Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL MAGANG

SEMESTER V

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI BENIH

PERBANYAKAN BENIH SECARA GENERATIF, PENGOLAHAN,


PENYIMPANAN, DAN PENGUJIAN MUTU BENIH DI UNIT PELAKSANA
TEKNIS PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH TANAMAN PANGAN
DAN HORTIKULTURA (UPT PSBTPH) SATGAS WILAYAH V JEMBER
DESA MANGLI, KECAMATAN KALIWATES, KABUPATEN JEMBER,
PROVINSI JAWA TIMUR

Oleh:
Maulaya Mulya Fajri Safira 03.06.19.0122
Eka Wahyu Febriana 03.06.19.0114
Imami ‘Izzati Ro’iffati 03.06.19.0084

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA
PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL MAGANG
SEMESTER V

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI BENIH

PERBANYAKAN BENIH SECARA GENERATIF, PENGOLAHAN, PENYIMPANAN,


DAN PENGUJIAN MUTU BENIH DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGAWASAN
DAN SERTIFIKASI BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (UPT
PSBTPH) SATGAS WILAYAH V JEMBER DESA MANGLI, KECAMATAN
KALIWATES, KABUPATEN JEMBER, PROVINSI JAWA TIMUR

Oleh:
MAULAYA MULYA FAJRI SAFIRA 03.06.19.0122
EKA WAHYU FEBRIANA 03.06.19.0114
IMAMI ‘IZZATI RO’IFFATI 03.06.19.0084

Menyetujui,
Dosen Pembimbing, Kaprodi Teknologi Benih,

Drh. Edi Purwono, M.Sc. Agus Wartapa, S.P., M.P.


NIP 198312152009121005 NIP 196106271987031001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Pertanian
Polbangtan Yogyakarta Magelang

Dr. Endah Puspitojati, S.TP., M.P.


NIP 198102282005012003

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat Rahmat dan
Kehendaknya penulis mampu menyelesaikan proposal magang dengan judul
“PERBANYAKAN BENIH SECARA GENERATIF, PENGOLAHAN, PENYIMPANAN, DAN
PENGUJIAN MUTU BENIH DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGAWASAN DAN
SERTIFIKASI BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (UPT PSBTPH)
SATGAS WILAYAH V JEMBER DESA MANGLI, KECAMATAN KALIWATES, KABUPATEN
JEMBER, PROVINSI JAWA TIMUR”. Tujuan dibuatnya proposal ini untuk memenuhi
persyaratan pengajuan magang di UPT PSBTPH Satgas Wilayah V Jember serta untuk
memenuhi kompetensi pada Semester 5 (Lima) program studi teknologi Benih. Keberhasilan
penyusunan proposal magang ini tidak lepas dari bantuan, dorongan serta bimbingan berbagai
pihak baik secara material maupun spiritual. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Bambang Sudarmanto, S. Pt. M. P. Selaku Pengarah dalam kegatan


Magang Program Studi Teknologi Benih
2. Ibu Dr. Endah Puspitojati, S.TP., M. P.Selaku Penanggung Jawab dalam kegatan
Magang Program Studi Teknologi Benih
3. Bapak Agus Wartapa, S. P., M. P. Selaku Kaprodi Program Studi Teknologi Benih
4. Bapak drh.Edi Purwono, M.Sc Selaku Pembimbing Internal dalam kegiatan magang
Program Studi Teknologi Benih
5. Orang tua dan semua keluarga

Penulis menyadari banyaknya kekurangan yang terdapat dalam penyusunan proposal


ini dikarenakan keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Akhir kata semoga pengajuan
proposal magang yang bertempat di UPT PSBTPH Satgas Wilayah V Jember dapat diterima
dan bermanfaat.

Situbondo, 17 September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL MAGANG............................................................1


KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Tujuan...........................................................................................................................4
1. Pengetahuan.................................................................................................................4
2. Keterampilan................................................................................................................5
3. Sikap.............................................................................................................................5
1.3 Sistematika Laporan.....................................................................................................5
BAB 1. PENDAHULUAN..................................................................................................5
BAB 2. PROFIL ORGANISASI DAN AKTIVITAS MAGANG......................................5
BAB 3. PEMBAHASAN....................................................................................................6
BAB 4. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI..............................................................6
BAB 5. REFLEKSI DIRI....................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................8
2.1 Kabupaten Jember........................................................................................................8
2.2 Program Magang..........................................................................................................8
2.3 Unit Pelaksana Teknis Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura.............................................................................................................................9
2.4 Perbenihan..................................................................................................................10
2.5 Perbanyakan Benih Secara Generatif, Pengolahan, Penyimpanan dan Mutu Benih. 11
BAB III METODE PELAKSANAAN.....................................................................................14
3.1 Waktu dan Tempat.....................................................................................................14
3.2 Materi Kegiatan..........................................................................................................14
3.3 Prosedur Pelaksanaan.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................16

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program studi Teknologi Benih memiliki visi mencetak Sumber Daya Manusia
Profesional, Mandiri, Berdaya Saing dalam Bidang pembenihan tanaman untuk
menjawab kebutuhan pertanian juga ikut serta mengembangkan benih unggul di
Indonesia. Magang merupakan sebuah program yang diadakan Politeknik Pembangunan
Pertanian Yogyakarta Magelang guna memberikan pengalaman, menambah pengetahuan
tentang aktivitas yang terjadi dalam industri atau perusahaan dan dapat menunjang
pengetahuan secara teoritis sekaligus praktek di lapangan yang layak dan representatif.
Metode Magang yang diterapkan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian
Yogyakarta Magelang Program Studi Teknologi Benih yaitu on the job training. Sesuai
dengan visi program studi yaitu menghasilkan pelaku produsen benih yang berkarakter,
berjiwa wirausaha dan kompeten dalam bidang perbenihan tanaman pangan dan
hortikultura, maka diharapkan dengan adanya program magang ini mahasiswa dapat
memperoleh keterampilan secara sosial, praktik, intelektual serta manajerial. Capaian
magang pada mahasiswa semester V yaitu perbanyakan benih secara generatif yang
setidaknya memenuhi atau memuat 1 (satu) mata kuliah yang ditempuh meliputi: 1.)
Pengolahan benih, 2.) Penyimpanan benih, 3.) Pengujian mutu benih, 4.) Pengantar
kewirausahaan, 5.) Teknologi informasi perbenihan, 6.) Manajemen Pemasaran Benih
dan 7.) Bioteknologi Pertanian.
Kegiatan magang dilakukan pada masa pandemic COVID-19 sehingga dilakukan
dengan penyesuaian kondisi lapangan wilayah dan lokasi masing-masing. Pandemi
menuntut adanya pembatasan social, maka selama kegiatan magang berlangsung
mahasiswa harus tetap mentaati protocol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak,
serta mengikuti aturan yang dipersyaratkan wilayah setempat. Pelaksanan magang
dilaksanakan di domisili masing-masing mahasiswa secara luring. Dengan kebijakan ini
maka proses pembimbingan dan konsultasi dilaksanakan secara daring (online).

1.2 Tujuan
1. Pengetahuan
Menguasai konsep teoritis mengenai kegiatan produksi perbanyakan tanaman secara
vegetatif atau generatif dan teori-teori lain yang relevan sehingga cakap untuk
menganalisis dan menyelesaikan masalah teknis perbanyakan tanaman.

4
2. Keterampilan
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan perbanyakan tanaman secara vegetatif atau
generatif. Menyelesaikan pekerjaan perbanyakan tanaman termasuk
mendokumentasikan hasil pekerjaan dalam bentuk laporan.
3. Sikap
Menumbuhkan jiwa profesionalitas, pembelajaran, berkarakter dalam pekerjaan di
bidang perbanyakan tanaman secara mandiri.

1.3 Sistematika Laporan


BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Tujuan
• Mahasiswa menguraikan latar belakang (argumen/alasan) dari topik yang dipilih
dalam Laporan Magang ini.
• Latar belakang bukan menjelaskan alasan magang dan/atau alasan penyusunan
Laporan Magang.
• Latar belakang harus menunjukkan urgensi dari topik yang dipilih. Urgensi
misalnya ditunjukkan oleh keunikan topik (isu mutakhir), keunikan industri,
permasalahan atau risiko yang ditimbulkan, atau perbedaan pendapat.
• Mahasiswa menguraikan tujuan penulisan topik magang.
• Tujuan harus mencerminkan hal-hal yang akan diuraikan di bab analisis.

BAB 2. PROFIL ORGANISASI DAN AKTIVITAS MAGANG


2.1 Profil Organisasi
Apabila diijinkan oleh perusahaan tempat magang maka mahasiswa dapat
memasukkan subbab profil organisasi tempat magang. Apabila mahasiswa membuat
sub-bab profil organisasi mahasiswa menguraikan hal-hal berikut:
• Profil organisasi mencakup karakteristik organisasi yang terkait dengan topik
yang dibahas, yaitu dapat mencakup struktur organisasi, proses bisnis,
ketentuan/peraturan terkait, dan sejenisnya.
• Profil organisasi juga mencakup proses penciptaan nilai untuk pemangku
kepentingan yang dilakukan oleh organisasi tersebut (misalnya melalui produk
atau jasa yang dihasilkan).
• Profil organisasi harus mempertimbangkan persetujuan pengungkapan informasi
yang diberikan oleh perusahaan tempat magang.

5
2.2 Aktivitas Magang
• Mahasiswa menguraikan seluruh aktivitas yang dilakukan selama magang.

BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Landasan Teori Mahasiswa menguraikan teori yang terkait dengan topik Laporan
Magang.
3.2 Analisis
• Mahasiswa menguraikan kasus/masalah yang menjadi topik pembahasan.
• Uraian kasus/masalah mencakup latar belakang, substansinya, dan dampak yang
ditimbulkan (jika ada).
• Mahasiswa menganalisis kasus/masalah tersebut dengan menggunakan teori atau
metode yang relevan.
• Analisis bukan mendeskripsikan teori, namun menggunakan teori untuk
menjelaskan dan membandingkan dengan kasus/masalah yang diangkat.
• Uraian mengenai teori atau metode harus menyebutkan referensi yang valid dan
handal.

BAB 4. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


4.1 Kesimpulan Mahasiswa menyimpulkan pendapatnya tentang kasus/masalah yang
dianalisis.
4.2 Rekomendasi
• Rekomendasi terkait dengan hasil analisis di Bab 3.
• Rekomendasi tentang hal-hal yang perlu diperbaiki organisasi tempat magang
terhadap peserta magang dan terhadap staf/karyawan secara keseluruhan
• Rekomendasi tentang hal-hal yang perlu diperbaiki oleh program studi yang
dirasakan sebagai kelemahan yang berkontribusi pada keterbatasan mahasiswa
saat magang.

BAB 5. REFLEKSI DIRI


.1 Refleksi Diri
• Mahasiswa memberikan penjabaran tentang hal-hal positif yang diterima selama
perkuliahan yang bermanfaat/relevan terhadap pekerjaan selama magang.
• Mahasiswa memberikan penjabaran tentang manfaat magang terhadap
pengembangan soft-skills dan kekurangan soft-skills yang dimilikinya.
• Mahasiswa memberikan penjabaran tentang manfaat magang terhadap
pengembangan kemampuan kognitif dan kekurangan kemampuan kognitif yang
dimilikinya.
6
• Mahasiswa mengidentifikasi kunci sukses dalam bekerja berdasarkan
pengalamannya di tempat magang.
• Mahasiswa memberikan penjabaran mengenai rencana perbaikan/pengembangan
diri, karir, dan pendidikan selanjutnya

7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

.1 Kabupaten Jember
Kabupaten Jember memiliki luas wilayah kurang lebih 3.293,34Km2, dengan
panjang pantai lebih kurang 170 Km. Sedangkan luas perairan Kabupaten Jember yang
termasuk ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) kurang lebih 8.338,5 Km2. Secara garis besar
daratannya dibedakan sebagai berikut:
Bagian selatan wilayah Kabupaten Jember, dataran rendah dengan titik
terluarnya Pulau Barong, terdapat pula sekitar 82 pulau-pulau kecil, 16 pulau
diantaranya sudah memiliki nama. Pada kawasan ini terdapat Taman Nasional Meru
Betiri yang berbatasan Kabu- paten Banyuwangi. Bagian barat laut berbatasan dengan
Ka- bupaten Probolinggo, merupakan bagian dari Pegunungan Iyang, dengan
puncaknya Gunung Argopuro (3.088 m). Bagian timur merupakan bagian dari rangkaian
Dataran Tinggi Ijen. Secara administratif wilayah Kabupaten Jember terbagi menjadi
31 kecamatan terdiri atas 28 kecamatan dengan 226 desa dan 3 kecamatan dengan
22 kelurahan, 1.000 du- sun/lingkungan, 4.313 RW dan 15.205 RT. Kecamatan
terluas adalah Tempurejo dengan luas 524,46 Km2 atau 15,9% dari total luas
wilayah Kabupaten Jember. Kecamatan yang terkecil adalah Kaliwates, seluas 24,94
Km2 atau 0,76%. Kabupaten Jember berada pada keting- gian 0–3.300 meter di
atas permukaan laut (dpl) ), dengan ketinggian daerah perkotaan Jember kurang
lebih 87 meter di atas permu- kaan laut (dpl). Sebagian besar wilayah be- rada pada
ketinggian antara 100 hingga 500 meter di atas permukaan laut yaitu 37,75%. Iklim di
Kabupaten Jember adalah iklim tropis. Ang- ka temperatur berkisar antara 23ºC –
31ºC, dengan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai bulan Agustus dan
musim hujan terjadi pada bulan Septem- ber sampai bulan Januari. Sedangkan curah
hujan cu- kup banyak, yakni berkisar antara 1.969 mm sampai 3.394 mm.
Kabupaten Jember memiliki beberapa sungai an- tara lain Sungai Bedadung yang
bersumber dari Pegu- nungan Iyang di bagian Tengah, Sungai Mayang yang bersumber
dari Pegunungan Raung di bagian timur, dan Sungai Bondoyudo yang bersumber
dari Pegunungan Semeru di bagian barat (Bapedda Jatim.2013).

8
.2 Program Magang
Kemajuan teknologi telah sampai pada tahap terciptanya sebuah kecerdasan
buatan . Kecerdasan buatan ini telah meciptakan persaingan yang ketat di kalangan
tenaga kerja global , telah menimbulkan keprihatinan serius tentang masa depan
pekerjaan dan keefektifan program vokasi dalam mempersiapkan mahasiswa secara
memadai untuk bekerja . Meski tidak ada standar definisi magang, bisa dikatakan
bahwa secara umum, bahwa magang dapat dilihat sebagai pengalaman kerja
praktis jangka pendek di mana mahasiswa menerima bidang tertentu yang
menjadi minat mereka . Salah satu tujuan utama magang adalah untuk memastikan
transisi yang lancar dari dari masa pendidikan ke tempat kerja (Coco, M.2000) .
Program magang memberikan mahasiswa kesempatan untuk menguji
kemampuan, kepercayaan, dan sikap mereka yang berkaitan dengan tugas kerja
tertentu atau jalur karier ( Howery, C.1983) . Hal ini memungkinkan mahasiswa
untuk menutupi kesenjangan antara kelas teori yang abstrak dan realitas kerja praktis .
Mahasiswa diberi kesempatan untuk menerapkan apa mereka telah terima dalam
pengaturan ruang kelas tradisional ke tempat kerja nyata dan memperoleh
pandangan pragmatis tentang tantangan pekerjaan. Program magang dapat
memperkuat kompetensi teknis, meningkatkan keterampilan analitis dan yang paling
penting, menumbuhkan kesadaran akan kebutuhan konstan akan kemampuan
beradaptasi dan kreativitas da lam dunia yang terus berubah (Chen et al.2011).
Magang adalah cara penyebaran informasi yang dilakukan secara terorganisasi.
Menurut rusidi, magang merupakan salah satu mata kuliah yang harus diselesaikan
setiap mahasiswa sebagai cara mempersiapkan diri untuk menjadi SDM yang siap
kerja. Magang adalah proses belajar dari seorang ahli melalui kegiatan dunia
nyata. Selain itu magang adalah proses mempraktikkan pengetahuan dan
keterampilan untuk menyelesaikan problem nyata di sekitar (Sumardiono.2014). Dari
pengertian para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa magang merupakan pelatihan atau
praktik untuk menguasai keahlian tertentu dibawah bimbingan dan pengawasan
instruktur yang berpengalaman.

.3 Unit Pelaksana Teknis Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Pemerintah merupakan lembaga pelayanan publik terkait dengan tugas dan
fungsinya, aparatur pemerintah dituntut untuk dapat memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2011 tentang
9
Pelayanan Publik mengatur tentang pelayanan publik di wilayah Provinsi Jawa Timur.
Unit Pelaksana Teknis Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura (UPT. PSBTPH) Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu diantara Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur yang ditetapkan untuk
melaksanakan Peraturan Daerah tersebut di atas. Berdirinya UPT. PSB TPH Provinsi
Jawa Timur mengacu kepada : Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2002
Tanggal 18 Januari 2002 Tentang Tugas dan Fungsi Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pertanian Provinsi Jawa Timur, Kemudian dicabut dengan Peraturan Gubernur Jawa
Timur Nomor 128 Tahun 2008 Tanggal 25 Agustus 2008 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Dan diubah dengan,
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 49 Tahun 2011 Tanggal 12 Juli 2011 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 128 Tahun 2008 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur,
Yang merubah Nomenklatur Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan
dan Hortikultura Propinsi Jawa Timur menjadi Unit Pelaksana Teknis Pengawasan dan
Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Timur, yang
mempunyai tugas untuk melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang kultivar dan
sertifikasi benih, pengujian benih secara laboratoris, pengawasan peredarannya,
ketatausahaan dan pelayanan masyarakat (PIP TPH Provinsi Jawa Timur).

Berdasarkan Pusat Informasi Perbenihan, Unit Pelaksana Teknis Pengawasan dan


Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPT PSBTPH) memiliki tugas
pokok Melaksanakan sebagian tugas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, dibidang:
Penilaian Kultivar dan Sertifikasi Benih, Pengujian Benih Laboratoris, Pengawasan
Peredaran Benih, Ketatausahaan dan Pelayanan Masyarakat. UPT PSBTPH yang terletak
di Provinsi Jawa Timur memiliki 6 wilayah Satuan Tugas (Satgas) yang terdiri dari: 1.)
SATGAS Wilayah 1 Surabaya, 2.) SATGAS Wilayah II Madiun, 3.) SATGAS Wilayah
III Kediri, 4.) SATGAS Wilayah IV Malang, 5.) SATGAS Wilayah V Jember dan 6.)
SATGAS Wilayah VI Banyuwangi. Masing-masing satgas dipimpin oleh seorang kepala
satgas yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur dengan
pendelegasian tugas pokok dan fungsi melaksanakan sebagian kegiatan Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura di daerah dan
bertanggung jawab kepada Kepala UPT. PSBTPH Provinsi Jawa Timur. Setiap satuan
tugas dilengkapi dengan sarana kantor dan loboratorium pegujian benih.

10
.4 Perbenihan
Benih adalah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan
di dalam usaha tani, yang mana memiliki fungsi secara agronomis atau merupakan suatu
komponen agronomi (Sadjad et al, 1975 dalam Kartasapoetra, 1986). Benih merupakan
sarana penting dalam produksi pertanian, juga menjadi pembawa perubahan teknologi.
Peningkatan produksi tanaman pangan salah satunya disebabkan oleh penggunaan
varitas-varitas unggul disertai teknik budidaya yang lebih baik dibandingkan pada masa-
masa sebelumnya. Varitas unggul baru diperoleh melalui pemuliaan tanaman, baik yang
dilakukan oleh lembaga penelitian pemerintah maupun indusrti benih yang mempunyai
devisi litbang.
Hasil pemuliaan tanaman berupa varitas baru mempunyai keunggulan yang harus
dipertahankan pada generasi berikutnya melalui perbanyakan yang sekaligus
mempertahankan kebenaran genetik dan mutu benihnya. Bidang produksi benih dapat
dikelompokkan menjadi produksi benih sumber dan produksi benih komersial. Produksi
benih komersial perlu didukung dengan program produksi benih sumber secara terus
menerus agar dapat menjamin kontinyutas ketersediaan benih bagi petani pengguna. Di
Indonesia, untuk benih non hibrida dikenal kelas benih yaitu: Benih Penjenis, Benih
Dasar, Benih Pokok dan Benih Sebar (Yunizar.2021).
Selama produksi benih dilakukan upaya-upaya agar diperoleh benih dengan mutu
yang tinggi. Dalam hal ini tercakup mutu genetik, fisiologis dan fisik. Mutu genetik
mencakup keunggulan varitas tersebut dan kemurniannya tinggi. Mutu fisik dicerminkan
dengan bentuk, ukuran, kebersihan, keseragaman, warna dan kecerahan. Mutu fisiologis
mencakup kadar air benih, viabilitas dan vigor benih. Beberapa faktor yang berperan
dalam keberhasilan produksi benih adalah : mutu benih sumber, areal produksi klondisi
iklim dan musim yang tepat, teknik memproduksi benih, penanganan panen dan pasca
panen. Semua faktor dan tahap produksi benih perlu dikendalikan agar diperoleh benih
berkualitas tinggi dan jumlah maksimal. Untuk itu perlu diketahui faktor faktor yang
dapat mempengaruhi mutu dan hasil benih sehingga dapat diterapkan teknik produksi
yang tepat (Yunizar.2021).

.5 Perbanyakan Benih Secara Generatif, Pengolahan, Penyimpanan dan Mutu Benih


Perbanyakan secara generatif merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam
proses pembiakan tanaman pangan dan tanaman hortikultura. Melalui perbanyakan
generatif, biji yang telah memenuhi syarat ditanam hingga menghasilkan tanaman baru
yang lebih banyak. Biji yang ditanam tersebut merupakan organ tanaman yang terbentuk
11
dalam buah sebagai hasil dari pendewasaan bakal biji yang dibuahi. Perbanyakan secara
generatif adalah hasil perkawinan antara dua individu atau bagian individu yang terpisah,
sehingga turunan yang dihasilkan bersifat menyimpang dari kedua sifat induknya.
Perbanyakan tanaman secara generatif ini umumnya dapat dilakukan dengan spora dan
biji. Perbanyakan menggunakan biji memerlukan penanganan secara spesifik agar
menghasilkan benih yang baik dan berkualitas, daya kecambah viabilitas dan daya
tumbuh tinggi, dan tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik,serta dapat
memberikan produksi yang tinggi. Adapun keuntungan atau kebaikan dari perbanyakan
ini diantaranya adalah biaya yang relatif murah, penyimpanan dalam waktu lama
memuaskan, daya hidupnya tetap tinggi bila disimpan dalam lingkungan yang
menghindari kondisi favorable untuk respirasi dan kegiatan enzimatik, serta
memungkinkan untuk memulai tanaman yang bebas penyakit, khususnya penyakit
tertular biji (seedborne). Meskipun demikian terdapat pula kelemahan pembiakan
generatif, seperti adanya segregasi sifat untuk tanaman-tanaman heterozigot, sehingga
dihasilkan beberapa tanaman keturunan yang sifatnya tidak sama dengan induknya.
Penggunaan benih bermutu dalam budidaya akan meningkatkan evektifitas dan
efesiensi karena populasi tanaman yang akan tumbuh dapat diperkirakan sebelumnya.
Sehingga mutu benih menjadi salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam
proses produksi benih. mutu benih adalah. Secara umum komponen mutu benih
dibedakan menjadi tiga, yaitu mutu fisik, mutu fisisologis, dan mutu genetik. Komponen
mutu fisik adalah kondis fisik benih yang menyangkut warna, bentuk, ukuran, bobot,
tekstur permukaan, kebersihan, dan keberagaman. Komponen mutu fisiologis adalah hal
yang berkaitan dengan daya hidup benih jika ditumbuhkan baik pada kondisi yang
menguntungkan optimum maupun kurang menguntungkan suboptimum. Komponen mutu
genetik adalah hal yang berkaitan dengan kemurnian varietas benih, baik secara fenotip
fisik maupun genetiknya. Secara fisik benih bermutu menampakan ciri-ciri sebagai
berikut, benih bersih dan terbebas dari kotoran, benih murni tidak tercampur dengan
varietas lain, sehat bernas tidak keriput, ukurannya normal dan seragam.
Pengolahan benih adalah proses transformasi fisik benih dari saat setelah panen
menjadi benih yang bersih dan seragam serta memenuhi standar yang ditentukan. Tujuan
dari pengolahn benih adalah menghasilkan benih yang memiliki mutu fisik, mutu
fisiologis, dan mutu genetik yang sesuai dengan standar mutu benih. prosesing dapat
meningkatkan mutu fisik, mutu fisiologis, dan mutu genetik. Perlakuan benih merupakan
proses pengaplikasian bahan kimia kepada benih dengan tujuan mengurangi,
mengendalikan atau menolak organisme-organisme yang merusak atau dapat
12
menyebabkan penyakit benih. terdapat beberapa cara perlakua benih seperti pemberian
bahan kimia, perlakuan air oanas, dan pelapisan benih.
Pengemasan merupakan tindakan memberikan lingkungan mikro yang optimal
agar benih tidak dipengaruhi faktor lingkungan selama penyimpanan. Tujuan dari
dilakukan pengemasan adalah memudahkan pengelolaan benih, memudahkan transportasi
benih, memudahkan penyimpanan benih dengan kondisi yang memadai,
mempertahankan viabilitas benih, mengurahi pengaruh lingukungan yang berubah-ubah,
dan mempertahankan kadar air.
Penyimpanan benih adalah suatu kegiatan atau perlakuan yang dilakukan untuk
mempertahankan viabilitas benih dalam periode simpan yang sepanjang mungkin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan benih secara umum yaitu faktor internal
( genetk, kondisi fisik, KA benih, dan viavilitas awal) dan faktor eksternal
( kelembapandan suhu penyimpanan). Penyimpanan benih dapat dibagi berdasarkan
waktu penyimpanan, yaitu penyimpanan jangka pendek (Shor-term storage)
penyimpanan jangka pendek antara 1-9 bulan, penyimpanan jangka menengah (Mid-term
storage) penyimpanan jangkan menengah antara 9-18 bulan, dan penyimpanan jangka
panjang ( Long-term storage) penyimpanan jangka panjang antara 18-120 bulan.

13
BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan magang mahasiswa Program Studi Teknologi Benih sebanyak 3
orang dilaksanakan selama 1 bulan mulai tanggal 1 - 31 Oktober 2021 di Unit
Pelaksana Teknis Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
Satgas Wilayah V Jember, Jl. Brawijaya No.71, Wonosari, Mangli, Kec. Kaliwates,
Kabupaten Jember, Jawa Timur 68131.

3.2 Materi Kegiatan


No Materi Hari Tanggal
1. Identifikasi dan pengenalan Perusahan / Unit 1 Hari 1 Oktober 2021
Usaha
2. Identifikasi dan pengenalan komoditas / 2 Hari 2-3 Oktober 2021
produk
yang dihasilkan
3. Kegiatan perbanyakan tanaman secara 19 Hari 4-22 Oktober 2021
generative
4. Penyusunan Laporan 6 Hari 23-28 Oktober 2021
5. Penilaian dan Presentasi Laporan 3 Hari 29-31 Oktober 2021
Keterangan : Pelaksanaan materi kegiatan dapat tentatif dan disesuaikan dengan kondisi
dilokasi magang.

3.3 Prosedur Pelaksanaan


Kegiatan magang dilaksanakan dengan tahapan kegiatan dan metoda pelaksanaan sebagai
berikut:
1. Pembekalan bagi mahasiswa dan pembimbing internal dilaksanakan secara daring
melalui aplikasi zoom meeting
2. Penyusunan proposal kegiatan magang oleh mahasiswa
3. Pelaksanaan magang di instansi pemerintah / DUDI perbenihan
4. Mahasiswa dalam melaksanakan magang dibimbing oleh pembimbing internal dan
eksternal
5. Pengakhiran pelaksanaan PKL dengan presentasi dan penyusunan laporan magang.

14
6. Pelaksanaan magang bisa dilaksanakan secara individu maupun berkelompok
menyesuaikan dengan kegiatan yang ada di lokasi magang namun proposal dan
laporan magang bersifat individu.

Alokasi waktu efektif pelaksanaan magang, sebagai berikut : Pembekalan, survei


calon lokasi, dan penyusunan proposal  dilaksanakan satu bulan penuh pada September
2021, sementara itu pelaksanaan magang di lapangan, konsultasi laporan setelah
magang, dan ujian hasil magang diksanakan selama 31 hari pada bulan Oktober 2021.
Kegiatan magang Program Studi Teknologi Benih dilaksanakan pada semester V
dengan metode on the job training. Metode ini dilakukan dengan mengikuti langsung
kegiatan dan mempraktikannya mulai dari penanaman hingga pengolahan benih sampai
benih dapat dipasarkan. Pengumpulan data diperoleh dari hasil survei lokasi magang di
BPSB Satgas V Jember.

15
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2021. Pusat Informasi Perbenhan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa
Timur. Diakses pada 19 September 2021. http://benihtphjatim.com/profil/

Bapedda Jatim.2013. Potensi Kabupaten Jember. Diakses pada 16 September 2021


http://bappeda.jatimprov.go.id/bappeda/wp-content/uploads/potensi-kab-kota-
2013/kab-jember-2013.pdf

Chen, C.T., Hu, J.L., Wang, C.C. and Chen, C.F. (2011), “A study of the effects of
internship experienc es on the behavioural intentions of college students
majoring in leisure management in Taiwan”, Journal of Hospitality Leisure
Sport & Tourism Education, Vol. 10 No. 2, pp. 61 - 73.

Coco, M. (2000), “Internships: a try before you buy arrangement”, SAM Advanced
Management Journal, Vol. 65 No. 2, pp. 41-47.

Howery, C. (1983), “Undergraduate education”, in Freeman, H., Dynes, R.R. and Whyte,
W.F. (Eds), Applied Sociology: Roles and Activities of Sociologists in Diverse
Settings, Jossey-Bass, San Francisco, pp. 322-347.

Sumardiono, apa itu homeschooling: 35 gagasan pendidikan berbasis keluarga, 2014, Jakarta,
Panda Media, hlm 119

Yunizar. 2021. Kajian Perbenihan Tanaman Padi Sawah. Balai Pengkajian Teknologi Riau.
Hal. 1

16

Anda mungkin juga menyukai