Anda di halaman 1dari 11

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan

tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang diusulkan.
RINGKASAN
Ayam Kampung mempunyai peran yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat
terutama di pedesaan dijadikan sebagai sumber daging, telur dan sebagai tambahan pendapatan.
Pemeliharaan ayam Kampung mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan ayam Ras
yaitu cenderung lebih kuat terhadap penyakit tertentu, mempunyai daya adaptasi yang tinggi
terhadap lingkungan dan pemeliharaan yang relatif mudah. Namun demikian ayam Kampung
juga mempunyai beberapa kelemahan seperti pertumbuhan yang lambat, produksi rendah, masih
mempunyai sifat mengeram, lambat dewasa kelamin, lamanya selang waktu bertelur akibat
mengasuh anak dan rendahnya mutu genetik. Mengatasi kondisi yang menghambat produktivitas
ayam Kampung perbaikan kualitas spermatozoa dengan pemberian pakan Magot Black Soldier
Fly.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi Motilitas dan Abnormalitas Spermatozoa
Ayam Kampung melalui pemberian maggot BSF Sebanyak 27 ekor ayam jantan berumur  8
bulan dan telah memasuki dewasa kelamin dipelihara di kandang individu yang masing-masing
terisi 3 ekor ayam jantan kampung dan di berikan perlakuan. P0 : Jagung giling 60% + maggot
fermentasi 20% + pakan komersil 20%, P1 : Jagung giling 60% + pakan komersil 40%, P2 :
Jagung giling 60% + maggot fermentasi 40% dan pemberian air minum secara ad libitum
Pengoleksian semen dilakukan sebelum penelitian dan setelah penelitian untuk melihat kualitas
secara makroskopi. Penilaian secara mikroskopis dilakukan dengan mengamati motilitas dan
Abnormalitas spermatozoa. Rancangan percobaan yang akan digunakan dalam penelitian adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 Perlakuan 3 kali Ulangan Data diolah dengan
menggunakan aplikasi SPSS versi 12.
Luaran wajib penelitian ini Jurnal Galung Tropika, ber p-ISSN : 2302-4178 / e-ISSN:
2407- 6279, Penerbit : Universitas Muhammadiyah Parepare; http//jurnalpertanianumpar.com.
TKT penelitian ini yaitu tingkat 3 yaitu dengan salah satu target luaran memberikan informasi
Motilitas dan Abnormalitas Spermatozoa Ayam Kampung dengan pemberian magot Black
Soldier Fly.

Kata kunci maksimal 5 kata


Ayam kampung, Pakan Magot BSF, Spermatozoa
Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan uraian
tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
Subsektor Peternakan merupakan salah satu bagian terpenting dalam penyedia bahan
pangan asal ternak. Indonesia dengan jumlah populasi penduduk yang cukup besar, seharusnya
mempunyai populasi ternak yang tinggi sebagai penyedia pangan hewani. Namun, Secara
realistis jumlah populasi ternak di Indonesia belum sebanding dengan kebutuhan masyarakat
akan protein hewani yang semakin meningkat, sehingga perlu upaya alternatif dalam memenuhi
kebutuhan protein hewani dengan mengembangkan potensi genetik ternak diantaranya adalah
ternak ayam. Perbaikan mutu genetik dapat dilakukan melalui teknik pemuliabiakan yaitu
mengawinkan ternak betina dengan pejantan unggul yang berada pada garis keturunan berbeda
baik secara kawin alam atau inseminasi buatan. Terdapat korelasi antara usia, bobot badan,
ukuran testis, dan ukuran tubuh sebagai standar penilaian mutu genetik berdasarkan aspek
reproduksi ternak. Kemampuan ayam lokal dalam memroduksi semen mencapai 0,2 sampai 0,5
mL dan persentase motilitas sebesar 60 – 80% dengan kemampuan hidup antara 85 – 90% [1].
Selain faktor genetic, pemberian pakan yang berkualitas khususnya sumber protein
mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas spermatozoa ayam kampung. [2]
penampilan produksi dan reproduksi dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor genetik
dengan perbandingan 60:40. Aspek lingkungan yang banyak dilaporkan adalah masalah pakan.
Perbaikan genetik pada pejantan ayam kampung dapat dimulai dengan pemberian pakan
berprotein, Penggunaan insekta sebagai sumber protein telah banyak didiskusikan oleh para
peneliti di dunia [3]. Black Soldier Fly (BSF), lalat tentara hitam (Hermetia illucens, Diptera:
Stratiomyidae) adalah salah satu insekta yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Dari
berbagai insekta yang dapat dikembangkan sebagai pakan, kandungan protein larva BSF cukup
tinggi, yaitu 40-50% dengan kandungan lemak berkisar 29-32% [4]. [5] Menyimpulkan bahwa
tepung BSF berpotensi sebagai pengganti tepung ikan hingga 100% untuk campuran pakan ayam
pedaging tanpa adanya efek negatif terhadap kecernaan bahan kering (57,96-60,42%), energi
(62,03-64,77%) dan protein (64,59-75,32%), walaupun hasil yang terbaik diperoleh dari
penggantian tepung ikan hingga 25% atau 11,25% dalam pakan.
Kandungan protein, serat kasar, dan vitamin E merupakan faktor terpenting dalam
meningkatkan kualitas spermatozoa. Hal ini juga berguna sebagai upaya penyediaan bibit yang
bermutu [6]. Melalui penelitian ini, diharapkan dengan pemberian maggot BSF mampu
memberikan performa reproduksi yang memperlihatkan kualitas spermatozoa yang baik pada
pejantan ayam kampung.
Rumusan Masalah
Sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi
bersumber dari hewani, salah satunya berasal dari ternak ayam kampung, Semakin meningkatnya
permintaan daging khususnya pada daging ayam kampung sehingga perlu adanya peningkatan
produksi. Mutu genetik yang rendah dipicu oleh keterbatasan keberadaan bibit pejantan unggul
yang diduga peranannanya berdampak langsung terhadap performa tubuh dan reproduksi ternak,
sehingga dibutuhkan langkah-langkah untuk perbaikan mutu genetik melalui perbaikan kualitas
spermatozoa dengan pemberian pakan dengan kandungan nutrisi tinggi yaitu Black Soldier Fly
(BSF), sejauh ini belum ada informasi mengenai kualitas spermatozoa dengan pemberian insekta
maggot Black Soldier Fly.
Tujuan Khusus
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi Motilitas dan Abnormalitas Spermatozoa
Ayam Kampung dengan pemberian maggot Black Soldier Fly.
Urgensi
Urgensi dilakukan penelitian ini yaitu salah satu jenis ayam yang dikembangkan di
Indonesia adalah ayam lokal salah satunya ayam kampung, penelitian ini diharapkan untuk
pencegahan punanya ayam lokal di Indonesia salah satunya perbaikan mutu genetik, oleh karena
itu penelitian ini salah satu pemberian informasi mengenai Motilitas dan Abnormalitas
Spermatozoa Ayam Kampung dengan pemberian maggot Black Soldier Fly.
Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidang yang diteliti. Bagan dapat dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan
dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil
penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan sumber
pustaka 10 tahun terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik ayam kampung (Gallus domesticus)

Dalam khasanah keberagaman genetic domestikasi ayam di Asia, Indonesia diketahui


memiliki andil sebagai salah satu pusat wilayah yang terkenal dengan karakter gen ayamnya
yang khas. Ayam lokal di Indonesia merupakan hasil domestikasi ayam merah (Gallus gallus)
oleh penduduk setempat dengan cirinya yang khas [7]. Contohnya ayam pelung, merawang, SK
kedu, gaga’ dan ayam kampung. Aspek pembeda dari jenis ayam lokal tersebut dilihat dari
bentuk jengger yang beragam, ada yang bergerigi dan kecil berbentuk ros. Warna bulu dan
coraknya beragam, mulai coklat, hitam, merah, dan kombinasi dua warna tersebut. Begitupun
warna ceker yang juga beragam. Ayam lokal dalam kesehariannya berperan penting sebagai
penyedia protein hewani, sebagai tabungan waktu paceklik, hingga sebagai hewan kesayangan
[8].
Ayam kampung merupakan salah satu dari ayam lokal yang penyebaran dan
pemeliharannya dapat dijumpai di seluruh pelosok desa di Indonesia dan telah beradaptasi
dengan kondisi pemeliharaan tradisional [9]. Pemeliharaan secara intensif dapat meningkatkan
produksi daging dan telur yang dipengaruhi oleh faktor pakan terhadap pertumbuhan ayam
kampung. Kebutuhan asam amino lisin pada ayam kampung cenderung lebih rendah dibanding
pada ras pedaging tapi lebih tinggi daripada ayam ras petelur. Standar kebutuhan nutrisi pada
ayam kampung masih belum tersedia karena sistem pemeliharaannya masih bersifat tradisional.
Umumnya ayam dibiarkan memilih makanannya sendiri di alam lepas. Pengujian konsumsi
pakan ayam kampung dilakukan melalui pengamatan isi tembolok yang memperlihatkan
kandungan zat yang tidak mencapai standar konsumsi pakan pada ayam pedaging maupun
petelur [10]. Ternak ayam kampung yang diberi pakan berbasis 75% konsentrat memiliki kadar
perlemakan dalam daging sebesar 2,58% dan kadar protein 20,67% [11].
Penggunaan insekta sebagai sumber protein telah banyak didiskusikan oleh para peneliti
di dunia [3]. Menurut [12], protein yang bersumber pada insekta lebih ekonomis, bersifat ramah
lingkungan dan mempunyai peran yang penting secara alamiah. Insekta dilaporkan memiliki
efisiensi konversi pakan yang tinggi dan dapat dipelihara serta diproduksi secara massal. Faktor
lain yang menguntungkan adalah sumber protein berbasis insekta tidak berkompetisi dengan
manusia sehingga sangat sesuai untuk digunakan sebagai bahan pakan ternak, termasuk unggas
dan ikan[13].
Lalat Tentara Hitam (Black Soldier Fly)
Black Soldier Fly (BSF), lalat tentara hitam (Hermetia illucens, Diptera: Stratiomyidae)
adalah salah satu insekta yang mulai banyak dipelajari karakteristiknya dan kandungan
nutriennya. Lalat ini berasal dari Amerika dan selanjutnya tersebar ke wilayah subtropis dan
tropis di dunia [14]. Kondisi iklim tropis Indonesia sangat ideal untuk budidaya BSF. Ditinjau
dari segi budidaya, BSF sangat mudah untuk dikembangkan dalam skala produksi massal dan
tidak memerlukan peralatan yang khusus. Tahap akhir larva (prepupa) dapat bermigrasi sendiri
dari media tumbuhnya sehingga memudahkan untuk dipanen. Selain itu, lalat ini bukan
merupakan lalat hama dan tidak dijumpai pada pemukiman yang padat penduduk sehingga relatif
aman jika dilihat dari segi kesehatan manusia [15]. (Dari berbagai insekta yang dapat
dikembangkan sebagai pakan, kandungan protein larva BSF cukup tinggi, yaitu 40-50% dengan
kandungan lemak berkisar 29-32% [4]. [5] menyimpulkan bahwa tepung BSF berpotensi sebagai
pengganti tepung ikan hingga 100% untuk campuran pakan ayam pedaging tanpa adanya efek
negatif terhadap kecernaan bahan kering (57,96-60,42%), energi (62,03-64,77%) dan protein
(64,59-75,32%), walaupun hasil yang terbaik diperoleh dari penggantian tepung ikan hingga
25% atau 11,25% dalam pakan.
Semen Ayam Kampung
Sperma ayam memiliki karakteristik volume ejakulat yang sangat sedikit dengan
konsentrasi spermatozoa yang sangat tinggi. Karakteristik ini menjadikan sperma ayam layak
untuk diolah menjadi produk komersil yang dapat digunakan untuk inseminasi buatan.
Karakteristik spermatozoa unggas pada umumnya berbeda dengan ternak besar. Volume semen
yang diproduksi ayam lokal cenderung sangat sedikit namun konsentrasi spermatozoa dalam satu
ejakulatnya sangat tinggi. Semen ayam kampung mampu mencapai volume sebanyak 0,30 mL
dengan konsentrasi spermatozoa 313  29,3 dan motilitas spermatozoa 70% [9]. Spermatozoa
yang dikoleksi melalui teknik pemijatan akan melalui dua tahap penilaian. Tahapan pertama
yaitu makroskopis dengan melihat konsistensi, warna, dan bau. Semen kental dan berwarna putih
menandakan keberadaan konsentrasi sepermatozoa yang tinggi. Jika konsistensi semen encer dan
berwarna agak lebih bening menandakan kosentrasi spermatozoanya rendah [16]. Spermatozoa
ayam rata-rata memiliki pH sekitar 7.01  0.01, sehingga mampu bertahan pada kondisi pH 6.0 –
8.1 [17][18].Tahapan ke dua dilanjutkan dengan pengukran terhadap motilitas dan viabilitas
untuk melihat pergerakan dan daya hidup spermatozoa.

Gambar 1. Anatomi spermatozoa

Abnormalitas Spermatozoa
Abnormalitas merupakan salah satu indikator dalam menentukan kualitas spermatozoa,
karena struktur sel yang abnormal dapat menyebabkan gangguan dan hambatan pada saat
fertilisasi, lebih jauh menyebabkan rendahnya angka implantasi maupun kebuntingan. Selain
pengelompokan abnormalitas primer dan sekunder, saat ini pengelompokan abnormalitas dilihat
berdasarkan akibat yang ditimbulkannya yaitu abnormalitas mayor dan abnormalitas minor [19]

Gambar 2. Abnormalitas Spermatozoa


Road Map Penelitian

Gambar 3. Motilitas dan Abnormalitas Spermatozoa dengan Pemberian Magot BSF

Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang
jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan
penelitian yang diusulkan.
METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai November 2020, bertempat di
Laboratorium lapangan Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian, Universitas Asyariah
Polewali Mandar.
Alat dan Bahan Penelitian
Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah 27 Ekor ayam Kampung jantan, jagung,
maggot BSF, pakan komersil, NaCl, Obat-obatan, Desifektan kandang, dan Vitamin
Peralatan pendukung yang digunakan yaitu kandang individu, syringe, timbangan digital,
tube 10 mL, Objek glass, dan mikroskop cahaya. tempat pakan gantung dan tempat air minum
gantung.
Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
3 Perlakuan 3 kali ulangan.
P0 : Jagung giling 60% + maggot fermentasi 20% + pakan komersil 20%
P1 : Jagung giling 60% + pakan komersil 40%
P2 : Jagung giling 60% + maggot fermentasi 40%
Prosedur Penelitian
Pemeliharaan Magot BSF
Budidaya BSF dimulai dari penetasan telur dengan media yang kadar airnya 60% selam 3
hari. Setelah menetas dipindahkan pada media tumbuh yang kadar airnya 40% dan setiap hari
ditambahkan media sampai berumur 3 minggu, selanjutnya di berhentikan pemberian media karena
memasuki fase prapupa, dan disimpan pada wadah yang tertutup agar tidak banyak bergerak
sehingga mempercepat terbentuknya pupa, dan mempercepat pertumbuhan lalat dewasa. Setelah
menjadi lalat proses perkawinan Lalat Black Soldier Fly sekali selama hidupnya dan lalat betina
akan menghasilkan telur dan selanjutnya dia akan mati. Proses budidaya dilakukan selama 35 hari.

Pemeliharaan

Dalam penelitian digunakan 27 ekor pejantan ayam kampung berumur  8 bulan dan telah
memasuki dewasa kelamin. Takaran pakan yang diberikan sebanyak 200 gr/hari pada pagi dan
sore hari dan pemberian air minum secara ad libitum selama 35 hari. Pakan yang diberikan
merupakan pakan komersial produksi PT. Charoen Pokphand dan Tepung Black Soldier Fly
(BSF) yang digunakan hasil produksi Prodi peternakan universitas Al-Asyariah Mandar].
Pemeliharaan ternak dilakukan dalam kandang individu agar mempermudah dalam pemberian
pakan.
Koleksi semen segar

Sebelum penelitian dimulai, ayam kampung diadaptasikan dengan kondisi kandang dan teknik
pemijatan sebagai cara untuk koleksi semen. Adaptasi dilakukan selama sebulan. Pengoleksian
semen dilakukan sebelum penelitian dan setelah penelitian untuk melihat kualitas secara
makroskopis (volume, konsistensi, dan konsentrasi). Penilaian secara mikroskopis dilakukan
dengan mengamati motilitas dan Abnormalitas spermatozoa di bawah mikroskop cahaya
perbesaran 200 x. Pengamatan motilitas dan Abnormalitas dilakukan dengan pengamat secara
subjektif pada 5 sampai 10 lapang pandang.

Parameter yang Diukur


Motilitas
Motilitas dilihat dibawah mikroskop elektrik berdasarkan gerakan spermatozoa yang
hidup dan bergerak maju/progresif.

Persentase Hidup
Jumlah persentase sperma yang hidup ditandai dengan tidak adanya penyerapan warna
bahan pewarna pada spermatozoa
Persentase (%) sperma hidup = Jumlah Sperma yang tidak terwarnai
x 100%
Total Jumlah Sperma yang di hitung

Abnormalitas
Penyimpangan pada bentuk morfologi spermatozoa yang dapat menurunkan daya
fertilitas spermatozoa. Abnormalitas yang dihitung adalah abnormalitas kepala terlalu besar,
kepala terlalu kecil, kepala ganda (duplicate head ), ekor melingkar dan ekor ganda.
Persentase (%) abnormalitas= Jumlah sperma yang abnormal x 100%
Total jumlah sperma yang di hitung

Analisa Data
Rancangan percobaan yang akan digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 3 taraf perlakuan dan 3 kali ulangan. Data diolah dengan menggunkan aplikasi
SPSS versi 12.
Tahap Pelaksanaan Kegiatan Penenlitian
Tahap pelaksanaan kegiatan penelitian ini dan tugas masing-masing anggota dapat dilihat
pada Tabel 2. serta alur kegiatan penelitan setiap tahap ditampilkan pada gambar 2.
Tabel 2. Tugas tim peneliti setiap tahap pelaksanaan kegiatan.

Tahap Nama / NIDN Uraian Tugas

- Penentuan tema
- Studi literatur
I Andi Fausiah/0910079201
- Perumusan masalah
- Penentuan tujuan penelitian
- Persiapan alat
Andi Fausiah/0910079201
- Pelaksanaan kegiatan (perlakuan)

II - Pengukuran parameter
Andi Tenri Bau Astuti M - Pengolahan data
/0914129102 - Hasil dan pembahasan
- Kesimpulan dan saran
Andi Tenri Bau Astuti M - Pembuatan jurnal nasional ber ISSN
III
/0914129102 - Penerbitan jurnal
Diagram alir kegiatan penelitian

Gambar 2. Diagram alir kegiatan-kegiatan penelitian


Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
JADWAL

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan alaat dan bahan
2 Pra penelitian
3 Penelitian (Pemeliharaan Ayam Kampung)
Koleksi Spermatozoa dan Analisis
4
laboratorium
5 Pengumpulan Data
6 Analisis data
7 Laporan kemajuan
8 Penarikan kesimpulan
9 Pembuatan laporan akhir
10 Penyerahan laporan

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA
1. Getachew T. 2016. A review article of artificial insemination in poultry. J World Vet.
6(1): 26-35.
1. Abdelgadir AM, Izeldin A, Babiker, and AE. Eltayeb. 2010. Effect of concentrate
supplementation on growth and sexual development of dairy heifers. J Appl Sci Res.
6(3):212- 217.
2. Premalatha M, Abbasi T, Abbasi T, Abbasi SA. 2011. Energy-efficient food production
to reduce global warming and ecodegradation: The use of edible insects. Renew Sustain
Energy Rev. 15:4357-4360
3. Bosch G, Zhang S, Dennis GABO, Wouter HH. 2014. Protein quality of insects as
potential ingredients for dog and cat foods. J Nutr Sci. 3:1-4.
4. Rambet V, Umboh JF, Tulung YLR, Kowel YHS. 2016. Kecernaan protein dan energi
ransum broiler yang menggunakan tepung maggot (Hermetia illucens) sebagai pengganti
tepung ikan. J Zootek. 36:13-22. [6].
5. Widhyari SD, Esfandlari A, dan Wijaya A. 2015. Tinjauan Penambahan Mineral Zn
dalam Pakan Terhadap Kualitas Spermatozoa pada Sapi Frisian Holstein Jantan. Jurnal
Ilmu Pertanian Indonesia, 20 (1):72-77.
6. Nataamijaya AG. 2010. Pengembangan Potensi Ayam Lokal untuk Menujang Peningkatan
Kesejahteraan Petani. Jurnal Litbang Pertanian. 29 (4): 131-138.
7. Wiyanti DC, Isnaini N, dan Trisunuwati P. 2013. Pengaruh lama simpan semen dalam
pengencer NaCl fisiologis pada suhu kamar terhadap kualitas spermatozoa ayam kampung
(Gallus domesticus). J Ked Hewan. 7:53-55.
8. Resnawati H dan Bintang IAK. 2012. Kebutuhan Pakan Ayam Kampung pada Periode
Pertumbuhan. Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal. Balai
9. Dewi SHC. 2013. Kualitas Kimia Daging Ayam Kampung dengan Ransum Berbasis
Konsentrat Broiler. Jurnal AgriSains Vol, 4 (6): 42-49.
10. Van Huis A, van Itterbeeck J, Klunder H, Mertens E, Halloran A, Muir G, Vantomme P.
2013. Edible insects: Future prospects for food and feed security [Internet]. Rome (Italy):
FAO Forestry. Available from: http://www.fao.org/docrep/018/ i3253e/i3253e. pdf
11. Veldkamp T, van Duinkerken G, van Huis A, Lakemond CMM, Ottevanger E, Bosch G,
van Boekel MAJS. 2012. Insects as a sustainable feed ingredient in pig and poultry diets -
A feasibility study [Internet]. Lelystad (Netherlands): Wegeningen UR Livestock
Research. Available from: http://library.wur.nl/ WebQuery/wurpubs/fulltext/234247
(Veldkamp et al. 2012).
12. Čičková H, Newton GL, Lacy RC, Kozánek M. 2015. The use of fly larvae for
organic waste treatment. Waste Manag. 35:68-80Li et al. 2011
13. Li Q, Zheng L, Qiu N, Cai H, Tomberlin JK, Yu Z. 2011. Bioconversion of dairy manure
by Black Soldier Fly (Diptera: Stratiomyidae) for biodiesel and sugar production. Waste
Manag. 31:1316-1320.
14. Malik A, Haron AW, Yusoff R, Nesa M, Bukar M, and Kasim A. 2013. Evaluation of the
ejaculate quality of the red jungle fowl, domestic chicken, and bantam chicken in
Malaysia. Turk J Vet Anim Sci. 37:564-568.
15. Tuncer PB, Kinet H, and Ozdogan N. 2008. Evaluation of some spermatological
characteristics in Gerze cocks. Ankara Univ Vet Derg. 55:99-102.
16. Siudzinska A and Lukaszewick E. 2008. The effect of breed on freezability of semen of
fancy fowl. Anim Sci Papers and Reports. 26(4):331-340.
17. Abbyramiy VS, Shanthi V (2010). Spermatozoa Segmentation And Morphological
Parameter Analysis Based Detection of Teratozopermia Internasional Journal of Computer
Application ; 3(7): 0975-8887
18. Yulnawati, Maheshwari H, Rizal M, Boediono A. 2013. Frozen-thawed epididymal
sperm quality and the success rate of artificial insemination in spotted buffaloes (Bubalus
bubalis carabanensis). Buffalo Bulletin (Special Issue 2) 32: 494-497.

Anda mungkin juga menyukai