DAFTAR ISI
Pengantar..............................................................................................................................1
Pendahuluan.........................................................................................................................2
Isi Pembahasan
1. Pemilihan Telur.....................................................................................................2
2. Persiapan Telur.....................................................................................................3
3. Persiapan Mesin....................................................................................................4
4. Proses Penetasan...................................................................................................5
5. Perlakuan pada DOC pasca penetasan..................................................................7
Analisa Kegagalan Penetasan..............................................................................................8
Analisa Kerusakan Pada Mesin Penetas MITRA JAYA....................................................9
Lain- Lain...........................................................................................................................10
Petunjuk Pengoperasian mesin AT....................................................................................12
Petunjuk Pengoperasian mesin DS.....................................................................................13
Bagan Bagian Mesin Penetas Telur...................................................................................14
1
PENDAHULUAN
Mesin penetas system rak putar adalah generasi terbaru alat penetas telur kapasitas
kecil, yang bertujuan untuk mengoptimalkan efisiensi penetasan dengan teknis yang jauh
lebih praktis, mudah dan murah. Mesin penetas Mitra Jaya dibuat dengan
mengaplikasikan teknologi yang hanya dimiliki oleh mesin penetas kapasitas besar,
dengan berbagai keunggulan seperti efisiensi penetasan tinggi, kemudahan pengoperasian,
model artistik dan ringan. Namun semua keunggulan itu juga masih ditambah dengan
harganya yang relatif terjangkau, hal ini dikarenakan system produksi yang
mengandalkan manajemen dan analisia yang terencana matang sehingga menghasilkan
proses produksi yang sangat efisien dan efektif.
PEMBAHASAN
1. Pemilihan Telur
Seleksi telur yang akan di tetaskan sangatlah penting karena hal inilah yang
menentukan berhasil tidaknya penetasan ini. Hal yang perlu diperhatikan dalam
penyeleksian antara lain :
2
5) Pola perkawinanya terkontrol atau terhindar dari kawin sedarah (inbreading
terjadi pada rentang 6 generasi).
2. Persiapan Telur
3
3. Persiapan Mesin
A. Pengenalan Mesin dan Alat.
4
Istilah kelengkapan dalam mesin penetas telur
Thermometer
5
B. Langkah Fumigation
Fumigasi berfungsi untuk meminimalkan kontaminasi yang dapat diakibatkan
oleh kuman, sehingga proses penetasan yang kita kehendaki dapat berjalan sesuai
dengan harapan. Caranya antara lain :
1) Siapkan alat : gelas ukur/ bejana ukur, timbangan, wadah lebar.
2) Siapkan Bahan : Formalin 1,2 cc dan potasium permanganat 0,6 gr.
(37,5 % formaldehyde)
3) Cara : bubuk potasium permanganat (KmnO 4)dituangkan pada wadah lebar
dan pipih sehingga dapat di posisikan dibawah rak telur. Cairan Formalin
dituangkan pada wadah dan segera di masukkan dalam mesin lalu tutup rapat.
Buka fentilasi penuh untuk mempercepat sirkulasi udara dalam ruang mesin,
jangan mencium gasnya karena berbahaya. setelah 20 menit wadah
dikeluarkan dan masa pengeraman pada telur dapat dimulai.
C. Langkah Persiapan
1) Hubungkan mesin dengan daya listrik, perhatikan apakah lampu telah
menyala dengan normal, jika tidak ganti.
2) Bak air di isi ¾ bagian dengan air bersih.
3) Mesin di setel suhunya dan kelembaban, dengan mengatur thermostat_nya.
Caranya buka lubang fentilasi, posisikan baut sehingga berada tepat di tengah
lubang, jika suhu kurang putar baut ke_kiri dan jka terlalu panas putar
ke_kanan. Perhatikan jarak suhu ketika mati dan hidup atau fluktuasinya
maksimal 4 F (Amati pula perbedaan suhu pada siang dan malam). suhu
sekitar 105oF untuk 30 menit dapat mematikan embrio didalam telur
sedangkan suhu penetasan pada 90 oF untuk 3 sampai 4 jam akan
memperlambat perkembangan embrio didalam telur. Kelembaban nya 55-
60 % jika kurang dari itu tambahkan spons basa di bak air, atau si tepi dalam
mesin untuk di sprey dengan air hangat.(Kelembaban yang dibutuhkan
berbeda setiap speciesnya)
4) Menstabilkan kondisinya ± 3 jam (usahakan ditempatkan pada ruangan yang
tertutup namun cukup fentilasi).
5) Telur ditata pada rak alumunium dengan bagian tumpul di atas.
6) Suhu dan kelembaban di kontrol kembali hingga stabil.
6
4. Proses Penetasan
A. Yakinkan posisi telur pada rak telah benar (jika ruang pada rak masih ada isi
dengan spon atau kain, sehingga tidak berantakan).
B. Posisikan thermometer ataupun higrometer pada rak, diantara telur sehingga
dapat dengan mudah dipantau melalui kaca.
C. Durasi Pembalikan Rak : (untuk ayam)
NO HARI KE PERLAKUAN
1 1-3 Posisi rak datar (Jangan diputar)
2 4-18 Telur dibalik 3 – 8 kali sehari dengan durasi seimbang
3 19-21 Posisi rak di datarkan kembali dan menunggu penetasan
D. Durasi Candling atau seleksi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari ke-3
dan hari ke-15. Untuk telur yang tidak menampakkan ciri- ciri telur fertil
segera dikeluarkan dari mesin, karena jika sampai mengalami pembusukan
akan mempengaruhi telur yang lain. Proses ini dapat dilakukan dengan
menggunakan teropong telur.
7
E. Durasi Pembukaan lubang fentilasi ada 4 periode pada hari 1-3 tidak boleh
dibuka, hari 4 dibuka ¼ bagian, hari ke-5 dibuka ½ bagian, hari ke-6 dibuka
¾ bagian dan hari ke-7 hingga menetas dibuka penuh.
8
ANALISA KEGAGALAN PENETASAN
1) Saat seleksi telur I, tidak terdapat pembuluh darah/ akar di dalam telur
Penyebab : 1. Telur tidak fertile/ dibuahi
2. Telur dibuahi, namun embrio telah mati
Solusi : 1. Perbaiki manajemen pemeliharaan bibit.
2. Periksa posisi telur, sisi tumpul harus diatas.
2) Saat seleksi telur II, telur dibuahi namun banyak embrio mati.
Penyebab : 1. Temperatur salah. (biasanya terlalu panas)
2. Pemutaran telur kurang maksimal.
3. Kekurangan oksigen. (dataran tinggi O2 tipis)
4. Bibit telur kurang baik.
Solusi : 1. Periksa akurasi thermometer, letakkan di tempatnya.
2. Putar telur minimal >3 kali sehari.
3. Jangan letakkan mesin di ruang tanpa cukup fentilasi.
4. Perbaiki manajemen pemeliharaan bibit.
4) Telur menetas terlalu lambat/ cepat, lebih dari atau kurang dari normalnya.
Penyebab : 1. Temperatur terlalu tinggi.
Solusi : 1. Periksa akurasi thermometer.
5) Anak ayam lama menetas, lumpuh/ cacat dan ada noda darah.
Penyebab : 1. Bibit kurang baik atau lemah.
Solusi : 1. Perbaiki manajemen pemeliharaan bibit.
9
ANALISA KERUSAKAN MESIN PENETAS
Selamat menggunakan mesin penetas MITRA JAYA semoga berhasil dengan baik.
10
LAIN- LAIN
A. Spesifikasi Teknis
1. Dapatkan bibit telur dari peternakan yang terpercaya. (jangan dari pasar)
2. Dapatkan bibit telur dari tempat yang tidak terlalu jauh (menghindari
rusaknya telur).
3. Usahakan untuk mendapatkan panduan dari orang yang telah
berpengalaman dalam Hatchering.
4. Kami rekomendasikan buku buku pengantar penetasan di toko-toko buku,
ataupun dari internet.
5. Ruangan penetasan usahakan seseteril mungkin.
6. Gunakan selalu produk MITRA JAYA sebagai mitra usaha anda.
7. Kami selalu menerima kritik dan saran dari konsumen sekalian, demi
semakin baiknya kualitas kita bersama.
11
C. Tips Merawat dan Menggunakan Mesin Tetas
1. Segera bersihkan dan sterilkan mesin penetas setelah digunakan
2. Jika mesin penetas tergenang air segera keringkan
3. Hindarkan mesin penetas dari tempat yang terpapar sinar matahari
langsung.
4. Jangan menempatkan mesin tetas yang sedang beroperasi di depan pintu
atau area yang dialiri udara.
5. Untuk menghindari serangan serangga seperti semut, gunakan wadah berisi
air untuk ditempatkan di setiap kaki mesin.
6. Untuk unggas air yang membutuhkan kelembaban tinggi dapat dilakukan
sprey air hanggat ke telur 1 hari 1 kali maksimal 3 kali. (boleh
menggunakan vit B complek dengan dosis 2 butir vitamin dengan 250ml
air)
7. Gunakan spare part original Mitra Jaya.
D. Tambahan
Standart untuk suhu dalam incubator “penetasan” tipe force air adalah
100°F dan 102°F untuk type still-air incubators. Suhu pada incubator penetas
(hatching) atau 3 hari sebelum penetasan di set 1°F lebih tinggi dibandingkan
dengan incubator “pengeram”.
Sedangkan untuk tipe still air, posisi termometer adalah sejajar atau rata
dengan tinggi bagian atas telur atau sekitar 5 cm dari dasar telur. Termometer
haruslah tidak diletakkan diatas telur atau diluar bidang penetasan tetapi
bersebelahan dengannya. Selain itu, mesin incubator juga harus tertutup rapat
untuk menghindari hilang panas atau kelembaban udaranya.
12
PETUNJUK PENGOPERASIAN PENETAS TIPE AT (C50AT – C200AT)
Fungsi Tombol
Turning on/ off : Mengaktifkan atau mengubah mode Automatic Turning pada mesin.
Demo : Memastikan sistem Automatic Turning bekerja, dengan cara bergerak
kedepan dan kebelakang secara terus menerus.
3 jam : mengaktifkan mode Automatic Turning berjalan setiap 3 jam sekali.
(Awal diaktifkan rak akan bergerak kedepan dan kebelakang sebanyak
2– 3 kali untuk menyesuaikan dan akan berhenti, rak bergerak kembali
ke arah sebaliknya setelah 3 jam)
Power : mengaktifkan thermostat/ incubator mesin dengan menyalakan sumber
panas di dalam mesin.
13
14
BAGIAN MESIN PENETAS TIPE AT
15
Tabel Recording Penetasan Sederhana
Hari Pagi Siang Sore Malam KET
Ke Posisi T* H* Posisi T* H* Posisi T* H* Posisi T* H*
1
Masa
2
Kritis I
3
4
5
6
7 Candling
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18 Candling
s19 Masa
20 Kritis II
21 Ayam
22
23
24
25 Candling
26 Masa
27 Kritis II
28 Itik
*T = Temperatur, *H = Humidity, *Posisi = Posisi telur (Depan/Belakang)
16