Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000

Pengaruh Pemberian Kunyit (Curcuma domestica) terhadap


Beberapa Kualitas Fisik dan Organoleptik Bakso Daging Itik

Effect of Turmeric (Curcuma domestica) on Some Physical and Organoleptic Quality Meat
Duck Meatballs

Sari Murti, Suharyanto, Desia Kaharudin

Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu


Jalan W. R. Supratman Kandang Limun Bengkulu 38371A
Email: sari_murti@ymail.com

ABSTRACT
This study aimed to evaluate the appropriate level of turmeric so as to improve the
quality of duck meatballs. This experiment using completely randomized design, which
consists of four treatments, namely P0 (without giving turmeric), P1 (turmeric giving 2.5%
level), P2 ( turmeric giving 5% level), and P3 (turmeric giving 7.5% level), each treatment
consisted of three replications. The results showed that administration of turmeric effect
not significant (P> 0.05) to variable cooking loss, water binding power, pH and texture of
the duck meatballs but significantly (P <0.05) increase color scores, lower fishy degrees
and variable nature of organoleptic taste. Significant results were tested further using
Orthogonal polynomials with generating curve linear and quadratic equations. From the
results of the study concluded that the addition of turmeric 2.5% and 7.5% did not lower
physical quality (cooking losses, pH, and DMA). The addition of 2.5% turmeric can retain
flavor and general acceptance panelist to duck meatballs.
Keywords: Turmeric (Curcuma domestica), physical quality, duck meat.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi level kunyit yang tepat sehingga dapat
meningkatkan kualitas bakso daging itik. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap, yang terdiri dari empat perlakuan yaitu P0 (tanpa pemberian kunyit), P1
(pemberian kunyit taraf 2,5%), P2 (pemberian kunyit taraf 5%), dan P3 (pemberian kunyit
taraf 7,5%), masing-masing perlakuan terdiri dari tiga ulangan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian kunyit berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap
variabel susut masak, daya mengikat air, pH dan tekstur bakso daging itik, tetapi nyata
(P<0,05) meningkatkan skor warna, menurunkan derajat keamisan dan variabel sifat
organoleptik rasa. Hasil yang berpengaruh nyata diuji lanjut menggunakan Orthogonal
polynomial dengan menghasilkan persamaan linear dan kuadratik. Dari hasil penelitian
disimpulkan bahwa penambahan kunyit 2,5% hingga 7,5% tidak menurunkan kualitas
fisik (susut masak, pH, dan DMA). Penambahan kunyit 2,5% dapat mempertahankan cita
rasa dan penerimaan umum panelis terhadap bakso daging itik.
Kata kunci : Kunyit (Curcuma domestica), kualitas fisik, daging itik

16 Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 8 No. 1 Januari – Juni 2013 16


Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000

. mengurangi selera konsumen (Mega et


al., 2009). Menurut Rahayu et al., (2012)
PENDAHULUAN sosis daging sapi yang disubtitusi daging
Daging berperan penting dalam itik Talang Benih menunjukkan bahwa
kehidupan masyarakat karena semakin banyak proporsi daging itik,
merupakan salah satu komoditas sumber maka menyebabkan sosis memiliki bau
protein yang penting untuk kesehatan dengan derajat keamisan lebih tinggi.
dan pertumbuhan. Ditinjau dari sifat Menurut Hustiany (2001)
daging yang mudah rusak maka perlu tingginya kandungan asam lemak tak
adanya pengolahan dari bahan mentah jenuh pada daging itik menjadi faktor
menjadi bentuk olahan. Berbagai macam penyebab terbentuknya bau amis (off
bentuk produk olahan daging dapat odor). Faktor lain terjadinya off-odor
dijangkau oleh berbagai ragam daging adalah adanya perubahan
masyarakat yang memiliki selera komponen daging yang disebabkan oleh
berbeda-beda dan juga akan oksidasi lemak. Selain membentuk off-
mempertahankan, memperbaiki sifat odor oksidasi lemak juga menyebabkan
fisik seperti, pH, daya mengikat air perubahan warna dan tekstur daging
(DMA), susut masak, serta sifat (Randa et al., 2007). Maka dari itu perlu
organoleptik (warna, rasa, bau, tekstur), ada upaya memperbaiki kualitas produk
selain itu sebagai daya tarik konsumen berbasis daging itik agar meningkatkan
untuk mengonsumsinya. selera konsumen untuk
Daging dapat diolah menjadi mengkonsumsinya.
berbagai macam produk olahan seperti, Salah satu upaya yang dapat
bakso, nugget, sosis, dan lain-lain. Salah dilakukan adalah dengan memberikan
satu produk olahan daging yang sangat bahan yang memiliki sifat antioksidan
populer di Indonesia adalah bakso. dan menurunkan off odor daging.
Bakso merupakan olahan daging yang Beberapa penelitian menunjukkan
telah dihaluskan terlebih dahulu, dan bahwa oksidasi lemak pada daging
dicampur dengan bumbu-bumbu, dapat dicegah menggunakan antioksidan
tepung, kemudian dibentuk seperti bola- (Randa et al., 2007; Rukmiasih et al.,
bola kecil dan direbus dalam air panas. 2010). Salah satu tanaman yang dapat
Daging yang umum digunakan dalam digunakan sebagai antioksidan adalah
bahan pembuatan bakso yaitu daging kunyit (Curcuma domestica).
sapi, ayam, dan ikan. Daging itik dapat Kunyit merupakan tanaman suku
digunakan sebagai bahan pembuatan temu-temuan (Zingiberaceae) yang
bakso, karena selain berpotensi sebagai dimanfaatkan sebagai bumbu dalam
penghasil daging, daging itik juga masakan. Kunyit memiliki kandungan
memiliki kandungan protein yang cukup minyak atsiri sekitar 3%, fumerol, sineol,
tinggi (Setioko, 2012). Namun dalam zingiberin, borneol, karvon, dan
kenyataan daging itik belum banyak kurkumin (Rukmana, 1994).Beberapa
digunakan sebagai bahan pembuatan penelitian menunjukan bahwa kunyit
bakso, hal ini dikarenakan daging itik dapat digunakan untuk meningkatkan
memiliki bau yang lebih amis, sehingga kualitas makanan terutama berbahan

17
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 8 No. 1 Januari – Juni 2013 17
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000

dasar daging. Minyak atsiri yang Alat dan Bahan


memberikan bau khas juga bermanfaat Bahan yang digunakan dalam
sebagai penurun bau amis pada daging penelitian ini adalah 6 kg daging itik
ayam broiler (Masni et al., 2010), jantan dengan umur potong  3 – 4
sedangkan senyawa polipenol, vitamin C bulan. Bagian daging yang digunakan
dan vitamin E yang dihasilkan kunyit adalah bagian dada dan paha. Bahan lain
dapat digunakan sebagai antioksidan yang digunakan dalam pembuatan
(Cikrikci et al., 2008). bakso ini antara lain; tepung tapioka, es
Hasil penelitian Suharyanto et al., atau air dingin, garam, Sodium
(2010) pemberian kunyit berpengaruh tripolifospat (STPP), merica, bawang
terhadap penurunan pH dendeng ayam. putih, rimpang kunyit yang digiling
Menurut Ramayani (2012), penambahan sesuai perlakuan.
kunyit 5% tidak menurunkan kesukaan
panelis terhadap rasa, tekstur, dan Alat yang digunakan dalam
aroma, namun menurunkan kesukaan penelitian ini antara lain meat mincer (alat
panelis terhadap warna dan penilaian penggiling daging), food processor,
umum bakso daging sapi. blender, panci perebus, kompor,
Sejauh ini belum diketahui level timbangan analitik, baskom plastik,
kunyit yang tepat untuk meningkatkan pisau dapur, nampan, sendok, plastik
kualitas bakso dan penerapannya pada untuk sampel, kertas saring (daya
daging itik. Berdasarkan uraian di atas mengikat air), alat presser, dan peralatan
maka dilakukan penelitian pengaruh lainnya
pemberian kunyit (Curcuma domestica) Tahapan Penelitian
terhadap beberapa sifat fisik dan
organoleptik bakso daging itik. Penyediaan kunyit
Penelitian ini bertujuan untuk Setelah menyiapkan seluruh bahan
mengevaluasi level kunyit yang tepat dan alat, tahap selanjutnya dalam
sehingga dapat meningkatkan kualitas pembuatan bakso pada penelitian ini
bakso daging itik, dengan hipotesis adalah mempersiapkan kunyit. Kunyit
penelitian pemberian kunyit dapat yang digunakan adalah kunyit
memperbaiki beberapa sifat fisik bakso liar/kunyit biasa yang ada dipasaran
daging itik. (Curcuma domestica). Bagian kunyit yang
digunakan adalah bagian rimpang.
METODE PENELITIAN Rimpang kunyit dibersihkan dan dicuci,
dan ditiriskan. Rimpang digiling (halus)
Waktu dan Tempat secukupnya sesuai untuk keperluan
Penelitian ini dilaksanakan pada perlakuan.
bulan Maret 2013. Penelitian
dilaksanakan di Laboratorium Susunan Formula Pembuatan bakso
Peternakan Fakultas Pertanian Susunan formula dan komposisi
Universitas Bengkulu. bakso daging itik dapat dilihat pada
tabel 1 di bawah ini yang menggunakan

18
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 8 No. 1 Januari – Juni 2013 18
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000

metode Komariah et al., (2005) yang telah Rancangan Penelitian


dimodifikasi. Rancangan percobaan yang
digunakan pada penelitian ini adalah
rancangan acak lengkap (RAL), dengan
empat perlakuan, setiap perlakuan
diulang tiga kali. Perlakuan dibedakan
Pembuatan Bakso berdasarkan level penambahan kunyit
kedalam adonan bakso sebagai berikut :
Langkah-langkah pembuatan bakso
sebagai berikut :
P0 = Bakso tanpa penambahan kunyit (
a) Memotong kecil-kecil daging itik 0% ).
yang telah dibersihkan, kemudian P1 = Bakso dengan penambahan kunyit
menggiling daging menggunakan sebesar 2,5% dari bahan daging.
meat mincer, daging giling sebanyak P2 = Bakso dengan penambahan kunyit
400 gr dimasukan ke dalam food sebesar 5 % dari bahan daging.
processor, dan dicampurkan dengan P3 = Bakso dengan penambahan kunyit
es, garam, dan STPP (proporsi dapat sebesar 7,5% dari bahan daging.
dilihat pada tabel 1).
b) Kemudian ditambahkan tepung
tapioka, merica halus, dan bawang HASIL DAN PEMBAHASAN
putih, ditambahkan juga kunyit
Susut Masak, Daya Mengikat Air
yang telah digiling sesuai dengan
(DMA) dan pH Bakso Daging Itik
perlakuan, pencampuran semua
Beberapa sifat fisik yang penting
bahan dilakukan hingga adonan
dalam menentukan kualitas basko
menjadi kalis (mudah dicetak).
adalah susut masak, DMA dan pH.
c) Adonan dicetak membentuk
Terlihat pada Tabel 3. hasil penelitian
bulatan, kemudian dimasukkan
menunjukkan bahwa secara statistik
kedalam air mendidih yang telah
penambahan kunyit pada adonan bakso
disiapkan sebelumnya. Setiap
daging itik berpengaruh tidak nyata
perlakuan dan ulangan air untuk
(P>0,05) terhadap variabel susut masak,
merebus bakso diganti dengan
pH dan DMA.
tujuan tidak terjadi pengaruh lain
terhadap bakso yang dihasilkan Susut masak merupakan indikator
selain pengaruh pemberian kunyit. utama terhadap nilai nutrisi daging dan
d) Menunggu bakso mengapung, bakso berhubungan dengan banyaknya jumlah
yang mengapung menandakan air yang terikat di dalam sel di antara
bakso telah matang. Kemudian serabut otot. Hasil penelitian
bakso ditiriskan dan diamati. menunjukkan bahwa nilai susut masak
e) Semua langkah pembuatan bakso bakso daging itik berkisar 4,17% - 7,00%.
dilakukan secara bertahap sesuai Menurut Darmayanti (2006) susut masak
dengan perlakuan dan ulangan dipengaruhi oleh hilangnya air selama
dalam penelitian. pemasakan, yang disebabkan oleh

19
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 8 No. 1 Januari – Juni 2013 19
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000

protein yang dapat mengikat air, yaitu negatif menjadi seimbang sehingga tidak
semakin banyak air yang ditahan oleh diperoleh muatan elektrik.
protein semakin sedikit air yang keluar
sehingga susut masak semakin Nilai pH pada penelitian ini
berkurang. Hasil yang berpengaruh berkisar antara 6,10-6,20. Nilai pH pada
tidak nyata dalam penelitian ini penelitian ini masih lebih tinggi
membuktikan bahwa pemberian kunyit dibandingkan hasil penelitian Lindawati
2,5% hingga 7,5% diduga menyebabkan (2003) yaitu sebesar 5,71 dan hampir
susut masak bakso berubah menjadi sama dengan nilai pH penelitian
lebih rendah. Hasil penelitian ini masih Ariansah (2008) yaitu berkisar 6,17-6,28.
lebih rendah dibandingkan dengan hasil Menurut Lawrie (2007) hal yang
penelitian Harmaini (2008) susut masak mempengaruhi peningkatan pH adalah
tertinggi berkisar 9,53%. Daging yang perubahan denaturasi protein dalam
memiliki kualitas yang baik adalah sarkoplasma. Sehingga dengan hasil
daging dengan susut masak terendah, yang tidak berbeda nyata, diduga
karena tidak banyak kehilangan nutrisi pemberian kunyit tidak dapat
selama pemasakan (Soeparno,2005) menyebabkan denaturasi protein.
Hasil penelitian ini juga Sifat Organoleptik
menunjukkan nilai DMA yang berbeda Penambahan kunyit memberi
tidak nyata. DMA merupakan pengaruh yang berbeda nyata pada
kemampuan daging untuk mengikat beberapa atribut organoleptik seperti,
airnya (Leo dan Nollet, 2007). Nilai DMA warna, rasa, dan penerimaan umum
penelitian ini berkisar antara 0,33-0,66. (P<0,05) dan berpengaruh tidak nyata
Senada dengan hasil penelitian terhadap bau hari ke -0 dan tekstur,
Ramayani (2012) dimana pemberian sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.
kunyit taraf 5%-15% tidak berpengaruh
nyata terhadap DMA bakso daging sapi.
Ini artinya, taraf pemberian kunyit 2,5%- Hasil respon panelis terhadap
15% tidak menyebabkan perubahan atribut warna menggambarkan bahwa
DMA bakso. semakin tinggi taraf pemberian kunyit
maka semakin meningkatkan skor warna
Faktor yang mempengaruhi DMA bakso daging itik. Rataan tingkat respon
adalah pH (Abustam, 2009). Pada pH panelis terhadap warna bakso daging
yang lebih tinggi dari pH isoelektrik itik penyimpanan 0 hari berkisar 2,31
protein daging sejumlah muatan positif hingga 4,33 yang berarti panelis menilai
dibebaskan dan terdapat surplus muatan warna bakso daging itik memiliki warna
negatif, sehingga terjadi penolakan dari dari putih kekuningan hingga sedikit
miofilamen memberi lebih banyak lebih kuning. Hasil uji orthogonal
molekul air, semakin banyak molekul air polynomial menunjukkan peningkatan
dalam daging daya mengikat air daging skor warna bakso masa simpan 0 hari
akan naik. Nilai pH daerah titik terjadi secara linear dengan persamaan
isoelektrik protein berkisar 5,0-5,4. Pada Y=2,453+0,260X (P<0,01). Pada bakso
kisaran ini muatan positif dan muatan masa simpan 3 hari, terjadi perubahan

20
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 8 No. 1 Januari – Juni 2013 20
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000

respon panelis terhadap warna bakso rasa. Namun respon panelis terhadap
dimana skor P0 dan P1 terjadi rasa bakso masa simpan 0 hari masih
penurunan menjadi 1,69 dan 2,78 (putih lebih tinggi jika dibandingkan dengan
keabu-abuan dan putih kekuningan), bakso masa simpan 3 hari. Terjadi
sedangkan skor warna pada bakso penurunan secara kuadratik pada setiap
perlakuan P2 dan P3 terjadi sedikit perlakuan menjadi 2,53 hingga 3,31
peningkatan menjadi 3,82 dan 4,42 (cenderung agak enak hingga cenderung
(sedikit lebih kuning dan mendekati lebih enak) yang diikuti persamaan
sangat kuning). Perubahan ini terjadi Y=2,563+0,358X-0,038X2(P<0,01).
secara kuadratik yang diikuti persamaan Parhusip (2006) menjelaskan bahwa
Y=1,667+0,517X-0,170X2 (P<0,01). Dapat bahan rempah-rempah mengandung
dilihat pada Tabel 4. jika skor warna senyawa antibakteri, sehingga dapat
dibandingkan dengan skor penerimaan digunakan sebagai pengawet alami, Joe
umum terlihat bahwa semakin tinggi (2004) menambahkan mineral yang
skor warna semakin menurunkan terkandung dalam kunyit mampu
kesukaan panelis terhadap bakso daging meningkatkan cita rasa bahan makanan.
itik. Senada dengan penelitian Ramayani Diduga kunyit mampu mempertahankan
(2012) dimana pemberian kunyit 5%-15% dan meningkatkan cita rasa bakso
menurunkan kesukaan panelis. daging itik. Ini terlihat pada hasil respon
Meningkatnya skor warna bakso daging panelis terhadap rasa bakso perlakuan
itik ini diduga karena kunyit P1 dimana pada masa simpan 3 hari
mengandung komponen utama yaitu memiliki skor tertinggi 3,31.
kurkumin yang menyebabkan kunyit
berwarna kuning (Rukmana, 2005), Pemberian kunyit berpengaruh
sehingga diduga mempengaruhi warna tidak nyata (P>0,05) terhadap bau bakso
bakso daging itik. daging itik masa simpan 0 hari. Rataan
penilaian bau bakso masa simpan 0 hari
Respon panelis terhadap rasa berkisar 3,31 hingga 3,51 yang berarti
bakso masa simpan 0 hari terjadi secara (cenderung lebih sedikit amis). Lain hal
linear mengikuti persamaan matematis yang terjadi pada bakso masa simpan 3
Y=3,956-0,098X (P<0,01). Ini artinya hari pemberian kunyit berpengaruh
semakin tinggi taraf pemberian kunyit nyata (P<0,01) terhadap bau bakso
maka semakin menurunkan kesukaan daging itik, dengan persamaan Y=
panelis terhadap rasa bakso daging itik. 1,920+0,698X-0,047X2. Panelis menilai
Skor kesukaan rasa tertinggi terdapat bau bakso daging itik pada masa simpan
pada bakso perlakuan P0, hal ini diduga 3 hari berkisar antara 1,91 hingga 4,51
karena kunyit mengandung zat pahit (cenderung amis hingga cenderung tidak
(Joe, 2004), sehingga panelis lebih amis). Perubahan skor ini diduga pada
menyukai bakso tanpa pemberian perlakuan P0 (bakso tanpa pemberian
kunyit. Seirama dengan penelitian kunyit) kurang awet sehingga drastis
Ramayani (2012) semakin tinggi taraf merubah penilaian panelis terhadap bau
pemberian kunyit maka semakin bakso. Senada dengan hasil penelitian
menurunkan kesukaan panelis terhadap Masniet al., (2010) pemberian kunyit

21
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 8 No. 1 Januari – Juni 2013 21
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000

dalam air minum ayam broiler daging itik dari cenderung agak suka
menyebabkan bau amis pada karkas hingga suka.
ayam broiler menutupi yang disebabkan
oleh kandungan minyak atsiri dalam Pada masa simpan 3 hari skor P0
kunyit atau temulawak. Jika dilihat dari cenderung turun, sehingga menjadi skor
perubahan skor bau bakso pada terendah yaitu 2,89 (tidak suka), dan
perlakuan P1 hingga P3 dengan skor penerimaan tertinggi terdapat pada
penyimpanan 3 hari pemberian kunyit perlakuan P2 yaitu 4,82 (cenderung
diduga semakin menetralisir bau amis suka). Secara sistematis perubahan skor
pada bakso daging itik. penerimaan umum terhadap bakso
daging itik semua perlakuan terjadi
Rataan penerimaan panelis secara kuadratik dengan persamaan
terhadap tekstur bakso daging itik pada Y=2,964+0,528X-0,070X2 (P<0,01). Hal ini
masa simpan hari 0 dan hari 3 berkisar menunjukkan bahwa, daging itik yang
3,47-3,89 yang artinya bakso daging itik selama ini tidak diterima oleh
semua perlakuan memiliki tekstur agak masyarakat karena bau, setelah diolah
kasar. Penggunaan kunyit yang berbeda menjadi bakso dan ditambahkan kunyit
menghasilkan tekstur yang relatif sama dapat diterima oleh konsumen serta
pada semua perlakuan. Hal ini pada masa simpan 3 hari yang diberi
dikarenakan daging itik memiliki ukuran perlakuan kunyit 2,5% dapat
serabut otot lebih besar dari daging mempertahankan penerimaan konsumen
entok (Sudjatinah 2000), sehingga terhadap bakso daging itik.
menyebabkan tekstur daging itik lebih
keras/kasar.

Secara umum kunyit sangat KESIMPULAN


berpengaruh nyata terhadap penerimaan Penambahan kunyit antara 2,5%
umum panelis. Semakin banyak taraf hingga 7,5% tidak menurunkan kualitas
pemberian kunyit semakin menurunkan fisik (susut masak, pH, dan DMA),
kesukaan panelis terhadap bakso daging meningkatkan skor warna serta
itik. Seirama dengan hasil penelitian menurunkan derajat keamisan bakso
Ramayani (2012) dimana bakso yang daging itik. Penambahan kunyit 2,5%
tidak diberi kunyit masih lebih tinggi dapat mempertahankan cita rasa dan
dibandingkan dengan bakso yang diberi penerimaan umum panelis terhadap
kunyit taraf 5% hingga 15%. Penurunan bakso daging itik.
hasil penelitian ini terjadi secara linear
dengan persamaan Y = 5,860-0,149
(P<0,01) untuk bakso masa simpan 0
hari. Skor tertinggi pada bakso masa DAFTAR PUSTAKA
simpan 0 hari terdapat pada perlakuan Abustam, E, J.C.Likadja dan A. Ma’arif.
P0 yaitu 5,93 dan semakin menurun 2009. Penggunaan Asap Cair
sehingga skor terendah terdapat pada sebagai Bahan Pengikat pada
perlakuan P3 yaitu 4,82 yang artinya Pembuatan Bakso Daging Sapi Bali.
penerimaan panelis terhadap bakso

22
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 8 No. 1 Januari – Juni 2013 22
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000

Prosiding Seminar Nasional Mulawarman. Jurnal Teknologi


Kebangkitan peternakan. Program Pertanian 6 (1): 7-14.
Magister Ilmu Ternak Pascasarjana
Joe. 2004. Senyawa Kimia Yang Terdapat
Fakultas Peternakan Universitas
Pada Tanaman Rempah. UI Press.
Diponegoro.Badan Penerbit
Jakarta.
Universitas Diponegoro ISBN :
978-979-704-746-7. Komariah, Surajudin, dan D. Purnomo.
2005. Aneka Olahan Daging Sapi
Cikrikci, S. M. Erkan, and Y. Hasibe.
Sehat, ergizi, dan Lezat.
2008. Biological Activity of
Agromedia, Jakarta.
Curcuminoids Isolated from
Curcuma longa. Record Natural Leo.M. and L. Nollet. 2007. Handbook of
Poducts. 2:1 (19-24) ACG Meat Poultry and Seafood Quality,
Publication. Blackwell.Publishing John Wiley
and Sosns,Inc.
Darmayanti Novi, 2006. Karakteristik
Susut Masak dan Organoleptik Lawrie, R. A. 2007. Ilmu Daging. Edisi
Ayam Broiler Goreng Akibat kelima. Terjemahan: Prakarsi, A.
Penambahan Sigi Indah dalam Air dan Y. Amulia. UI Press, Jakarta.
Minum Selama Lindawati, S.A., Miwada. I.NS., dan M.
Pemeliharaan.Skripsi Program Hartawan. 2003. Karakteristik Fisik
Studi Teknologi Hasil Ternak. Adonan Bakso Daging Itik, Entok
Fakultas Peternakan. Institut dan Tiktok. J. Indonesia.Tropical
Pertanian Bogor. Agricultur. 28 (3).
Harmaini. 2008. Pengaruh Leaching Mega, O., D. Kaharudin, Y. Fenita dan
(Pencucian) Terhadap. Sifat Fisik Kususiyah. 2009. Pengaruh
Dan Organoleptik Bakso Itik Beberapa Level Daging Itik Manila
Talang Benih. Skripsi Fakultas dan Tepung Sagu terhadap
Pertanian Jurusan Komposisi Kimia dan Sifat
Peternakan.Universitas Bengkulu. Organoleptik Bakso. J. Sain
Hustiany, R. 2001. Identifikasi dan Peternakan Indonesia. 3(1) : 30-34.
Karakteristik Komponen off-odor Parhusip A. J. N., 2006. Kajian
pada daging itik. Tesis Mekanisme Antibakteri dari
Program Pascasarjana Institut Ekstrak Andaliman (Zantoxylum
Pertanian Bogor, Bogor. accanthopodium)terhadap bakteri
Masni, Ismanto A., dan Maria Belqis. patogen. Disertasi, Sekolah
2010. Pengaruh Penambahan Pascasarjana, IPB. Bogor.
Kunyit (Curcuma domestica) atau Rahayu, D., Suharyanto, Warnoto. 2012.
Temulawak dalam Air Minum Karakteristik Fisik dan
Terhadap Persentase dan Kualitas Organoleptik Sosis Daging
Organoleptik Karkas Ayam Broiler. Sapi Disibtitusi Daging itik Talang
Fakultas Agriculture.Universitas Benih (Anas plathyryncos). JSPI 7 (2).

23
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 8 No. 1 Januari – Juni 2013 23
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000

Ramayani. S., 2012. Pengaruh Pemberian Dendeng Ayam yang ditambahkan


Kunyit (Curcuma domestica) Kunyit Giling pada Campuran
terhadap Kualitas Bakso Bumbu. Prosiding Seminar
Daging Sapi. Skripsi. Fakultas Nasional dan Rapat Tahunan
Pertanian Universitas Bengkulu. Dekan Bidang Ilmu-Ilmu Pertanian.
BKS-PTN Wilayah Barat, Hal
Randa S.Y., P. S. Hardjosworo, A.
: 984-987.
Apriyanto, dan R. Hutagalung.
2007. Pengaruh Bau (Off-Odor)
Daging Itik Cihateup dengan
Suplementasi Antioksidan. Seminar
Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner (629-634).
Rukmana, R., 2005. Kunyit. Kanisius,
Yogyakarta.
Rukmiasih., P.S. Hardjoswono, W.G.
Piliang, Hermianto, dan A.
Apriyantono.2010. Penampilan,
Kualitas Kimia, dan off- odor
Daging itik ( Anas plathyrynchos)
yang diberi Pakan Mengandung
Beluntas (Pluchea indicca I. Less).
Media Peternakan Vol 33 (2): 68-
75.
Setioko,A.R., 2012. Teknologi Inseminasi
Buatan Untuk Meningkatkan
Produktivitas Itik Hibrida Serati
Sebagai Penghasil Daging. Balai
Penelitian Ternak. Bogor.
Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi
Daging. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta
Sudjatinah. 2000. Pengaruh Lama
Pelayuan terhadap Sifat-Sifat Fisik
dan Penampilan Histologis
Jaringan Otot Dada Dan Paha Itik
Dan Entok (Disertasi) Bogor:
Program Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor .
Suharyanto, Warnoto, Purwanto. 2010.
Total Plate Count, pH, dan Aw

24
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 8 No. 1 Januari – Juni 2013 24

Anda mungkin juga menyukai