AYAM KUB
Sejalan dengan program pemerintah dalam
percepatan pemenuhan konsumsi protein hewani
masyarakat, pengembangan ayam KUB ini sangat
strategis dan dapat dilakukan dengan penyebaran di
seluruh Indonesia dengan tujuan untuk penyediaan
DAN SENSI
daging dan telur ayam dengan menumbuhkan pusat-
pusat perbibitan ayam KUB di daerah dan mempunyai
adaptasi yang baik dengan lingkungan setempat.
Soimah Munawaroh
Serli Anas
Andi Yulyani Fadwiwati Ayo...!
Beternak
Ari Abdul Rouf
Ayam KUB dan Sensi
Pasti Lebih Untung...
ISBN 978 - 602 - 9309 - 30 - 0
9 786029 309300
Pengarah:
Amin Nur
(Kepala BPTP Gorontalo)
Tim Penyusun :
Soimah Munawaroh
Serli Anas
Andi Yulyani Fadwiwati
Ari Abdul Rouf
Layout/desain:
Tedy Wahyana Saleh
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN GORONTALO
2019
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi i
TEKNIK PERBIBITAN AYAM KUB - SENSI
Soimah Munawaroh
Serli Anas
Andi Yulyani Fadwiwati
Ari Abdul Rouf
Diterbitkan Oleh :
ISBN : 978-602-9309-30-0
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara
apapun
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi ii
KATA PENGANTAR
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi iii
DAFTAR ISI
Halaman
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi iv
V. PAKAN .............................................................................................. 45
VI. TEKNIK PERKAWINAN ........................................................................ 54
1. Teknik Kawin Alami ....................................................................... 54
2. Teknik Inseminasi Buatan .............................................................. 54
VII. MANAJEMEN PENETASAN ................................................................... 60
Telur Tetas ................................................................................. 61
A. ................................................................................................................... I
nkubator Telur............................................................................. 63
B. ................................................................................................................... C
ara Penanganan Telur Tetas ......................................................... 63
C. ................................................................................................................... P
roses Penetasan Telur .................................................................. 65
D. ........................................................................................................ P
enyebab Kegagalan dan Mengatasi Masalah ................................ 71
E.......................................................................................................... H
al-Hal Lain yang Mempengaruhi Tingkat Keberhasilan
Penetasan ............................................................................ 85
VIII. PEMELIHARAAN KESEHATAN AYAM............................................ 89
IX. ANALISIS KELAYAKAN USAHA .................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ iv
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi v
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 1
Keunggulan ayam kampung adalah mudah beradaptasi
dengan lingkungan dikarenakan sumberdaya genetika asli Indonesia,
pakannya mudah diperoleh dan lebih resisten terhadap flu burung
(Iskandar, 2010), pasar segmented (menengah ke atas), harga
premium karena permintaan lebih tinggi dari pasokan (hanya
terpenuhi 7% sampai 10%), pelaku usaha adalah peternakan rakyat,
peternak sebagai pemegang kendali harga, kandungan kolesterol dan
lemak rendah.
Kementerian Pertanian, melalui para peneliti di Badan Litbang
Pertanian, telah berhasil mengembangkan galur ayam kampung
unggul yaitu ayam kampung petelur yang dilakukan oleh Balai
Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi dengan nama Ayam Kampung
Unggul Balitbang (KUB) dan untuk ayam pedaging dengan nama ayam
Sensi, yang tahan terhadap penyakit, cepat tumbuh dan memiliki
produktivitas telur tinggi. Inovasi tersebut diharapkan mampu
membangkitkan kejayaan ayam kampung. Ayam KUB ini memiliki
beberapa keunggulan, yaitu dapat bertelur ratusan butir telur tiap
tahun sekitar 170-180 butir telur, ayam kampung biasa umumnya
bertelur hanya sekitar 70 butir per tahun. Postur tubuhnya pun di atas
rata-rata ayam kampung biasa, gagah, sehat, padat dan berisi.
Tingkat kematian sangat kecil atau kurang dari 1 persen. Selain itu,
tahan terhadap penyakit, produktivitas telur ayam KUB 50% lebih
tinggi. Mulai bertelur di usia 6 bulan, ayam KUB sudah produktif
bertelur sejak usia 7 bulan
Kini, ayam KUB sudah bisa dikatakan sebagai ayam ras lokal,
setara dengan rumpun ayam lokal lain seperti ayam Sentul, ayam
Kampung, ayam Kedu, ayam Merawang. Dalam pengembangan ayam
lokal, Kementerian Pertanian telah banyak bekerjasama dengan
pemerintah daerah, salah satunya Pemerintah Provinsi Gorontalo yang
sangat antusias mengembangkan ayam Kampung Unggul
Balitbangtan.
Usaha ternak ayam kampung memiliki prospek cukuo baik
mengingat konsumsi daging dan telur ayam kampung di Provinsi
Gorontalo dari tahun ketahun mengalami peningkatan, karena semakin
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 2
besar animo masyarakat Gorontalo yang memang secara tradisi juga
memiliki kuliner budaya asli Gorontalo yang berbahan baku ayam
kampung yaitu ayam iloni. Apalagi ditambah semakin berkembangnya
usaha kuliner berbahan baku ayam kampung, maka semakin besar
kebutuhan daging ayam kampung. Hal ini tentunya merupakan
prospek yang bagus bagi usaha ayam kampung.
Guna menunjang industri budidaya ayam kampung diperlukan
ketersediaan bibit dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Dalam
rangka mendorong pemanfaatan dan pelestarian ayam kampung dan
lokal asli Indonesia, yang selama ini diusahakan oleh masyarakat
dalam skala kecil dan skala menengah. Untuk memberikan hasil yang
maksimal secara berkelanjutan dalam pelaksanaan pembibitan ayam
kampung maka diperlukan prasarana dan sarana yang memadai, cara
pembibitan yang diimbangi dengan pelayanan kesehatan hewan, serta
diperlukan sumber daya manusia yang mampu untuk melakukan
pembibitan tersebut. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas diperlukan
pedoman pembibitan ayam asli dan ayam lokal yang baik.
Melalui usaha pembibitan ayam Kampung Unggul Balitbangtan
ini yang merupakan hasil inovasi, diharapkan usaha peternakan ayam
nusantara kian cerah dan prospektif, serta tidak tergantung dengan
bibit hasiil import dari luar negeri. Pada gilirannya swasembada dan
ketersediaan pangan sumber protein hewani dapat terjamin secara
berkelanjutan, serta para peternak juga dapat meningkat
kesejahteraannya.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 3
galliformes, dan famili phasianidae. Ayam mempunyai jengger (comb)
di atas kepala dan dua gelambir (wattles) di bawah dagu. Dalam
bahasa Latin, gallus artinya comb, jadi ayam hasil domestikasi
dinamakan Gallus gallus domesticus. Spesies lain yang masih hidup liar
di hutan dari genus Gallus adalah Gallus gallus (Red jungle fowl)
sebarannya meliputi China, India dan Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Gallus varius (Green jungle fowl hanya terdapat di
Indonesia) distribusinya meliputi Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa,
Flores, dan pulau kecil di sekitarnya. Gallus lafayettii (Sri Lanka jungle
fowl) distribusinya hanya di Sri Lanka. Sementara itu Gallus sonneratii
(Grey jungle fowl) distribusinya meliputi India bagian Selatan dan
Barat (Sulandari et al. 2007).
Pada tahun 1997-1998 Balitnak berinisiasi melakukan
penelitian breeding ayam Kampung dengan mendatangkan indukan
ayam Kampung dari beberapa daerah di Jawa Barat yakni dari
Kecamatan Cipanas/Kabupaten Cianjur, Kecamatan
Jatiwangi/Kabupaten Majalengka, Kecamatan Pondok Rangon/ Kota
Depok, Kecamatan Ciawi/Kabupaten Bogor dan Kecamatan
Jasinga/Kabupaten Bogor). Karakterisasi sifat-sifat produktivitas
merupakan langkah awal dalam menentukan kriteria seleksi yang tepat
untuk pelaksanaan program seleksi/perbaikan mutu ayam Kampung
yang berkelanjutan.
Ayam KUB adalah ayam hasil riset dari Balai Penelitian Ternak
(Balitnak) Bogor yang dibuat untuk tujuan petelur dan berhasil dilepas
sebagai salah satu galur unggul nasional (Surat Keputusan Menteri
Pertanian Nomor 698/Kpts/ PD.410/2/2013). Sartika et.al.(2013)
dalam bukunya KUB-1, menerangkan bahwa ayam KUB-1 merupakan
ayam Kampung murni hasil seleksi betina selama 6 (enam) generasi.
Warna bulu masih seperti ayam kampung pada umumnya yaitu
beragam, meskipun masih didominasi oleh warna hitam, campur coklat
dan kehitaman. Jengger berbentuk tunggal (single comb) dan
berbentuk pea. Ayam kampung ini dikembangkan untuk menghasilkan
telur yang produksinya tinggi mencapai 180 butir per tahun, 60%
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 4
henday dengan sifat mengeram yang sudah ditekan hingga 10% dari
total populasi, sehingga ayam bisa bertelur kembali.
Bahkan, melalui pemberian pakan yang tepat, ayam ini juga
bisa dipanen sebagai pedaging dalam waktu 70 hari dengan bobot
hampir1 kg/ekor dengan tingkat kematian 2,25%. Ayam yang sudah
dirilis sejak tahun 2009 ini mulai bertelur pada umur 22—24 minggu
dengan bobot telur fase pertama (telur muda) berkisar 35—45 g/butir.
Puncak produksi berkisar antara 65-70% pada umur antara 30-35
minggu. Ayam KUB sudah tersebar ke beberapa propinsi di Indonesia
seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB),
Banten, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur,
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Gorontalo.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 5
dan berdasarkan warna bulu abu dan warna bulu pucak (putih bercak
hitam) untuk jantan dan betinanya. Sifat lain sebagai kriteria seleksi
adalah jengger yang berbentuk kacang (pea) untuk ayam jantan.
Bobot hidup rata-rata umur satu hari untuk jantan dan betina sekitar
30,10 g/ekor. Pada umur 70 hari, bobot hidup jantan umur 70 hari
mencapai 1.066 g/ekor dan yang betina 745 g/ekor. Pada umur 20
minggu, bobot hidup ayam jantan dan betina masing-masing
mencapai 2.403 g/ekor dan 1.572 g/ekor.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 6
II. SARANA DAN PRASARANA
A. Perkandangan
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 7
peternakan. Perizinan ini meliputi surat persetujuan dari
masyarakat sekitar, rekomendasi dari desa, izin pemerintah kota
atau kabupaten, izin mendirikan bangunan dan AMDAL, surat
izin usaha dan surat izin gangguan (Hinder Ordo-nantie/HO).
g. Jarak dengan peternakan lain: Environmental Code of Practice
for Poultry Farm in Western Australia (2004) mempersyaratkan
jarak antar peternakan hendaknya minimal 500 m. Namun di
Indonesia, di mana kandang kebanyakan menggunakan sistem
open house (kandang terbuka), direkomendasikan jarak antar
peternakan minimal 1 km.
h. Jarak dengan pemukiman warga, baik saat ini maupun alokasi
wilayah tersebut di masa mendatang;
i. Mudah diakses atau terjangkau alat transportasi;
j. Upaya Pengelolaan Lingkungan hidup dan upaya Pemantauan
Lingkungan hidup (uKL-uPL).
k. Air dan Sumber energi tersedia cukup air bersih sesuai baku
mutu, dan sumber energi antara lain listrik sebagai sumber
penerangan, pemanas sesuai kebutuhan dan peruntukannya.
l. Luas lahan yang disesuaikan dengan target pengembangan
peternakan.
b. Tipe kandang
c. Konstruksi Atap
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 8
Gambar 3. Tipe atap kandang
d. Konstruksi Dinding
Jenis kandang berdasarkan konstruksi dinding dapat dibedakan
menjadi kandang terbuka (open house), kandang semi tertutup
(semi closed house) dan kandang tertutup (closed house).
tertutup dan biasanya terbuat dari bahan-bahan permanen
dan dengan sentuhan teknologi tinggi sehingga biaya
pembuatannya tidak murah. Sedangkan kandang semi closed
house adalah gabungan dari sistem open house dan closed
house. Dinding kandang tipe ini ditutupi oleh tirai yang bisa
dibuka, akan tetapi sudah menggunakan bahan-bahan
permanen dan peralatan berteknologi modern.
e. Konstruksi Lantai
Berdasarkan konstruksi/bentuk lantainya, tipe kandang dibedakan
menjadi 2 yaitu kandang lantai rapat dan kandang lantai
renggang.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 10
yang pada bagian atas dipasang kawat ram agar memudahkan udara
masuk ke dalam kandang.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 11
yang dihasilkan lebih padat. Pada umumnya kandang postal litter
digunakan untuk memelihara Ayam untuk pedaging.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 12
Kandang battery
Kandang battery adalah kandang yang umumnya digunakan untuk
pemeliharaan ayam layer dewasa setelah sebelumnya ayam berada
pada kandang postal. Kandang battery berbentuk kotak atau sangkar
(cage) terbuat dari kawat atau bilah-bilah bambu, reng dan kayu
(kaso). Ukuran sangkar bervariasi yang ditata secara bersambungan
satu sama lain, sehingga membentuk unit-unit memanjang yang
mampu menampung ayam hingga ratusan dan bahkan ribuan ekor.
Kandang battery ini memiliki sistem ventilasi yang sangat baik, karena
udara leluasa masuk ke dalam setiap sangkar. Udara dapat bertiup
pada setiap ekor ayam, baik dari samping maupun bawah, karena
kandang battery ditempatkan minimal 40 cm dari permukaan lantai.
Kondisi ventilasi pada kandang battery yang baik, memungkinkan
kandang mampu menampung populasi ayam lebih banyak daripada
lantai litter dengan luas kandang yang sama. Disamping memiliki segi-
segi yang menguntungkan bagi peternak, kandang battery ini juga
memiliki kekurangan-kekurangan yang harus diantisipasi.
4. Mudah terjadi kelumpuhan, jika ayam yang dimasukan dalam
kandang battery tersebut belum waktunya, karena uratnya masih
lemah.
Sebelum kandang battery dipasang, terlebih dahulu harus dibangun
kandang utama yang terdiri atas tiang dan atap, yang berfungsi
melindungi kandang battery tersebut. Kandang battery ini sebenarnya
termasuk kandang yang paling sederhana, karena yang diperlukan
hanyalah tiang-tiang dan atap. Lantai kandang cukuplah dari tanah
saja tanpa adukan pasir dan semen, sehingga mudah meresap kotoran
cair. Kandang bisa dibuat tanpa dinding, karena ayam berada di dalam
battery terus menerus. Untuk ayam pembibitan, reproduksi ayam bisa
diupayakan dengan kawin suntik/Inseminasi Buatan.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 14
Berdasarkan fase pemeliharaan ayam, kandang dibedakan menjadi 3
yaitu:
Kandang indukan (brooder), untuk memelihara anak ayam umur
0-2 minggu (ayam pedaging) dan 0-3 minggu (ayam petelur).
Kandang grower/pullet, untuk membesarkan anak ayam dan ayam
dara umur 4-16 minggu. Biasanya digunakan kandang lantai litter.
Kandang layer, kandang prosuksi.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 15
Sistem pemeliharaan dalam kandang ren ini biasanya banyak
dipraktekan pada pemeliharaan ayam pembibitan di pedesaan dengan
alasan untuk memberikan sedikit kebebasan kepada ayam, meskipun
secara ekonomis pemeliharaan seperti ini relatif kurang
menguntungkan, disebabkan oleh penggunaan lahan yang tidak
optimal. Lahan dalam hal ini lebih banyak berfungsi sebagai tempat
bermain, tidak sebagai sumber pakan. Oleh karena itu sistem
pemeliharaan harus intensif dengan seluruh pakan, minum, disediakan
dari luar. Untuk ayam kampung dengan sifat suka berlaga,
pemeliharaan secara ren ini akan terbatas pada jumlah ayam yang
bisa dijadikan satu kandang. Praktek di pedesaan biasanya
memasukan 2 ekor jago dewasa dengan 8 betina dewasa dalam
luasan 15m2.
g. Volume Kandang
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 16
betina (♀)atau sistem Battery dengan ukuran 1,4 m x 40cm x
35cm untuk 4 ekor.
Sarana Sarana usaha pembibitan ayam asli dan ayam lokal yang baik
meliputi bangunan, alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan,
bibit, pakan, dan obat hewan.
1. Bangunan
Bangunan Bangunan untuk usaha pembibitan ayam kampong
unggul yang baik meliputi jenis bangunan, konstruksi bangunan,
dan tata letak bangunan.
a. Jenis Bangunan
1) kandang ayam;
2) kandang isolasi;
3) ruang penyimpanan pakan, obat dan peralatan;
4) ruang fumigasi;
5) ruang penyimpanan telur;
6) ruang penetasan;
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 17
7) ruang penanganan DOC (sexing, seleksi, vaksinasi dan
pengemasan);
8) unit penampungan dan pengolahan limbah (digester).
b. Konstruksi Bangunan
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 18
2. Alat dan Mesin Peternakan dan Kesehatan hewan
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 19
3. Bibit
a. Bibit Bibit ayam yang dipelihara harus bebas dari penyakit
ungags menular;
b. bibit ayam yang digunakan harus memenuhi persyaratan mutu;
dan
c. bibit diutamakan berasal dari pembibitan ayam.
4. Pakan
Pakan yang diberikan harus memenuhi kebutuhan nutrisi untuk
ayam kampong
5. Obat hewan
a. obat hewan yang dipergunakan harus memiliki nomor
pendaftaran obat hewan;
b. obat hewan yang dipergunakan sebagai imbuhan dan pelengkap
pakan meliputi premiks dan sediaan obat alami sesuai dengan
peruntukannya; dan
c. penggunaan obat hewan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang obat hewan.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 20
III.SELEKSI BIBIT
Secara umum kegiatan seleksi betina dan jantan yang baik harus
memenuhi syarat :
1. berasal dari tetua yang memiliki produktivitas, fertilitas, dan daya
tetas telur tinggi;
2. umur betina minimal 5 (lima) bulan dan jantan minimal 8
(delapan) bulan; dan
3. sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Persyaratan Teknis
Secara teknis beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
bibit yaitu :
a. Bakal Pejantan (Jantan)
Sehat dan tidak mempunyai cacat fisik
Pergerakan lincah dan gesit
Penampilan tegap, mata bening, bulu halus dan mengkilap, kaki
dan kuku bersih, sisik teratur,
Memiliki nafsu kawin yang tinggi
Umur minimal 8 bulan, namun yang baik adalah 1- 2,5 tahun,
bertaji
Untuk sistem kawin IB pejantan yang digunakan mempunyai
hubungan yang jauh dengan indukyang akan diinseminasi
Untuk sistem kawin IB dipilih pejantan yang sudah terlatih diambil
semennya
Postal atau liter dengan perbandingan jantan : betina 1 : 6 dalam
setiap flock (kelompok)
Karakter indukan berkualitas dengan keunggulan berikut :
1. Warna bulu beragam seperti ayam pada umumnya
2. Berat badan 1,2 hingga 1,6 kg
3. Bobot telur 35-45 gram
4. Umur pertama kali bertelur yaitu 20 - 22 minggu
5. Dapat menghasilkan telur sebanyak 130-160 butir per tahun
6. Lebih tahan penyakit (Sartika et al. 2017)
Untuk memperbaiki indukan sebagai petelur setidaknya dapat
mengimbangi ciri dari kriteria ayam KUB tersebut.Tips memilih induk
betina ayam kampung unggul untuk praktiknya adalah berikut ini :
1. Lihat beberapa ciri-ciri fisik seperti di jelaskan di atas.
2. Pegang tubuh ayam dengan kedua tangan dan bandingkan bila
ada beberapa pilihan
3. Untuk mengetahui masa produksi tekan di bawah dubur ayam, jika
terasa keras itu tanda ayam betina sudah tua.
4. Tanda ayam tidak mengeram dengan baik adalah bentuk jengger
yang kecil dan pesek.
5. Dari penampakan tubuh ayam betina terlihat panjang dan tidak
kerdil
6. Ciri lain ayam bertelur besar adalah paruh pendek dan kaki besar
serta ada ujung hitam di bulu ekor
7. Cari ayam betina bersih, jika ditemukan kotoran maka dipastikan
ayam betina tersebut sakit cirinya adalah hidung, mata tanpa air,
dubur bersih.
8. Saat di pegang mata tidak merem dan berusaha berontak.
4. Ayam dewasa umur 18-68 minggu (layer/rooster)
Ayam Bibit
Pure Line
Great Grand Parent Stock
Grand Parent Stock
Parent Stock
Final Stock
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 23
IV. TATA LAKSANA PEMELIHARAAN
Pemeliharaan Starter
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 24
2. Pengapuran Kandang
Pengapuran ini bertujuan untuk mencegah dan membunuh
mikroorganisme termasik jamur yang merugikan. Kapur
merupakan desinfektan yang murah, mudah didapat dan
mudah dalam aplikasi. Batu kapur aktif yang
dihancurkanterlebih dahulu dengan takaran ±0,4 kg/m2. Cara
pemakaian dengan diencerkan dengan air kemudian dioleskan
atau disemprotkan pada permukaan kandang (lantai, dinding
dan langit-langit kandang)
3. Pemasangan Litter
Setelah lantai kering, tebar litter/sekam dengan ketebalan
10 cm, kemudian disemprot desinfektan secukupnya.
Litter berguna sebagai : bantalan, penghangat tubuh , tempat
mengais ayam,menyerap kotoran dancairan serta
menghindarkan dari penyakit bubul pada kaki ayam serta
kerusakan dada.
Bahan litter bisa menggunakan : serutan kayu, sekam padi,
serbuk gergaji dan lain-lain. Syaratnya kering, tidak
menggumpal, murah dan mudah didapat. Tabur sekam (2,5 –
4 kg/m2) di dalam kandang dan semprot dengan desinfektan.
4. Pemasangan alat pemanas (induk buatan)
Alat pemanas berguna sebagai penyedia suhu yang diperlukan
oleh anak ayam. Alat pemanas diperlukan ketika ayam umur 1
-15 hari.Alat yang umum digunakan adalah pemanas
bertenaga listrik (Hover) atau bertenaga gas (brooder gas).
Kandang harus dipanasi 24 jam sebelum DOC tiba. Alat
pemanas dipasang dengan ketinggian 5 cm di atas kepala
ayam, di pinggir alat pemanas 35o C dan setelah seminggu
diturunkan 30oC, demikian seterusnya setiap minggu hingga 4
minggu.
Indukan dengan luas lantai 1 m × 1 m dapat menampung
sebanyak 50-60 ekor DOC sampai dengan umur 2
minggu, kemudian dipecah dua, tiga dan seterusnya
dengan melihat kenyamanan anak-anak ayam.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 25
5. Menempatkan tempat pakan dan minum
Jumlah Tempat pakan dan minum harus disesuaikan jumlah
populasi dan kepadatan ayam. Hal ini juga berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan kesehatan ayam.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 26
Tempat pakan 16 – panen 30 - 35 ekor
gantung 10 kg
Tempat minum
otomatis 0 – 10 hari 100 – 120 ekor
Tempat minum 0 – 10 hari 60 – 80 ekor
manual
Tempat minum 11 - panen 60 – 80 ekor
otomatis
Tempat minum 11 - panen 30 – 35 ekor
manual
Sumber : http://dokterternak.com/
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 27
layak dikonsumsi ditinjau dari kandungan mineral, bahan organic dan
bakteri.
Ketinggian air minum sebaiknya 0,6 cm di bawah tutup tempat minum
sampai dengan 7-10 hari dan harus ada air di dasar tempat minum
dengan ketinggian 0,6 cm sejak hari ke-10 dan selanjutnya.
Pengeluaran air dari nipple minimal 80 ml per menit dengan tekanan
30-40 cm water column.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 28
kandang dengan menggunakan desinfektan dengan penyemprotan
insektisida.
Pemberian racun tikus, pengeluaran kotoran, pengeluaran peralatan
kandang dan pencucian diluar kandang, pembersihan lingkungan
sekitar kandang (rumput dan kotoran sisa)
Sebelum anak ayam tiba maka kandang harus sudah siap.
Manajemen Penerimaan DOC
brooder meliputi area pemanas, lampu penerang, serta tempat pakan,
tempat minum yang telah terisi. Kandang sudah siap dan ditutup
rapat, 6 jam sebelum datang DOC, lampu penghangat dinyalakan
sampai mencapai suhu 32-33°C pada ketinggian DOC ±5 cm di atas
koran/sekam.
Tebar DOC sesegera mungkin pada brooder. Perhatikan
Kesehatan dan kualitas anak ayam secara intensif selama 6-8 jam
pertama untuk memastikan bahwa anak ayam tersebut cukup nyaman
berada di area brooder, termasuk check kondisi tembolok anak ayam
(minimal 85% DOC sudah makan dan minum). Area brooding
sebaiknya diberi alas koran, dan diganti secara rutin.
Pada 5 jam setelah DOC dimasukkan lingkaran, ambil
sampel 50-100 ekor untuk dicek pada kakinya, jika kakinyadingin
berarti pemanasnya tidak stabil/cukup, yang bagus pastikan kaki ayam
dalam keadaan hangat. Pada 24 jam setelah DOC masuk, harus dicek
dan ambil sampel juga sekitar 100 ekor per lingkaran, cek satu persatu
pada temboloknya: Tembolok penuh dengan campuran makanan dan
air (Kondisi bagus). Tembolok penuh tapi lembek hanya berisi air
bahkan ada yang kosong sama sekali, akan mengakibatkan
pertumbuhan ayam yang tidak normal, kerdil, bahkan juga mengalami
kematian, Tembolok penuh tapi keras akan mengakibatkankematian
pada umur 3-5 hari kemudian.
Pemberian pakan supaya diberikan sedikit demi sedikit untuk
menghindari tumpah/terbuang. Pakan dan air minum jangan sampai
kosong, harus selalu tersedia.
Penyebab utama kematian di minggu pertama adalah:
Dehidrasi, pada saat pengiriman (transportasi tidak standart)
dan terlalu lama DOC di sebar ke area brooding
Temperatur brooding terlalu tinggi atau rendah
Air minum terlambat dan tempat minum kurang, sehingga
ayam mengalami kesulitan dalam mendapatkan air minum
pada 24 jam pertama.
Jangan sekali-kali memberikan pakan terlebih dahulu sebelum
air minum sudah tersedia di dalam brooder. Hal ini akan
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 30
menyebabkan banyak kematian, karena pada saat DOC sudah
kenyang kemudian minum air maka pakan di dalam saluran
pencernaan akan mengembang dan dapat menyumbat saluran
pernapasan DOC. Hal ini dapat berakibat DOC mengalami
kekurangan oksigen, sehingga banyak yang mati.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 31
Teknik Pelebaraan Area Brooding Pada Anak Ayam
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 32
Tabel 4. Lama Brooding berdasarkan Musim
Musim panas 8 – 12
Musim Hujan 10 – 14
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 33
Gambar 10. Penyebaran Doc sesuai temperature
Sumber gambar : https://agroprobiotik.com/biotogold
Kebutuhan Air Minum
Pada temperature normal, konsumsi air minum ayam adalah 2-2,5 kali
dari konsumsi pakan. Faktor ini sebaiknya digunakan sebagai pedoman
sehingga penyimpangan konsumsi air yang berkaitan dengan konsumsi
pakan, temperature atau kesehatan ayam dapat segera diketahui dan
diperbaiki. Di atas suhu 210C kebutuhan air minum rata-rata 6,5%
tiap kenaikan 10C
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 35
Tabel 7. Level Maksimal Mineral dan Bakteri pada Air Minum yang
dapat Ditolelir
Mineral Level
Total bahan padat terlarut 300 – 500 ppm
Khlorida 200 -mg/l
pH 6-8
Nitrat 45 - ppm
Sulfat 200 pp
Besi 1 mg/l
Kalsium 75 mg/l
Tembaga 0,05 mg/l
Magnesium 30 mg/l
Mangan 0,05 mg/l
Seng 5 mg/l
Fluorida 0,06 mg/l
Merkuri 0,002 mg/l
Timah 0,05 mg/l
Faecal Coliform 0 mg/l
Formula ini digunakan untuk ketinggian bola lampu 2 meter di atas
ayam. Perhitungan sederhana adalah : 1 watt/1,33 meter setara
dengan 10 lux
Intensitas cahaya = 2 x B x lum
WxLxH
Keterangan :
B = jumlah bola lampu (pijar/neon)
W = lebar kandang
L = panjang kandang
H = tinggi kandang
Untuk menghitung kebutuhan lampu di dalam kandang dapat
digunakan tabel di bawah ini :
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 37
penyebaran cahaya.Ayam yang mendapat cahaya 17 sampai 20 jam
sehari semalam dengan intensitas sekitar 5 - 10 lux akan memberikan
efek performance yang lebih baik dibandingkan dengan 24 jam full
mendapat cahaya. Dengan catatan selama 7 hari pertama ayam tetap
mendapat cahaya selama 23 jam pada intensitas minimal 20 lux.
Teknis praktis program pencahayaan dapat dilakukan dengan kondisi
dan ketersediaan peralatan di kandang. Namun demikian program
pencahayaan ini harus konsisten dilakukan sejak awal masa
pemeliharaan.
Tabel 9. Contoh program pencahayaan untuk ayam :
Umur Terang (jam) Gelap (jam)
0 24 0
1-4 23 1
5-7 15 9
8 - 22 16 8
23 - 28 18 6
29 - panen 23 1
Catatan:
jika terdapat banyak kasus kelumpuhan maka program pencahayaan
disesuaikan dengan memperpendek masa gelap.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 38
kondisi ini akan menyebabkan kematian. Untuk mencegah hal tersebut
dapat dilakukan:
1. Menaikkan ketinggian tempat pakan selama 3 hari (pukul.11.00-
14.00) saat terjadinya stres panas agar floor space bertambah
2. Untuk ayam diatas umur 21 hari dapat dilakukan pengkabutan
(fogging) di dalam kandang untuk menurunkan suhu. Cara ini
dilakukan saat kondisi berangin agar tidak menambah kelembaban
dalam kandang
3. Pemberian vitamin C dengan dosis 1 gram vitamin C dicampur 4-
10 liter air minum
4. Pengaturan Ventilasi
Ventilasi adalah pergerakan udara yang memungkinkan terjadinya
pertukaran udara kotor dengan udara segar. Udara yang harus
dibuang mengandung CO, CO2, NH3, kelembaban tinggi dan
temperatur panas. Udara yang kotor harus diganti dengan udara
segar. Buruknya dengan kualitas udara dapat dilihat dari kondisi litter
dan pertumbuhan bulu ayam. Litter yang cepat menggumpal dan
pertumbuhan bulu yang kotor dan kusam menunjukkan kurang
baiknya manajemen ventilasi dan terlambatnya brooder.Pergerakan
udara dapat meningkatkan pengeluaran panas dalam kandang dengan
cara konduksi dan evapori. Efektifitass pergerakan udara dalam
kandang tergantung pada umur ayam dan bulu yang menutupi
tubuhnya. Apabila memungkinkan pergerakan udara dapat dibuat
dengan menggunakan kipas sirkulasi yang ditempatkan untuk
meningkatkan kecepatan angin sesuai dengan level yang dibutuhkan
oleh ayam.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 39
mengoptimalkan suhu pemanas pada brooder sebagai suhu pengganti
karena sistem thermoregulasi (pengaturan suhu tubuh) anak ayam
belum berfungsi dengan baik.
Saat masa brooding, peternakan terutama dengan populasi
yang besar (kandang luas) atau farm di daerah dengan suhu yang
dingin/aliran angin tinggi, biasanya menggunakan dua sistem tirai,
yaitu tirai luar yang menutup seluruh lingkup kandang dan tirai
dalam/inner cotton yang terdapat di dalam kandang dan menutupi
chick guard.
1. Tirai dalam
Pemakaian tirai dalam atau inner cotton bertujuan untuk
mengoptimalkan panas dari brooderterutama pada pagi dan
malam hari sehingga anak ayam selalu mendapatkan suhu yang
nyaman untuk pertumbuhannya. Pada hari ke-1 sampai dengan
ke-3 selalu gunakan tirai dalam. Kemudian pada umur 4 hari tirai
dalam mulai dibuka dan pada umur 7 hari sudah dilepas.
Fungsinya digantikan tirai luar serta adanya pengaturan kepadatan
ayam.
2. Tirai luar
Pemakaian tirai luar bertujuan untuk menjaga atau mengontrol
temperatur dan kelembapan kandang serta aliran angin. Secara
umum tirai luar akan digunakan sesuai dengan kondisi suhu di
daerah masing-masing.
Saat ayam sudah berumur 15 hari dan ayam sudah menempati
seluruh kandang (chick guard) sudah dilepas, sehingga tidak perlu
adanya tirai dalam. Berdasarkan umur ayam tersebut sudah dapat
mengatur perubahan suhu tubuh dengan suhu lingkungan.
Mengenai pengaturan tirai luar, biasanya akan disesuaikan dengan
umur ayam dan kondisi lingkungan sekitar (suhu dan aliran angin).
Pada umur 0-1 minggu tirai ditutup penuh dengan tujuan agar panas
dari brooder terfokus sehingga tidak banyak panas yang hilang.
Dengan catatan, tetap diberi celah ventilasi pada dinding kandang
bagian atas dengan lebar 20 cm supaya tetap ada sirkulasi udara
dalam kandang. Apabila tirai tertutup penuh tanpa ada celah ventilasi,
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 40
akan menyebabkan kandungan O2 berkurang, sementara amonia dan
CO2 meningkat. Hal ini dapat mengganggu sistem pernapasan ayam.
Jangan sisakan celah sedikit pun pada bagian bawah tirai untuk
mencegah aliran udara dingin masuk dari bawah dan mengenai anak
ayam secara langsung. Kemudian pada minggu kedua pemeliharaan
ayam, tirai mulai dibuka 1/3 bagian dari atas. Pada minggu ketiga tirai
dibuka 2/3 bagian,
Kegiatan buka tutup tirai ini tetap membutuhkan insting
peternak, tentunya dengan melihat behaviour (tingkah laku) ayam dan
kondisi lingkungan. Ada kondisi-kondisi tertentu yang menjadi
pertimbangan seperti hujan dan arah angin. Contohnya jika angin
bertiup dari arah selatan, tirai selatan harus ditutup lebih tinggi dari
tirai utara untuk menghindari ayam terkena langsung oleh tiupan
angin dan sebaliknya.
Mengenai pengaturan berdasarkan waktu malam hari tirai
perlu dibuka atau ditutup, hal tersebut kembali disesuaikan dengan
kondisi lingkungan di wilayah peternakan. Jika pada malam hari suhu
dingin dan aliran angin kencang, dianjurkan tirai ditutup sebagian
terutama pada sisi aliran angin datang. Sehingga angin tidak langsung
mengenai anak ayam. Hal ini karena cekaman suhu yang fluktuatif
(panas ke dingin) dapat memicu stres yang dapat menyebabkan
imunosupresan (menekan sistem kekebalan) yang berakibat kondisi
tubuh ayam menjadi lemah dan mudah terinfeksi penyakit.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 41
Tabel 10. Pengaturan Tirai Kandang
- Lahan seluas 15m2 (3m x 5m) diberi pagar bambu keliling setinggi
minimal 2 m, yang dipersiapkan untuk diisi dengan 2 ekor jantan
dan 8 ekor betina dewasa. Didalam pagar harus disediakan
kandang berukuran 1 m – 1,5 m lebar dan 4 m – 5 m panjang
diberi dinding pada 3 sisi dan atap. Satu sisi kandang yang
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 42
menghadap ke halaman ren, terbuka. diberi tenggeran untuk
ayam-ayam beristirahat di malam hari. Tempat pakan dan minum
disediakan secukupnya di dalam pagar.
- Sarang berdiameter 40 cm, untuk setiap betina dewasa harus
disiapkan. Sistem ren ini tidak seperti sistem umbar di halaman,
yang induk-induk ayamnya dapat mengasuh anak-anaknya segera
setelah menetas sampai disapih. Pada sistem ren induk-induk yang
sedang mengasuh anaknya disediakan rumah-rumahan kecil untuk
berteduh pada waktu malam hari, saat hujan atau panas terik.
Induk-induk yang sedang mengasuh sebaiknya dipisahkan dari
induk-induk yang tidak mengasuh anaknya dan disediakan tempat
pakan khusus untuk anak ayam, yang tidak dapat disentuh oleh
ayam-ayam dewasa (creep feeding). Oleh karena itu sebuah box
ukuran 40 cm x 30 cm x 40 cm harus disiapkan lengkap dengan
pemanas lampu pijar 40 watt, tempat pakan dan minum untuk 20
ekor anak ayam umur sehari sampai berumur 3 minggu.
- Untuk pemeliharaan sistem ren, pakan dan air minum harus
disediakan dengan cukup. Adapun pakan yang disediakan harus
dapat menyediakan kebutuhan gizi cukup untuk hidup pokok,
produksi dan reproduksi.
secukupnya minimal 2 liter sehari untuk 10 ekor dalam satu
kandang ren. Sarang harus sering diperiksa, karena sering dipakai
tenggeran diwaktu malam hari sambil mengeluarkan kotoran.
Telur-telur yang berada di dalam sarang sebaiknya dijaga jangan
sampai kena kotoran, bahkan dianjurkan untuk diambil setiap hari
diberi tanda pensil dengan tanggal ditelurkan, dan disimpan dalam
ruangan dengan udara sejuk. Dikembalikan lagi pada saat ayam
mulai mengeram dengan telur-telur dengan tanggal termuda,
sebanyak 7 butir persarang. Sering terjadi penggunaan sarang
oleh lebih dari satu ekor ayam, oleh karena itu perlu adanya
tempat khusus untuk ayam-ayam mengeram terpisah dari ayam-
ayam yang produktif. Perhatikan berbagai tingkah laku ayam
dalam kandang ren, apabila ada yang sakit, segera diberi obat
sesuai dengan penyakit yang dideritanya. Ayam sakit sebaiknya
dipisahkan dari kelompoknya dalam suatu kandang khusus
kandang karantina. Ayam-ayam yang mengeram segera
dimandikan lalu disatukan kembali dengan kelompoknya untuk
segera bertelur kembali, sementara anak-anak ayam yang baru
menetas dipisahkan dalam kandang indukan, kemudian dipelihara
sebagai mana mestinya.
Anak Ayam, Dalam kandang induk buatan, anak ayam umur sehari
diberi minum dan diberi vitamin dengan dosis sesuai dengan
tertera pada kemasan. DOC untuk tujuan pembibitan dilakukan
vaksinasi Mareks. Setelah umur 4 hari kemudian diimunisasi
terhadap penyakit tetelo (ND) sistem tetes mata dengan vaksin
aktif yang dapat diperoleh di toko unggas.
Pada minggu keempat anak-anak ayam kembali divaksin ND aktif
biasanya dengan sistem tetes mata sesuai dosis yang tertera
dalam kemasan. Kemudian ayam-ayam betina muda umur 4 bulan
kembali dilakukan vaksinasi terhadap ND dengan vaksin inaktif
dengan cara suntikan di bawah kulit atau pada otot. Air minum
bersih secukupnya (dianjurkan berlebih ditandai dengan adanya
sisa air minum dihari berikutnya yang disajikan dalam cangkir
plastik ditempatkan di dalam kandang indukan.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 44
V. PAKAN
1. Umur ayam
Kebutuhan pakan Ayam KUB sesuai umur dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 45
5. Pemberian secara ad libitum (tidak terbatas)
- Pasta (semi basah)
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 46
Tabel 13. Hasil Analisis van Soest Bahan Pakan Lokal Provinsi
Gorontalo
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 47
Tabel 14. Komposisi Ransum dan Kadar Gizi Ransum Pertumbuhan
Ayam KUB dan Sensi
Ransum Pertumbuhan 0-22
Bahan Pakan
minggu
Ransum komersial grower (%) 59,00
Dedak padi halus (%) 19,00
Jagung giling (%) 15,00
Bungkil Kedele (%) 5,00
Top mix (vitamin mineral (%) 2,00
Total (%) 100,00
Kadar gizi terhitung :
Protein kasar (%) 17,50
Energi metabolis (kkal ME/kg) 2800,00
Kalsium (%) 0,90
Fosfor (%) 0,50
Asam amino I-lisin (%) 0,90
Asam amino methionine (%) 0,40
Pada Tabel 10 terlihat bahwa keperluan pakan untuk ayam
pada umur 10 minggu berkisar antara 50-70 g/ekor/hari atau
sekitar 350-490 g/ekor/minggu, sehingga pakan kumulatif yang
dikonsumsi sampai umur 10 minggu berkisar antara 1960-2695
g/ekor, dengan bobot hidup mencapai berkisar antara 320
(betina) – 1300 (jantan) g/ekor (Hasnelly et al. 2017).
Tabel 10 ini dapat dijadikan acuan dalam mempersiapkan
jumlah pakan sebelum ayam dimasukkan ke dalam kandang,
sehingga penyimpanan pakan tidak terlalu lama dari 8 minggu,
meskipun lama penyimpanan ini akan tergantung juga pada
tingkat kelembapan untuk menghindari terjadinya kerusakan
pada pakan.
Tabel 14. Frekuensi Pemberian Pakan
Umur (hari) Frekuensi Pemberian
1–4 8
5 – 10 6
11 – 14 3
>15 2
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 49
Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Unggas
Tabel 15. Komposisi Bahan Pakan untuk Unggas
Bahan
Harga EM PK LK SK CA P Lis Met
Pakan
Bekatul 1000 2860 10,2 7 3 0,04 0,16 0,71 0,27
Jagung
2800 3370 8,6 3,9 2 0,02 0,1 0,2 0,18
kuning
Manir 800 3390 8,9 4 1 0,03 0,4 0 0,27
Pollard 1800 1300 15 4 10 0,114 0,32 0,3 0,17
Sorgum 900 3250 10 2,8 2 0,03 0,1 0,2 0,13
Tetes
500 1960 3 0,1 0 0,9 0,1 0 0
(tebu)
Bungkil
4000 2240 42 0,9 6 0,29 0,65 2,9 0,65
Kedele
Bungkil
2100 2200 18,5 2,5 15 0,2 0,57 0,64 0,29
kelapa
Bungkil
kacang 3700 2200 42 1,9 17 0,2 0,2 1,8 0,5
tanah
Tepung
ikan 6500 2640 72 10 1 2 1,5 6,4 2
(herring)
Tepung
5000 2650 58 9 1 5,5 2,8 5 1,8
ikan lokal
Tepung
1500 828 18,9 5,9 16,3 0,05 0 0 0,55
lamtoro
Minyak
8000 8600 0 100 0 0 0 0 0
kelapa
Premix 5000 0 0 0 0 25 0 0 0
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 50
Tabel 16. Maksimum Penggunaan Bahan Pakan Ternak Unggas
Petelur Pedaging
Bahan Pakan
Starter Grower Layer Starter Finisher
Jagung 60 60 70 60 70
Sorgum 25 40 40 25 40
Bekatul 10 15 30 10 10
Menir 40 40 40 40 40
Tepung gaplek 8 10 10 8 10
Pollard 5 15 30 15 20
Gandum 10 20 40 10 30
Lemak/minyak 5 6 7 5 7
Tetes 2 2 2 2 2
Tepung daun
5 5 5 5 5
lamtoro
Kapur 5 5 5 5 5
Limbah udang 5 5 8 5 5
Bungkil kedele 30 30 40 30 30
Bungkil kacang 5 7,5 15 5 7,5
Bungkil kelapa 10 15 25 15 15
Bungkil biji kapas 5 5 10 2,5 5
Teoung ikan 7 8 10 7 10
Tepung daging 7 7 7 7 7
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 51
Tabel 17. Bahan Pakan Unggas dari Limbah Industri Pertanian
BK PK LK SK TDN
No Jenis Bahan
(%) (%) (%) (%) (%)
1 Ampas tahu 10,788 25,651 5,317 14,527 76,00
2 Ampas kecap 85,43 36,381 17,257 17,816 89,553
3 Ampas gula cair 34,314 5,106 6,237 8,014 54,956
4 Bungkil kedelai 89,413 52,075 1,011 25,528 40,265
Bungkil kelapa
5 92,524 14,112 11,903 10,722 67,435
sawit
bungkil kacang
6 91,447 36,397 17,242 0,895 71,721
tanah
7 dedak padi 91,267 9,96 2,32 18,523 55,521
8 pollard 89,567 16,412 4,007 5,862 74,828
9 Onggok kering 90,17 2,839 0,676 8,264 77,249
10 Molasses 30,22 8,3 0 0 63,000
11 Tumpi kedelai 91,417 21,314 3,029 23,172 69,425
12 Tumpi jagung 87,385 8,657 0,532 21,297 48,475
13 Kedelai BS 85,43 38,38 4,84 17,81 69,93
disesuaikan dengan pedoman kebutuhan pakan baik tingkat konsumsi
pakan maupun satuan berat gizi/ekor/hari.
Air minum juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ayam, dimana
ayam lebih mampu bertahan hidup apabila tanpa pakan dibandingkan
ayam tanpa minum, karena sekitar 58% dari tubuh ayam dan 66 %
dari telur adalah air. Air juga berfungsi sebagai sumber dari berbagai
mineral seperti Na, Mg dan Sulfur. Sehingga, mutu air juga
menentukan tingkat kesehatan ternak ayam. Pada tahap awal
pemberian air minum ditambahkan dengan gula merah, jahe dan
kunyit. Selain itu air minum juga ditambahkan dengan vitamin dan
antibiotika.
Tabel 19.Prakiraan Konsumsi pakan lengkap ayam kampung
Konsumsi
Konsumsi
pakan lengkap Kumulatif
Umur (minggu) pakan lengkap
harian pakan (g/ekor)
mingguan
(g/ekor/hari)
1 5-7 35-49 35-49
2 10-14 70-98 105-147
3 15-21 140-147 210-291
4 20-28 140-196 350-490
5 25-35 175-245 525-735
6 30-42 210-294 735-1029
7 35-49 245-343 980-1372
8 40-56 280-392 1295-1764
9 45-63 315-441 1610-2205
10 50-70 350-490 1960-2695
11 55-77 385-539 2345-3234
12 60-84 420-588 2765-3822
13 65-91 455-637 3220-4459
14 70-98 490-686 3710-5145
15 75-105 525-735 4235-5880
16 80-112 560-784 4795-6664
17 85-119 595-833 5390-7497
18 90-126 630-882 6020-8379
19 95-133 665-931 6685-9310
20 100-140 700-980 7395-10290
> 20 100-140 700-980 7395-10290
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 53
VI. TEKNIK PERKAWINAN
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 54
pengenceran tertentu ke dalam saluran reproduksi ayam betina yang
sedang bertelur.
Keuntungan Pemanfaatan Teknik IB
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 55
Waktu yang dibutuhkan untuk transportasi spermatozoa sampai
infundibulum berlangsung selama 1 jam, untuk fertilisasi diperlukan
waktu ± 15 menit
Keberhasilan IB
ditunjukkan oleh daya tunas telur (%fertilitas) hasil IB. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kondisi pejantan,
kondisi betina (induk), bahan pengencer semen, metode IB,
waktu dan dosis IB serta gizi pakan.
Penghitungan jumlah spermatozoa yang tepat , karna untuk
pembuahan / fertilisasi diperlukan 100 – 200 juta spermatozoa.
Tahapan Kegiatan IB
1. Pemilihan Bibit
Syarat memilih induk untuk bibit
Sehat dan tidak cacat
Berproduksi tinggi
Minimal sudah mengalami periode peneluran pertama, umur
7-8 bulan
Induk sedang bertelur
Pemeliharaan induk sebaiknya dalam kandang baterei individu
Sehat, tidak cacat, lincah dan memiliki nafsu kawin yang tinggi
Umur 1-3 tahun, bertaji dengan panjang 0,50-1,50 cm
Memiliki mutu genetik yang tinggi
Mempunyai hubungan yang jauh dengan induk yang akan
diinseminasi
Kandang pemeliharaan pejantan harus terpisah dengan induk
hingga rata kemudian diberikan kepada 3 ekor pejantan,
tambahkan OSTELLIN 1 kapsul dan madu .
Pemberian anti stres juga dapat diberikan kepada induk dan
pejantan
Untuk merangsang banyaknya telur, dapat juga digunakan
rajangan daun mengkudu/pace atau vitamin perangsang telur
untuk dicampurkan pada pakan (10gram/ekor) atau air
minum.
Untuk memudahkan dalam melaksanakan IB, bulu di sekitar
kloaka harus digunting
3. Persiapan Alat dan Bahan
Alat KONVENSIONAL yang dibutuhkan adalah :
alat suntik Tuberculin Syringe ukuran 1 ml, •
abung penampung sperma,
gunting,
kertas tissue
bahan pengencer yang diperlukan NaCl fisiologis 0,90%
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 57
keluar sampai terjadi ejakulasi, kemudian segera tampung ke
alat penampung.
5. sperma yang sudah ditampung kalau memungkinkan di evaluasi
secara macroskovis dan microskovis.
c. Pengambilan/ pemerahan sperma dilakukan 2 orang dengan cara :
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 58
Teknik IB Metode Deposisi Intra Uterine
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 59
VII. MANAJEMEN PENETASAN
ditetaskan terbatas, yaitu paling banyak 15 – 7 butir. Tetapi,
penetasan telur dengan inkubator dapat mencapai ratusan bahkan
hingga ribuan butir telur dalam sekali penetasan. (Sudrajat, 2003)
A. Telur Tetas
Telur-telur yang dihasilkan oleh induk unggas tidak seluruhnya
berkualitas baik. Beberapa kriteria telur tetas baik untuk
ditetaskandiantaranya :
1. Bentuk Telur
Bentuk telur yang baik berbentuk normal yaitu telur yang berbentuk
sedikit agak lonjong. Bagian atas agak besar dan bawahnya lebih kecil
dan tumpul. Indeks telur sebaiknya oval. dapat dibedakan menjadi 3
macam, yaitu :
Lonjong >74%
Oval 72%-74%
Bulat <72%
Cara mengukur indeks telur adalah = sumbu pendek telur : sumbu
pendek telur x 100%
2. Keadaan Kulit Telur
Kulit yang permukannya halus dan merata.
3. Umur Telur
Umur telur yang ditetaskan sebaiknya telur yang umurnya dibawah
dari 7 hari
B. Inkubator Telur
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 61
terdapat pada alat penetas telur dapat distabilkan. Suhu yang
diperlukan pada inkubator ini adalah 380 C – 400 C.
Mempunyai ukuran yang seragam.
Ukuran tidak terlalu besar atau terlalu kecil (30-50 gram)
Bentuknya tidak terlalu lonjong atau terlalu bulat
mempunyai indeks oval, tidak cacat atau abnormal, tidak
retak.
Mempunyai permukaan paling tidak agak halus atau
tidak terlalu kasar, kulit agak tebal, warna agak
terang.
Biasanya telur-telur yang tidak memenuhi syarat ini tidak
akan menetas pada akhirnya atau kalaupun menetas
biasanya anak ayam yang ada akan lemah.
Telur yang retak akan busuk saat ditetaskan, telur yang
berkerabang tebal akan sulit menetas dan lebih sulit
dicandling /diteropong, serta telur yang berkerabang
tipis akan menetas premature.
2. Permbersihan/Pencucian Telur
Suhu Untuk penyimpanan Telur Skala Celcius
Temperatur/suhu (oC)
Kelembaban
Relatif 12.77 15.55 18.33 21.11
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 64
2. Peneropongan Telur
Proses peneropongan biasa disebut juga dengan
candling. Cara ini dilakukan dengan menyinari telur dengan
cahaya terang sehingga bagian isi telur bisa terlihat dengan
jelas. Cara meneropong telur bisa dilakukan menggunakan
lampu sederhana atau menggunakan alat teropong telur yang
saat ini sudah banyak di jual.
Meneropong telur dilakukan ditempat yang gelap supaya
isi telur bisa terlihat dengan jelas. Pada dasarnya, ciri dari telur
semua unggas memiliki embrio atau tidak adalah sama. Yaitu
adanya titik hitam gelap didalam isi telur. Jika embrio tersebut
telah tumbuh, maka akan mulai terlihat semburat-semburat
merah disekitar titik tersebut dan akan semakin banyak seiring
berjalannya waktu.
Selama masa inkubasi tidak ada ketentuan khusus harus
berapa kali bisa dilakukan candling atau peneropongan.
Bahkan salah satu sumber kami mengatakan, peneropongan
bisa dilakukan setiap hari. Tapi cara meneropong telur seperti
ini bisa kurang efektif, karena ketika telur keluar dari mesin
maka akan mendapatkan suhu yang berbeda. Perubahan suhu
yang drastis bisa menyebabkan kerusakan pada telur. Untuk
menghindari hal ini, maka disarankan candling bisa dilakukan
3-4 kali selama masa inkubasi.
Waktu peneropongan pertama yang paling ideal
dilakukan pada hari ke-3 sampai ke-5 inkubasi. Hal ini karena
minggu pertama masa inkubasi, adalah masa paling kritis
perkembangan embrio. Jika ternyata ditemukan telur yang
tidak fertil, maka telur bisa diambil. Telur yang tidak fertil pada
jagka waktu ini masih bisa dikosumsi, sehingga peternak tidak
akan mengalami kerugian.
Tujuan utama peneropongan adalah melihat ada atau
tidaknya embrio didalam telur. Embrio ini yang nantinya akan
tumbuh menjadi anak ayam.
Selain itu, manfaat meneropong telur juga untuk
mengetahui apakah embrio tersebut tetap berkembang
dengan baik atau tidak. Embrio yang tidak tumbuh, bisa
disebabkan karena tidak adanya pembuahan dari unggas
jantan sebelumnya. Embrio yang tidak tumbuh ini disebut
dengan telur infertil. Sedangkan telur yang embrionya bisa
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 65
tumbuh, disebut dengan telur fertil yang layak untuk
ditetaskan.
Selama masa inkubasi, embrio yang sudah terbentukpun
bisa saja mati secara tiba-tiba. Kematian embrio ini bisa
disebabkan oleh banyak hal. Itulah sebabnya tetap lakukan
peneropongan selama masa inkubasi.
Cara meneropong telur selanjutnya, bisa dilakukan
secara acak 2-3 kali sampai terakhir 3 hari sebelum telur
dijadwalkan menetas. Akan dapat dilihat banyak perubahan
yang terjadi pada embrio telur. Jika pada peneropongan
terakhirditemukan telur yang infertil (kosong), maka telur bisa
dibuang. Telur tersebut sudah tidak bisa diselamatkan, baik
untuk dijual atau dikonsumsi.
Telur infertil harus segera diambil dengan alasan selain
untuk memberikan ruang pada telur yang lain, tujuannya
supaya telur tidak busuk dan meledak didalam mesin. Bakteri
dari telur yang busuk, dapat menganggu pertumbuhan telur
yang lainnya juga. Setelah mendekati 2 atau 3 hari sebelum
waktu telur menetas, peneropongan sudah tidak perlu
dilakukan lagi. Karena pada masa tersebut embrio sudah
terbetuk hampir sempurna dan sudah memposisikan diri untuk
menetas.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 66
Hasil Peneropongan Telur
Hasil peneropongan telur akan sangat beragam karena telur
terus tumbuh setiap hari. Beberapa kondisi yang akan bisa
ditemukan diantaranya :
1. Embrio hidup
Embrio terbuahi dengan atau secara sempurna dan mampu
tumbuh dengan baik. Telur dengan embrio hidup memiliki
kemungkinan besar bisa menetas.
2. Embrio mati di awal
Embrio sudah terbuahi dengan sempurna dan mulai tumbuh,
tapi tiba-tiba mati dalam jangka waktu yang sebentar. Embrio
yang sudah mati bisa dipastikan tidak akan perah bisa
menetas.
3. Telur infertil
Telur infertil adalah telur yang embrionya tidak dibuahi oleh
jantan dengan sempurna. Telur yang seperti ini sudah tidak
bisa menetas, tapi masih bisa untuk dikonsumsi.
4. Embrio mati di akhir
Embrio terbuahi dengan sempurna dan tumbuh dengan baik.
Tapi ketika mendekati waktu menetas, embrio tiba-tiba saja
mati.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 67
Sumber gambar :
https://www.penetasan.com/cara-meneropong-telur-yang-benar/
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 68
3. Proses Pemutaran/Pembalikan Telur
Sumber gambar :
http://pesona-unggas.blogspot.com/2016/05/candling.html
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 69
dengan cara membersihkan tangan dengan alcohol. Usahakan
waktu pembalikan selalu sama dari hari-kehari, misalnya pagi
jam 07:00, siang jam 12:00, dan sore jam 16:00. Namun bila
menggunakan mesin tetas otomatis, pembalikan telur dapat
setiap 1 jam sekali. Masa pembalikan telur dapat dilakukan
diluar masa kritis, yaitu untuk telur ayam pada hari ke‐4 – 17.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 70
Masa menetas
Masa menetas adalah masa dimana calon anakan (kuri) keluar
dari telur. Pada saat mulai menetas, sebaiknya anakan unggas
tersebut menetas sendiri tidak dibantu manusia dan anak
ayam atau kuri dikeluarkan dari mesin tetas setelah bulunya
kering. Sementara telur yang belum menetas biarkan sampai
2x24 jam dan apabila tidak juga menetas, telur tersebut bisa
dibuat pakan ikan.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 71
menentukan apakah masalahnya terletak pada indukan atau
teknik inkubasi Anda.
Sumber gambar :
http://pesona-unggas.blogspot.com/2016/05/candling.html
membawa nutrisi dari kuning telur ke embrio yang sedang
berkembang.
Tidak semua telur akan menjadi telur yang subur
(fertile egg), namun tingkat infertilitas yang tinggi menjadi
pertanda buruk. Infertilitas (tidak subur) memiliki banyak
penyebab. Salah satunya, tentu saja, tidak adanya
pejantan. Penyebab lainnya adalah kemungkinan karena
rasio yang salah antara ayam pejantan dengan ayam
betina (indukan).
Ketika ayam pejantan diharapkan melayani terlalu
banyak ayam betina, dia mungkin saja tidak bisa melayani
semua ayam betina yang ada atau mungkin juga kehabisan
sperma sebelum ia selesai melayani semua ayam betina.
Pada kasus lain, bila terlalu banyak ayam pejantan, mereka
mungkin akan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk
bertempur (bertarung) di antara mereka sendiri dan
menyebabkan mereka memiliki sedikit waktu yang tersisa
untuk mendatangi semua ayam betina, atau para pejantan
itu akan mengganggu upaya masing-masing pejantan
untuk kawin.
Bahkan jika rasio kawin optimal, kesuburan akan
tetap rendah jika kawanan pejantan dan betina ini di
tempatkan pada tempat yang terbatas (sempit); tempat
yang terlalu kecil dapat mengakibatkan berkurangnya
frekuensi kawin. Dalam kawanan pejantan dan betina yang
jumlahnya kecil dengan hanya satu pejantan, dia mungkin
hanya akan menyukai beberapa ayam betina dan
mengabaikan yang lain.
Ayam betina yang suka mematuk cenderung kurang
diminati oleh ayam pejantan untuk dikawin dibandingkan
dengan ayam betina yang tidak suka (jarang) mematuk;
karena ayam betina seperti ini mengharapkan untuk dipilih
oleh ayam pejantan, dengan demikian membuat ayam
seperti ini menjadi target yang mudah untuk dijadikan
sebagai pasangan kawin.
Umur dapat mempengaruhi kesuburan. Infertilitas
dapat terjadi jika ayam pejantan dan betina belum cukup
dewasa secara seksual untuk memproduksi sperma yang
layak (ayam jantan) atau telur (betina). Infertilitas mungkin
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 73
juga hasil dari ayam-ayam yang terlalu tua, terutama ayam
pejantan. Untuk sebagian besar spesies, kesuburan akan
menurun tajam setelah sekitar tahun ketiga, dan usia lima
tahun bagi pejantan.
Seekor ayam betina yang terlalu gemuk atau terlalu
kurus atau seekor ayam jantan yang terlalu gemuk memiliki
kemungkinan untuk mengalami masalah kesuburan. Seekor
ayam jantan dengan kaki atau telapak kaki yang cedera
mungkin akan mengalami kesulitan untuk berkembang
biak. Terlalu sering berkumpul/bertemu, antara pejantan
dan betina, juga dapat menyebabkan stres yang mengarah
ke infertilitas.
Nutrisi dapat mempengaruhi kesuburan, begitu juga
dengan penyakit. Masalah parasit, internal atau eksternal,
dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang cukup
mengganggu kesuburan karena dapat mengurangi
frekuensi kawin. Paparan pestisida dan bahan kimia
beracun lainnya, atau, beberapa obat dapat juga
mengurangi kesuburan. Cuaca yang sangat panas atau
dingin dapat mempengaruhi kesuburan, suhu terpanas
adalah antara 55 ° F dan 80 ° F (13-27 ° C).
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 74
Telur yang ditangani secara kasar (kurang hati-
hati), seperti misalnya terguncang saat
pengumpulan atau pemindahan
Telur kotor dicuci dengan air yang terlalu panas
Telur dicuci di tempat yang tidak bersih (kotor)
Telur disimpan terlalu lama sebelum inkubasi
Telur disimpan dalam kondisi yang tidak tepat
sebelum inkubasi
Telur mengalami perubahan suhu yang terlalu
besar
Suhu Inkubator terlalu tinggi saat memulai proses
inkubasi
Indukan terlalu muda atau terlalu tua
Indukan terlalu inbrid
Indukan sakit
Indukan memiliki masalah keturunan
ndukan atau telur terpapar pestisida atau bahan
kimia beracun lainnya
3. Telur tampak gumpalan darah berbentuk cincin
saat diteropong
Sebuah telur subur (fertil) yang sudah memiliki
embrio yang berkembang namun mati setelah 3 hari
pertama masa inkubasi (untuk ayam) biasanya
memiliki lingkaran (cincin) darah tanpa ada embrio
atau embrio yang berkembang namun ukurannya
sangat kecil dari seharusnya dan embrio mati sebelum
mata terbentuk. Telur dalam kategori seperti dibawah
ini presentase-nya sangat besar untuk masuk dalam
katagori telur tidak subur (infertil):
Telur disimpan terlalu lama sebelum inkubasi
Telur disimpan dalam kondisi tidak tepat sebelum
inkubasi
Suhu Inkubator saat mulai terlalu tinggi atau
terlalu rendah
Telur yang penanganannya kasar (tidak hati-hati)
selama pengumpulan atau transportasi
Telur mengalami perubahan suhu terlalu ekstrem
sebelum inkubasi
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 75
Telur terpapar pestisida atau bahan kimia beracun
lainnya
4. Gagal Menetas
Salah satu hal yang paling menyedihkan selama
masa inkubasi adalah mendapatkan embrio mati sebelum
waktunya mereka menetas. Beberapa keturunan terkenal
sulit untuk menetas. Sebrights, misalnya, sulit untuk
menetas, dan anak-anak ayamnya umumnya kurang tahan
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 76
banting. Bantams cenderung bertelur yang berbentuk
bulat, sehingga sulit untuk menentukan di mana sel
(kantung) udara berada. Beberapa telur memiliki beberapa
embrio genetik yang abnormal, akan tetapi apabila jumlah
embrio yang mati cukup tinggi atau tanpa penetasan sama
sekali, itu merupakan pertanda buruk.
Sebagian besar alasan mengapa embrio mati pada
pertengahan periode inkubasi juga terkait dengan
kematian embrio pada tahap akhir inkubasi. Penyebab
umum kematian embrio selama periode akhir meliputi:
Telur disimpan terlalu lama sebelum inkubasi
Telur didinginkan (kedinginan) selama pemindahan
dari inkubator ke penetasan
Telur dibalik terlalu lama atau terlambat dipindahkan
ke penetasan
Inkubator atau mesin penetas dibuka terlalu sering
selama masa penetasa
Peletakan Embrio tidak benar selama masa penetasan
(malpositioning)
Terjadinya kembar dalam telur (kuning telur dobel)
Kualitas cangkang buruk, yang mungkin disebabkan
oleh usia telur, penyakit, atau defisiensi diet
Telur tidak mengandung nutrisi yang cukup karena
dihasilkan dari indukan yang kurang gizi
Kelainan genetik
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 77
Suhu terlalu rendah selama inkubasi
Suhu terlalu tinggi selama masa penetasan
Ventilasi tidak memadai selama masa penetasan
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 78
dan terselip di bawah sayap kanan dengan paruh
menunjuk ke arah kantung udara.
Kemungkinan terjadinya maloisisi, dimulai dengan
yang paling umum, yang salah satunya adalah letak paruh
diatas atas sayap kanan; kaki diatas kepala; kepala di
antara paha; kepala di bawah sayap kiri; kepala di ujung
kecil telur; kepala tidak mengarah pada kantung udara.
Beberapa variasi faktor tersebut bisa mematikan; yang lain
tidak.
Gagal menetas karena malposisi jumlahnya kurang
dari 2% dari telur yang ada dalam masa inkubasi.
Persentase lebih besar bisa terjadi bila terjadi masalah
seperti:
Telur berbentuk bulat
Telur ukurannya lebih besar dari normal
Telur dengan ujung runcing ke atas
Pengoperasian inkubator yang tidak benar (suhu,
kelembaban, ventilasi), yang mengakibatkan
perkembangan kantung udara yang tidak memadai
Suhu terlalu rendah selama masa penetasan
Induk ayam sudah tua, sehingga kualitas shell yang
buruk
Ayam indukan kekurangan gizi (vitamin), terutama
vitamin A dan B12
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 79
9. Terlambat Menetas
Embrio sehat yang diinkubasi dalam kondisi ideal
umumnya menetas sesuai jadwal, atau kadang-kadang
sedikit lebih cepat dari jadwal. Ketika waktu menetas-nya
sangat terlambat, Anda akan langsung mengira bahwa
Anda telah kehilangan semuanya, tapi sesungguhnya
belum tentu demikian. Serangkaian masalah saat listrik
mati juga bisa membuat telur menetas tertunda beberapa
hari; namun ternyata hal yang luar biasa terjadi dan anak
ayam tetap bisa menetas dan hadir ke dunia. Penyebab
terjadinya leterlambatan menetas meliputi:
Ukuran telur besar
Telur disimpan terlalu lama sebelum di inkubasi
Suhu terlalu rendah selama masa inkubasi
Kelembaban terlalu tinggi selama masa inkubasi
Embrio lemah, yang dapat memiliki berbagai
penyebab termasuk masalah gizi
Indukan terlalu tua
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 80
cangkang dan residu penetasan. Pada akhirnya nanti,
lendir pekat ini akan terkelupas, tetapi Anda bisa
membantu mengelupasnya dengan menggunakan tangan
Anda sendiri.
Lakukan dengan lembut tapi cepat, bilas burung
dengan air keran hangat. Beberapa orang
menenggelamkan burung sampai ke leher di wastafel atau
mangkuk. Sebaiknya gunakan air hangat suam-suam kuku
dari aliran keran. Waktu untuk membersihkan masing-
masing Kuri tidak boleh lebih lama dari waktu normal yang
Anda butuhkan untuk mencuci tangan.
Setelah lendir pekat telah dibersihkan dari tubuh
bayi ayam (Kuri), bungkus bayi tersebut dengan handuk
penyerap yang bersih hingga kering. Lalu kembalikan bayi
ayam ke dalam incubator untuk menghindari dari dingin
sementara mengeringkan tubuh.
Penyebab Kuri (bayi ayam yang baru menetas) lengket
diantaranya adalah:
Telur disimpan terlalu lama sebelum inkubasi
Ukuran telur lebih besar dari normal untuk
berkembang biak
Suhu terlalu rendah selama inkubasi
Kelembaban terlalu rendah selama inkubasi atau masa
menetas
Ventilasi tidak memadai selama masa menetas
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 81
penyimpanan telur dan kualitas telur yang buruk, dan
keduanya dapat mengakibatkan membran cangkang
menjadi kering.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 82
tingkat kehilangan air dari telur menjadi lebih tinggi,
memperlambat tingkat metabolisme embrio ‘, dan
mengurangi laju pertumbuhan
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 83
18. Kuri lembek
Seekor Kuri yang lembek biasanya memiliki tubuh
yang besar, lembab, dan halus; memiliki perut yang besar
dengan pusar yang belum sembuh; dan biasanya lesu.
Jika baunya juga buruk, itu berarti ia memiliki infeksi
bakteri omphalitis, atau penyakit ayam lembek.
Penyebab Kuri lembek meliputi:
Suhu terlalu rendah selama inkubasi
Kelembaban terlalu tinggi selama inkubasi atau
menetas
Ventilasi yang kurang
Kontaminasi dalam inkubator dari telur kotor atau
karena tidak membersihkan dan mensterilkan
incubator setelah penetasan sebelumnya.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 84
pengoperasioan mesin inkubator tentu saja dapat
mempengaruhi pertumbuhan. Suhu yang terlalu tinggi
mempercepat pertumbuhan dan dapat mengakibatkan
masalah pada otak, serta satu atau kedua mata hilang.
Suhu terlalu rendah, atau pendinginan telur unggas terlalu
lama, juga dapat menghambat pertumbuhan.
Deformitas atau cacat mungkin saja timbul akibat
dari indukan yang mungkin usianya terlalu tua, faktor
keturunan dalam berkembang biak atau regangan,
penyakit, atau diet. Embrio memperoleh nutrisi yang
diperlukan dari seluruh bagian telur: kuning, putih, dan
cangkangl. Bila terjadi kekurangan protein, vitamin, dan
mineral pada makanan yang dimakan oleh indukan nutrisi
yang tersedia dari telur mereka tidak cukup untuk embrio
tumbuh dengan tepat, sehingga menyebabkan cacat gizi.
adalah sumber utama kontaminasi pada inkubator, luangkan waktu
untuk membersihkan inkubator secara menyeluruh setelah setiap
menetas.
Pada akhir setiap musim menetas, lakukan pembersihan
menyeluruh pada mesin inkubator. Pembersihan dan disinfeksi tidak
akan menghancurkan semua organisme penyebab penyakit tapi akan
membuat lingkungan yang baik bagi telur dan Kuri berikutnya yang
akan hadir pada incubator. Jika menunda pembersihan, maka mesin
inkubator akan memiliki lebih banyak mikroba yang bercampur dengan
bulu dan kotoran lainnya.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 86
sakit. Paratifoid, adalah penyakit lain yang disebabkan oleh
Salmonella, namun jenis yang satu ini lebih sulit untuk dideteksi.
Selain itu, telur dari indukan yang telah sembuh dari
penyakit tetap mungkin menjadi telur yang tidak subur (infertile),
karena beberapa penyakit dapat menyebabkan kerusakan
permanen pada ovarium. Penyakit yang menyebabkan ketidak
suburban telur diantaranya adalah penyakit kronis pernapasan,
coryza menular, bronkitis menular, penyakit Marek, dan penyakit
endemik Newcastle (ringan). Tetapi untuk membuat kita sadar
adanya kemungkinan penyebab-penyebab yang harus diketahui
agar tidak mengalami tingkat kematian yang tinggi pada embrio
atau Kuri. Untungnya, penyakit ini tidak menjadi masalah pada
peternakan berskala kecil. Penyebab dari daya tetas yang rendah
pada peternakan macam ini lebih mungkin karena gizi buruk.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 87
Setiap unggas (ayam) memiliki kombinasi gen dominan
dan resesif. Ketika gen dominan dipasangkan dengan gen resesif,
gen dominan membayangi atau memodifikasi gen resesif, dan
sifat dominan berlaku. Cacat herediter (bawaan) disebabkan oleh
gen resesif yang menjadi kuat saat dua ayam yang membawa
gen resesif yang sama dikawinkan.
Memunculkan sifat resesif dapat menjadi hal yang baik
atau buruk. Jika sifat resesif yang diinginkan, maka ini yang akan
mendorong kita untuk meperolehnya. Jika itu bukan yang
diinginkan, kita akan menyingkirkannya. Hal yang paling mungkin
untuk dilakukan adalah dengan mempertahankan keragaman
genetik yang cukup untuk mencegah konsentrasi resesif yang
tidak diinginkan pada indukan kita.
Tidak semua sifat dikendalikan oleh gen dominan atau
resesif melainkan dengan kombinasi gen. Contohnya adalah
rumplessness, fitur genetik kompleks yang khas dari Araucanas
tapi kadang-kadang muncul pada jenis ayam lainnya.
Rumplessness ditentukan oleh interaksi antara banyak gen yang
berbeda. Semakin inbrida indukan, semakin besar kemungkinan
untuk memunculkan sifat resesif.
4. Kawin sedarah
Perkawinan sedarah yang terus menerus atau dalam jarak
waktu yang dekat menyebabkan fenomena yang dikenal sebagai
perkawinan sedarah depresi, dan daya tetas rendah biasanya
merupakan tanda awalnya. Kemudian tanda-tanda lainnya adalah
lebih sedikit telur ditetaskan dan Kuri yang mungkin atau mungkin
saja tidak mati segera setelah ditetaskan.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 88
VIII. PEMELIHARAAN KESEHATAN AYAM
Vaksinasi yang biasa dilakukan untuk ayam lokal adalah
seperti tertera pada Tabel 21, yaitu vaksinasi Marek’s
terhadap virus Marek’s, vaksinasi ND-IB untuk menangkal
penyakit tetelo dan infeksi saluran pernafasan dan vaksinasi
IBD untuk menangkal penyakit gumboro.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 90
1) Ketepatan pemberian vaksin
Pemberian vaksin dilakukan dengan cara suntik, tetes
mata atau hidung serta dengan cara memberikan pada air
minum ayam. Pemberian vaksin dapat dilakukan juga dengan
cara menyemprot dengan alat semprot agar terhirup oleh
ayam. Namun tidak semua vaksin untuk ayam baik untuk
ayam (jenis dan fungsinya) maka dari itu kita harus teliti
mengenai jenis dan vaksin apa yang harus diberikan untuk
ayam kita.
Vaksin diberikan agar masuk ke dalam tubuh ayam.
Jika kondisi vaksin tersebut rusak maka tindakan vaksinasi
adalah sia-sia dan terlebih lagi jangan sampai ayam tidak
kebal tetapi malah akan menjadi pembawa penyakit baru dan
bahkan mati. Jadi pastikan kondisi vaksin dalam keadaan steril
dan masih baik.
2) Waktu pemberian vaksin ayam
Waktu pemberian vaksin sesuai dengan jadwal yang tertera di
table dan caranya juga sesuai rekomendasi.
3) Cara Tepat memberikan vaksin
Jangka waktu pemberian vaksin diberikan paling lama
setelah 2 jam diencerkan.Setelah 2 jam vaksin sudah tidak
efektif. Apabila dalam pemberian vaksin mengalami kejadian
air pengencer vaksin kurang atau tumpah, bisa diganti dengan
air kelapa muda, dosis disesuaikan.
2. Penyakit-penyakit ayam
Walaupun upaya pencegahan terhadap masuknya penyakit
dilakukan, namun ada perlu juga kita mengenal berbagai ciri atau
gejala penyakit-penyakit, baik itu penyebab danupaya pengobatannya.
Berbagai obat kimiawi diperkenalkan dan diaplikasikandengan
menunjukkan kesembuhan ternak dari berbagai seranganpenyakit.
Namun tentunya banyak juga dipraktekkanpenggunaan obat-obat
tradisional di pedesaan untuk mencegah bahkanmenyembuhkan dari
serangan penyakit-penyakit tertentu.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 91
Apabila gejala salah satu atau beberapa penyakit ini timbul terus
setelah diupayakan diobati, maka sangat dianjurkan untuk
berkonsultasi dengan mantri kesehatan atau bila perlu dokter hewan
atau bisa juga berkorespondensi denganlembaga-lembaga yang
bekerja di bidang kesehatan ternakatau hewan.
a. Penyakit tetelo
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 92
b. Penyakit pilek (coryza)
Penyakit pilek ini biasa disebut penyakit snot. Penyakitdapat
menyerang semua umur dan cepat menular denganganas melalui
udara, kontak langsung dengan ayam terserangpenyakit, binatang lain
sebagai carrieryang datang singgah dikandang, dan bisa melalui
makanan dan minuman.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 93
C. Penyakit pernafasan (CRD = cronic respiratory disease)
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 94
d. Flu burung
Flu burung atau Avian Influenza
(AI)adalah suatu penyakitmenular
disebabkan oleh virus H5N1.
Penyakit ini dapatmenyebabkan
kematian unggas secara mendadak
danmenyebar dengan cepat. Ayam,
itik, kalkun, burung-burung liardan
sebagainya beberapa binatang lain
termasuk manusiadapat terkena
infeksi dan menyebabkan kematian.
Karakteristik virus flu burung adalah dapat bertahan dalam
kotoran unggas dan lingkungan (air dan tanah) dalam waktu beberapa
minggu dan lebih lama lagi pada suhu dingin, namunmati segera
setelah dipanaskan.
Gejala klinis yang sering ditemukan pada ayam/unggas yang terjangkit
flu burung, antara lain:
Jengger dan pial membengkak dengan warna kebiruan;
Perdarahan merata pada kaki yang berupa bintik-bintik
merah(ptekhi) atau ada sering disebut juga ”kaki kerokan”;
Adanyacairan pada mata dan hidung (gangguan pernapasan);
Keluar cairan eksudat jernih hingga kental dari rongga mulut;
Diare; Haus berlebihan; Kerabang telur lembek;
Tingkat kematian sangat tinggi mendekati 100% (kematian
dalam waktu 2 hari, maksimal 1 minggu).
Media penyebarandan penularan dapat melalui: (a) Kotoran
unggas; (b) Saranatransportasi ternak; (c) Peralatan kandang
yang tercemar; (d)Pakan dan minum unggas yang tercemar; (e)
Pekerja dipeternakan; (f) Burung.
Penyebabpenyakit ini adalah virus H5N1, yang dapat ditemukan
dalamlendir, dan kotoran ayam. Prinsip dasar yang diterapkan dalam
pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan Avian Influenza
atau flu burung ini, adalah: (a) Mencegah kontak antara hewan
peka dengan virus AI, (b) Menghentikan produksi virus AI olehunggas
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 95
tertular (menghilangkan virus AI dengan dekontaminasi/
disinfeksi), (c) Meningkatkan resistensi (pengebalan) denganvaksinasi,
(d) Menghilangkan sumber penularan virus, dan (e)Peningkatan
kesadaran masyarakat (public awareness).
Dalam pelaksanaannya, dapat dilakukan melalui 9
tindakanyangmerupakan satu kesatuan satu sama lainnya yang
tidakdapat dipisahkan, yaitu: (a) Peningkatan biosekuriti; (b)Vaksinasi;
(c) Depopulasi; (d) (pemusnahan terbatas atauselektif) di daerah
tertular; (e) Pengendalian lalulintas keluarmasuk unggas; (f)
Surveillans dan penelusuran (tracking back);(g) Pengisian kandang
kembali (restocking); (h) Stamping out(pemusnahan menyeluruh) di
daerah tertular baru; (i)Peningkatan kesadaran masyarakat (public
awereness); (j)Monitoring dan evaluasi; (k) Jagalah agar ternak
unggas dalamkondisi baik, antara lain, mempunyai akses ke air bersih
danmakanan yang memadai, kandang yang memadai,
menerimaproduk-produk yang bebas cacing dan sudah divaksinasi; (l)
Jagalah ternak agar selalu berada di lingkungan yangterlindung; (m)
Periksalah barang-barang yang masuk ke dalam
peternakan.
Yang harus dilakukan untuk melindungi peternakan pada
saat terjadi wabah AI di sekitar peternakan: (a) Peliharalah
ternak ditempat yang terlindungi; (b) Jangan membeli ataumenerima
hewan baru ke dalam peternakan; (c) Batasi dankendalikan orang
yang masuk ke peternakan; (d) Sapu pekarangan, bersihkan kandang,
peralatan, sepeda motorsecara berkala; (e) Simpan pupuk kandang
(jauhkan darikolam, sumur dan lain-lain).
e. Penyakit cacingan
Ayam-ayam kampung yang diumbar dan dipelihara dalam
kandang dengan lantai tanah bukan panggung, sangat mudah
terkena penyakit cacingan. Telur cacing dapat mudah termakan
oleh ayam pada waktu mencari makan di halaman ataupun di
kandang, sehingga untuk sistem pemeliharaan diumbar atau
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 96
kandang ren pecegahan sepenuhnya terhadap penyakit cacing
ini kemungkinan besar tidak akan tercapai.
Gejala penyakit terlihatAyam lesu, tidak bergairah, mencret berlendir,
induk-induk berhenti produksi. Nafas terengah-engah padaayam yang
terserang cacing saluran pernafasan. Gejala di atasbisa terjadi pada
semua umur ayam.
Penyebab, pencegahan dan pengobatan.
Dua jeniscacing yang sering ditemukan, yaitu cacing bulat-
panjang,dinamakan Ascaris galli, yang dewasa panjangnya sekitar 5-
11cm berwarna putih kekuningan. Cacing Ascaris ini tinggaldalam usus
ayam mencuri zat-zat makanan. Kedua adalahcacing saluran
pernafasanSyngamus trachea. Cacing yangselalu berdempetan yang
jantan dan betinanya, berukurandewasa 2 cm untuk yang betina, si
jantan berukuran lebih kecil.Cacing ini berwarna merah. Cacing
Syngamus ini mencuri zatzat makanan dari saluran pernafasan dan
menyebabkan lukaluka berlendir pada saluran pernafasan.
Pencegahan yang utama adalah sanitasi kandang
denganmembersihkan sesering mungkin kotoran, kotoran ayam,karena
mekanisme penularannya melalui telur-telur cacingyang keluar
bersama kotoran, kemudian termakan oleh ayamlain. Penyemprotan
kandang dengan desinfektan secara teratursangat dianjurkan. Program
pemberantasan dapat dilakukandengan memberikan obat cacing
Peperazin secara teratur,sesuai saran yang dianjurkan.
Pengobatan untuk ayam yang terserang dilakukan denganmemberikan
obat cacing dengan dosis pengobatan. Ayamterserang penyakit cacing
ini sebaiknya dipisahkan dari ayamayam yang sehat. Pemberian
suplemen vitamin untuk ayamterserang dianjurkan untuk memperkuat
tubuh.
f. Penyakit cholera
Penyakit ini dikenal juga dengan penyakit berak hijau dan
menyerang semua umur ayam. Penyakit cukup berbahaya
karena dalam waktu singkat dapat memusnahkan semua ayam
yang dipelihara.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 97
Gejala : Ayam lesu, nafsu makan berkurang, bobot ayammerosot
drastis, sesak nafas dan kadang-kadang ngorok,terdapat lendir kental
keluar dari paruh dan hidung. Jenggerdan pialnya biru kadang-kadang
membengkak. Kotorannyamula-mula encer berwarna putih, kemudian
kekuningan danakhirnya berwarna hijau. Induk-induk ayam berhenti
berproduksi telur.
Penyebab, pencegahan dan pengobatan
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 98
Gejala. Nafsu makan berkurang, tubuh ayam lemah, bulukusam
sayap menggantung, kotoran mencret berwarna putihdan lengket,
banyak melekat pada bulu-bulu sekitar dubur.Penyerangan pada anak
ayam menyebabkan kematian tinggi.Pada pemeriksaan bedah bangkai
terlihat peradangan padasaluran percernaan, hati bengkak, jantung
bercak-bercak putih.
Penyebab, pencegahan dan pengobatan.
Sanitasikandang dan peralatan dengan membersihkan sesering
mungkinkotoran dari kandang dan mencuci tempat minum pakan, di
samping secara teratur dilakukan penyemprotan kandang.
h. Penyakit coccidiois (berak darah)
Penyakit dikenal dengan penyakit
berak darah. Penyakit ini sangat
dikenal di peternak-peternak ayam
karena kejadiannyasering dan sering
memakan korban banyak anak-anak
ayamdibawah umur 2 bulan,
meskipunpenyakit ini dapat
jugamenyerang ayam-ayam dewasa.
Gejala. : Ayam lemah, lesu, nafsu makan berkurang. Bulukusam,
sayap menggantung bahkan bulu-bulu berdiri sepertikedinginan. Posisi
ayam berdiri sering membungkuk sepertimenahan sakit perut. Kotoran
encer berwarna merah, kemudianmenjadi merah kehitaman.
Pengamatan bedah bangkai terlihatradang usus halus atau usus buntu
dengan pendarahan yangjelas terlihat.
Penyebab, pencegahan dan pengobatan.
Penyebab penyakit ini adalah protozoa coccidian, yang cepat menular
terutama pada kondisi cuaca basah atau lembap. Protozoa ini
menyerang sel-sel mukosa usus dan menimbulkan peradangan dan
pendarahan.
Pencegahan dilakukan terutama dengan sanitasi kandang,dijaga agar
kotoran tidak mencemari pakan dan air minum.Pemberian suplemen
vitamin pada cuaca lembap dapatmeningkatkan ketahanan tubuh
ayam. Pemberian obat antikoksidiosis pada anak-anak ayam umur 7
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 99
hari dapatmengurangi serangan penyakit kemudian diulang lagi
dandiwaktu terjadi wabah, seluruh ayam dapat diberi
obatkoksidiosistat sesuai dosis yang dianjurkan.Pengobatan pada
ayam-ayam yang terserang dapatdilakukan dengan memakai obat-
obat tersedia di toko ungags dengan dosis dan pemberian sesuai
anjuran. Ayam-ayam sakittersebut diisolir dari ayam sehat, kandang
ayam yang sakitsebaiknya setiap hari dibersihkan. Pemberian pakan
dengangizi baik pada ayam-ayam sakit dapat memperkuat tubuh.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 100
membubuhkan iodium. Ayam sakit kemudian diberi pakan yang
baik cukup gizi. Pengobatan dilakukan sampai sembuh dan
baru boleh dicampur dengan ayam-ayam yang sehat.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 101
IX. ANALISIS KELAYAKAN USAHATERNAK PERBIBITAN
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 102
Tabel 22. Kebutuhan investasi dan perhitungan nilai penyusutan
Harga Jumlah Umur Nilai Nilai
Jumlah
No Komponen Satuan per Satuan Biaya Ekonomis Penyusutan Sisa Proyek
Fisik
Rp Rp (tahun) Rp Rp
1 Bangunan m2
Kandang layer m2 1 579,006,009 579,006,009 25 22,160,240 25,000,000
Kandang broder 1 353,016,443 353,016,443 25 13,320,658 20,000,000
2 Tanah Unit 0 - 0
3 Alat dan Mesin Unit 0 - 0
Setter Unit 1 40,000,000 40,000,000 10 3,800,000 2,000,000
Hatcher Unit 1 40,000,000 40,000,000 10 3,800,000 2,000,000
4 Egg Tray Unit 50 50,000 2,500,000 2 1,250,000 0
5 Timbangan pakan Unit 1 2,500,000 2,500,000 5 500,000 0
6 Timbangan telur Unit 1 500,000 500,000 5 100,000 0
7 Rak panen Unit 50 100,000 5,000,000 3 1,666,667 0
8 Pemanas Unit 1 1,000,000 1,000,000 3 333,333 0
9 Tempat Pakan Unit 8 50,000 400,000 2 200,000 0
10 Tempat Minum Unit 8 50,000 400,000 2 200,000 0
11 Meubel Unit 1 1,500,000 1,500,000 5 300,000 0
12 Cangkul Unit 2 100,000 200,000 2 100,000 0
13 Sekop Unit 2 100,000 200,000 2 100,000 0
14 Selang Unit 1 200,000 200,000 2 100,000 0
15 Ember Unit 2 50,000 100,000 1 100,000 0
16 Pompa 1 650,000 650,000 3 216,667 0
17 Toren 1 1,500,000 1,500,000 5 300,000 0
18 Argo 1 750,000 750,000 3 250,000 0
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 103
Tabel 23. Analisis Kelayakan Usaha PerbibitanAyam KUB-Sensi
Tahun
No Uraian
0 1 2 3 4 5
A Arus Masuk
a. Investasi 1,029,422,453
B Arus Keluar
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 104
C Arus Bersih (NCF) - 126,941,498 154,770,159 193,368,108 152,303,492 152,820,159
CASH FLOW UNTUK
D MENGHITUNG IRR (1,029,422,453) 126,941,498 154,770,159 193,368,108 152,303,492 152,820,159
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 105
Lanjutan
Tahun
No Uraian
6 7 8 9 10
A Arus Masuk
1. Total Penjualan 504,700,000 520,700,000 520,700,000 504,700,000 520,700,000
3. Modal Sendiri
a. Investasi
b. Modal Kerja
4. Nilai Sisa Proyek
Total Arus Masuk 520,700,000 520,700,000 504,700,000 520,700,000 520,700,000
Arus Masuk perhitungan IRR 520,700,000 520,700,000 504,700,000 520,700,000 520,700,000
B Arus Keluar
1. Biaya Investasi 12,166,667 11,650,000 1,300,000 14,116,667 9,700,000
2. Biaya Variabel 317,681,736 317,681,736 265,272,384 317,681,736 317,681,736
3. Biaya Tetap 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000
6. Pajak 26,009,508 20,548,105 20,548,105 26,009,508 20,548,105
Total Arus Keluar 310,581,892 370,346,508 365,929,841 311,331,892 368,396,508
Arus Keluar perhitungan IRR 310,581,892 370,346,508 365,929,841 311,331,892 368,396,508
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 106
IRR (%) 9.06
Net B/C (unit) 1.15
PBP (tahun) 8.4
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 107
Usaha ternak perbibitan ayam KUB memiliki dua sumber
pendapatan yaitu penerimaan utama dari penjualan DOC dan
penerimaan sampingan. Penerimaan sampingan berasal dari penjulan
telur yang tidak lolos seleksi untuk ditetaskan dan penjualan ayam
afkir. Jumlah penerimaan utama berasal dari penjualan DOC PS KUB
sebanyak 3500 ekor/bulan dengan nilai jual sebesar Rp 12.000/ekor.
Penjualan dilakukan langsung dikandang sehingga peternak tidak
mengeluarkan biaya transportasi untuk pengiriman DOC hingga ke
konsumen. Olehkarena itu peternak akan memperoleh penerimaan
sebesar Rp 42 juta/bulan atau Rp 504 juta/tahun.
Selain memperoleh penerimaan penjualan maka peternak juga
harus mengeluarkan biaya produksi DOC yang terdiri dari biaya
variabel dan biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya yang
pengeluarannya berbanding lurus dengan jumlah populasi ayam
seperti biaya pakan, vitamin, obat-obatan, vaksin dan tenaga kandang.
Adapun biaya tetap adalah biaya yang pada jangka pendek, jumlah
yag dikeluarkan tetap sama berapapun jumlah populasi ayam yang
dipelihara. Berdasarkan kebutuhan pakan 130gr/ekor/hari maka
dibutuhkan pakan sebanyak 3.136 kg/bulan dengan nilai sebesar Rp
15.7 juta atau setara Rp 185 juta/tahun dan apabila dijumlahkan
dengan biaya variabel lainya maka dapat mencapai Rp 317 juta/tahun.
Disisi lain peternak juga harus menanggung biaya tetap yang meliputi
nilai penyusutan bangunan, mesin, peralatan dan listrik dengan nilai
sebesar Rp 66 juta/tahun. Dengan demikian total biaya yang
dikeluarkan dapat mencapai Rp 383 juta/tahun.
Tabel 23 menunjukan bahwa berdasarkan analisis laba/rugi
maka usahaternak perbibitan ayam KUB layak diusahakan karena pada
tahun ke-1 usahaternak perbibitan memiliki nilai positif yaitu mencapai
Rp 126 juta. Demikian halnya, analisis kelayakan usaha menunjukan
bahwa NPV yang diperoleh pada masa analisis periode 10 tahun
menunjukan nilai positif yaitu sebesar Rp 158,712,645 dengan nilai
IRR sebesar 9.06%, dimana nilai ini lebih tinggi dibandingkan tingkat
suku bunga KUR 6%. Adapun pay back period dari usahaternak
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 108
menunjukan nilai 8.4 tahun sehingga pada jangka waktu tersebut
biaya investasi yang dikeluarkan telah kembali kepada peternak.
Hasil analisis kelayakan usaha menunjukan usaha perbibitan
ayam KUB layak diusahakan karena memiliki indikator kelayakan yang
positif sehingga patut dilakukan oleh calon peternak.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 109
DAFTAR PUSTAKA
https://agroprobiotik.com/biotogold-panduan-cara-ternak-ayam-
broiler-2/diakses 10 Mei 2018
http://blogternakayam.blogspot.com/2014/09/cara-budidaya-ayam-
dengan-sistem.html. Diakses tanggal 1 Mei 2018.
https:// tetasan.com/penyebab-kegagalan/ diakses pada tanggal 28
oktober 2019
http://rulidomot.blogspot.com/2013/02/menetaskan-telur-
unggas.html/ diakses pada tanggal 25 Oktober 2019
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 110
Poultry meat and egg
production. New York (USA): AVI Book.
Teknik Perbibitan Ayam Kub‐Sensi 111