Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN

PAKAN TERNAK SAPI


PENDAHULUAN

Pakan merupakan kebutuhan mutlak yang harus selalu


diperhatikan dalam pemeliharaan ternak. Usaha ternak akan
efisien dan ekonomis apabila kebutuhan pakan terpenuhi
dalam kualitas maupun kuantitas. Pemberian pakan harus
rasional (sesuai kebutuhan ternak) dan sesuai dengan tujuan
dari pemeliharaan ternak. Pakan yang dikonsumsi ternak akan
digunakan oleh tubuh ternak baik untuk pokok hidup
(maintenance) maupun untuk berproduksi.
Pemberian Pakan
Manajemen pakan induk

Manajemen pakan pada sapi induk ditujukan untuk


menunjang agar fertilitasnya tinggi, menghasilkan susu
yang dapat mencukupi kebutuhan pedet agar pedet
dapat tumbuh dengan baik. Kebutuhan pakan induk
tergantung pada kondisi fisiologisnya, apakah induk
tersebut sedang bunting, laktasi atau dalam keadaan
kering.
Pada fase antara melahirkan sampai akhir masa
perkawinan, energi pakan untuk induk harus
ditingkatkan sekitar 50%, sedangkan kebutuhan
proteinnya meningkat hampir dua kali lipat
dibandingkan dengan beberapa saat sebelum
melahirkan
Pakan untuk induk bunting :
Kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan akan
mempengaruhi pertumbuhan embrio / foetus, litter size,
berat lahir.
Selama trimester pertama, induk bunting memerlukan pakan
yang cukup untuk hidup pokoknya. Dalam hal ini dapat
diberikan pakan yang berkualitas rendah, tetapi memenuhi
kebutuhan energinya.
Trimester akhir kebuntingan, duapertiga pertumbuhan janin
terjadi pada masa ini, oleh karena itu pada 90 – 120 hari
terakhir kebuntingan, kebutuhan pakan harus mencapai
ADG antara 0,2 – 0,5 kg/hari. Jangan sampai terjadi
overfeed (kelebihan pakan) karena akan menyebabkan
induk kegemukan, hal ini akan mempersulit proses
melahirkan.
4
Pakan untuk induk laktasi :

 Harus memperhatikan kualitas dan kuantitas pakan yang


diberikan, karena akan berpengaruh terhadap produksi
susu induk yang pada akhirnya akan mempengaruhi gain
anak, penyakit dan mortalitas anak.

 Pakan yang diberikan juga harus memenuhi kebutuhan


induk untuk pemulihan organ reproduksi (involusi uteri)
dan pertambahan bobot badan sampai induk siap kawin
lagi.
Manajemen pakan pejantan
Secara khusus, pejantan diberi pakan yang berkualitas tinggi
sekurangkurangnya dua bulan terakhir sebelum masa kawin
sehingga kualitas semen sudah baik beberapa minggu
sebelum terjadi perkawinan. Pejantan yearling perlu
pertambahan bobot badan sebesar 0,7 kg/hari dan pada
saat itu siap mengawini 10 – 15 ekor betina. Pada umur lebih
dari 2 tahun, perlu pertambahan bobot badan 0,75 kg/hari.

Manajemen pakan bakalan


Kebutuhan protein dan energi dari pedet untuk calon bakalan
harus ditingkatkan sejak umur 3 bulan sampai sapih, sebab
produksi susu induk mencapai puncak pada 2 bulan setelah
lahir. Bila diberikan susu induk saja, maka kebutuhan nutrisi
akan kurang, hanya mampu mencukupi separuh kebutuhan
saja.
TATALAKSANA PADANG RUMPUT / HIJAUAN
Macam-macam padang penggembalaan
Padang rumput permanen
 Padang rumput yang terus menerus digunakan sebagai
sumber pakan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Padang rumput jangka pendek
 Digunakan dalam waktu 2 – 5 tahun
 Kemudian lahan diolah untuk tanaman lain
 Daya tampung padangan harus maksimal.
Padang rumput rotasi jangka panjang
 Penggunaan 6 – 10 tahun
 Pergiliran tanaman 1 – 2 tahun saja
Padang rumput sementara
 Padang rumput yang digunakan sebagai sumber pakan
dalam jangka waktu maksimal satu tahun.
 Tujuannya adalah sebagai sumber pakan pada saat kritis /
musim kering, untuk menjaga kesuburan tanah dan
memperbaiki struktur tanah.
Tatalaksana penggembalaan :
Penggembalaan kontinyu (continous grazing)
 Ternak digembalakan untuk jangka waktu sangat lama
pada suatu areal padang penggembalaan tertentu / ternak
ditempatkan di PP sepanjang tahun / selama periode
pertumbuhan.

Efek dari penggembalaan kontinyu dapat mengakibatkan


terjadinya over grazing/under grazing.

Pada under grazing dapat menyebabkan :


Spotted grazing : pengambilan rumput yang tidak merata,
pada bagian tertentu saja.
Selective grazing : pengambilan rumput pada bagian-bagian
yang disukai saja.
Penggembalaan bergilir (rotation grazing)
• Berdasarkan tingkat pertumbuhan HMT.
• Dibagi dalam beberapa petak padang penggembalaan.
• Jumlah petak dihitung berdasarkan :
Waktu rumput regrowth (hari) + 1
Lama waktu penggembalaan (hari)
Contoh :
waktu regrowth = 30 hari
lama penggembalaan 1 petak sampai rumput habis = 6 hari
jumlah petak yang harus tersedia = (30/6) + 1 = 6 petak

Penggembalaan rotasi tertunda (deferred grazing)


Dengan menyisihkan petak-petak PP tertentu untuk
digunakan pada fase berikutnya, misalnya pada pembuatan
standing hay (hay yang diperoleh dengan cara membiarkan
hijauan menjadi kering di tempat tumbuhnya, tanpa dipotong
terlebih dahulu) di daerah tropik
Penggembalaan jalur (strip grazing)
 Merupakan bentuk intensif dari rotation grazing.
 Dibuat pagar listrik (electric fence) yang dapat dipindah 1 x
atau 2 x sehari.
 Hanya bermanfaat pada PP yang bernilai gizi tinggi dan
sangat produktif.

Keuntungan :
 Jumlah HMT yang disediakan terbatas
 Kesempatan ternak memilih HMT ditekan serendah
mungkin
 Penggunaan Padang Penggembalaan merata.
 Kerusakan karena injakan dan pencemaran kotoran lebih
sedikit.
Untuk meningkatkan produksi hijauan pakan
ternak dari padang penggembalaan yang ada, perlu
ditanam jenis-jenis (spesies dan varietas) rumput yang
sesuai untuk kondisi lingkungan yang ada. Meskipun
tumbuhan hijauan pakan ternak seperti rumput raja
dan rumput gajah dapat berproduksi tinggi, namun
tidak tepat untuk digunakan sebagai vegetasi di padang
penggembalaan. Rumput brachiaria akan lebih tepat
diintroduksikan di kawasan padang penggembalaan.
Rumput brachiaria tahan pada kondisi lahan yang
kurang subur dan tahan renggutan ternak kerbau.
Rumput yang berproduksi tinggi dapat ditanam di kawasan
lain diluar padang penggembalaan untuk meningkatkan
ketersediaan hijauan pakan ternak. Hasil pengamatan
percontohan tanaman pakan ternak yang telah dilakukan
menunjukkan produksi yang cukup tinggi yaitu, 70,4 ton/ha
untuk rumput raja, 44,6 ton/ha untuk rumput gajah 15,6
ton/ha untuk rumput Panicum, 46,8 ton/ha untuk rumput
setaria dan 44,7 ton/ha untuk rumput brachiaria dan ada
peluang untuk mengembangkan rumput gajah, kinggras,
benggala, setaria di lahan peternak untuk menambah
konsumsi pakan hijauan yang berkualitas dengan cara diarit
dan diberikan disaat kerbau pulang dari padang
penggembalaan atau sebelum kerbau dilepas di padang
penggembalaan. Sementara itu rumput brachiaria dapat
ditanam dan dikembangkan di lahan penggembalaan untuk
menambah vegetasi di kawasan padang penggembalaan
karena rumput brachiaria sangat tahan di lahan
penggembalaan.
Pakan Alternatif Pembibitan Sapi
Sapi Pedet
Penyapihan dilakukan setelah memasuki bulan ke-7 (205
hari) yang diharapkan pedet telah mampu mengkonsumsi dan
memanfaatkan pakan kasar dengan baik sampai dengan umur
12 bulan. Introduksi teknologi pemeliharaan :
• Introduksi teknologi pakan dilakukan untuk efisiensi biaya
pemeliharaan dengan target PBBH > 0,6 kg/ekor/hari.
• Pakan konsentrat murah/ komersial sebanyak 1-3% dari
bobot badan dengan kandungan PK > 10%, TDN > 60%, SK <
15% dan abu < 10%.
• Alternatif model pakan yang diberikan untuk sapi sapihan
dengan bobot badan 150 - 175 kg, skor kondisi badan 6 - 7
adalah 2 - 3 kg konsentrat komersial/ dedak padi kualitas baik,
3 kg kulit singkong, rumput segar 3 - 4 kg dan jerami padi
kering ad-libitum (+ 1- 2 kg).
Sapi Dara
Introduksi teknologi pakan dilakukan untuk efisiensi biaya
pemeliharaan dengan target PBBH > 0,6 kg/ekor/hari.

Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang optimal dan ekonomis


pada sapi dara adalah konsentrat murah/ komersial yang
memiliki kandungan PK >10% dan TDN 60% sebanyak 1 - 3%
dari bobot badan.

Alternatif model pakan untuk sapi dara dengan bobot badan


200 kg, adalah 2 kg konsentrat komersial/dedak padi kualitas
baik, 3 kg tumpi jagung, 1 kg kulit kopi, rumput segar 3 – 4 kg
dan jerami padi kering ad-libitum (+2 - 3 kg).
Sapi Bunting Tua
• Teknologi flushing dilakukan secara berkesinambungan
sejak sapi induk bunting 9 bulan hingga menyusui anak umur
2 bulan.
• Pakan konsentrat murah sebanyak 1 -3% dari bobot badan
dengan kandungan PK minimal 10%, TDN minimal 60%, SK
maksimal 17% dan abu maksimal 10%.

Alternatif model pakan yang diberikan untuk sapi induk


bunting tua dengan bobot badan 325 – 350 kg, adalah 2 – 3
kg konsentrat komersial/dedak padi kualitas baik, 4-6 kg tumpi
jagung, 1 kg kulit kopi, rumput segar 3 - 4 kg dan jerami padi
kering ad-libitum (4 - 5 kg).
Pakan Sapi Menyusui
• Penyapihan pedet dianjurkan pada umur 7 bulan,
mengingat susu merupakan pakan terbaik bagi pedet. Sapi
induk dapat menghasilkan susu sampai dengan umur
kebuntingan 7 bulan tanpa berpengaruh negatif terhadap
kebuntingan berikutnya.
• Penggunaan konsentrat murah/ komersial untuk sapi
menyusui dapat diberikan sekitar 1,5 - 3% bobot badan
dengan kandungan protein kasar (PK) minimal 12%, TDN
minimal 60%, serat kasar (SK) maksimal 20% dan abu
maksimal 10%.
• Alternatif model pakan yang diberikan untuk sapi induk
menyusui dengan bobot badan 300 kg, adalah 4 -7 kg
konsentrat komersial/dedak padi kualitas baik, 6 kg tumpi
jagung, rumput segar 4 kg dan jerami padi kering ad-libitum
(+ 5 kg).

Anda mungkin juga menyukai