Anda di halaman 1dari 8

1

PENDAHULUAN
Sapi potong merupakan salah ternak yang menghasilkan daging terbesar setelah ternak
ungags. Permasalahan yang dihadapi petani di lapangan yaitu kesulitan pakan pada musim
kemarau dan rendahnya daging yang dihasilkan. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah
untuk mengtasi permasalahan tersebut antara lain melalui program pengembangan Hijauan
makanan ternak dan Kawin S untik.Namun keluhan petani di lapangan tetap sama yakni
kesulitan pakan pada musim kemarau yang bersamaan dengan banyak kelahiran sapi bunting.
Winugroho ( 2002 ) menyebutkan bahwa rendahnya daging yang dihasilkan pada ternak sapi
potong disebakan jarak beranak yang lama, dan juga keterlambatan birahi yang pertama.
Faktor yang mempengaruhi rendahnya daging yang dihasilkan salah satunnya pakan sehingga
dipandang perlu untuk memberikan perbaikan pakan pada saat sebelum dan sesudah
melahirkan. Hal yang perlu dilakukan yaitu pengembangan hijauan makanan ternak unggul,
pemanfaatan limbah pertanian, pengawetan limbah pertanian untuk menghadapi musim
kemarau ataupun pemanfaatan pakan alternative dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut
diatas menurut ( Rohaeni dan Hamdan, 2004 ). Dalam mendukung peningkatan daging sapi
potong diperlukan penerapan teknologi yang tepat dan dapat menekan biaya produksi
serendah mungkin. Sistem pemeliharaan pada peternakan rakyat yang secara intensif
dikandangkan menyebabkan jumlah pakan yang dikonsumsi sangat tergantung pada pakan
yang tersedia di kendang. AFANDHY dkk ( 1992 ) menunjukan adanya keterkaitan yang era
antara jumlah pakan yang tersedia dangan jumlah tenaga kerja keluarga yang tersedia.
Pemberian pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan ternak merupakan salah satu factor
penyebab rendah hasil daging sapi potong. Teknologi perbaikan pakan pada usaha pembibitan
sapi potong bertujuan :

1. Menekan kematian anak sapi sebelum dipisah


2. Memperpendek jarak beranak
3. Meningkatkan laju pertumbuhan berat badan perhari
4. Mempertahankan kegemukan
5. Memberikan keuntungan ekonomis bagi peternak

Pakan Induk SAPI BUNTING


2

BAHAN PAKAN POTENSIAL

Limbah pertanian dan industri pertanian memiliki potensi yang besar sebagai sumber
pakan ternak sapi. Limbah yang memiliki nilai nutrisi tinggi digunakan sebagai pakan sumber
energi dan protein. Sedangkan yang memiliki nutrisi rendah sebagai sumber serat. Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan pakan diantaranya: ketersedian bahan,
kandungan gizi, harga, kemungkinanan adanya zat racun sehingga bahan tersebut harus diolah
terlebih dahulu sebelum digunkan sebagai pakan ternak.

1. Dedak Padi
Pemanfaatan dedak padi sebagai bahan pakan sudah umum dilakukan karena memiliki
kandungan nutrisi yang dapat menggantikan konsentrat 100% namun kualitas dedak ini
bervariasi tergantung harga dipasaran bila harga mahal sering terjadi pemalsuan dengan
melakukan pengurangan beras menir dalam dedak dan penambhan bahan lain.

2. Singkong dan Hasil Olahan Ikutanya


Tepung gaplek dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak karena memiliki
kandungan karbohidrat yang mudah dicerna ternak sebagai penghasil energi yang menyamai
dengan jagung namun rendah protein. Hasil ikutan singkong yang sering digunakan sebagai
pakan ternak yaitu onggok, gaplek afkir dan tepung tapioca.

3. Tumpi Jagung
Tumpi jagung merupakan limbah industry perontokan jagung pipilan yang
ketersediannya cukup terus menerus dan berlimpah. Bahkan terkadang menimbulkan masalah
dalam pembuangan dan penyimpanan saat panen raya bahan ini dapat menggantikan
konsentrat hingga 75%.

4. Kedelai dan Hasil Ikutannya


Kedelai dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak yang mempunyai nilai gizi yang
tinggi terutama protein namun belum sering digunakan karena harganya yang mahal dan sulit
didapatkan. Hasil ikutannya yang banyak digunakan antaranya adalah ampas tahu, ampas
kecap, dan kedelai afkir.

5. Hijauan Pakan Potensial


Pakan untuk hijauan sebaiknya terdiri atas rumput lapang dan limbah pertanian yang
berharga murah dan dapat diberikan sebesar 1 – 10 % dari berat badan. Pemberiannya hijauan
ini jika kaulitasnya rendah maka dianjurkan pemberianya semakin menurun. Dengan adanya

Pakan Induk SAPI BUNTING


3

ketersedian makanana hijauan yang berkualitas ini akan menekan penggunaan konsentrat
pabrikan bahkan bisa ditiadakan.Limbah pertanian dapat dijadikan sebagai pakan ternak
diantaranya jerami padi biasanya melimpah pada saat musim panen dan belum termanfaatkan
secara maksimal sehingga dengan teknologi pengolahan pakan ternak seperti fermentasi dan
pemberiaan garam ataupun urea pada jerami padi merupakan hal yang dapat di lakukan untuk
memanfaatkan jerami sebagai pakan ternak.

Pakan Induk SAPI BUNTING


4

PAKAN TAMBAHAN
Periode Sebelum Beranak dan Menyusui Pada Sapi Potong

Periode Sebelum Beranak


Sapi potong yang sedang bunting memiliki kondisi badan lemah dan rentan terhadap
pengaruh luar dan penyakit, sehingga perlu perawatan yang baik. Pemberian pakan yang baik
dan berkualitas dilakukan pada saat umur kebuntingan mencapai 8 bulan. Hal ini akan
meningkatkan kondisi badan induk yang akan mempengaruhi kesehatan dan kemampuan
hidup anak yang dilahirkan, serta memberi respon yang baik terhadap aktivitas salauran
pencernaan induk setelah melahirkan. Pemberiaan pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
ternak merupakan salah satu factor penyebab rendah hasil daging sapi potong ( Umiyasih dan
Anggraeny, 2007 ).
Pemberian ransum yang mengandung protein dan energi tinggi dapat mempercepat
terjadinya birahi. Untuk memperbesar keberhasilan terjadinya kebuntingan adalah ketepatan
mengawinkan sapi betina, yaitu 14 jam sejak ada tanda-tanda birahi muncul ( Aryogi dan
Wijono, 2007 )

Periode Menyusui
Pada induk sapi potong yang sedang menyusui perlu dilakukan pemberiaan pakan
lebih banyak dengan kualitas baik, yang berguna untuk meningkatkan produksi susu dan
mengurangi beban tubuh dalam memenuhi kebutuhan pokok hidup. Sehingga untuk sapi induk
dapat kawin lebih awal.

Pakan Induk SAPI BUNTING


5

STRATEGI PEMBERIAN PAKAN PADA SAPI BUNTING


Pola pemberian pakan yang digunakan untuk budidaya pembibitan sapai potong
diperhitungkan untuk tidak memberikan pertambahan berat badan yang berlebihan dan
mengarah ke terjadinya kegemukan. Perbaikan pemberian pakan pakan diarahkan untuk
meningkatkan efesiensi pertumbuhan. Maka jumlah mutu pakan yang diberikan harus
memenuhi kebutuhan pokok dan produksi. Pemberian pakan tambahan berupa konsentrat
murah disarankan sebanyak 1-3 % dari berat badan. Sedangkan untuk sapi induk buting tua
dangan berat 325 -350 kg diberikan pakan 2-3 kg konsentrat dengan kualitas baik dan hijauan
segar.
Kebuntingan induk sangat memerlukan kualitas pakan yang lebih baik terutama pada
1/3 kebuntingan dalam rangka persiapan beranak dan menyusui. Dengan pola pemeliharaan
sapi potong yang seadanya tentunya akan berdampak pada terganggunya kondisi induk
menjelang beranak dan pertumbuhan anak sapi yang tidak optimal sejak dalam kandungan
hingga sebelum pisah. Hal ini akan menyebabkan siklus birahi induk jadi terganggu dan
pertumbuhan anak sapi setealah dilahirkkan kurang optimal karena kondisi induk yang kurang
baik menyebabkan induk tidak dapat memproduksi air susu dengan baik.

Pakan Induk SAPI BUNTING

Anda mungkin juga menyukai