Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
Inovasi Teknologi Pertanian Modern Mendukung
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Jilid 1
Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi
Komoditas Tanaman Pangan
Kementerian Pertanian
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu
Kerjasama dengan
FAPERTA Universitas Bengkulu
FAPERTA Universitas Muhammadyah Bengkulu
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Statistik Daerah Provinsi Bengkulu
Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI)
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
Inovasi Teknologi Pertanian Modern Mendukung
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Jilid 1
Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi
Komoditas Tanaman Pangan
Tim Penyunting :
Dedi Sugandi
Umi Pudji Astuti
Supanjani
Eva Oktavidiati
Shannora Yuliasari
Ahmad Damiri
Ruswendi
Sri Suryani M Rambe
Redaksi Pelaksana :
Taufik Hidayat
Taupik Rahman
Desain/Tata letak :
Agus Darmadi
ISBN 978-602-9064-36-0
Diterbitkan oleh:
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Balitbangtan Bengkulu
Jl. Irian Km 6,5 Bengkulu 38119
Telp: (0736) 23030, Fax: (0736) 345568
E-mail:bptp-bengkulu@litbang.pertanian.go.id
Hak cipta ada pada penulis, tidak diperkenankan memproduksi sebagian atau keseluruhan isi
prosiding ini dalam bentuk apapun tanpa izin dari penulis.
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
KATA PENGANTAR
Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian kedepan akan semakin beragam
dan komplek, untuk itu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) dituntut untuk mampu
melaksankan seluruh program kerjanya untuk mendukung empat suskes kementerian pertanian dengan
melakukan koordinasi, sinkronisasi dan sinergi dengan Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi,
BUMN/swasta dan petani pengguna. Untuk itu, melalui penyelengggaraan seminar inovasi ini
diharapkan menjadi momentum yang tepat untuk penyebarluasan hasil-hasil penelitian, pengkajian,
pengembangan dan penerapan (litkajibangrap) BPTP Bengkulu, maupun lembaga-lembaga penelitian
lainya yang ikut serta dalam kegiatan ini.
Seminar Nasional dengan tema “Inovasi Teknologi Pertanian Modern Mendukung
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan”, yang telah diselenggarakan pada tanggal 8 November 2016
bertujuan untuk menyebarluaskan inovasi hasil penelitian, pengkajian dan diseminasi teknologi
pertanian spesifik lokasi kepada seluruh pemangku kebijakan bidang pertanian dan pengguna di
Provinsi Bengkulu, serta publikasi imiah dalam bentuk prosiding makalah yang disajikan pada saat
seminar. Seminar Nasional ini terselenggara atas kerjasama antara Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Bengkulu - Badan Penelitian dan Pengembangangan Pertanian, Universitas Bengkulu,
Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Badan Penelitian Pengembangan dan Statistik Daerah Provinsi
Bengkulu dan Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI).
Makalah yang telah dipresentasikan dan memenuhi syarat, diterbitkan dalam prosiding
seminar. Prosiding dibagi menjadi 3 (tiga) jilid buku yang memuat makalah dalam bidang (1)
Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi Komoditas Tanaman Pangan, (2) Pengkajian Teknologi
Spesifik Lokasi Komoditas Perkebunan dan Hortikultura, (3) Pengkajian Teknologi Spesifik
Lokasi Komoditas Peternakan dan Lainnya. Apresiasi dan ucapan terimakasih kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah berpartisipasi menyumbangkan pikiran, tenaga dan waktunya selama
penyelenggaraan seminar maupun dalam proses penyelesaian prosiding ini. Semoga buku prosiding ini
bermanfaat bagi pembaca dan pengambil kebijakan.
iii
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kehadhirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kita masih diberi kesehatan dan kesempatan sehingga dapat hadir pada acara
Ekspose Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik di Provinsi Bengkulu.
Bapak Kepala Balitbangtan yang kami mulyakan dan Bapak/Ibu hadirin yang kami hormati,
Pembangunan Pertanian Nasional tidak lepas dari pengaruh global menuju pertanian modern
(modern agriculture). Ketahanan pangan, bioenergi, pelestarian lingkungan, dan peningkatan
kesejahteraan petani adalah tujuan utama pembangunan pertanian yang perlu terus dilanjutkan.
Pertanian modern merupakan suatu cara optimalisasi usahatani untuk menghasilkan bahan pangan
yang bermutu, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, termasuk inovasi teknologi pertanian agar
berjalan lebih efektif dan efisien. Teknologi pertanian yang inovatif tidak hanya bertujuan untuk
peningkatan produksi, tetapi juga meningkatkan kualitas dengan melakukan pengolahan terhadap
produk pertanian.
Posisi Balitbangtan akan semakin strategis dalam pembangunan pertanian nasional dengan
adanya koordinasi dan dukungan intensif lintas sektoral. Hasil inovasi teknologi harus didiseminasikan
secara aktif, dimana harus melibatkan peneliti/penyuluh ataupun Perguruan Tinggi sebagai bagian dari
diseminasi aktif yang progresif. Untuk itu Badan Litbang Pertanian melalui BPTP Bengkulu
menyelenggarakan kegiatan Ekspose Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik di Provinsi Bengkulu,
bekerjasama dengan Universitas Bengkulu, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Badan Penelitian,
Pengembangan dan Statistik Daerah Provinsi Bengkulu, dan Perhimpunan Agronomi Indonesia.
Melalui kegiatan ini diharapkan terbangunnya komunikasi dan umpan balik antara pakar, peneliti,
penyuluh, akademisi, petani, praktisi dan penentu kebijakan lainnya dalam mempercepat pencapaian
diseminasi inovasi teknologi pertanian di Provinsi Bengkulu.
iv
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Modern Menuju Pembangunan Pertanian Berkelanjutan” yang dilaksanakan pada hari ini, tanggal 8
November 2016, (2) Pengukuhan Pengurus Komisariat Daerah Bengkulu Perhimpunan Agronomi
Indonesia (PERAGI) Masa Bhakti 2016 - 2019, yang dilaksanakan pada hari ini tanggal 8 November
2016, dan (3) Gelar Teknologi dan Temu Lapang Inovasi Teknologi Model Sistem Pertanian
Bioindustri, yang dilaksanakan pada tanggal 9 November 2016, di Kabupaten Seluma.
Kegiatan Ekspose Inovasi Teknologi Pertanian akan dibuka secara resmi oleh Bapak Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian RI, sekaligus sebagai keynote
speaker dengan materi “Inovasi Teknologi Pertanian Modern Menuju Pembangunan Pertanian
Berkelanjutan”.
Pada acara seminar nasional ini akan dipresentasikan 4 makalah utama dengan topik:
1. Arah dan Strategi Pembangunan Pertanian Masa Depan, dalam hal ini akan
disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Pantjar Simatupang (Pusat Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian Kementerian Pertanian RI)
2. Kesiapan Pemerintah Daerah dalam Mendukung Pembangunan Pertanian
Berkelanjutan Berbasis Teknologi Pertanian Modern di Provinsi Bengkulu (Kepala
Bappeda Provinsi Bengkulu)
3. Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
oleh Prof. Dr. Ir. Dwinardi Apriyanto, M.Sc (Guru Besar Universitas Bengkulu)
4. Peran Peragi dalam Mendukung Pembangunan Pertanian yang Berkelanjutan, yang
akan disampaikan oleh Prof. Dr. Alnopri, M.Sc (Ketua Komda PERAGI Bengkulu)
Perlu kami laporkan juga bahwa makalah penunjang yang akan diseminarkan berjumlah 162
makalah. Makalah berupa hasil penelitian/pengkajian, konsep pemikiran/gagasan dalam bentuk review
atau tinjauan, yang terdiri dari beberapa bidang bahasan yaitu bidang tanaman pangan, bidang sosial
ekonomi, diseminasi penyuluhan dan kebijakan, bidang hortikultura, bidang peternakan, perkebunan,
serta pascapanen dan pengolahan pangan. Seluruh makalah tersebut akan dipresentasikan baik secara
oral maupun poster. Seluruh makalah yang akan dipresentasikan pada seminar nasional ini telah
melalui dua kali proses evaluasi yang cukup ketat, yaitu evaluasi tahap abstrak dan evaluasi makalah
lengkap. Proses evaluasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas makalah. Pada awalnya, abstrak
yang masuk berjumlah 278 abstrak. Setelah melalui proses evaluasi, sebanyak 225 abstrak dinyatakan
diterima dengan beberapa saran perbaikan. Pada tahap evaluasi makalah lengkap, sebanyak 162
makalah diterima untuk dipresentasikan dari 184 makalah yang masuk ke panitia. Kami mohon maaf
karena berdasarkan hasil evaluasi tim evaluator ada beberapa makalah yang tidak dapat kami
akomodir dalam seminar nasional ini.
Jumlah peserta yang mengikuti seminar pada saat ini adalah 220 orang, berasal dari berbagai
kalangan yang terdiri dari unsur birokrat, peneliti/penyuluh lingkup Kementerian Pertanian,
Kementerian Ristek, Dosen dan Mahasiswa Perguruan Tinggi, Pengambil Kebijakan, Pemerintah
Daerah, Perwakilan Petani dan Organisasi Profesi, yang berasal dari berbagai wilayah di seluruh
Indonesia antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau,
Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Jambi, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Yogyakarta, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara,
Gorontalo, Bali dan Nusa Tenggara Barat.
Untuk itu kepada para peserta dari luar daerah Bengkulu kami ucapkan Selamat Datang di Kota
Bengkulu.
Pada kesempatan ini juga akan dilaksanakan Pengukuhan Pengurus Komisariat Bengkulu
Perhimpunan Agronomi Indonesia Masa Bhakti 2016 – 2019 oleh Ketua Umum Perhimpunan
Agronomi Indonesia (PERAGI) Pusat Bapak Dr. Ir. Muhammad Syakir, MS. Pembentukan Komda
Bengkulu PERAGI diinisiasi oleh BPTP Bengkulu bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas
Bengkulu dan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Bengkulu, dan telah ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Pusat PERAGI No. 02/SK/PERAGI/KOMDA/IX/2016, pada
tanggal 6 September 2016. Pengurus Komda PERAGI Bengkulu Masa Bhakti 2016 – 2019 terdiri dari
34 orang ahli agronomi yang berasal dari berbagai instansi lingkup Provinsi Bengkulu, antara lain
Perguruan Tinggi, Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, dan BPTP Bengkulu. Kepengurusan Komda
v
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Bengkulu BERAGI meliputi 4 (empat) bidang, yaitu Bidang Penelitian dan Pengembangan,
Pengabdian dan Kerjasama, Komunikasi dan Publikasi, serta Bidang Kajian Kebijakan dan Sertifikasi.
Pada kegiatan Gelar Teknologi dan Temu Lapang Inovasi Teknologi Model Sistem Pertanian
Bioindustri, yang akan dilaksanakan esok hari pada tanggal 9 November 2016, di Kabupaten Seluma,
jumlah peserta yang akan hadir adalah 250 orang, berasal dari Jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten
Seluma, Kepala SKPD di lingkup Pemerintah Provinsi Bengkulu dan Kabupaten/Kota di wilayah
Bengkulu, Penyelia Mitra Tani, Ketua Gabungan Kelompok Tani, dan perwakilan manajemen Hotel
dan Restoran di Kota Bengkulu.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
andil mendukung terselenggaranya kegiatan Ekspose Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik di Provinsi
Bengkulu ini, antara lain kepada: Badan Litbang Pertanian, BBP2TP, segenap panitia seminar dari
BPTP Bengkulu, mitra kerjasama Universitas Bengkulu, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, BPP
Stada Provinsi Bengkulu, dan PERAGI. Demikian juga kami sampaikan terima kasih kepada Santika
Hotel, dan semua pihak yang telah membantu demi suksesnya Ekspose Inovasi Teknologi Pertanian
ini.
vi
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
SAMBUTAN
KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
pada
PEMBUKAAN SEMINAR NASIONAL
INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN MODERN MENDUKUNG PEMBANGUNAN
PERTANIAN BERKELANJUTAN
Bengkulu, 8 November 2016
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua
Yang saya hormati,
Komandan Korem 041 Garuda Emas atau yang mewakili
Kepala Badan Perencana dan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu
Kepala Badan Litbang Statistik Daerah Provinsi Bengkulu
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Universitas Muhammadiyah
Bengkulu, Universitas Dehasen, Universitas Prof. Dr. Ir. Hazairin, dan Universitas
Ratu Samban
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian dan pejabat struktural dan fungsional
lingkup Balitbangtan
Kepala SKPD di lingkup Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/kota se-Provinsi
Bengkulu
Ketua dan Anggota Komda Peragi Provinsi Bengkulu
Narasumber, Peneliti, Dosen, Penyuluh dan Perekayasa, peserta seminar serta hadirin
yang berbahagia.
Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu WaTa’ala,
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita dapat
bertemu dan bersilaturrahmi dalam keadaan sehat wal’afiat, pada acara Ekspose dan Seminar dengan
tema ”Inovasi Teknologi Pertanian Modern untuk Mendukung Pembangunan Pertanian yang
Berkelanjutan”.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, Universitas Bengkulu, Pemprov Bengkulu, khususnya
Badan Perencana dan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu, Badan Litbang Statistik Daerah
Provinsi Bengkulu, Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) atas inisiatif kolaborasi dan
prakarsanya dalam menyelenggarakan acara ini.
vii
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
viii
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
lembaga dan organisasi lain yang mempunyai sifat dan tujuan yang sama, milik pemerintah ataupun
swasta serta menyelenggarakan pertemuan ilmiah di tingkat daerah, nasional, regional maupun
internasional.
Kepala Badan
ix
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
x
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
DAFTAR ISI
KEYNOTE SPEECH
Inovasi Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Kepala Badan Litbang Pertanian............................................................................................................ 1
xi
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
13. Performans Beberapa Varietas Unggul Baru Tanaman Padi Sawah Berdasarkan
Kelayakan Agronomi dan Ekonomi Di Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau
(Dahono dan Yayu Zurriyati) .......................................................................................................... 111
14. Keragaan Empat Varietas Unggul Padi Sawah Irigasi dalam Kegiatan Perbanyakan
Benih di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Sumatera Selatan
(Waluyo) .......................................................................................................................................... 118
15. Perkembangan Teknologi Panen Padi dan Transformasi Kelembagaan (Kasus di
Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma, Bengkulu)
(Andi Ishak) ..................................................................................................................................... 124
16. Pemberian Kapur dan Pupuk Hayati terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai di Lahan
Rawa Lebak Dangkal Bukaan Baru dengan Teknologi Budi Daya Jenuh Air
(Endriani, M. Ghulamahdi, Eko Sulistyono) ................................................................................... 132
17. Pengaruh Kadar Air Gabah terhadap Mutu Fisik Beras pada Beberapa Tipe RMU di
Bone Bolango
(Muhammad Yusuf Antu, Hatta Muhammad, dan Taufik Rahman) ................................................ 141
18. Tingkat Ketahanan Plasma Nutfah Ubi Jalar Lokal Asal Bengkulu terhadap Hama Lanas
(Cylasformicarius) (Hertina Artanti dan Miswarti) ........................................................................ 148
19. Pengolahan Tanah dan Pemberian EM-4 untuk Meningkatkan Produktivitas Padi Gogo
(Marsid Jahari, Saripah Ulpah, Maizar, dan Ade Yulfida) ............................................................. 153
20. Kajian Penerapan Tanam Bibit Padi Secara Mekanik di Kabupaten Karang Anyar
(Ekaningtyas Kushartanti dan Tota Suhendrata) ............................................................................ 161
21. Pengaruh Paket Teknologi Pupuk Hayati terhadap Karakteristik Tanah dan Hasil Padi
Sawah Iskandar
(Ishaq, Oswald Marbun dan Liferdi) ............................................................................................... 169
22. Keragaan Populasi F2 Keturunan Hasil Persilangan Padi Gogo Lokal “Pendek” dengan
Padi IR 78581 pada Beberapa Taraf Cekaman Al (Alumunium)
(Kiky Nurfitri Sari, Catur Herison dan Mohammad Chozin) .......................................................... 177
23. Aplikasi Kompos Janjang Kosong Kelapa Sawit terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Jagung Manis
(Ummul Khair Hade, Fahrurrozi, dan Entang Inoriah) .................................................................. 182
24. Pengelolaan dan Pemasaran Sagu di Sulawesi Tenggara
(Bungati, Siti Rosmana dan Zainal Abidin) ..................................................................................... 190
25. Sebaran Helminthosporium Sigmoideum Penyebab Penyakit Busuk Batang pada
Tanaman Padi di Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta
(Dini Yuliani, Hertina Artanti, dan Sudir)....................................................................................... 199
26. Respon Galur-Galur Harapan Padi terhadap Cekaman Genangan Air di Lahan Pasang
Surut
(Parlin H. Sinaga) ........................................................................................................................... 206
27. Pengaruh Penggunaan Tepung Lokal pada Pembuatan Cookies terhadap Tingkat
Kesukaan Panelis
(Lailatul I, Sri, H., dan Taufik, H.) ................................................................................................. 213
28. Teknologi Budidaya Padi Gogo Menggunakan Varietas Unggul untuk Meningkatkan
Produktivitas pada Lahan Kering di Kabupaten Aceh Timur
(Idawanni, Fenty Ferayanty, dan Emlan Fauzi) ............................................................................. 220
29. Persepsi Petani terhadap Teknologi Padi Sawah Spesifik Lokasi melalui Demonstrasi
Farming di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
(Assayuthi Ma’suf, Sjamsiar, dan Rahmat Oktavia) ...................................................................... 227
30. Identifikasi Residu Endosulfan, Toxapene, dan Mirex di Lahan Sawah, Kabupaten
Wonosobo
(Ina Zulaehah, Sukarjo, dan Prihasto Setyanto) ............................................................................. 234
31. Prospek Penggunaan Indo Jarwo Transplanter pada Lahan Sawah Irigasi di Provinsi
Bengkulu
(Yesmawati dan Wahyu Wibawa) .................................................................................................... 244
32. Kesesuaian Varietas Unggul Baru (VUB) Padi pada Lahan Sawah Irigasi di Lokasi
Pengujian Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu
xii
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
53. Keragaan Produktivitas Benih Sumber Varietas Unggul (VUB) Padi pada Sawah Irigasi
di Kabupaten Seluma
(Yahumri dan Harwi Kusnadi) ........................................................................................................ 388
54. Kajian Sistem Pertanian Bioindustri Berbasis Padi pada Lahan Sawah Tadah Hujan di
Jawa Barat
(Nana Sutrisna, Yanto Surdianto, Siti Lia M., dan Liferdi) ............................................................. 393
Penutup
Daftar Pertanyaan
Rumusan Hasil Seminar Nasional
Daftar Hadir
xiv
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo
2
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu
Jl Muh Van Gobel 270 Bone Bolango Gorontalo, Telp (0435) 827627
ariabdrouf@gmail.com
ABSTRAK
Produksi usahatani padi dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah faktor
yang tidak dapat dikontrol oleh petani seperti iklim, curah hujan serta serangan hama dan penyakit.
Faktor tersebut menyebabkan usahatani padi menghadapi berbagai risiko. Tujuan penelitian ini adalah
mengukur risiko harga jual, produksi dan pendapatan usahatani padi sawah di Kabupaten Gorontalo.
Data primer diperoleh dari 40 petani sawah yang dipilih secara simple random sampling. Penelitian
dilakukan pada bulan April-November 2015. Analisis data yang digunakan adalah analisis usahatani
(analisis pendapatan dan revenue cost ratio) dan risiko usaha (koefisien variasi). Hasil kajian
menunjukan bahwa petani menghadapi risiko harga input dan output yang rendah, hal ini tercermin
dari nilai koefisien variasi (CV) harga input dan output antara 0,01-0,1. Sejalan dengan hal tersebut,
bahwa risiko produksi padi juga cukup rendah dengan nilai CV sebesar 0,33 dengan nilai produksi
rata-rata sebesar 4,72 t/ha. Sebaliknya risiko pendapatan usahatani padi relatif tinggi yang dicerminkan
oleh nilai CV sebesar 0,52 dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp 13.207.930 ha/musim. Mengingat
nilai risiko produksi lebih tinggi dibandingkan risiko harga maka petani perlu menjaga stabilitas hasil
produksi sehingga tidak mengalami penurunan produksi yang tinggi.
Kata Kunci: padi, usahatani, risiko produksi, harga input dan output
ABSTRACT
Rice production is influenced by external and internal factors. External factors are factors that can
not be controlled by farmers such as climate, rainfall and pests or diseases. These factors caused
paddy face various risks. The purpose of this study was to measure the risk of the input-output price,
production and farm income of paddy in the Gorontalo regency. Primary data were obtained from 40
rice farmers were selected by simple random sampling. The study was conducted on April-November
2015. Farm analysis (benefit analysis and revenue-cost ratio) and business risks analysis (coefficient
variation) was used to analyze data. The study results showed that farmers face low price risk, which
is reflected in the value of the coefficient of variation (CV) 0,01-0,1. Likewise, with production risk,
that rice production risk is quite low (CV=0.33) with value of average production is 4.72 t/ha. Instead
of rice farm,revenue risk is relatively high, as reflected by the CV value of 0.52 with an average
income of Rp 13.207.930/ha/season.
Key Words: paddy, farming, production risk, output and input price
PENDAHULUAN
Padi merupakan komoditas strategis bagi Indonesia. Peran strategis tersebut tercermin dari
peran padi sebagai sumber pangan dan sumber pendapatan bagi masyarakat Indonesia. Demikian
halnya di Kabupaten Gorontalo bahwa komoditas padi merupakan tanaman pangan utama yang
diusahakan oleh masyarakat. Laporan BPS Gorontalo (2016) menyebutkan bahwa luas sawah di
Kabupaten Gorontalo adalah tertinggi dibandingkan kabupaten lainnya yaitu mencapai 13.857 Ha atau
43,22% dari keseluruhan luas sawah di Provinsi Gorontalo yang mencapai 32.058 Ha. Demikian
halnya bahwa kontribusi hasil produksi padi Kabupaten Gorontalo terhadap pasokan beras terhadap
regional provinsi juga tertinggi yaitu mencapai 153.515 ton atau 47,47% dari produksi total yang
mencapai 323.384 ton. Agregat produksi padi Provinsi Gorontalo memiliki tren positif sepanjang 5
tahun terakhir yaitu dari 273.773 ton di tahun 2011 kemudian meningkat menjadi 323.384 ditahun
2016. Namun demikian capaian produktivitas di tahun 2015 antar kabupaten di Provinsi Gorontalo
menunjukan variasi yaitu antara 48,78 t/ha (Kabupaten Boalemo) hingga 63,62 t/ha (kabupaten Bone
343
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Bolango). Hal ini menunjukan adanya keragaman hasil produksi. Hal tersebut dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti varietas yang digunakan, sistem tanam, serangan hama/penyakit, musim,
kesuburan tanah, dll. Semua hal tersebut menyebabkan usaha pertanian khususnya padi akan selalu
menghadapi berbagai risiko usaha. Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa produksi padi
dipengaruhi oleh benih, urea, pupuk NPK, pupuk organik, tenaga kerja, air, (Sianipar et al. 2009;
Prabandari et al., 2013) varietas, luas lahan, pestisida, umur bibit, musim tanam, sistem tanam dan
pengendalian hama terpadu (Suharyanto et al., 2015).
Fluktuasi hasil produksi yang beragam merupakan sebuah risiko yang perlu dihadapi oleh
petani. Menurut (Harwood et al., 1999) bahwa risiko adalah peluang terjadinya kerugian dimasa
datang dan berdampak pada menurunnya kesejahteraan individu. Berkaitan dengan petani maka petani
akan memutuskan untuk melakukan kombinasi input yang diharapkan dapat menurunkan
ketidakpastian produksi atau pendapatan. Lebih lanjut disebut bahwa terdapat lima sumber risiko yang
dihadapi oleh petani yaitu fluktuasi produksi, perubahan harga, risiko kelembagaan (perubahan
peraturan atau kebijakan), risiko manusia (kesehatan produsen, tujuan usaha) dan risiko keuangan
(sumber modal). Lebih spesifik bahwa risiko produksi padi akan dipengaruhi oleh luas lahan,
penggunaan pupuk organik dan pestisida (Suharyanto et al., 2013). Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan untuk menganalisis risiko produksi, harga dan pendapatan petani padi sawah di Kabupaten
Gorontalo.
METODOLOGI
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kabupaten Gorontalo sebagai salah satu sentra produksi padi di
Provinsi Gorontalo. Pengambilan data dilakukan pada bulan April-Desember 2015.
Metode Pengambilan Contoh
Data primer diperoleh dari hasil survei terhadap 40 petani di Kabupaten Gorontalo yang
dipilih dengan metode acak sederhana. Pengambilan data primer dibantu dengan kuesioner terbuka.
Data yang digali diantaranya karakteristik petani dan sarana produksi beserta harganya serta hasil
produksi.
Analisis Data
Terdapat dua analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis usahatani dan analisis
risiko usaha. Analisis usahatani dihitung dengan rumus (Shinta, 2011):
𝜋𝑡𝑙 = 𝑁𝑃 − 𝐵𝑡𝑙
Dimana :
𝜋𝑡𝑙 = Pendapatan atas biaya total (Rp)
𝑁𝑃 = Penerimaan (Rp)
𝐵𝑡𝑙 = Biaya total (Rp)
Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) dihitung dengan membagi penerimaan dengan biaya yang
dikeluarkan. RC rasio dikatakan layak jika bernilai lebih dari satu. Sebaliknya tidak layak jika nilai
RC kurang dari satu dan bernilai impas jika bernilai sama dengan satu.
Analisis Risiko Usaha
Guna mengukur risiko usaha maka dilakukan analisis yang meliputi nilai hasil yang
diharapkan, risiko, koefisien variasi (CV) dan batas bawah keuntungan (Kadarsan, 1995). Analisis
risiko dihitung dengan rumus sebagai berikut.
a. Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan merupakan pendapatan yang diharapkan akan diterima di masa mendatang,
dihitung dengan rumus :
𝒏
𝑬𝒊
𝑬=∑
𝒏
𝒊=𝟏
Di mana:
E = Keuntungan rata-rata hasil yang diharapkan (Rp/bulan)
344
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
b. Risiko (V)
Risiko usaha diukur sebagai simpangan baku. Risiko di sini berarti besarnya fluktuasi
keuntungan sehingga semakin tinggi nilai simpangan bakunya maka semakin tinggi pula risiko yang
dihadapi. Simpangan baku dirumuskan sebagai berikut:
𝒏
(𝑬𝒊 − 𝑬)𝟐
𝑽 = √∑
𝒏−𝟏
𝒊=𝟏
Di mana:
V = Risiko/Simpangan Baku (Rp/bulan)
Ei = Hasil bersih bulan ke-i (Rp/bulan)
E = Keuntungan rata-rata hasil yang diharapkan (Rp/bulan)
n = Jumlah pengamatan
𝑽
𝑪𝑽 =
𝑬
d. Batas Bawah Hasil Tertinggi (L)
Nilai L menunjukkan nilai nominal keuntungan terendah yang mungkin diterima oleh
peternak. Nilai ini dicari dengan mengurangi arus kas dengan sejumlah simpangan baku yang cukup
menjamin bahwa dalam distribusi yang normal, kemungkinan kejadian akan terjadi dengan pasti.
Dengan sendirinya, kita dapat menggunakan kelipatan dari simpangan baku. Rumus L adalah :
L = E-V
Tabel 1 memperlihatkan bahwa petani di Kabupaten Gorontalo berusia rata-rata 42,1 tahun
sehingga masih tergolong usia produktif. Pada usia tersebut diasumsikan petani masing memiliki
kemampuan yang baik dalam mengelola usahatanimya. Adapun, rata-rata pendidikan yang
diselesaikan oleh petani adalah sekolah dasar. Tingkat pendidikan yang telah ditempuh tersebut telah
345
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
cukup memberikan kemampuan dasar bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam budidaya padi. Peningkatan pengetahuan tersebut dapat diperoleh petani melalui berbagai
media seperti media cetak (buku, leaflet atau koran), media elektronik (radio, televisi atau VCD)
maupun melalui komunikasi atau pertemuan/kegiatan penyuluhan dengan sumber teknologi seperti
penyuluh, petani maju atau peneliti. Sementara rata-rata pengalaman usahatani padi adalah sekitar
21,4 tahun. Jumlah periode pengalaman yang dimiliki petani tersebut relatif cukup lama sehingga
dengan pengalaman yang telah dimiliki tersebut petani diharapkan telah memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang memadai dalam berusaha tani. Sementara itu, berkenaan dengan jumlah
tanggungan keluarga (jumlah anggota keluarga terdiri dari orang tua, anak atau famili yang tinggal
serumah dan masih dibiayai oleh kepala keluarga), diketahui bahwa petani memiliki jumlah rata-rata
tanggungan keluarga sebanyak 3 orang. Jumlah anggota keluarga tersebut dapat dipandang sebagai
sumber tenaga kerja dalam keluarga yang dapat membantu budidaya usahatani padi. Sementara luas
lahan yang diusahakan rata-rata adalah 1,5 Ha.
Budidaya Padi Sawah di Kabupaten Gorontalo
Varietas yang ditanam di Kabupaten Gorontalo diantaranya ciherang, cigeulis, mekongga,
bestari, inpari 30, inpari 29, inpari 27 dan inpari 13. Adapun varietas yang dominan ditanam adalah
ciherang dan cigeulis, hal ini dikarenakan petani menilai varietas tersebut dapat memberikan hasil
produksi yang memadai. Selain itu, konsumen relatif telah mengenal varietas tersebut sehingga mudah
dipasarkan.
Benih yang disemai oleh petani sekitar 34,8 kg/ha. Jumlah benih yang disemai biasanya lebih
tinggi dibandingkan yang digunakan untuk penanaman karena mengantisipasi penyulaman.
Penyemaian benih yang terukur merupakan hal penting agar tidak menimbulkan pemborosan biaya.
Jumlah benih yang disemai ini relatif tidak berbeda dengan yang diterapkan di Halmahera Tengah
yaitu antara 30-40 kg/ha (Hidayat et al., 2012) atau di Bali yang sebesar 29,95 kg/ha (Suharyanto et
al., 2015). Adapun pupuk yang diberikan utamanya adalah pupuk urea dan NPK majemuk, walaupun
ada sebagian petani yang menggunakan pupuk organik. Penggunakan pupuk urea sebanyak 197 + 80
kg/ha sedangkan pupuk npk majemuk sebanyak 287 + 109 kg/ha. Jumlah pupuk urea yang
diaplikasikan sedikit lebih rendah dengan penerapan di Bali yang sebesar 218,304 kg/ha (Suharyanto
et al., 2015). Adapun pengendalian hama penyakit umumnya adalah pestisida kimia sintetis, pestisida
ini diaplikasikan sejalan dengan tingkat serangan hama yang terjadi. Beberapa hama yang sering
menyerang diantaranya penggerek batang, walang sangit, kepinding tanah dan keong. Sistem tanam
padi yang digunakan adalah tegel dan legowo. Sistem tanam legowo pada dasarnya telah
didiseminasikan kepada petani namun demikian aplikasinya masih relatif kurang nampak dilapang.
Banyak faktor yang mempengaruhi penerapan sistem tanam legowo seperti keyakinan petani terhadap
perubahan (peningkatan) produksi padi dibandingkan tegel, ketersediaan dana (upah tanam sistem
legowo lebih tinggi dibandingkan tegel) maupun ketersediaan tenaga kerja. Padahal penerapan sistem
tanam jajar legowo berdampak positif terhadap kenaikan produksi padi (Suharyanto et al., 2015).
Panen dilakukan setelah tanaman menguning sekitar 95% dan pemotongan dilakukan oleh regu panen.
Namun demikian, saat ini pemotongan padi dengan menggunakan mesin harvester telah cukup
berkembang di Kecamatan Tolangohula dan Asparaga. Pemanenan dengan mesin harvester dianggap
lebih ekonomis dan efisien dibandingkan dengan regu tanam karena sedikit mengeluarkan biaya
makan pekerja (tenaga kerja mesin harvester hanya tiga orang sedangkan regu tanam bisa lebih dari
sepuluh orang).
Analisis Usahatani Padi
Tujuan petani berusahatani adalah untuk memperoleh pendapatan. Petani akan selalu
mempertimbangkan biaya usahatani yang dikeluarkan dengan hasil produksi yang akan diterima.
Struktur usahatani per hektar selama satu musim dapat dilihat pada Tabel 2.
346
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Tabel 2. Struktur usahatani per hektar selama satu musim di Kabupaten Gorontalo, 2015.
Input atau Output Kuantitas Harga Nilai Persentase
Penerimaan
Beras 2.542 kg 8.185 20.808.665
Biaya
Benih 35 kg 8.650 301.712 4,33
Pupuk urea 196 kg 1.800 352.512 5,06
NPK majemuk 285 kg 2.300 655.592 9,41
Pestisida 9,03 btl 60.000 541.800 7,78
Herbisida 1,30 btl 120.000 156.000 2,24
Pupuk cair 2,15 btl 65.000 139.750 2,01
Tenaga kerja 79,17 HOK 60.000 4.750.200 68,17
Biaya penyusutan 1 musim 30.165 0,43
Biaya lain-lain 1 musim 40.093 0,56
Total Biaya 6.967.824 100,00
Keuntungan 13.840.840
RC rasio 2,98
Sumber: Data primer (2015)
Tabel 2 menunjukkan bahwa pengeluaran biaya tertinggi dibayarkan untuk biaya tenaga kerja
yang meliputi pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, penyiangan, penyemprotan hama dan
pemanenan yaitu mencapai 68,17 persen. Tingginya alokasi tersebut mengharuskan petani dapat
melakukan efisiensi biaya tenaga kerja. Tahap pengolahan, penanaman dan pemanenan merupakan
tahap yang membutuhkan biaya tinggi karena melibatkan tenaga kerja yang cukup banyak.
Pengeluaran biaya tertinggi selanjutnya adalah biaya pupuk NPK majemuk yaitu sebesar 9,41 persen.
Kemudia diikuti oleh pengeluaran pestisida sebanyak 7,78 persen. Sementara biaya yang terendah
dikeluarkan untuk biaya penyusutan peralatan yang mencapai 0,43 persen. Berkenaan dengan
penerimaan diketahui bahwa petani memperoleh penerimaan sebesar Rp 20.808.665/ha. Hasil tersebut
diperoleh dari nilai produksi beras yang mencapai 2.542 kg/ha. Sementara biaya total yang
dikeluarkan oleh petani mencapai Rp 6.967.824/ha sehingga pendapatan yang diperoleh mencapai Rp
13.840.840. Keuntungan usahatani padi ini masih lebih rendah dibandingkan kajian (Rauf dan
Murtisari 2014) yang menyatakan bahwa dengan penerapan sistem jajar legowo di Kecamatan
Dungaliyo Kabupaten Gorontalo maka pendapatan usahatani dapat mencapai Rp 21. 844.604. Namun
hasil kajian ini masih lebih tinggi dibandingkan kesimpulan penelitian pendapatan usahatani padi di
Kabupaten Parigi Moutong yaitu mencapai Rp 4.209.207/ha (Supartama et al., 2013) dan di
Kabupaten Halmahera Tengah yaitu antara Rp 2.454.000-5.585.000/ha. Berdasarkan analisis
kelayakan usaha bahwa usahatani padi layak diusahakan. karena dapat memberikan keuntungan
kepada petani yang dicerminkan oleh nilai RC rasio sebesar 2,98. Hasil ini sejalan dengan peneletian
sebelumnya bahwa usahatani padi layak diusahakan karena memiliki nilai RC rasio diatas satu (Rauf
dan Murtisari 2014; Supartama et al., 2013; Hidayat et al., 2012).
Analisis Risiko Usahatani Padi
Petani dalam menjalankan usahanya akan menghadapi berbagai risiko. Risiko tersebut dapat
berasal dari luar sehingga relatif sulit dikendalikan dan ada pula yang berasal dari dalam diri petani.
Risiko utama yang dihadapi petani diantaranya adalah risiko produksi dan risiko harga. Risiko
produksi menjadi penting karena produksi diantaranya dipengaruhi oleh faktor yang tidak dapat
terkontrol seperti cuaca, hama dan penyakit. Demikian halnya, perubahan harga juga merupakan
faktor yang menimbulkan risiko dikarenakan terbentuknya harga baik untuk komoditas output atau
sarana input merupakan sebuah mekanisme pasar melibatkan konsumen (permintaan) dan produsen
(penawaran). Gambaran berbagai risiko yang dihadapi petani dapat dilihat pada Tabel 3.
347
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Tabel 3. Risiko harga, produksi dan pendapatan usahatani padi di Kabupaten Gorontalo, 2015.
Batas bawah
Faktor risiko Nilai Harapan SimpanganBaku KoefisienVariasi
Keuntungan
Produksi GKP(t/ha) 4.72 1.56 0.33 3.16
Harga jual beras (Rp/kg) 8185 263.65 0.03 7921
Harga benih (Rp/kg) 8650 901.57 0.10 7748
Harga pupuk urea 1812.5 33.49 0.02 1779
Harga pupuk NPK 2302.5 15.81 0.01 2287
Penerimaan (Rp/ha) 20848190.61 7204370 0.35 13643821
Keuntungan 13207930 6845663 0.52 6362267
Sumber: Data primer (2015)
Tabel 3 menunjukkan bahwa risiko fluktuasi hasil produksi padi di tingkat petani sangat
bervariasi. Hal ini dicerminkan dari nilai koefisien variasi yang sebesar 0,33. Nilai ini relatif tinggi
dibandingkan risiko lainnya seperti risiko harga output dan input. Semakin tinggi nilai CV produksi
maka semakin tinggi pula risiko produksi yang dihadapi oleh petani. Beragamnya hasil produksi antar
petani disebabkan perbedaan berbagai pilihan yang diterapkan petani dalam budidaya padi dimulai
dari pemilihan varietas, dosis pemupukan, sistem tanam, penanggulangan hama dan cara pemanenan
serta faktor eksternal lainnya seperti intensitas serangan hama yang menyerang padi. Semua hal
tersebut menyebabkan perbedaan dalam hasil produksi yang diperoleh. Tingkat risiko produksi yang
dihadapi oleh petani di Kabupaten Gorontalo lebih rendah dibandingkan risiko produksi yang dihadapi
oleh petani padi di Kecamatan Karanganyar Jawa Tengah yang mencapai 0,53 (Renthiandy et al.,
2014) namun lebih tinggi diabndingkan petani di Provinsi Gorontalo (Suharyanto et al., 2013).
Berkenaan dengan risiko harga ouput dan input diketahui bahwa risiko harga input dan output yang
dihadapi oleh petani relatif kecil tercermin dari nilai CV antara 0,01-0,1. Relatif rendahnya risiko
harga input disebabkan karena fluktuasi harga input relatif rendah terlebih lagi untuk harga pupuk
telah ditetapkan harga jualnya serta seragam sehingga relatif tidak berbeda. Demikian halnya denga
risiko harga jual beras yang relatif rendah tercermin dari nilai CV sebesar 0,1. Hal ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya bahwa fluktuasi harga jual antar petani relatif rendah di Karanganyar dengan
nilai CV sebesar 0,05 (Renthiandy et al., 2014). Hal ini disebabkan harga jual beras antar petani relatif
tidak jauh menyimpang dari rata-ratanya karena pada saat menjual beras bahwa antar petani telah
mengetahui harga pasaran beras. Adapun risiko penerimaan dan keuntungan petani relatif tinggi
dibandingkan risiko harga dan risiko produksi. Hal ini disebabkan risiko penerimaan dan keuntungan
merupakan nilai resultan dari risiko produksi dan harga sehingga dengan semakin berfluktuasinya
kedua faktor tersebut maka risiko penerimaan dan keuntungan juga akan semakin meningkat.
Berdasarkan analisis tersebut diketahui bahwa risiko yang relatif tinggi dihadapi oleh petani
adalah risiko produksi. Terdapat beberapa hal yang dapat disarankan untuk meminimalisir risko
produksi dan harga tersebut, diantaranya: a) perhatikan jadwal hambur yang telah disarankan oleh
pengamat hama setempat sehingga dapat mengurangi serangan hama atau penyakit dipersemaian, b)
melakukan tanam serempak sehingga siklus hidup hama terputus c) Gunakan varietas padi spesifik
lokasi yang bermutu dan berlabel (tahan serangan hama tertentu yang dominan atau preferensi
konsumen) dan sesuai musim kemarau atau hujan, d) Gunakan dosis pemupukan spesifik lokasi agar
efisien secara ekonomi dan tidak merusak sifat fisik tanah, e) jika tersedia, gunakan mesin panen
(harvester) sehingga kehilangan hasil panen padi menurun; 2) untuk antisipasi kerugian hasil maka
petani dapat mengikuti asuransi pertanian; 3) untuk membagi risiko petani dapat melakukan
diversifikasi; 4) terapkan pengendalian hama terpadu saat penanggulangan hama; 5) aktif dalam
kelompok tani sehingga selalu terbaharukan dalam informasi teknologi budidaya serta harga input dan
output.
348
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
KESIMPULAN
Karakteristik petani padi di Kabupaten Gorontalo umumnya berusia produktif, berpendidikan
sekolah dasar dan memiliki luas garapan yang relatif rendah. Usahatani padi di Kabupaten Gorontalo
layak diusahakan karena memberikan keuntungan. Sementara dalam menjalankan usahanya petani
menghadapi risiko hasil produksi yang jauh lebih tinggi dibandingkan risiko fluktuasi harga input dan
ouput.
DAFTAR PUSTAKA
BPS Gorontalo. 2016. Gorontalo dalam Angka 2016. Gorontalo: Badan Pusat Statistik Provinsi
Gorontalo.
Harwood, J., Heifner, R., Coble, K., Perry, J., Somwaru, A. 1999. Managing Risk in Farming:
Concepts, Research, and Analysis. Washington, DC.
Hidayat, Y., Saleh, Y., Waraiya, M. 2012. Kelayakan usahatani padi varietas unggul baru melalui PTT
di Kabupaten Halmahera Tengah. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan: 31(3):166–172.
Kadarsan, H. 1995. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis. Jakarta: PT
Gramedia.
Prabandari, A., Sudarma, M., Wijayanti, P. 2013. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
padi sawah pada daerah tengah dan hilir aliran sungai ayung. Jurnal Agribisnis dan
Agrowisata:2(3): 89–98.
Rauf, A., Murtisari, A. 2014. Penerapan sistem tanam legowo usahatani padi sawah dan kontribusinya
terhadap pendapatan dan kelayakan usaha di Kecamatan Dungaliyo Kabupaten
Gorontalo. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah: 2(2): 71–76.
Renthiandy, P., Sutrisno, J., Sundari, M. 2014. Analisis risiko usahatani padi di Kecamatan
Karanganyar Kabupaten Karang Anyar. Jurnal SEPA: 2(2): 1–12.
Shinta, A. 2011. Ilmu Usahatani. Malang: UB Press.
Sianipar, J., Silitonga, P., Hartono, S., Sriwidodo, Dwidjono. 2009. Analisis fungsi produksi
intensifikasi usahatani padi di Kabupaten Manokwari. Informatika Pertanian: 18(2): 107–
118.
Suharyanto, Mulyo, J., Darwanto, D., Widodo, S. 2015. Analisis produksi dan efisiensi pengelolaan
tanaman terpadu padi sawah di Provinsi Bali.Penelitian Pertanian Tanaman Pangan:
34(2): 131–144.
Suharyanto, Rinaldy, J., Arya, N. 2013. Analisis risiko produksi usahatani padi sawah di Provinsi Bali.
Jurnal Agraris: 1(2): 71–77.
Supartama, M., Antara, M., Rauf, R. A., Kabupaten, B., Moutong, P. 2013. Analisis pendapatan dan
kelayakan usahatani padi sawah di subak baturiti Desa Balinggi Kecamatan Balinggi
Kabupaten Parigi Moutong. Agrotekbis:1(2): 166–172.
349
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
No Nama Instansi
1 Moh Takdir Mulyadi BPTP Balitbangtan Jambi
2 Sri Budhi Lestari BPTP Balitbangtan Yogyakarta
3 Yong farmanta BPTP Balitbangtan Jambi
4 Sigid handoko BPTP Balitbangtan Jambi
5 Minangsari Dewanti Balai Penelitian Tanaman Hias
6 Majestika Disnak dan Keswan Prov. Bengkulu
7 Adri BPTP Balitbangtan Jambi
8 Kgs a Koda BPTP Balitbangtan SUMSEL
9 Riadi taregan Bakorluh Prov. Bengkulu
10 Ika ns PUSLITBANGBUN
11 Ragapadmi P BB Biogen
12 Rahmiwati yusuf BPTP Balitbangtan Riau
13 Yossie yumiati UNiversitas Dehasen Bengkulu
14 Darman hary BPPTP Bengkulu
15 Sumilah BPTP Balitbangtan Sumatera Barat
16 Lina widawati Universitas Dehasen
`17 Ratna Andam Dewi BPTP Balitbangtan Sumatera Barat
18 Muhammad ichwan BPTP Balitbangtan Sumatera Barat
19 Dahono LPTP
20 Umi salamah Universitas Ratu Samban
21 Atra Romeida Universitas Bengkulu (UNIB)
22 Farihul ihsan Balitbu Tropika
23 Nofiarli Balitbu Tropika
24 Ika Ferry Y Balingtan
25 Fiana Podesta UNIB
26 Dwi Fitriani UNIB
27 Endang Wisnu BPTP Balitbangtan Yogyakarta
28 Reni Andesta UNIB
29 Imelda Riska Andani UNIB
30 Pantjar Simatupang PSE – KP
31 Busyra BPTP Balitbangtan Jambi
32 Rika Meilasari BALITHI
33 Jonni Firdaus BPTP Balitbangtan SULTENG
34 Rossa Yunita BB-Biogen
35 Lela Nurletina BPTP Balitbangtan Jambi
36 Tri Sudaryono BPTP Baltbangtan Jawa Timur
37 Prasatyo UNIB
38 Linda Harta BPTP Balitbangtan Bengkulu
39 Rika Dwi Yulihartika UNIVED
40 Evi Andriani UNIVED
41 Kiky Nurfitri Sari UNIB
42 Ummul Khair Hade UNIB
43 Wahyuni Amelia Wulandari BPTP Balitbangtan Bengkulu
44 Herlena Bidi Astuti BPTP Balitbangtan Bengkulu
405
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
406
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
407
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
408
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
409
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
410
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
411
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
412
Seminar Nasional; Inovasti Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Cover belakang
413