Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN KEBUDAYAAN,RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
Kampus Drh. Soejono Koesoemowardojo-Tembalang Semarang 50275
Telp. (024) 7474750-Fax (024)7474750

MATA KULIAH : Produksi Ternak Unggas


PROGRAM STUDI : Peternakan
KELAS : F/Smester IV
HARI/TGL : Jumat/ 16 Juni 2023
JAM : Take home
RUANG : D 204
WAKTU : 24 jam, dikumpul jam 13.00 Sabtu17 Juni-2023.
PENGAMPU/KOORD : Prof.Dr. Ir.Ejeng Suprijatna, MP.

NAMA : Maritza Setya Nugraha N I M: 23010121130080

SOAL A :

1. Metode perkawinan pada ternak unggas dapat dilakukan dengan beberapa cara,
sebutkan dan berikan uraian secara jelas dan lengkap dengan contoh (Sertakan
pustaka yang digunakan).
JAWABAN :
Metode perkawinan pada ternak unggas dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu
perkawinan secara alami dan perkawinan secara buatan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Suyadi dan Wahjuningsih (2021) yang menyatakan bahwa terdapat 2 (dua)
cara dalam perkawinan pada unggas yaitu melalui kawin alami dan inseminasi buatan
menggunakan semen yang segar, cair, maupun semen yang beku. Menurut Suyadi dan
Wahjuningsih (2021) perkawinan alami merupakan perkawinan yang dilakukan tanpa
adanya campur tangan manusia, dimana induk betina yang sudah siap untuk kawin
akan menunjukkan tingkah laku yang dapat mengundang ayam jantan untuk segera
mengawininya, sedangkan perkawinan buatan atau inseminasi buatan merupakan
perkawinan yang dilakukan dengan bantuan manusia dengan cara mengambil sperma
dari pejantan, lalu dimasukkan ke dalam organ reproduksi induk betina untuk dibuahi.
Contoh metode perkawinan alami yaitu flock mating, pen mating, dan stud mating.
Contoh metode perkawinan buatan yaitu metode inseminasi buatan (IB) atau kawin
suntik.

2. Metode flock mating digunakan pada peternakan pembibitan komersial, sedangkan


pada pembibitan untuk perbaikan mutu genetis atau penelitian sering digunakan pen
mating atau AI (artificial Insemination). Berikan penjelasan dan uraian lengkap
dengan contoh. (sertakan pustaka yang digunakan).
JAWABAN :
Metode flock mating merupakan suatu metode perkawinan pada unggas yang dimana
pejantan dipelihara dengan sekelompok betina dalam satu kandang sampai betina
mengalami kebuntingan (Nahriyanti, 2016). Sementara itu, metode pen mating
merupakan metode perkawinan yang dimana ternak jantan dan betina dipelihara
secara terpisah dan dilakukan pencampuran ketika ternak betina dalam keadaan birahi

1
(Apriyanti et al., 2017). Menurut Apriyanti et al. (2017), metode flock mating
digunakan untuk peternakan pembibitan komersial karena memiliki keunggulan yaitu
sangat efektif dan efisien untuk peternak dan akan menjadi lebih efektif dalam
penggunaan pejantan. Sementara itu, metode pen mating digunakan pada pembibitan
untuk perbaikan mutu genetik yaitu karena kualitas semen segar pada pen mating
lebih baik pada parameter konsentrasi (Apriyanti et al., 2017). Pejantan yang
memiliki kualitas semen yang baik, maka dapat memperbaiki mutu genetik dan
menghasilkan keturunan dengan kualitas yang baik (bibit unggul).

SOAL B:

1. Sebutkan penggolongan bahan pakan untuk ternak unggas berdasarkan kandungan


nutrient. Berikan contoh tiap golongan minimal 4 bahan.
JAWABAN :
Penggolongan bahan pakan untuk ternak unggas berdasarkan kandungan nutriennya
menurut Rozi et al. (2021) yaitu dibagi menjadi 4 (empat) yang meliputi sumber
energi (dedak padi, jagung, pollard, bekatul, dan dedak ubi kayu), sumber protein,
baik protein nabati yaitu protein yang berasal dari tanaman (bungkil kelapa, bungkil
kedelai, bungkil kacang tanah, dan tepung daun lamtoro) maupun protein hewani
yaitu protein yang berasal dari hewan (tepung ikan, tepung, tepung bulu, tepung
darah, MBM, dan tepung bekicot), sumber mineral (tepung tulang, kapur atau CaCO 3,
garam, tepung kulit kerang, dan DCP), dan sumber vitamin (vita chick, vita stress,
premix, minyak ikan, dan ragi).

2. Jelaskan bagaimana cara mengetahui kebutuhan pakan dan nutrient pada ternak
unggas. Berikan contoh daftar kebutuhan pakan/nutrient untuk jenis ternak
unggas(berdasarkan jenis ternak unggas, umur dan tujuan produksi).
JAWABAN :
Cara mengetahui kebutuhan pakan dan nutrien pada ternak unggas dapat dilakukan
dengan mengetahui hal-hal penting seperti strain, umur, besar atau ukuran ayam,
aktivitas, suhu lingkungan, kecepatan tumbuh, kesehatan, dan imbangan zat pakan
(Fitro et al., 2015). Dalam pemeliharaan ternak unggas, faktor pakan merupakan salah
satu faktor penting yang dimana kandungan nutrisi pada pakan harus disesuaikan
dengan kebutuhan nutrisi tiap fase pertumbuhan unggas, umur, jenis ternak unggas,
dan tujuan pemeliharaan atau produksi, karena kebutuhan tiap jenis unggas berbeda-
beda. Contoh daftar kebutuhan pakan atau nutrien untuk ayam broiler menurut
Tumbal dan Simanjuntak (2019) yaitu bahan kering, energi, protein, lemak, serat
kasar, vitamin dan mineral. Sementara itu, contoh daftar kebutuhan pakan atau nutrien
untuk ayam petelur menurut Wardhany et al. (2017) yaitu protein, metabolisme energi
(ME), lemak, serat kasar, kalsium, dan fosfor. Contoh lain daftar kebutuhan pakan
atau nutrien untuk itik pedaging penggemukan berdasarkan SNI (2018) yaitu air
(maks 14%), abu (maks 8%), PK (min 18%), LK (min 3%), SK (maks 5%), Ca
(0,8%-1,2%), P (min 0,45%), dan EM (min 2900 kkal/kg).

3. Jelaskan dalam formulasi pakan factor apa saja yang perlu diperhatikan. Dan kenapa
perlu memperhatikan factor pembatas penggunaan bahan, berikan pula contohnya
minimal 3 bahan. (sertakan daftar pustaka yg dijadikan acuan untuk masing-masing
penjelasan).
JAWABAN :

2
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam formulasi pakan menurut Kasse et al.
(2021) yaitu kebutuhan nutrien dari ternak unggas yang meliputi protein, energi, serat
kasar, Ca, dan P. Faktor pembatas penggunaan bahan atau faktor anti nutrisi
merupakan senyawa alami dalam tumbuhan yang dapat berpengaruh negatif dalam
penggunaannya sebagai pakan yang dimana faktor anti nutrisi mengandung unsur-
unsur kimia yang memiliki sifat serta dampak berbeda dan sebagian besar berupa
produk metabolisme sekunder tanaman (Yanuartono et al., 2019). Faktor anti nutrisi
terdapat dalam berbagai bentuk serta tersebar hampir di semua jenis bahan pakan asal
tumbuhan pakan. Adanya faktor anti nutrisi dalam bahan pakan perlu diperhatikan
karena faktor anti nutrisi dapat mengurangi pemanfaatan asupan nutrisi pakan asal
tanaman atau produk tanaman yang digunakan sebagai pakan ternak. Contoh senyawa
anti nutrisi menurut Yanuartono et al. (2019) yaitu saponin, tannin, flavonoid,
alkaloid, protease inhibitor, asam oksalat, asam phytat, lectin, cyanogenic glycosides,
dan gossypol.

4. Buatlah suatu program pemberian pakan untuk jenis ternak unggas tertentu sesuai
tujuan dan fase pemeliharaan, serta sebutkan metode dan bentuk pakan serta frekuensi
pemberiannya. (Sertakan pustaka yg digunakan)
JAWABAN :

• Tabel Program Pemberian Pakan


Jenis Pakan Program
Umur
Pemberian
(mg) Nama Pakan Protein (%) ME (kkal/kg)
Pakan

0-4 Starter 24* 3080* Ad libitum


*Herlina et al. (2015)

Frekuensi pemberian pakan pada ayam pedaging (broiler) fase starter yaitu pakan
diberikan secara ad libitum yaitu memberikan pakan dalam jumlah yang tidak dibatasi
tetapi tetap terukur (Budi, 2016). Jadi, pakan akan diberikan secara terus-menerus
ketika pakan sudah habis pada tempat pakan dengan sedikit demi sedikit dan tidak
terlalu banyak serta per hari bisa mencapai 10 kali pemberian pakan. Pakan yang
diberikan untuk ayam broiler fase starter berbentuk tepung (mash). Pada umur lebih
dari seminggu dan seterusnya frekuensi pemberian pakan akan mulai di kontrol.
Presentase pemberian pakan pada umur lebih dari seminggu yaitu 30% pada pagi hari,
50% pada sore hari sekitar pukul 17.00, dan 20% pada malam hari sekitar pukul 20.00.
Pada siang hari tidak diberi pakan karena pakan yang telah dimakan atau dicerna oleh
ayam itu sendiri tidak berubah menjadi energi untuk pembentukan daging, akan tetapi
dibuat untuk mengeluarkan panas dari tubuh ayam tersebut. Ransum ayam broiler fase
starter mengandung protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan ransum ayam
broiler fase finisher, karena protein sangat berperan sekali dalam memacu pertambahan
berat badan ayam. Jumlah kebutuhan protein ayam broiler dipengaruhi oleh faktor
umur atau fase pertumbuhan. Pertumbuhan sangat erat hubungannya dengan usaha sel-
sel tubuh untuk memperbanyak diri (hiperplasia), sehingga kebutuhan protein menjadi
lebih banyak.

3
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, D., D. Samsudewa dan Y. S. Ondho. 2017. Perbedaan Kualitas Semen Segar
Domba Batur dalam Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis. J. Sain
Peternakan Indonesia. 12(1): 64-70.

Budi, H. 2016. Pengaruh Penggunaan Full Fat Soya (FFS) sebagai Subtitusi Bungkil
Kedelai terhadap Performa Broiler. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas
Islam Negeri Alauddin, Makassar. (Skripsi).

Fitro, R., D. Sudrajat dan E.Dihansih. 2015. Performa ayam pedaging yang diberi ransum
komersial mengandung tepung ampas kurma sebagai pengganti jagung. J.
Peternakan Nusantara. 1(1): 1-8.

Herlina, B., R. Novita dan T. Karyono. 2015. Pengaruh jenis dan waktu pemberian
ransum terhadap performans pertumbuhan dan produksi ayam broiler. J. Sain
Peternakan Indonesia. 10(2): 107-113.

Kasse, A. S., C. V. Lisnahan dan O. R. Nahak. 2021. Pengaruh pemberian tepung kunyit
yang dicampur dalam air minum terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi
pakan, dan konversi pakan ayam broiler. J. of Animal Science. 6(4): 69-71.

Nahriyanti, S. 2016. Perbedaan Kualita Makroskopis Semen Segar Domba Batur dalam
Flock Mating dan Pen Mating. Fakultas Peternakan dan Pertanian. Universitas
Diponegoro, Semarang. (Skripsi).

Rozi, I. F., A. T. Firdausi dan T. R. Rahmadhany. 2021. Penentuan bahan makanan untuk
itik petelur menggunakan algoritma genetika. J. Informatika Polinema. 7(2): 91-
96.

Standar Nasional Indonesia. 2018. Pakan itik pedaging penggemukan. Badan


Standardisasi Nasional. (SNI 8508:2018).

Suyadi dan S. Wahjuningsih. 2021. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada
Unggas. Malang: UB Press.

Tumbal, E. L. S. dan M. C. Simanjuntak. 2019. Pengaruh penambahan tepung daun


kemangi (Acimum spp) dalam pakan terhadap performans ayam broiler. J.
Fapertanak. 4(1): 21-39.

Wardhany, B. A. K., I. Cholissodin dan E. Santoso. 2017. Penentuan komposisi pakan


ternak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam petelur dengan biaya minimum
menggunakan particle swarm optimization (pso). J Pengembangan Teknologi
Informasi dan Ilmu Komputer. 1(12): 1642-1651.

Yanuartono, A. Nururrozi, S. Indarjulianto, H. Purnamaningih dan S. Raharjo. 2019.


Metode tradisional pengolahan bahan pakan untuk menurunkan kandungan faktor
anti-nutrisi. J. Ilmu Ternak 19(2): 97-107.

------o00o----

4
5

Anda mungkin juga menyukai