Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakan

Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia. penampilan ayam kampung


sangat beragam, begitu pula sifat genetiknya dan penyebarannya sangat luas. Potensi
patut di kembangkan untuk meningkatkan gizi masyarakat dan kenaikan pendapatan
keluarga. Selera komponen terhadap ayam kampung sangat tinggi,terlihat dari
pertumbuhan populasi ayam kampung yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Menurut Badan Pusat Statistik dari tahun 2018-2019, populasi ayam buras di
Indonesia mengalami peningkatan dari 343,970 ton menjadi 353,460 ton.
Pertimbangan potensi yang ada, perlu di upayakan untuk lebih meningkatkan
populasi produktivitasnya. Ayam kampung penyebarannya secara merata dari dataran
renda sampai dataran tinggi dan mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dengan
linkungan. ayam kampung memiliki bentuk badan yang kompak dan susunan otot
yang baik, bentuk jari jari tidak begitu panjang, tetapi kuat dan ramping, kuku tajam
serta sangat kuat mengais tanah (Husmaini, 2017).

Masalah utama dalam pengembangan ayam kampung adalah rendanya


produktivitas. Faktor rendanya produktifitas ayam kampung adalah sistem
pemeliharaan ayam buras secara tradisonal. Hal ini di dukung oleh pendapat Ariarni
(1999); Zakaria (2004),produktivitas ayam buras yang dipelihara secara tradisonal
(ekstensi) masi rendah, antara lain karena tingkat mortalitas tinggi, pertumbuhan
lambat, produksi telur renda dan biyaya pakan tinggi. tingkat konsumsi yang tinggi
dan efesiensi ransum yang rendah juga mengandung rendahnya produktivitas pada
ayam kampung.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memperbaiki efesiensi dengan
memacu pertubuhan bobot badan ayam kampung yaitu dengan menggunakan air gula
merah. pemberian air gula merah melalui air minum dapat peningkatan bobot badan,
peningkatan bobot badan merupakan tolak ukur yang lebih mudah untuk memberi

1
gambaran yang jelas mengenai pertumbuhan (Yunilas, 2017).selain itu pertambahan
bobot badan merupakan salah satu parameter yang dapat di gunakan sebagai standar
berproduksi (Achmanu dan Rachmawati, 2018).

Keberhasilan permeliharan ayam secara umum di tentukan oleh manajemen


saat pertama kali masuk ke kandang (chik in). yang tidak kala pentingnya saat
pertama kali masuk ke kandang yang juga harus di perhatikan adalah pemeliharaan
pada masa brooding. Baik tidaknya performance ayam di masa selanjutnya sering
kali di tentukan dari bagaimana pemeliharaan di masa brooding. Satu hal yang perlu
di perhatikan oleh peternak ialah kesalahan manajemen pada periode ini seringkali
tidak bias di pulihkan (irreversible) dan dampak negative terhadap performans ayam
di periode berikutnya.

Selama proses pengiriman DOC ke farm memungkinkan terjadinya stres dan


dehidrasi atau kurangnya energi akibat kehilangan sebagian cairan dari DOC selama
perjalanan dari hatchery hingga tiba di kandang. Sehingga kondisi DOC menjadi
lemas.

Kebanyakan para peternak memberikan air gula jawa pada ternaknya ketika
mulai masuk kandang maupun pada periode pemeliharaan tertentu dimana kondisi
ayam sedang stres baik itu pengaruh cekaman suhu, vaksinasi dan lain sebainya.
Pemberian air gula jawa dimaksudkan untuk menyuplai sumber energi muda di serap.
Kandungan nutrisi air gula jawa juga mampu memenuhi sumber energi dan nutrisi
yang berfungsi untuk menambah stamina ayam kampung. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian air gula merah sebagai sumber energi cepat
tersedia pada ayam kampung tidak hanya pada usia dini akan tetapi juga selama
proses pemeliharaan ayam kampung.

Berdasarkan uraian tersebut,untuk mengetahui pengaruh air gula merah


melalui air minum terdapat performa ayam kampung, maka perlu dilakukan
penelitian dengan judul “pengaruh pemberian Air Gula Merah Terhadap Performans
Ayam Kampung”

2
1.2. Rumusan Masalah
Bagimana pengaruh pemberian air gula merah melalui air minum terhadap
konsumsi pakan, dan pertambahan bobot badan dan berapa dosis pemakaian air gula
merah melalui air minum pada ayam kampung?

1.3. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian air gula merah
melalui air minum terhadap konsumsi pakan, penambhan bobot badan dan konversi
pakan serta dosis pemakaian air gula merah yang optimum melalui air minum pada
ayam kampung.

1.4. Hipotesis
Dapat diduga dengan pemberian air gula merah melalui air minum dapat
mempengaruhi konsumsi pakan dan peningkatan bobot badan ayam kampung.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian teoriti


2.1.1 Teori yang Relavan
A. Ayam kampung
Menurut sejarahnya, ayam jinak yang di pelihara manusia adalah berasal dari
ayam liar. Keturanan ayam liar kemudian di silang silangkan atau di kawin kawinkan
oleh manusia. Konon, menurut teorinya, ayam liar ini adalah ayam hutan atau Gallus
gallus (Rose, 2017)
Ayam kampung di Indonesia berasal dari subspecies Gallus gallus bakiva yang
berasal dari lampung,jawa, dan bali. Ayam yang terdapat di pedesaan Indonesia
adalah keturunan ayam hutan (Gallus gallus) yang sebagian telah didomestikasi, lalu
di kenal dengan ayam local/kampung atau ayam sayur (Pramula et al, 2016). Ayam
kampung di indoneia berasal dari subspecies Gallus gallus spadiceus yang berasal
dari sumatera bagian utara, dan menenanjung Malaysia himgga asia tenggara
(Sulandri, et al, 2018).
Ayam kampungatau juga dijenal dengan sebutan ayam buras mempunyai
banyak kegunaan dan manfaatuntuk menunjang kehidupan manusia antara lain
pemeliharaan sangat muda karena tahan pada kondisi lingkungan, pengelolaan yang
buruk, tidak memerlukan lahan yang luas,bias di sekitar lahan rumah, harga jualnya
stabil dan relative lebih tinggi dibandingkan dengan ayam pedaging lain dan tidak
muda stres terhadap perlakuan yang kasar dan daya tahan tubuhnya lebih kuat
dibandingkan dengan ayam pedaging lainnya (Nuroso, 2017).
Sosok ayam kampung mudah di bedakan dengan ayam ras lainnya. Pertama,
corak dan warna buluhnya yang beragam menjadi cirri khas ayam kampung.
Dibandingkan dengan ayam ras lain ayam kampung juga jauh lebih linca dan aktif
bergerak. Bahkan jika di pelihara secara umbaran, terbiasa binggap atau istirahat di
dahan pohon yang cukup tinggi.selain itu. Ukuran tubuhnya juga lebih kecil

4
Ayam kampung saat ini umumnya di pelihara dengan tujuan sebagai
penghasil telur tetas, telur kansumsi dan produksi daging.usaha ayam ini relative
muda pemeliharaannya dengan teknologi yang sederhana dan sewaktu waktu dapat
dijual jika keperluan rumah tangga yang mendesak (Noferdiman et al., 2016).
Ayam KUB merupakan jenis ayam kampung dengan gelur baru yang
dihasilkan nadan litbang pertanian. Budidaya ayam KUB bertujuan untuk
meningkatkan produksi telur ayam kampung agar mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat.ayam KUB memiliki keunggulanseperti sifat pengeram rendah dan
produksi telur tinggi,sehingga menjadi indukan hasil DOC (female line)yang banyak
(Hayati, 2018).
Ayam kampung KUB adalah ayam kampung unggul badan litbang pertanian
yang merupakan hasil seleksi dari rumpun ayam kampung selama 6 generasi. Criteria
seleksi yang di lakukan adalah peningkatan produksi telur dengan mengurangi sifat
mengeram. Rataan produksi yang dihasilkan mencapai 350 butir/tahun, dengan hasil
ini dapat diharapkandapat menghasilkan DOC dalam jumlah yang banyak (Priyanti,
2016)
Untuk mendapatkan ayam dengan karkas yang baik dengan kadar lemak
rendah memerlukan manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan yang sesuai.
Pemanfaatan air gula merah melaui minuman, ternyata lebih efektif dalam
menghasilkan kualitas karkas yang baik,selain itu bahan tersebut murah dan mudah
didapat, air gula merah juga memiliki khasiat sebagai konsumen daging ayam
kampung.
Gula merah yang diberikan dalam minuman adalah gula merah yang dijual di
pasaran. Dari penelitian yang dilakukan oleh Karnosuharjo pada tahun 2016, hasil
analisis dari gula merah mengandung 66.187% sukrosa, 11.690% air, 0.763% zat tak
larut dalam air, 5.990% gula pereduksi dan 15.370 zat bukan gula yang larut air.
Kandang yang di pergunakan adalah kandang litter sebanyak 6 kandang yang
terdiri dari 4 kandang dengan kapasitas masing masing 125 ekor dan 2 kandang
dengan kapasitas masing masing 250 ekor. Pemanas yang di pakai adalah semawar

5
dengan bahan bakar gas. Pemakaian semawar hanya dilakukan selama pertumbuhan
bulu ayam belum sempurna. Untuk pencegahan penyakit, dilakukan pemberian
vaksin ND pada umur 4 hari dan pengulangan ND+IB Live pada umur 4 minggu.
Untuk menghidarkan “stress” akibat vaksinasi dilakukan pemberian multivitamin
melalui air minum.
Perlakuan yang diberikan adalah pemberian air gula merah dalam air minum
dengan pemberian sebanyak 1% minuman tersebut di berikan pada kelompok
perlakuan dimulai dari DOC dating. Setelah itu pemberian air gula merah dilanjutkan
selang seling dengan pemberian multivitamin. Untuk kelompok control tidak
dilakukan pemberian air gula merah sama sekali. Pada usia ayam 0-6 minggu, air gula
merah di berikan sebanyak dua kali sehari. Setelah usianya mencapai diatas 6
minggu, air gula merah diberikan hanya satu kali sehari. Untuk mencegah pengotoran
dan fermentasi air minum bergula, dalam satu hari air minum diganti sebanyak dua
kali. Bobot badan awal dan pertambahan bobot Badan setiap minggu anak ayam
ditimbang secara samping. Pengambilan data konsumsi makanan dengan cara
menimbang makanan yang diberikan dikurangi sisa makanan pada kelompok masing
masing. Selain itu dihitung juga FCR dan tingkat moralitas.

B. Hasil Dan Pembahasan

pertambahan bobot badan merupakan tolak ukur yang lebih mudah untuk
memberi gambaran yang jelas mengenai pertumbuhan (Yunilas, 2016). Selain itu
pertambahan bobot badan merupakan sala satu parameter yang dapat digunakan
sebagai standar produksi (Achmanu dan Rachmawati, 2011). Jika kansumsi pakan
yang baik maka pertambahan bobot badan juga baik. Bobot badan rata rata dan
pertambahan bobot badan rata rata pada kelompok perlakuan dan kelompok control
dapat dilihat pada table 1.

Table 1. Bobot badan rata rat dan penambahan bobot badan rata rata pada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol

6
Periode Bobot Badan Rata rata Pertambahan Bobot Kisaran Berat
(Minggu) Badan Rata rata Badan Standar
Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol
Untuk Ayam
(g/ekor) (g/ekor) (g/ekor) (g/ekor)
Kampung
(g/ekor)
1 62 52 33 23 60-80
2 129 77 67 25 80-120
3 210 144 81 67 120-200
4 294 197 84 53 200-300
5 348 248 54 51 300-400
6 440 309 92 61 400-500
7 605 579 165 136 500-600
8 766 712 161 136 600-700
9 902 840 136 128 700-800
10 1009 900 107 60 800-900

Dari table di atas dapat dilihat bahwa bobot badan pada ayam kampung yang
di berikan air gula merah sebanyak 1% memeliki bobot badan yang lebih besar
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain itu pertambahan bobot badan rata rata
setiap minggu juga lebih besar pada ayam kampung yang diberikan gula merah pada
air minum dibandingkan yang tidak diberikan air gula merah.
Bila dibandingkan dengan berat badan standar untuk ayam kampung, pada
kelompok yang mendapatkan perlakuan air gula merah 1% di air minum di setiap
minggunya selalu memenuhi kisaran berat badab yang di harapkan. sedangkan pada
kelompok kontrol pada periode minggu tertentu menunjukan berat badan yang kurang
dari batas minimal berat badan yang diharapkan. Dari hasil penelitian ini menunjukan
bahwa pemberian air gula merah 1% dapat meningkatkan pertumbuhan ayam
kampung. Hasil penelitian yang dilakukan oleh windarto pada tahun 2016 dengan
memberikan tetes/molasses sebagai pengganti gula, rempa rempa dan berbagai
mikroba non pathogen pada ayam jantang tipe petelur berpengaruh terhadap bobot
badan sejalan dengan penimbunan lemak yang meningkat (Pratikno, 2017).

7
Kebutuhan tubuh akan energy merupakan prioritas pertama. semua jenis
karbohidrat baik monosakarida, disakarida maupun polisakarida yang di konsumsi
akan terkonversi menjadi glukosa di hati. Glukosa ini kemudian akan berperan
sebagai sala satu molekul utama bagi pembentukan energy di dalam tubuh (Irawan,
2017). Bila karbohidrat yang di konsumsi tidak mencukupi untuk energy tubuh dan
jika tidak cukup terdapat lemak di dalam mkanan atau cadangan lemak yang di
simpang di dalam tubuh, maka protein akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai
penghasil energy. Dengan demikian protein akan meninggalkan fungsi utamanya
sebagai zat pembangun. Apa bila keadan ini berlansung terus menerus, maka keadaan
kekurangan energy dan protein tidak dapat dihindari lagi (McLarent, 2016).
Pemberian air gula mengakibatkan asupan karbohidrat sebagai sumber energy
mencukupi, sehingga pada tubuh ayam tidak terjadi pemecahan lemak ataupun
protein.
komposis makanan rata rata dan konversi makanan setiap minggu pada
masing masing perlakuan selama penelitian dapat dilihat pada tabel 2 di bawa ini.

Tabel 2. Konsumsi makanan rata rata dan konversi makanan setiap minggu
pada kelompok perlakuan air gula merah 1% dan kelompok kontrol

Periode Konsumsi Makanan Rata Standar Fcr

8
(Minggu rata Konsumsi
perlakuan Konsumsi Perlakuan Kontrol
) pakan
(g/ekor) (g/ekor)
(g/ekor)
1 47,431 34,806 42 0,77 0,67
2 89,463 76,716 92 1,06 1,45
3 154 123,641 145 1,39 1,64
4 220 142,857 170 1,74 1,93
5 281,125 195,349 185 2,28 2,53
6 275,100 233,542 225 2,43 2,81
7 311,871 274,725 265 2,29 1,99
8 346,774 307,692 305 2,26 2,04
9 427,350 363,208 335 2,54 2,16
10 448,718 386,435 365 2,69 2,46

Dari data tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada kelompok ayam kampung
yang diberikan air gula merah 1% melalui air minum, menunjukan konsimsi makanan
yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan
perlakuan air gula merah 1% pada air minum. Konsumsi makanan rata rata per
minggu selama penelitian mengalami kenaikan. Apa bila dibandingkan dengan
standar konsumsi pakan setiap minggunya, pada kelompok yang mendapatkan
perlakuan air gula merah 1% menunjukan konsumsi makanan yang melebihi standar,
sedangkan pada kelompok kontrol konsumsi makanannya di bawa standar hal ini
menunjukan bahwa pemberian air gula merah 1% mampu meningkatkan konsumsi
makanan pada ayam kampung. Menurut Karnosuharjo (2018), gula merah
mengandung 66.187% sukrosa yang merupakan bagian dari karbohidrat yang fungsi
utamanya sebagai penghasil energi. Tujuan pemberian gula merah adalah menambah
sumber nutrisi/sumber energy untuk DOC melalui air minum agar mudah di serap
dan stamina ayam kampung dapat meningkat. Gula merah sebagai bahan makanan
dalam pencernaan mengalami proses yang tidak berbeda dengan sukrosa. Dalam
proses pencernaan sukrosa harus dipecah dulu sebelum di absorpsi. Setelah terjadi
pemecahan monosakarida, baru mulai terjadi proses absorpsi. Absorpsi karbohidrat
setelah proses pemecahan, terjadi terutama pada usus halus. Setelah proses
penyerapan melalui usus halus, sebagian besar monosakarida dibawa oleh aliran

9
darah ke hati. Di dalam hati monosakarida mengalami proses sintesis menghasilkan
glikogen, oksidasi menjadi CO2 dan H20, atau di lepaskan dan dibawa dengan aliran
darah ke bagian tubuh yang memerlukanya. Sebagian lain monosakarida di bawa
langsung ke sel organ jaringan tertentu dan mengalami proses metabolisme lebih
lanjut (Widodo, 2016).
Ayam sehat akan rakus berebut makan sedangkan ayam yang kurus sehat akan
selalu menyendiri bila makan. Selai itu, ayam kampung yang staminanya bagus
cenderung memakan pakan yang ukurannya lebih besar, sehingga jumlah pakan yang
di makan lebih banyak dan pakan yang tersisa lebih sedikit.
Konversi makanan antara kelompok ayam kampung yang dapat perlakuan air
gula merah 1% dengan kelompok kontrol secara keseluruhan menunjukan adanya
perbedaan, dimana kelompok yang mendapatkan perlakuan air gula merah 1%
memiliki FCR yang lebih kecil dibandingkan dengan kelompok kontrol sampai
dengan periode minggu keenam, setelah itu mulai periode minggu ketuju sampai
kesepuluh FCR kelompok ayam kampung yang memperoleh perlakuan air gula
merah 1% lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Beberapa factor yang
mempengaruhi konversi pakan diantaranya bentuk fisik pakan, kandungan nutrisi
pakan, lingkungan tempat pemeliharaan, strain, bobot badan dan jenis kelamin. Jika
konversi pakan semakin besar maka penggunaan pakan kurang efesien. Makin kecil
konversi yang dihasilkan berarti semakin baik (Yunilas, 2017). Hal ini menunjukan
bahwa pemeliharaan ayam kampung dengan penambahan pemberian air gula merah
1% pada air minum mampu memperbaiki konversi makanan pada ayam kampung
sampai dengan umur pemeliharaan enam minggu. Feed Conversion Ration
mengindikasikan penyerapan yang lebih baik dan konversi pakan menjadi daging
yang lebih optimal menurut Windarto (2016) ayam jantan tipe petelur yang diberikan
penambahan tetes/molasses sebagai pengganti gula, rempah rempah dan berbagai
mikroba non pathogen pada air minum terdapat memperbaiki konversi pakan.
Funsi utama karbohidrat bagi ayam adalah sebagai bahan bakar dalam
oksidasi dan penyediaan energy untuk proses metabolism lainnya. Dengan kata lain
dibutukan untuk memenuhi kebutuhan energy dan panas bagi semua proses proses

10
tubuh. Ayam adalah hewan yang aktiv dalam pergerakannya dan mempunyai suhu
badan tinggi (40,5-41,5C). karna suhu tersebut lebih tinggi dari suhu sekitarnya,
maka tubuh ayam secara terus menerus kehilangan panas. Oleh sebab itu ayam
memerlukan bahan makanan yang mengandung energy dalam jumlah besar untuk
mengganti panas yang hilang tersebut. Bila ayam mendapatkan asupan karbohidrat
terlalu banyak maka kelebihan tersebut oleh tubuh akan dirubah kedalam lemak yang
akan di simpan sebagai sumber energy potensial (Vidiyanto et al., 2012).

C. Moralitas
Hasil pengamatan selama penelitian terhadap kejadian kematian pada
kelompok perlakuan air gula merah 1% dengan kelompok kontrol dapat dilihat pada
tabel 3.
Tabel 3. Persentase mortalitas tiap minggu pada kelompok perlakuan air gula merah
1% dengan kelompok Kontrol

Periode Perlakuan (%) Kontrol (%)


(Minggu)
1 0,78 2,23
2 0,59 0,54
3 0,59 0,94
4 0 0,14
5 0,4 12,25
6 0 1,09
7 0,20 1,16
8 0,20 0
9 0,20 0,16
10 0 0,31
Total 2,96 17,82
Rata Rata 0,29 1,78

Dari data diatas menunjukan bahwa pada periode minggu pertama


pemeliharaan, persentase kematian pada kelompok kontrol jauh lebih besar
dibandingkan dengan kelompok perlakuan. Dari keseluruhan penelitian, persentase
mortalitas tertinggi terjadi pada kelompok kontrol yaitu sebesar 17,82%, sedangkan

11
pada kelompok perlakuan air gula merah 1% persentase mortalitas keselueuhan hanya
2,96%.

12

Anda mungkin juga menyukai