Oleh
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN
YOGYAKARTA-MAGELANG
JURUSAN PETERNAKAN
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
Oleh:
1. Adi Santoso (03 08 18 002)
2. Firdha Rahma Sabrina (03 08 18 013)
3. Melani Aprida (03 08 18 021)
Telah disahkan:
Mengetahui,
Ketua Jurusan
ii
PRAKATA
Penulis
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................35
v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dunia kerja. Di sisi lain akan diperlukan suatu kerjasama antara dunia
daya manusia.
1
sperma ke dalam saluran saluran reproduksi betina dengan menggunakan
dan 30% teori yaitu meliputi bidang keahlian teknologi proses dan
2
kompetensi pembelajaran mata kuliah Inseminasi Buatan dan Kesehatan
Hewan.
B. Tujuan Magang
Magelang.
perkawinan ternak.
3
7. Mengembangkan karakter positif mahasiswa terkait tanggung jawab,
C. Manfaat Magang
1. Bagi Mahasiswa
4
II. KEADAAN UMUM INSTANSI
A. Lokasi
permukaan laut dimana memiliki iklim sejuk dan dikelilingi oleh pepohonan
rindang salah satu jenis pohonnya yaitu Pohon Pinus. Unit Produksi
untuk lahan tebu. Unit Produksi Pangan memiliki sumber daya air yang
timur luasan kandang ternak sapi. Unit Produksi Pangan juga memiliki
ekor; dan Kelinci 1 ekor. Selain itu Unti Produksi Pangan juga memiliki
beberapa kolam ikan yang didalamnya terdapat jenis Ikan Nila dan Ikan
Lele.
5
Gambar 1. Peta Lokasi Propang AKMIL Magelang
6
B. Sejarah
Akmil) diubah menjadi Bagian Produksi Pangan dan Latihan Kerja Akmil
7
Organisasi dan Tugas Akademi Militer TNI Angkatan Darat (Orgas Akmil)
Militer TNI Angkatan Darat (Orgas Akmil TNI AD) Sipropang menjadi
C. Struktur Organisasi
TNI Angkatan Darat (Orgas Akmil TNI AD).Propang AKMIL dipimpin oleh
berpangkat Kapten atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan III/c-d dan
8
3. Kepala Urusan Pengolahan (Kaurolah)
Kapropang
Mayor Inf Giyarso
Paurmin
Lettu Ckm drh. M. A. Lathief Z.
TURMINOLAH NABATI/HEWANI 1
TURMIN TANI/RUMPUT 1 TURMIN TERNAK 1
TURMINOLAH NABATI/HEWANI 2
TURMIN TANI/RUMPUT 2 TURMIN TERNAK 2
TURMIN TANI/RUMPUT 3 TURMINOLAH NABATI/HEWANI 3
TURMIN TERNAK 3
TURMIN TANI/RUMPUT 4 TURMINOLAH NABATI/HEWANI 4
TURMIN TERNAK 4
TURMIN TANI/RUMPUT 5 TURMINOLAH NABATI/HEWANI 5
TURMIN TANI/RUMPUT 6 TURMIN TERNAK 5
TURMIN TERNAK 9
TURMIN TERNAK 10
TURMIN TERNAK 11
TURMIN TERNAK 12
TURMIN TERNAK 13
TURMIN TERNAK 14
TURMIN TERNAK 15
9
D. Ketenagakerjaan
Militer dan Pegawai Negeri Sipil. Tenaga Kerja di Propang AKMIL terdiri
dari 36 orang yang terdiri dari 14 orang Personil Militer dan 22 orang
Magelang.
E. Populasi Ternak
Magelang adalah sapi jenis Peranakan Frisien Holstein (PFH). Bibit sapi-
sapi ini didatangkan langsung dari beberapa tempat seperti dari Boyolali,
kandang, yaitu sapi pedet, sapi dara, sapi laktasi, dan sapi kering.
10
Gambar 4. (a) bangunan kandang dara A; (b) salah satu sapi perah
laktasi di Kandang Laktasi A
susu, ruang produksi tahu, ruang kesehatan ternak, kandang ternak sapi,
11
Gambar 5. Bangunan kandang ternak sapi PFH di Propang Akmil
2. Peralatan kandang
Tempat pakan, tempat minum, selang air, alat pemompa air, sekop,
12
6. Peralatan Pengolahan Tahu
8. Fasilitas Kendaraan
13
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Metode Pelaksanaan
C. Tatalaksana Kegiatan
magang adalah;
14
D. Jadwal Kegiatan
15
pemeliharaan
ternak dan
pengecekan
kesehatan ternak
Selasa, 5 Mei 05.30-16.00 Melaksanakan Propang
2021 kegiatan AKMIL
manajemen Magelang
pemeliharaan
ternak dan
pengecekan
kesehatan ternak
Rabu, 6 Mei 2021 05.30-16.00 Melaksanakan Propang
Inseminasi AKMIL
Buatan, Magelang
melaksanakan
kegiatan
manajemen
pemeliharaan
ternak dan
pengecekan
kesehatan ternak
Kamis, 7 Mei 05.30-16.00 Melaksanakan Propang
2021 manajemen AKMIL
pemeliharaan Magelang
ternak dan
pengecekan
kesehatan ternak
Jumat, 8 Mei 05.30-16.00 Melaksanakan Propang
2021 Inseminasi AKMIL
Buatan dan Magelang
pengecekan
kesehatan ternak
Sabtu, 9 Mei 05.30-12.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
manajemen
pemeliharaan
ternak
Senin, 17 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 Inseminasi AKMIL
Buatan, Magelang
melaksanakan
kegiatan
manajemen
16
pemeliharaan
ternak dan
pengecekan
kesehatan ternak
Selasa, 18 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
manajemen
pemeliharaan
ternak
Rabu, 19 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 Inseminasi AKMIL
Buatan, Magelang
melaksanakan
kegiatan
manajemen
pemeliharaan
ternak dan
pengecekan
kesehatan ternak
Kamis, 20 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
pengolahan hasil
ternak
Jumat, 21 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
pengolahan hasil
ternak
Sabtu, 22 Mei 06.00-12.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
pengolahan hasil
ternak
Senin, 24 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
17
melaksanakan
kegiatan
pengolahan hasil
ternak
Selasa, 25 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
pengolahan hasil
ternak
Rabu, 26 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
pengolahan hasil
ternak
Kamis, 27 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
pengolahan hasil
ternak
Jumat, 28 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
pengolahan hasil
ternak
Sabtu, 29 Mei 06.00-12.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
pengolahan hasil
ternak
Senin, 31 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
manajemen
pemeliharaan
ternak
18
E. Pembahasan Kegiatan
a. Kelompok Pedet
ini pedet dibiarkan minum susu induknya secara adlibitum setelah 7 hari,
kandang kelompok pedet, hal ini karena kebutuhan pedet akan kolostrum
adalah produksi susu awal berupa cairan kunig yang dikeluarkan oleh sapi
penting bagi pedet yang baru lahir karena kolostrum kaya akan protein
19
et.al, 2020) kolostrum berperan sebagai penyedia utama antibodi dari
induk yang sangat dibutuhkan oleh anak sapi yang baru lahir untuk
(a)
(b)
Gambar 7. (a)Penanganan retensi plasenta yaitu pelepasan selaput fetus
secara manual agar tidak menimbulkan bau busuk; (b)Penanganan
kelahiran induk dan pedet pasca kelahiran
liter/ekor/hari yang dibagi menjadi 2 waktu yaitu 4 liter pagi hari dan 4 liter
sore hari. Pedet yang berumur dibawah 2 bulan hanya diberi susu saja,
namun untuk pedet yang berumur lebih dari 2 bulan sudah mulai
20
dikenalkan dengan pakan berupa konsentrat. Pedet yang berumur lebih
dari 4 bulan mulai disapih dan sudah mulai dikenalkan dengan pakan
b. Kelompok Dara
dengan system intensif. Menurut (Suherman, 2014) sapi dara adalah sapi
yang telah lepas sapih yang digunakan sebagai replacement stock atau
pemeliharaan baik dari pemberian pakan dengan nutrisi yang cukup. Pada
masa lepas sapih, sapi sudah tidak mendapatkan susu lagi dari induk
menggantikan kebutuhan akan susu tersebut. Setiap pagi dan siang hari
21
dibersihkan dengan cara menyemprot tubuh ternak hingga kotoran/feses
yaitu pada pagi hari diberi konsentrat dan tambahan mineral, kemudian
rumput gajah atau rumput kolomenjono. Setelah itu pakan diberikan pada
siang hari berupa hijauan saja. Kandungan nutrisi yang terdapat pada
22
c. Kelompok Laktasi
dilakukan secara intensif. Sanitasi kandang dilakukan pada pagi dan siang
susu.
Sapi laktasi diberi minum secara adlibitum dan pakan 2 kali yaitu
pada pagi dan sore hari. Pakan yang diberikan berupa konsentrat, ampas
mineral. Jika konsentrat telah selesai diberikan, maka ternak diberi pakan
23
ampas tahu. Pemberian ampas tahu bertujuan untuk melengkapi protein
yang didapatkan dari hijauan. Menurut Sari (2016) bahwa energi yang
susu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pakan. Zat-
metabolisme dari sel-sel kelenjar ambing untuk mensintesis susu (Ali et.al,
2017).
Pemberian pakan pada siang hari terdiri dari konsentrat yang diberi
mineral, singkong, dan pada sore hari hijauan. Pemberian singkong yang
masih utuh dengan kulitnya memberi manfaat untuk ternak sapi baik
asam laktat secara alami dan kapang, minim kontaminasi mikotoksin dan
d. Kelompok Kering
yaitu pada pagi dan siang hari. Sementara pemberian minum dilakukan
24
Ternak sapi kelompok Afkir diberi minum secara adlibitum dan
diberi pakan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan siang hari. pemberian
pemberian mineral, serta pemberian hijauan. Pada siang hari ternak diberi
2. Manajemen Perkawinan
dengan cara Inseminasi Buatan (IB). Inseminasi Buatan (IB) adalah suatu
dicairkan dan khusus terlebih dahulu berasal dari ternak jantan ke dalam
alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat yang disebut
25
secara langsung untuk mengawini betina. Hal ini sesuai dengan pendapat
(Fania et.al, 2020) Inseminasi Buatan (IB) adalah suatu rangkaian proses
26
Jika ditemui ternak yang mengalami birahi, barulah dilakukan perkawinan
3. Manajemen Kesehatan
seluruh kandang dibersihkan dua kali sehari, yaitu pada pagi hari sebelum
27
Beberapa penyakit yang ditemukan di Propang AKMIL Magelang
yaitu diare yang dialami oleh beberapa pedet. Diare adalah penyakit yang
dapat menular ke pedet lain. Diare disebabkan oleh pedet yang minum
genangan air yang berada di lokasi sekitar kandang. Diare anak sapi
62% dan 22% dan kejadian tertinggi sebanyak 39% disebabkan oleh
nutrisi.
28
Ciri-ciri pedet yang mengalami diare yaitu mengeluarkan feses cair
(a)
(b)
29
4. Produksi Ternak (Susu)
sehari yaitu di pagi hari dan siang hari. Pada pagi hari dilakukan pada jam
05.30-08.30 WIB dan pada siang hari pemerahan dilakukan pada jam
pelicin juga memberikan efek agar sapi tidak merasa kesakitan pada saat
merasa sakit dan ketakutan dan lama pemerahantidak lebih dari 10 menit
untuk setiap ekor sapi. Selain persiapan sapi, tangan petugas pemerah
juga dipastikan bersih dan kuku jari tangan tidak panjang, karena
a) Whole Hand, dengan cara jari memegang putting susu pada pangkal
putting diantara ibu jari dan telunjuk dengan tekanan diawali dari atas
yang diikuti jari tengah, jari manis, dan kelingking seperti memeras.
b) Strippen, dengan cara putting dijepit antara ibu jari dan jari telunjuk
30
Gambar 16. Mahasiswa melakukan pemerahan susu dengan metode
strippen
dalam tangki susu yang sudah disediakan, dan disaring terlebi dahulu
agar kotoran-kotoran yang berasal dari susu sapi tidak ikut larut ke dalam
diperlakukan secara aseptik dan disimpan pada suhu maksimum 4,4 oC.
Susu diolah dengan cara Pasteurisasi dan diberi gula pasir untuk
31
Gambar 17. Mahasiswa melaksanakan kegiatan proses pengolahan susu
pasteurisasi di Ruang Pengolahan Susu Propang Akmil
Taruna, Candra, dan Sepapk. Penyediaan susu yaitu pada pagi hari yang
disajikan saat makan snack. Jumlah seluruh susu yang disediakan kurang
lebih 1250 botol setiap hari, dengan rincian untuk Taruna sebanyak 250
32
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
33
B. Saran
populasi ternak sapi terutama sapi betina agar jumlah sapi laktasi semakin
34
DAFTAR PUSTAKA
Ali, N., Munawarah, N., & Sofyan, N. (2017). Pengaruh pemberian ampas
tahu terhadap produksi air susu dan pertambahan berat badan
kambing Peranakan Etawa (PE). Jurnal Saintek Peternakan dan
Perikanan, 1(1), 23-26.
Dewi Kristanti, N. (2019). Daya Simpan Susu Pasteurisasi ditinjau dari
Kualitas Mikroba Termodurik dan Kualitas Kimia.
Chotiah, S. (2012). Strategic control of acute diarrhea of newborn calves.
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, 17(3), 234-243.
Fania, B., Trilaksana, I. G. N. B., & Puja, I. K. Keberhasilan Inseminasi
Buatan (IB) Pada Sapi Bali di Kecamatan Mengwi, Badung, Bali.
Khotimah, K. (2013). Kualitas Mikrobiologi Kolostrum Sapi Perah FH pada
Waktu Pemerahan yang Berbeda di Peternakan Rakyat (Quality Of
Microbiology From Bovine Colostrum PFH On Different Time in
Milking at Dairy Farm). Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran,
13(2).
Mayasari, N., Widyastuti, R., Kamil, K. A., Yulianti, A. A., Latipudin, D.,
Permana, R., & Ismiraj, M. R. (2020). Penguatan Pengetahuan
Tentang Peranan Kolostrum Dalam Manajemen Perbibitan Sapi
Potong Di Kelompok Peternak Sapi Potong Putra Nusa, Desa
Kondangdjaja, Kab. Pangandaran. Dharmakarya, 9(1), 21-24.
Sari, dkk. 2016. Pengaruh Pakan Tambahan Berupa Ampas Tahu dan
Limbah Bioetanol Berbahan Singkong (Manihot utilissima)
Terhadap Penampilan Sapi Bali (Bos Sondaicus). Buletin of Animal
Sciences Buletin Peranakan Vol. 40 (2):107-112.
Soetarno, T 2003. Manejemen Ternak Perah. Hand Out Mata Kuliah
Ternak Perah Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta
Suherman, D. (2014). Efek waktu pemberian pakan dan level energi
terhadap cekaman panas berdasarkan suhu rektal dan kulit sapi
dara Fries Holland. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 9(2), 117-
129.
Utami, K. B., Radiyati, L. E., & Surjowardojo, P. (2014). Kinerja peternak
sapi perah PFH (Studi kasus pada anggota Koperasi Agro Niaga) di
Kecamatan Jabung Kabupaten Malang. Jurnal Ilmu-Ilmu
Peternakan (Indonesian Journal of Animal Science), 24(3), 61-68.
35