PROPOSAL
Oleh :
FERNANDA SYAHPUTRA
1710613087
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
proposal dengan judul “PRODUKSI DAN KANDUNGAN GIZI ( BK DAN BO )
DARI TEPUNG MAGGOT YANG DI TUMBUHKAN PADA MEDIA
TUMBUH CAMPURAN AMPAS TAHU DAN DARAH SEGAR
FERMENTASI”. Proposal ini merupakan salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian
di Fakultas Peternakan.
Fernanda Syahputra
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pakan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan dari suatu usaha peternakan selain dari bibit, manajemen dan kesehatan
ternak, namun pakan adalah komponen yang memiliki biaya besar dalam usaha
peternakan. Pakan terdiri dari pakan sumber protein dan pakan sumber energi. Pakan
yang memiliki kandungan protein yang tinggi lebih mahal dibandingkan dengan
pakan lainnya.
Ransum dalam usaha peternakan memerlukan biaya yang sangat besar, karena
60 – 70% dari usaha peternakan tersebut tergantung dari biaya ransum. Jika biaya
ransum dapat ditekan maka keuntungan tentu akan lebih besar. Upaya untuk menekan
biaya ransum tersebut adalah mencari bahan pakan alternatif yang murah dan dapat
menggantikan bahan baku pakan yang masih di impor. Salah satu bahan pakan
sumber protein alternatif tersebut adalah pupa (kepompong) dari lalat BSF (black
soldier fly) atau yang sering disebut dengan maggot.
Tepung maggot adalah larva dari lalat yang dijadikan tepung. Lalat yang
digunakan adalah Black Soldier Fly (BSF) atau lalat tentara hitam. BSF adalah salah
satu dari sekian banyak insekta yang mulai banyak dipelajari karakteristik dan
kandungan nutrisinya. Berdasarkan budidayanya, BSF sangat mudah untuk
dikembangkan pada kondisi iklim tropis dan dalam pemeliharaannya juga tidak
memerlukan peralatan yang khusus. Selain itu, BSF bukan merupakan lalat penyebab
penyakit dan tidak beracun sehingga sangat baik untuk budidaya BSF di indonesia.
Kandungan manggot BSF tergantung dengan apa yang dimakan, jika media tumbuhnya
mengandung nutrisi yang baik maka manggot yang dihasilkan juga memiliki kandungan
nutrisi yang baik karena mampu mengoptimalkan apa yang dimakan untuk
meningkatkan kandungan nutrisi tubuhnya. Berdasarkan hal tersebut, tepung maggot
BSF dapat dimanfaatkan sebagai alternatif bahan pakan baru.
Kelebihan dari maggot BSF untuk dijadikan sebagai bahan pakan yaitu
memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Maggot BSF mengandung 41-42% protein
kasar; 31-35% lemak kasar; 14-15% abu; 4,8-5,1% kalsium dan 0,6-0,63% fospor
(Fauzi dan Sari, 2018). Kandungan manggot BSF tergantung dengan apa yang
dimakan, jika media tumbuhnya mengandung nutrisi yang baik maka manggot yang
dihasilkan juga memiliki kandungan nutrisi yang baik karena mampu
mengoptimalkan apa yang dimakan untuk meningkatkan kandungan nutrisi tubuhnya.
Berdasarkan hal tersebut, tepung maggot BSF dapat dimanfaatkan sebagai alternatif
bahan pakan baru.
3. Bahan Organik
Sampel dari analisa bahan kering dimasukkan kedalam tanur listrik selama 3
jam pada suhu 6000C.
Tanur dimatikan dan dibiarkan agak dingin kemudian tanur dibuka lalu
sampel diambil dan dimasukkan kedalam desikator selama 30 menit,
kemudian ditimbang (d gram).
Rumus yang digunakan adalah :
d−a
Kadar Abu = b−a x 100 %
BO = %BO x BK
Keterangan :
a = Berat cawan kosong (gram)
b = Berat cawan + sampel sebelum dioven (gram)
d = Berat cawan + sampel setelah ditanur (gram)
3.3 Pelaksaan Penelitian
Telur maggot yang dibeli dari peternak Black Soldier Fly (BSF) dimasukkan
ke dalam wadah penetasan yang berisikan campuran ampas tahu dan darah segar .
Peletakan dilakukan selama tiga hari hingga telur larva BSF menetas dan menjadi
larva BSF. Ukuran wadah yang digunakan adalah 30 x 20 cm dengan tinggi 15 cm
dan diberi tutup. Selanjutnya wadah tersebut ditutupi dengan kain kasa. Saat telur
menetas, larva BSF dibiarkan selama 6 hari untuk pembesaran ukuran dan setelah
fase ini larva maggot diletakan kemedia perlakuan yang telah disediakan sebagai
tahap pertama yaitu perbandingan ampas tahu dan darah segar dengan berbagai level
pemberian probiotik Probio_FM.
Larva BSF ditimbang sebanyak 1 gram dengan media tumbuh 1 kilogram.
Larva dalam wadah perlakuan dibesarkan sampai menjadi prapupa dengan lama
pembesaran 20 hari. Selama pembesaran, perhatikan kecukupan media tumbuh BSF
agar maggot BSF tidak kekurangan makanan. Tambahkan media secara berkala
apabila media tumbuh sudah mulai habis
Setelah 20 hari, prapupa dikeluarkan dari wadah dan dicuci dengan air bersih
agar maggot tidak bercampur dengan bahan pakan. Kemudian dikeringkan guna
mengurangi sisa air dan kemudian dilakukan penimbangan terhadap maggot. Setelah
ditimbang, maggot dimatikan dengan cara disiram dengan air panas agar maggot
tidak aktif. Setelah itu maggot dikeringkan dioven 60ºC, digiling dan dijadikan
tepung dan siap dianalisi dari segi produksi serta kandungan bahan kering dan bahan
organiknya.