Dosen Pengampu :
Yosi Erfinda, S.S.T., M.Par.
Oleh:
1. Astri Amalia Romadhona (2005413052)
2. Izzah Nuril Hilmi (2005413038)
3. Qorryna Heraliani (2005413040)
4. Salsabila Dhiya Putri (2005413063)
Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia.
Sedangkan untuk pariwisata itu sendiri, kuliner adalah salah satu sumber pemasukan
pemasukan terbesar, kuliner menjadi daya tarik yang kuat untuk mendatangkan wisatawan.
Wisata kuliner di Tanah Air memiliki potensi yang luar biasa. Keaneka ragaman dan
keunikan kuliner Nusantara yang bersumber dari budaya yang beragam adalah kekayaan
yang pertumbuhannya harus terus disokong. Uniknya wisata kuliner Indonesia, bukan hanya
pada aspek makanannya, melaikan seni dan budayanya. Ini yang membuat wisata kuliner
Indonesia istimewa, bisa menjual seni dan budaya melalui makanan yang tersedia.
Menurut sumber media online Okezone (2019), terdapat lima daerah yang telah ditetapkan
sebagai wisata kuliner, yaitu Bali, Yogyakarta, Bandung, Solo, dan Semarang. Jumlah
daerah tersebut akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya kesiapan dan komitmen
masing.
Berkaitan dengan wisata kuliner, ketahanan pangan juga perlu menjadi perhatian di mana
banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Bali tidak hanya untuk kunjungan kebudayaan,
akan tetapi juga untuk mengenal dan menikmati kuliner lokal, sehingga teknologi pangan
menjadi sangat penting untuk meningkatkan dan mengembangkan kuliner lokal agar lebih
menarik, lebih aman, dan dapat diterima oleh berbagai kalangan. Ketahanan pangan dapat
dicapai apabila semua orang mendapatkan akses pangan (fisik,sosial dan ekonomi),
ketersediaan, pemanfaatan dan stabilitas pada makanan untuk tingkat rumah tangga dan
1.2 Tujuan
1. Mengetahui profil event dan profil penyelenggara event Asean Food Conference
2019.
Conference 2019.
1.3 Manfaat
Hasil observasi online ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan studi Etika
Bisnis karena menjelaskan protokol yang diterapkan dalam suatu event Internasional.
Kemudian, hasil observasi online ini dapat memberikan informasi dan bahan kajian para
serta sebagai pemberi inspirasi bagi mahasiswa yang berniat untuk menyelenggarakan
Konferensi ini merupakan acara yang diadakan setiap dua tahun oleh negara ASEAN yang
memiliki Institut Ilmu dan Teknologi Pangan di negaranya dan merupakan anggota
FIFSTA. Konferensi yang bertemakan "Outlock and Opportunities of Food Technology
and Culinary for Tourism Industry" ini akan menyajikan berbagai perspektif, wawasan,
studi, dan tren dalam produksi dan pengembangan pangan. Di samping itu konferensi ini
juga akan menyoroti perkembangan signifikan dalam penelitian dan inovasi dalam ilmu
dan teknologi pangan dengan penekanan pada inovasi produk makanan. Selain itu,
konferensi ini juga menjadi media bagi ilmuwan makanan, pemerintah, industri makanan,
dan siswa untuk mempresentasikan hasil teknologi dan ilmiah terbaru dari penelitiannya.
Selain itu, di luar negara-negara ASEAN peserta konferensi juga datang dari berbagai
negara diantaranya Jepang, Korea Selatan, Cina, Taiwan, India, Pakistan, Bangladesh,
Iran, Turki, Aljazair, Italia, Prancis, Belanda, Portugal, Amerika Serikat. Dalam
konferensi ini akan dipresentasikan 186 presentasi lisan, 322 poster, dan turut hadir 109
orang sebagai peserta dan pengamat. Total peneliti, akademisi, mahasiswa, industri atau
praktisi yang datang ke konferensi ini lebih dari 600 orang peserta.