SEMESTER V
Oleh:
Maulaya Mulya Fajri Safira 03.06.19.0122
Eka Wahyu Febriana 03.06.19.0114
Imami ‘Izzati Ro’iffati 03.06.19.0084
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA
PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL MAGANG
SEMESTER V
Oleh:
MAULAYA MULYA FAJRI SAFIRA 03.06.19.0122
EKA WAHYU FEBRIANA 03.06.19.0114
IMAMI ‘IZZATI RO’IFFATI 03.06.19.0084
Menyetujui,
Dosen Pembimbing, Kaprodi Teknologi Benih,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pertanian
Polbangtan Yogyakarta Magelang
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat Rahmat dan
Kehendaknya penulis mampu menyelesaikan proposal magang dengan judul
“PERBANYAKAN BENIH SECARA GENERATIF, PENGOLAHAN, PENYIMPANAN, DAN
PENGUJIAN MUTU BENIH DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGAWASAN DAN
SERTIFIKASI BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (UPT PSBTPH)
SATGAS WILAYAH V JEMBER DESA MANGLI, KECAMATAN KALIWATES, KABUPATEN
JEMBER, PROVINSI JAWA TIMUR”. Tujuan dibuatnya proposal ini untuk memenuhi
persyaratan pengajuan magang di UPT PSBTPH Satgas Wilayah V Jember serta untuk
memenuhi kompetensi pada Semester 5 (Lima) program studi teknologi Benih. Keberhasilan
penyusunan proposal magang ini tidak lepas dari bantuan, dorongan serta bimbingan berbagai
pihak baik secara material maupun spiritual. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Pengetahuan
Menguasai konsep teoritis mengenai kegiatan produksi perbanyakan tanaman secara
vegetatif atau generatif dan teori-teori lain yang relevan sehingga cakap untuk
menganalisis dan menyelesaikan masalah teknis perbanyakan tanaman.
4
2. Keterampilan
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan perbanyakan tanaman secara vegetatif atau
generatif. Menyelesaikan pekerjaan perbanyakan tanaman termasuk
mendokumentasikan hasil pekerjaan dalam bentuk laporan.
3. Sikap
Menumbuhkan jiwa profesionalitas, pembelajaran, berkarakter dalam pekerjaan di
bidang perbanyakan tanaman secara mandiri.
5
2.2 Aktivitas Magang
• Mahasiswa menguraikan seluruh aktivitas yang dilakukan selama magang.
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Landasan Teori Mahasiswa menguraikan teori yang terkait dengan topik Laporan
Magang.
3.2 Analisis
• Mahasiswa menguraikan kasus/masalah yang menjadi topik pembahasan.
• Uraian kasus/masalah mencakup latar belakang, substansinya, dan dampak yang
ditimbulkan (jika ada).
• Mahasiswa menganalisis kasus/masalah tersebut dengan menggunakan teori atau
metode yang relevan.
• Analisis bukan mendeskripsikan teori, namun menggunakan teori untuk
menjelaskan dan membandingkan dengan kasus/masalah yang diangkat.
• Uraian mengenai teori atau metode harus menyebutkan referensi yang valid dan
handal.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
.1 Kabupaten Jember
Kabupaten Jember memiliki luas wilayah kurang lebih 3.293,34Km2, dengan
panjang pantai lebih kurang 170 Km. Sedangkan luas perairan Kabupaten Jember yang
termasuk ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) kurang lebih 8.338,5 Km2. Secara garis besar
daratannya dibedakan sebagai berikut:
Bagian selatan wilayah Kabupaten Jember, dataran rendah dengan titik
terluarnya Pulau Barong, terdapat pula sekitar 82 pulau-pulau kecil, 16 pulau
diantaranya sudah memiliki nama. Pada kawasan ini terdapat Taman Nasional Meru
Betiri yang berbatasan Kabu- paten Banyuwangi. Bagian barat laut berbatasan dengan
Ka- bupaten Probolinggo, merupakan bagian dari Pegunungan Iyang, dengan
puncaknya Gunung Argopuro (3.088 m). Bagian timur merupakan bagian dari rangkaian
Dataran Tinggi Ijen. Secara administratif wilayah Kabupaten Jember terbagi menjadi
31 kecamatan terdiri atas 28 kecamatan dengan 226 desa dan 3 kecamatan dengan
22 kelurahan, 1.000 du- sun/lingkungan, 4.313 RW dan 15.205 RT. Kecamatan
terluas adalah Tempurejo dengan luas 524,46 Km2 atau 15,9% dari total luas
wilayah Kabupaten Jember. Kecamatan yang terkecil adalah Kaliwates, seluas 24,94
Km2 atau 0,76%. Kabupaten Jember berada pada keting- gian 0–3.300 meter di
atas permukaan laut (dpl) ), dengan ketinggian daerah perkotaan Jember kurang
lebih 87 meter di atas permu- kaan laut (dpl). Sebagian besar wilayah be- rada pada
ketinggian antara 100 hingga 500 meter di atas permukaan laut yaitu 37,75%. Iklim di
Kabupaten Jember adalah iklim tropis. Ang- ka temperatur berkisar antara 23ºC –
31ºC, dengan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai bulan Agustus dan
musim hujan terjadi pada bulan Septem- ber sampai bulan Januari. Sedangkan curah
hujan cu- kup banyak, yakni berkisar antara 1.969 mm sampai 3.394 mm.
Kabupaten Jember memiliki beberapa sungai an- tara lain Sungai Bedadung yang
bersumber dari Pegu- nungan Iyang di bagian Tengah, Sungai Mayang yang bersumber
dari Pegunungan Raung di bagian timur, dan Sungai Bondoyudo yang bersumber
dari Pegunungan Semeru di bagian barat (Bapedda Jatim.2013).
8
.2 Program Magang
Kemajuan teknologi telah sampai pada tahap terciptanya sebuah kecerdasan
buatan . Kecerdasan buatan ini telah meciptakan persaingan yang ketat di kalangan
tenaga kerja global , telah menimbulkan keprihatinan serius tentang masa depan
pekerjaan dan keefektifan program vokasi dalam mempersiapkan mahasiswa secara
memadai untuk bekerja . Meski tidak ada standar definisi magang, bisa dikatakan
bahwa secara umum, bahwa magang dapat dilihat sebagai pengalaman kerja
praktis jangka pendek di mana mahasiswa menerima bidang tertentu yang
menjadi minat mereka . Salah satu tujuan utama magang adalah untuk memastikan
transisi yang lancar dari dari masa pendidikan ke tempat kerja (Coco, M.2000) .
Program magang memberikan mahasiswa kesempatan untuk menguji
kemampuan, kepercayaan, dan sikap mereka yang berkaitan dengan tugas kerja
tertentu atau jalur karier ( Howery, C.1983) . Hal ini memungkinkan mahasiswa
untuk menutupi kesenjangan antara kelas teori yang abstrak dan realitas kerja praktis .
Mahasiswa diberi kesempatan untuk menerapkan apa mereka telah terima dalam
pengaturan ruang kelas tradisional ke tempat kerja nyata dan memperoleh
pandangan pragmatis tentang tantangan pekerjaan. Program magang dapat
memperkuat kompetensi teknis, meningkatkan keterampilan analitis dan yang paling
penting, menumbuhkan kesadaran akan kebutuhan konstan akan kemampuan
beradaptasi dan kreativitas da lam dunia yang terus berubah (Chen et al.2011).
Magang adalah cara penyebaran informasi yang dilakukan secara terorganisasi.
Menurut rusidi, magang merupakan salah satu mata kuliah yang harus diselesaikan
setiap mahasiswa sebagai cara mempersiapkan diri untuk menjadi SDM yang siap
kerja. Magang adalah proses belajar dari seorang ahli melalui kegiatan dunia
nyata. Selain itu magang adalah proses mempraktikkan pengetahuan dan
keterampilan untuk menyelesaikan problem nyata di sekitar (Sumardiono.2014). Dari
pengertian para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa magang merupakan pelatihan atau
praktik untuk menguasai keahlian tertentu dibawah bimbingan dan pengawasan
instruktur yang berpengalaman.
.3 Unit Pelaksana Teknis Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Pemerintah merupakan lembaga pelayanan publik terkait dengan tugas dan
fungsinya, aparatur pemerintah dituntut untuk dapat memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2011 tentang
9
Pelayanan Publik mengatur tentang pelayanan publik di wilayah Provinsi Jawa Timur.
Unit Pelaksana Teknis Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura (UPT. PSBTPH) Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu diantara Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur yang ditetapkan untuk
melaksanakan Peraturan Daerah tersebut di atas. Berdirinya UPT. PSB TPH Provinsi
Jawa Timur mengacu kepada : Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2002
Tanggal 18 Januari 2002 Tentang Tugas dan Fungsi Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pertanian Provinsi Jawa Timur, Kemudian dicabut dengan Peraturan Gubernur Jawa
Timur Nomor 128 Tahun 2008 Tanggal 25 Agustus 2008 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Dan diubah dengan,
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 49 Tahun 2011 Tanggal 12 Juli 2011 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 128 Tahun 2008 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur,
Yang merubah Nomenklatur Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan
dan Hortikultura Propinsi Jawa Timur menjadi Unit Pelaksana Teknis Pengawasan dan
Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Timur, yang
mempunyai tugas untuk melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang kultivar dan
sertifikasi benih, pengujian benih secara laboratoris, pengawasan peredarannya,
ketatausahaan dan pelayanan masyarakat (PIP TPH Provinsi Jawa Timur).
10
.4 Perbenihan
Benih adalah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan
di dalam usaha tani, yang mana memiliki fungsi secara agronomis atau merupakan suatu
komponen agronomi (Sadjad et al, 1975 dalam Kartasapoetra, 1986). Benih merupakan
sarana penting dalam produksi pertanian, juga menjadi pembawa perubahan teknologi.
Peningkatan produksi tanaman pangan salah satunya disebabkan oleh penggunaan
varitas-varitas unggul disertai teknik budidaya yang lebih baik dibandingkan pada masa-
masa sebelumnya. Varitas unggul baru diperoleh melalui pemuliaan tanaman, baik yang
dilakukan oleh lembaga penelitian pemerintah maupun indusrti benih yang mempunyai
devisi litbang.
Hasil pemuliaan tanaman berupa varitas baru mempunyai keunggulan yang harus
dipertahankan pada generasi berikutnya melalui perbanyakan yang sekaligus
mempertahankan kebenaran genetik dan mutu benihnya. Bidang produksi benih dapat
dikelompokkan menjadi produksi benih sumber dan produksi benih komersial. Produksi
benih komersial perlu didukung dengan program produksi benih sumber secara terus
menerus agar dapat menjamin kontinyutas ketersediaan benih bagi petani pengguna. Di
Indonesia, untuk benih non hibrida dikenal kelas benih yaitu: Benih Penjenis, Benih
Dasar, Benih Pokok dan Benih Sebar (Yunizar.2021).
Selama produksi benih dilakukan upaya-upaya agar diperoleh benih dengan mutu
yang tinggi. Dalam hal ini tercakup mutu genetik, fisiologis dan fisik. Mutu genetik
mencakup keunggulan varitas tersebut dan kemurniannya tinggi. Mutu fisik dicerminkan
dengan bentuk, ukuran, kebersihan, keseragaman, warna dan kecerahan. Mutu fisiologis
mencakup kadar air benih, viabilitas dan vigor benih. Beberapa faktor yang berperan
dalam keberhasilan produksi benih adalah : mutu benih sumber, areal produksi klondisi
iklim dan musim yang tepat, teknik memproduksi benih, penanganan panen dan pasca
panen. Semua faktor dan tahap produksi benih perlu dikendalikan agar diperoleh benih
berkualitas tinggi dan jumlah maksimal. Untuk itu perlu diketahui faktor faktor yang
dapat mempengaruhi mutu dan hasil benih sehingga dapat diterapkan teknik produksi
yang tepat (Yunizar.2021).
13
BAB III METODE PELAKSANAAN
14
6. Pelaksanaan magang bisa dilaksanakan secara individu maupun berkelompok
menyesuaikan dengan kegiatan yang ada di lokasi magang namun proposal dan
laporan magang bersifat individu.
15
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2021. Pusat Informasi Perbenhan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa
Timur. Diakses pada 19 September 2021. http://benihtphjatim.com/profil/
Chen, C.T., Hu, J.L., Wang, C.C. and Chen, C.F. (2011), “A study of the effects of
internship experienc es on the behavioural intentions of college students
majoring in leisure management in Taiwan”, Journal of Hospitality Leisure
Sport & Tourism Education, Vol. 10 No. 2, pp. 61 - 73.
Coco, M. (2000), “Internships: a try before you buy arrangement”, SAM Advanced
Management Journal, Vol. 65 No. 2, pp. 41-47.
Howery, C. (1983), “Undergraduate education”, in Freeman, H., Dynes, R.R. and Whyte,
W.F. (Eds), Applied Sociology: Roles and Activities of Sociologists in Diverse
Settings, Jossey-Bass, San Francisco, pp. 322-347.
Sumardiono, apa itu homeschooling: 35 gagasan pendidikan berbasis keluarga, 2014, Jakarta,
Panda Media, hlm 119
Yunizar. 2021. Kajian Perbenihan Tanaman Padi Sawah. Balai Pengkajian Teknologi Riau.
Hal. 1
16