Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL OBSERVASI ONLINE

THE 16th ASEAN FOOD CONFERENCE


DI BALI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas harian


Matakuliah: Etika Bisnis

Dosen Pengampu :
Yosi Erfinda, S.S.T., M.Par.

Oleh:
1. Astri Amalia Romadhona (2005413052)
2. Izzah Nuril Hilmi (2005413038)
3. Qorryna Heraliani (2005413040)
4. Salsabila Dhiya Putri (2005413063)

PROGRAM STUDI MICE


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia.

Sedangkan untuk pariwisata itu sendiri, kuliner adalah salah satu sumber pemasukan

terbesarnya. Kuliner mempunyai peran penting bagi pariwisata. Di samping sebagai

pemasukan terbesar, kuliner menjadi daya tarik yang kuat untuk mendatangkan wisatawan.

Wisata kuliner di Tanah Air memiliki potensi yang luar biasa. Keaneka ragaman dan

keunikan kuliner Nusantara yang bersumber dari budaya yang beragam adalah kekayaan

yang pertumbuhannya harus terus disokong. Uniknya wisata kuliner Indonesia, bukan hanya

pada aspek makanannya, melaikan seni dan budayanya. Ini yang membuat wisata kuliner

Indonesia istimewa, bisa menjual seni dan budaya melalui makanan yang tersedia.

Menurut sumber media online Okezone (2019), terdapat lima daerah yang telah ditetapkan

sebagai wisata kuliner, yaitu Bali, Yogyakarta, Bandung, Solo, dan Semarang. Jumlah

daerah tersebut akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya kesiapan dan komitmen

pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi wisata kuliner di wilayah masing-

masing.

Berkaitan dengan wisata kuliner, ketahanan pangan juga perlu menjadi perhatian di mana

banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Bali tidak hanya untuk kunjungan kebudayaan,

akan tetapi juga untuk mengenal dan menikmati kuliner lokal, sehingga teknologi pangan

menjadi sangat penting untuk meningkatkan dan mengembangkan kuliner lokal agar lebih

menarik, lebih aman, dan dapat diterima oleh berbagai kalangan. Ketahanan pangan dapat

dicapai apabila semua orang mendapatkan akses pangan (fisik,sosial dan ekonomi),
ketersediaan, pemanfaatan dan stabilitas pada makanan untuk tingkat rumah tangga dan

individu (Food Agriculture Programe, 1996).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari dilaksanakannya observasi online berikut:

1. Mengetahui profil event dan profil penyelenggara event Asean Food Conference

2019.

2. Mengetahui tujuan dilaksakannya event Asean Food Conference 2019.

3. Mengetahui seating arrangement serta layout panggung yang digunakan dalam

event Asean Food Conference 2019.

4. Mengetahui protokol yang diterapkan dalam pelaksanaan event Asean Food

Conference 2019.

1.3 Manfaat

Hasil observasi online ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan studi Etika

Bisnis karena menjelaskan protokol yang diterapkan dalam suatu event Internasional.

Kemudian, hasil observasi online ini dapat memberikan informasi dan bahan kajian para

mahasiswa khususnya di program studi MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition),

serta sebagai pemberi inspirasi bagi mahasiswa yang berniat untuk menyelenggarakan

konferensi di kemudian hari.


BAB II
PEMABAHASAN

A. Pelaksanaan Observasi Daring

A.1 Profil Event


Nama Acara : The 16th ASEAN Food Conference 2019
Tempat Acara : Grand Bali Beach Hotel Sanur – Bali, Indonesia
Tanggal Acara : 15 – 18 Oktober 2018

Konferensi ini merupakan acara yang diadakan setiap dua tahun oleh negara ASEAN yang
memiliki Institut Ilmu dan Teknologi Pangan di negaranya dan merupakan anggota
FIFSTA. Konferensi yang bertemakan "Outlock and Opportunities of Food Technology
and Culinary for Tourism Industry" ini akan menyajikan berbagai perspektif, wawasan,
studi, dan tren dalam produksi dan pengembangan pangan. Di samping itu konferensi ini
juga akan menyoroti perkembangan signifikan dalam penelitian dan inovasi dalam ilmu
dan teknologi pangan dengan penekanan pada inovasi produk makanan. Selain itu,
konferensi ini juga menjadi media bagi ilmuwan makanan, pemerintah, industri makanan,
dan siswa untuk mempresentasikan hasil teknologi dan ilmiah terbaru dari penelitiannya.

Konferensi ini diharapkan berfungsi sebagai platform untuk berbagi pengetahuan,


pengembangan jaringan penelitian dan akan membuka pintu ke peluang kerjasama
penelitian baru di antara para ahli di bidang ini.

A.2 Peserta Event


Acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Jarta yang
mewakili Gubernur Bali, Rektor Universitas Udayana Prof. A.A Raka Sudewi, Ketua
Lembaga, Direktur Pascasarjana, Para Dekan Fakultas di lingkungan Unud, President
FIFSTA, President of IUFoST, Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Kemenristekdikti, serta para speakers antara lain :

1. Prof. Dr Aman Wirakartakusumah


IUFoST, IPB University, Indonesia
2. Prof. Dr Mary K. Schimdl
IUFoST President, University of Minnesota, USA
3. Prof. Dr. Kenji Sato
Kyoto University, Japan
4. Dr. Hans Marvin
RIKOLT Wageningen University and Research, Netherlands
5. Dr. Teresa Crespo
IBET – Insituto de Biologia Experimental e Technologica, Portugal
6. Prof. Rijkelt Beumer
RIKLT Wageningen University and Research Insitution of Food Safety, Netherlands
7. Dr. Zhou Weibiao
National University of Singapore, Singapore
8. Prof. Dr. Made S, Utama
Udayana Cominity Development Program, Udayana University, Indonesia
9. Dr. Koh Yew Ming
AMIC, MUMM, Kuala Lumpur, Malaysia

Selain itu, di luar negara-negara ASEAN peserta konferensi juga datang dari berbagai
negara diantaranya Jepang, Korea Selatan, Cina, Taiwan, India, Pakistan, Bangladesh,
Iran, Turki, Aljazair, Italia, Prancis, Belanda, Portugal, Amerika Serikat. Dalam
konferensi ini akan dipresentasikan 186 presentasi lisan, 322 poster, dan turut hadir 109
orang sebagai peserta dan pengamat. Total peneliti, akademisi, mahasiswa, industri atau
praktisi yang datang ke konferensi ini lebih dari 600 orang peserta.

A.3 Penyelenggara Event


Acara ini diselenggarakan oleh Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana dan
Kemenristekdikti bekerjasama dengan Indonesia Association of Food Technologist (IAF).
FAO. 1996. Rome Declaration on World Food Security and World Food Summit Plan of Action. World

Food Summit 13-17 November 1996. Rome

Kuliner miliki peran penting di pariwisata Indonesia. (2019). Okezone.


https://lifestyle.okezone.com/read/2019/10/29/12/2123037/kuliner-miliki-peran-penting-di-pariwisata-
indonesia

Anda mungkin juga menyukai