabupaten Demak.

Identifikasi Aktivitas dan Kebutuhan Ruang


Tahap awal dalam proses penentuan
kebutuhan ruang adalah identifikasi aktivitas. Jenis
aktivitas yang akan diwadahi harus secara cermat.
Beberapa jenis aktivitas yang harus diwadahi dalam
kegiatan pemindangan dan pemindangan ikan
adalah:
1. Aktivitas Utama Pemindangan Ikan
 Proses Ikan.
- Membeli/mendatangkan bahan baku
ikan.
- Menyimpan ikan sebelum diolah.
- Membersihkan kotoran dan memcuci
ikan.
- Menata ikan
- Mengukus/merebus ikan
- Menyimpan hasil ikan pindang
- Memasarkan Standart dan Besaran Ruang
 Proses Bahan dan Sisa Pembakaran. Setelah diperoleh daftar kebutuhan ruang,
- Membeli/mendatangkan gas elpiji maka proses selanjutnya adalah perhitungan besaran
- Memasang gas elpiji ruang. Untuk dapat menentukan nilai besaran ruang
- Menyimpan cadangan gas elpiji yang diperlukan, maka perlu dikaji terlebih dahulu
2. Aktivitas Penunjang beberapa standar besasaran ruang untuk masing-
 Membuang hajad. masing aktivitas.
 Pengolahan limbah cair. Gambar 5:
 Aktivitas kerja kantor pengelola. Standar Ruang
 Melakukan pertemuan.
 Penjualan/pemasaran hasil produksi.
 Transaksi Bahan Baku Ikan.
 Menghaluskan sisa pembakaran dan
pewadahan.
 Penjualan arang pembakaran.
Aktivitas penunjang diperlukan untuk sarana
pada suatu sentra pemindangan sehingga
fungsifungsinya bersifat komunalatau bersama.
Jika diuraikan dalam diagram proses kegiatan
pengolahan pemindangan ikan ini dari mulai

238
SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN (SNHP)-VII
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
SEMARANG, 26 OKTOBER 2017

Gambar-gambar di atas menunjukkan 2. Bagian kering dan bersih yang merupakan


beberapa standar ruang untuk aktivitas tahapan selanjutnya dari proses sebelumnya, di
pemindangan terpenting yang terdiri dari: mana ikan yang telah diatat dan digarami
 Untuk aktivitas mencuci atau menata dan sebelumnya masuk ke ruangan ini dalam kondisi
menggarami ikan dengan duduk dengan bangku yang telah bersih dan kering. Setelah dikukus,
kecil, maka untuk tiap pekerja diperlukan luasan maka hasil produksi yang sudah jadi akan
dengan ukuran sekitar 2,5 x 2,5 m, dengan didinginkan dan disimpan sebelum dipasarkan.
luasan bak air 1,25 x 1,75 m. Untuk ikan pindang prosesnya adalah megukus
 Untuk aktivitas pemindangan yang ikan di atas kompor dengan menggunakan panci
menggunakan kompor elpiji diperlukan dimensi besar.
luasan bagi tiap pekerja berukuran 1,15 x 3,50 3. Bagian lain yang mendukung proses
m, jarak antara tungku dengan bangku duduk pemindangan adalah pada proses pengukusan
berukuran 0,6 m. dengan menggunakan kompor.
 Ukuran tungku pemindangan diperkirakan Dari ketiga kelompok ruang tersebut
sebesar 0,55 x 3,50 m, dengan tinggi tungku memiliki persyaratan ruang yang berbeda-beda,
0,80m sehingga dalam perencanaan desain harus
memperhatikan sifat masing-masing ruang dan
Analisis Hubungan dan Persyaratan Ruang menjaga agar hubungan antar kelompok ruang
Analisis hubungan ruang merupakan suatu tersebut tidak saling mengganggu satu sama lain.
pendekatan untuk dapat melakukan peletakan
danketerkaitan antar fungsi-fungsi ruang, sehingga Konsep Rancangan Denah
secara sirkulasi akan tercipta efisiensi yang efektif Konsep denah ruang yang dibentuk dari
dengan memperhatikan persyaratan dari masing- analisis ruang yang telah dilakukan untuk tiap unit
masing ruang. Gambaran hubungan dan persyaratan bangunan pemindangan dan pemindangan adalah
untuk kegiatan pemindangan ikan dapat dilihat sebagai berikut:
sebagai berikut: 1. Ruang basah dan kotor untuk aktivitas mencuci,
Gambar 6: memotong, menata dan menggarami ikan
Hubungan Antar Aktivitas Pemindangan pindang.
2. Bagian kedua adalah bagian bersih dan kering
yang berfungsi untuk tempat mengukus ikan
pindang.
3. Bagian kotor dan kring untuk tungku
pengukusan.

Gambar 7:Konsep denah tiap unit

Secara umum hubungan dan persyaratan


ruang pemindangan ikan dapat dibagi menjadi tiga
bagian sebgai berikut:
1. Bagian basah dan bersifat kotor yang merupakan
kegiatan dari pembersihan (mencuci) dan
membuang kotoran ikan. Bagian ini memiliki
sifat yang selalu basah, sehingga desain Gambar 8: Konsep denah 4 unit (Full)
ruangnya harus memperhatikan aspek
pembersihan ruang yang mudah dan kedap air.
Kegiatan di sini termasuk menata ikan pindang
dan menggarami sehingga siap dikukus.
239
SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN (SNHP)-VII
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
SEMARANG, 26 OKTOBER 2017

1. Dalam merancang ruang-ruang pemindangan


ikan minimal harus dapat mewadahi 7 aktifitas
utama dalam proses produksi pemindangan ikan
yaitu: menyimpan bahan baku, membersikan
atau mencuci ikan, menata ikan, menggarami,
mengukus, mendinginkan dan menyimpan hasil
ikan pindang.
2. Beberapa aktifitas penunjang yang juga perlu
Gambar 9: Konsep denah 4 unit (Half) diwadahi dan disediakan ruangnya dalam suatu
sentra pemindangan ikan yaitu: membeli ikan,
tempat menyimpan bahan bakar, transaksi bahan
baku ikan, membuang hajad, pengolahan limbah
cair, aktivitas kerja kantor pengelola, beribadah,
melakukan pertemuan, pengemasan produk dan
pemasaran produk.
3. Dalam rancangan denah bangunan pemindangan
Gambar 10: Konsep denah 8 unit (Full) ikan harus dibagi menjadi 3 zona atau kelompok
ruang sebagai berikut:
a. Bagian basah dan bersifat kotor yang
merupakan kegiatan dari pencucian ikan
Bagian ini memiliki sifat yang selalu basah,
sehingga desain ruangnya harus
memperhatikan aspek pembersihan ruang
yang mudah dan kedap air.
b. Bagian kering dan bersih yang merupakan
tahapan selanjutnya dilakukan proses
pemindangan yang bersifat kering.
c. Bagian lain yang mendukung proses
pemindangan adalah pada proses tungku
Gambar 11: Konsep denah 12 unit (Full)
atau kompor pemindangan. Proses ini
memerlukan aliran masuk bahan bakar
berupa kayu atau elpiji. Untuk penggunaan
kompor gas tertunya tidak ada limbah
pembakaran atau arab/abu, namum untuk
bahan bakar kayu akan menghasilkan arang
pembakaran yang bersifat kotor. Untuk area
ini menghasilkan asap (terutama yang bahan
bakar kayu), sehingga perlu pengaliran asap
pembakaran agar dapat keluar dengan
Model atau Prototipe Bangunan Pemindangan mudah.
Dari hasil kajian analisis ruang dan konsep 4. Hubungan antar ruang-ruang bangunan
rancangan denah yang telah disusun, maka dapat pemindangan harus memperhatikan dan sesuai
dilakukan analisis perancangan bangunan secara 3 dengan alur proses produksi pemindangan ikan
dimensional pada gambar. sehingga alur pergerakan bahan dan pemindang
tidak saling mengganggu dan mencemari satu
PENUTUP sama lain.
Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka
terdapat beberapa kesimpulan yang dapat ditarik
sebagai berikut:
240
SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN (SNHP)-VII
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
SEMARANG, 26 OKTOBER 2017

Gambar 12: Prototipe tipe 4 unit (full) Gambar 14: Prototipe tipe 8 unit (full)

Gambar 13: Prototipe tipe 4 unit (half) Gambar 15: Prototipe tipe 12 unit (Full)

241
SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN (SNHP)-VII
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
SEMARANG, 26 OKTOBER 2017

BPS Kabupaten Demak, Kabupaten Demak dalam


Angka, 2015
Saran Hariwijaya, M, Metodologi dan teknik penulisan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka
skripsi, tesis, dan disertasi, elMatera
terdapat beberapa saran yang dapat disampaikan
sebagai berikut: Publishing, Yogyakarta, 2007
1. Semua bentuk rancangan bangunan yang Muhammad Syarif Budiman, Teknik Pemindangan,
dilakukan dalam penelitian ini adalah berbasis 2014, Departemen Pendidikan Nasional
dari data dan bentuk pengolahan pemindangan Eddy Afrianto, Ir dan Evi Liviawaty, Ir -
ikan yang ada di Desa Wonosari Demak. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. PT Kanisius
Sebagai suatu karya arsitetektur, maka bentuk – Yogyakarta 1989
rancangan ini akan dapat berbeda untuk lokasi
Moloeng, Lexy, 1990, Metode Penelitian Kualitatif,
lain dengan budaya/adat/model pengolahan yang
berbeda pula. Penggunaan bahan bakar, jenis Bandung: Remaja Rosdakarya
ikan, cara mencuci ikan, cara memindang, Moeljanto. 1992. Pengawetan dan Pengolahan Hasil
bentuk tungku dan lain-lain adalah dapat berbeda Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.
sehingga tentunya akan berpengaruh pula pada (Times New Roman 11, Spasi 1, Spasi Setelah
bentuk rancangan suatu bangunan Paragraf 12, Sistem Penulisan Daftar Pustaka
pemindangannya. Namun demikian, bentuk mengikuti Sistem Harvard).
model bangunan ini dapat dipakai sebagai
referensi awal dan masukan-masukan untuk
dapat mempercepat proses desain. Dengan
kondisi ini, maka sebagai suatu model rancangan
bangunan pemindangan, maka dapat saja dipakai
sebagai suatu prototype, namun dalam
aplikasinya tetap harus memerlukan penyesuaian
terhadap kondisi dan model pemindangan yang
ada di lokasi setempat.
2. Bahwa dalam rancangan bangunan pemindangan
ini memerlukan kajian dari lintas keahlian mulai
dari arsitek, ahli lingkungan, ahli struktur, ahli
kesehatan, ahli teknologi panga, ahli mekanikal-
elektrikal dan lain-lain. Kompleksnya
permasalahan dalam desain bangunan
pemindangan memerlukan kajian yang
menyeluruh dan terpadu, sehingga akan didapat
rancangan bangunan pemindangan ikan yang
baik dan dapat diterapkan di lapangan dengan
baik.

DAFTAR PUSTAKA
Abbas Siregar Djarijah, Ir – Ikan Asin. PT Kanisius
– Yogyakarta 1995
Adawyah, Rabiatul. 2007. Pengolahan dan
Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta.
A.S. Murniyati, Ir dan Sunarman, Ir - Pendinginan
Pembekuan dan Pengawetan Ikan. PT
Kanisisus Yogyakarta 2000

242

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai