Anda di halaman 1dari 2

NAMA :MINA AULIA

NIM :B1D022130
KELAS:4B1

Pengaruh serat kasar pakan terhadap performa unggas

Serat kasar dalam pakan unggas mempengaruhi performa mereka dalam berbagai cara.
Pada ruminansia, serat kasar digunakan sebagai sumber energi, tetapi pada unggas,
pemanfaatannya sangat terbatas. Kekurangan serat pada pakan unggas dapat menyebabkan
gangguan pencernaan. Namun, jumlah serat kasar berlebihan juga dapat menurunkan kecernaan
pakan. Kebutuhan serat pakan pada beberapa jenis unggas berbeda-beda tergantung jenis unggas
itu sendiri.
Dalam penelitian lain, pembatasan pakan sebesar 20 persen selama 8 hari dengan sumber serat
kasar ampas kelapa dalam pakan memberikan hasil terbaik dibandingkan dengan kulit kopi dan
dedak padi terhadap performa ayam pedaging strain Lohman.
Selain itu, penambahan sumber serat dalam pakan ayam pedaging berpotensi untuk
meningkatkan performan pertumbuhan dan perkembangan saluran pencernaan.
Namun, perlu diingat bahwa jenis pakan dan serat kasar yang digunakan dapat berpengaruh
terhadap kinerja produksi kuantitatif dan kualitatif ayam broiler, termasuk konsumsi pakan,
pertambahan bobot badan, konversi pakan, persentase karkas, deposisi daging dada, mortalitas,
indeks produksi, income over feed cost, dan kolesterol daging.
Jadi, penting untuk menyeimbangkan jumlah serat kasar dalam pakan unggas untuk
memaksimalkan performa mereka.
Serat kasar dalam pakan unggas dapat mempengaruhi performa mereka secara signifikan. Secara
umum, penambahan serat kasar dalam pakan dapat meningkatkan pencernaan, mengurangi risiko
gangguan pencernaan seperti kolik atau impaksi, dan meningkatkan kesehatan usus. Namun,
terlalu banyak serat kasar juga dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan mengurangi konsumsi
pakan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi telur atau daging.
Seimbangnya penting untuk mendukung performa optimal unggas.
Ransum adalah susunan beberapa pakan ternak unggas yang di dalamnya harus mengandung zat
nutrisi sebagai satu kesatuan, dalam jumlah, waktu, dan proporsi yang dapat mencukupi semua
kebutuhan (Rasyaf, 2011). Fungsi ransum yang diberikan kepada ayam prinsipnya memenuhi
kebutuhan pokok untuk hidup dan membentuk sel-sel serta jaringan tubuh.
Serat kasar merupakan salah satu zat makanan penting dalam ransum unggas, karena berfungsi
merangsang gerak peristaltik saluran pencernaan sehingga proses pencernaan zat-zat makanan
berjalan dengan baik. Unggas mempunyai keterbatasan dalam mencerna serat kasar karena organ
fermentor terletak pada bagian akhir dari organ absorpsi. Sementara ini jumlah dan aktivitas
bakteri selulolitik belum diketahui kemampuannya melakukan pencernaan secara fermentatif
seperti halnya pada ternak monogastrik yang memiliki anatomi sekum berukuran besar. Kadar
serat kasar di dalam ransum unggas yang baik (rasional) sebaiknya tidak boleh melampaui 4%
fase starter dan 4,5% untuk fase finisher (Lubis, 1963).
Menurut Riyanti (1995), ayam jantan tipe medium mempunyai bentuk tubuh dan kadar lemak
yang menyerupai ayam kampung sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen yang mempunyai kebiasaan lebih menyukai ayam yang kadar lemaknya seperti ayam
kampung.
Sistem pencernaan unggas merupakan sistem pencernaan yang sangat tergantung oleh kerja
enzim sehingga makanan yang diberikan dapat dengan mudah terserap. Whittow (2002)
menyatakan bahwa besar dan berat hati dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis hewan,
besar tubuh, genetik serta pakan yang diberikan. Priliyana (1984) menyatakan pemberian pakan
yang lebih kasar akan menyebabkan kinerja gizzard menjadi lebih berat dalam mencerna
makanan yang menyebabkan urat daging menjadi lebih tebal sehinggga memperbesar ukuran
gizzard.

Anda mungkin juga menyukai