Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN

MAGANG MATA KULIAH SEMESTER VI


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK
DI PRODUKSI PANGAN AKADEMI MILITER MAGELANG

Oleh

1. Adi Santoso (03 08 18 002)


2. Firdha Rahma Sabrina (03 08 18 013)
3. Melani Aprida (03 08 18 021)

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN
YOGYAKARTA-MAGELANG
JURUSAN PETERNAKAN
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN

MAGANG PENDUKUNG CAPAIAN MATA KULIAH MAHASISWA


SEMESTER VI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK
DI PRODUKSI PANGAN AKADEMI MILITER MAGELANG

Oleh:
1. Adi Santoso (03 08 18 002)
2. Firdha Rahma Sabrina (03 08 18 013)
3. Melani Aprida (03 08 18 021)

Telah disahkan:

Pada tanggal : Juni 2021

Ketua Prodi Paurmin,

Nur Prabewi, S.Pt, M.P drh. M. Abdul Lathief Z.


NIP. 196804091992032001 Lettu Ckm NRP 11160041830292

Mengetahui,

Ketua Jurusan

Dr. drh. Supriyanto, MP


NIP. 195911141987031001

ii
PRAKATA

Puji syukur penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan


Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga Laporan Magang Mata Kuliah Semester VI Program
Studi Teknologi Produksi Ternak di Produksi Pangan Akademi Militer
Magelang, Prodi Teknologi Produksi Ternak Tahun 2021 ini dapat
diselesaikan dengan baik.

Ucapan terimakasih disampaikan kepada :

1. Dr. Bambang Sudarmanto, S.Pt., MP selaku Direktur Politeknik


Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang
2. Dr.Drh. Supriyanto, MP selaku Kepala Jurusan Peternakan Politeknik
Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang
3. Lettu Ckm drh. M. Abdul Lathief Z. selaku Perwira Urusan Administrasi
Unit Produksi Pangan Akademi Militer Magelang dan pembimbing
lapangan Magang di Unit Produksi Pangan Akademi Militer Magelang.
4. Semua staff dan karyawan Unit Produksi Pangan Akademi Militer
Magelang yang telah membimbing, mengarahkan, dan membantu
dalam melaksanakan Magang di Unit Produksi Pangan Akademi Militer
Magelang.
5. Semua pihak terkait yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
yang membantu dalam pembuatan laporan magang ini.

Demikian proposal ini dibuat, penulis menyadari porposal ini masih


banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna menyempurnakan penyusunan laporan ini.

Magelang, Juni 2021

Penulis

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta lokasi Propang Akmil Magelang .................................6


Gambar 2. Pintu masuk kawasan Propang Akmil Magelang ...............6
Gambar 3. Taman wisata Propang Akmil Magelang.............................6
Gambar 4. Bangunan kandang dara A dan salah satu sapi perah
laktasi di Kandang Laktasi A ..............................................11
Gambar 5. Bangunan kandang ternak sapi PFH di Propang Akmil .....12
Gambar 6. Ruang kesehatan ternak di Propang Akmil ........................12
Gambar 7. Penanganan retensi plasenta dan Penanganan kelahiran
induk dan pedet pasca kelahiran ........................................20
Gambar 8. Konsentrat Calfeed .............................................................22
Gambar 9. Mahasiswa melaksanakan kegiatan sanitasi .....................23
Gambar 10. Mineral Citamix DSF dan Ultra-Mineral ............................25
Gambar 11. Mahasiswa magang melakukan inseminasi buatan .........26
Gambar 12. Mahasiswa melakukan pkb dengan palpasi rektal ...........27
Gambar 13. Persiapan penanganan kesehatan ternak........................27
Gambar 14. Pedet mengalami diare kuning..........................................28
Gambar 15. Penanganan pedet pasca lahir dan pengobatan pedet....29
Gambar 16. Mahasiswa melakukan pemerahan susu .........................31
Gambar 17. Mahasiswa melaksanakan kegiatan proses pengolahan
Susu pasteurisasi .............................................................32

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN......................................................................ii
PRAKATA..............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................iv
DAFTAR ISI ..........................................................................................v
I. PENDAHULUAN .............................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Tujuan Magang...........................................................................3
C. Manfaat Magang.........................................................................4
II. KEADAAN UMUM INSTANSI..........................................................5
A. Lokasi..........................................................................................5
B. Sejarah........................................................................................7
C. Struktur Organisasi.....................................................................9
D. Ketenagakerjaan.........................................................................10
E. Populasi Ternak..........................................................................10
F. Sarana dan Prasarana................................................................11
III. PELAKSANAAN KEGIATAN............................................................14
A. Metode Pelaksanaan .................................................................14
B. Waktu dan Tempat......................................................................14
C. Tatalaksana Kegiatan.................................................................14
D. Jadwal Kegiatan..........................................................................15
E. Pembahasan Kegiatan...............................................................19
IV. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................33
A. Kesimpulan.................................................................................33
B. Saran...........................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................35

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka menunjang aspek keahlian professional Politeknik

Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang Jurusan Peternakan telah

menyediakan sarana dan prasarana penunjang pendidikan dengan

lengkap. Dalam dunia kerja nantinya dibutuhkan keterpaduan antara

pengetahuan akan teori dan pelatihan praktik di lapangan guna

memberikan gambaran tentang dunia kerja yang sebenarnya.

Magang merupakan bentuk perkuliahan melalui praktik lapangan

atau bekerja secara langsung di dunia kerja. Kegiatan magang juga

merupakan pengaplikasian ilmu yang diperoleh saat pelatihan dan

bagaimana penerapannya di dunia kerja. Melalui kegiatan magang ini

diharapkan adanya suatu kecocokan materi yang telah dipelajari

mahasiswa di pelatihan dengan pelaksanaan kegiatan sesungguhnya di

dunia kerja. Di sisi lain akan diperlukan suatu kerjasama antara dunia

kerja khususnya Produksi Pangan Akademi Militer Magelang dengan

instansi Pendidikan yaitu Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta

– Magelang Jurusan Peternakan dalam meningkatkan kualitas sumber

daya manusia.

Bentuk pelaksanaan magang yaitu kegiatan praktik inseminasi

buatan dan paramedik yang bekerja sama dengan Produksi Pangan

Akademi Militer Magelang. Inseminasi Buatan adalah usaha memasukkan

1
sperma ke dalam saluran saluran reproduksi betina dengan menggunakan

peralatan khusus. IB merupakan salah satu bentuk bioteknologi

reproduksi dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas ternak

sapi potong dengan sasaran akhir peningkatan pendapatan petani

peternak. IB perlu ditingkatkan melalui upaya-upaya yang intensif,

kontinyu dan berkesinambungan dengan penekanan pada aspek

peningkatan mutu dan perluasan jangkauan pelayanan IB.

Strategi pencapaian sasaran program studi mencakup aspek

tridharma perguruan tinggi dilakukan program penerapan kurikulum

berbasis kompetensi yang berorientasi kepada kebutuhan stekholder

eksternal. Kurikulum pendidikan disusun dengan pendekatan

pembentukan sumber daya manusia level D4 dengan kemampuan teknis

yang tinggi dicirikan dengan proporsi proses pembelajaran 70% praktek

dan 30% teori yaitu meliputi bidang keahlian teknologi proses dan

menejemen dalam bidang industri pakan ternak.

Upaya capaian tujuan dan sasaran program studi disusun secara

bertahap setiap semesternya. Program pengkayaan kompetensi mengacu

pada capaian pembelajaran mata kuliah salah satunya dilaksanakan

dengan program pemagangan mahasiswa ditempat dunia usaha dan

industri maupun instansi pemerintah terkait yang relevan dengan capaian

mata kuliah. Program pemagangan mata kuliah merupakan wujud

pembelajaran outcampus berbasis teaching factory (TEFA). Pemagangan

mahasiswa semester 6 ini adalah untuk mendukung pencapaian

2
kompetensi pembelajaran mata kuliah Inseminasi Buatan dan Kesehatan

Hewan.

B. Tujuan Magang

Tujuan dari kegiatan magang mahasiswa semester 6 program studi

teknologi produksi ternak adalah;

1. Menfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan wawasan dan praktek

di TEFA luar kampus terutama terkait identifikasi dan kesempatan

mencoba sarana prasarana yang belum ada di TEFA kampus guna

mendukung capaian mata kuliah yang dimagangkan.

2. Mempelajari prosedur pelaksanaan penanganan perkawinan ternak

dengan teknik inseminasi buatan di Produksi Pangan Akademi Militer

Magelang.

3. Mengaplikasikan teori tentang penanganan perkawinan ternak dengan

teknik inseminasi buatan.

4. Mengenal dan memahami sistem kerja Produksi Pangan Akademi

Militer Magelang khususnya dibidang kesehatan hewan.

5. Memahami kasus penyakit hewan yang ditemukan dilapangan dan

mengetahui prosedur tindakan dan pengobatan penyakit tersebut serta

memahami sistem peningkatan produksi dari sapi perah.

6. Menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam rangka

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan

perkawinan ternak.

3
7. Mengembangkan karakter positif mahasiswa terkait tanggung jawab,

bekerjasama, gigih, dan pantang menyerah.

C. Manfaat Magang

Manfaat dari kegiatan magang mahasiswa semester 6 program

studi teknologi produksi ternak adalah;

1. Bagi Mahasiswa

a. Sebagai sarana latihan dan penerapan ilmu yang didapat di

perkuliahan dan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan,

wawasan, dan pengalaman di dunia kerja secara langsung dilapangan.

b. Mahasiswa dapat membina hubungan baik dengan pembimbing

sehingga mendapatkan relasi untuk masa yang mendatang.

2. Bagi Instansi Magang dan Instansi Pendidikan

a. Diharapkan kegiatan magang ini dapat memberikan ide-ide yang

dapat digunakan sebagai pedoman belajar bagi instansi pendidikan.

b. Diharapkan kegiatan magang ini dapat terciptanya hubungan yang

baik dan adanya kerjasama antara Produksi Pangan Akademi Militer

dengan Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang

Jurusan Peternakan dalam hal pertukaran informasi.

4
II. KEADAAN UMUM INSTANSI

A. Lokasi

Unit Produksi Pangan (Propang) AKMIL Magelang berlokasi di

Jalan Kelud No. 8 Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa

Tengah. Unit Produksi Pangan berada di ketinggian 400 meter di atas

permukaan laut dimana memiliki iklim sejuk dan dikelilingi oleh pepohonan

rindang salah satu jenis pohonnya yaitu Pohon Pinus. Unit Produksi

Pangan memiliki luas 30 Ha. 7 Ha digunakan untuk kantor dan kandang,

10 Ha untuk lahan HMT (Hijauan Makan Ternak), dan 13 Ha digunakan

untuk lahan tebu. Unit Produksi Pangan memiliki sumber daya air yang

melimpah yang bersumber dari aliran irigasi yang terdapat di sebelah

timur luasan kandang ternak sapi. Unit Produksi Pangan juga memiliki

miniature Kebun Binatang yang didalamnya terdapat beberapa jenis

binatang seperti : Rusa 3 ekor; Merak 1 ekor; Marmut 10 ekor; Merak 1

ekor; dan Kelinci 1 ekor. Selain itu Unti Produksi Pangan juga memiliki

beberapa kolam ikan yang didalamnya terdapat jenis Ikan Nila dan Ikan

Lele.

5
Gambar 1. Peta Lokasi Propang AKMIL Magelang

Gambar 2. Pintu masuk kawasan Propang Akmil Magelang

Gambar 3. Taman wisata Propang Akmil Magelang

6
B. Sejarah

Akademi Militer Magelang membentuk Satuan Kerja Produksi

Pangan Akademi Militer (Propang AKMIL) dengan tujuan ingin melakukan

swasembada sektor peternakan maupun sektor pertanian. Swasembada

sektor peternakan dilakukan dengan membangun peternakann sapi perah

untuk memenuhi kebutuhan susu bagi TARUNA, CANDRA, dan SEPAPK.

Satuan Kerja Propang AKMIL Magelang merupakan

pengembangan dari bagian Veteriner kesehatan Akabri Udrat.

Berdasarkan Surat Keputusan Mehankam Nomor Skep/1418/XII/1975

tanggal 26 Desember 1975, bagian kesehatan Akabri Udarat (Veteriner)

Propang ditingkatkan menjadi Dinas dengan nama Dinas Produksi

Pangan dan Latihan Kerja AKABRI Udarat (Dispropalatker Udarat).

Seiring dengan perkembangan dan perubahan Akabri Udarat menjadi

Akademi Militer, berdasarkan keputusan Kasad Nomor Kep/48/VI/1985

tanggal 25 Juni 1985 disahkannya Produksi Pangan dan Latihan Kerja

Akademi Militer (Propalatker Akmil).

Produksi Pangan dan Latihan Kerja Akademi Militer (Propalatker

Akmil) diubah menjadi Bagian Produksi Pangan dan Latihan Kerja Akmil

(Bagpropalatker Akmil) pada tanggal 15 Juli 1991. Perubahan tersebut

didasarkan pada Keputusan Kasad Nomor Kep/4/VII/1991.

Bagpropalatker berganti nama menjadi Propalatker Akmil sesuai dengan

Kasad Nomor Kep/2/III/1997. Propalatker Akmil diubah menjadi

7
Organisasi dan Tugas Akademi Militer TNI Angkatan Darat (Orgas Akmil)

Propalatke pada 21 April 2005 sesuai dengan keputusan Kasad Nomor

Kep/34/VI/2005. Organisasi dan Tugas Akademi Militer TNI Angkatan

Darat diubah menjadi Sie Produksi Pangan dan DetasemenMarkas

Akademi Militer (Sipropang Denma Akmil) pada tanggal 30 Juli 2009

berdasarkan Peratura Kepala Staff Angkatan Darat Nomor Perkasad

26/VI/2011 tanggal 1 Juni 2011 tentang Organisasi dan Tugas Akademi

Militer TNI Angkatan Darat (Orgas Akmil TNI AD) Sipropang menjadi

Propang Akmil atau Produksi Pangan Akademi Militer.

C. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi di Propang AKMIL ditentukan berdasarkan

Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat (Perkasad) Nomor 63 Tahun 2015

tanggal 14 Desember 2015 tentang Organisasi dan Tugas Akademi Militer

TNI Angkatan Darat (Orgas Akmil TNI AD).Propang AKMIL dipimpin oleh

Kepala Produksi Pangan (Kapropang) yang dijabat oleh Pemen (Perwira

Menengah) Angkatan Darat berpangkat Mayor. Kapropang dibantu oleh

tiga kepala Urusan yaitu Pama (Perwira Pertama) Angkatan Darat

berpangkat Kapten atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan III/c-d dan

satu Perwira Urusan Administrasi (Paurmin) yang berpangkat Lettu. Kaur

dan Paurmin terdiri dari :

1. Kepala Urusan Pengawasan Produksi (Kaurwasprod)

2. Kepala Urusan Pertanian (Kaurtani)

8
3. Kepala Urusan Pengolahan (Kaurolah)

4. Kepala Urusan Administrasi (Paurmin)

Berikut adalah struktur Organisasi di Unit Propang AKMIL Magelang;

Kapropang
Mayor Inf Giyarso

Paurmin
Lettu Ckm drh. M. A. Lathief Z.

Turmin Surat Urmin


Turmin Urmin

Kaurwasprod Kaurtani Kaourolah


Kapten Inf Santoso Dra. Sutarmini Kapten Cba Riyono

TURMINOLAH NABATI/HEWANI 1
TURMIN TANI/RUMPUT 1 TURMIN TERNAK 1
TURMINOLAH NABATI/HEWANI 2
TURMIN TANI/RUMPUT 2 TURMIN TERNAK 2
TURMIN TANI/RUMPUT 3 TURMINOLAH NABATI/HEWANI 3
TURMIN TERNAK 3
TURMIN TANI/RUMPUT 4 TURMINOLAH NABATI/HEWANI 4
TURMIN TERNAK 4
TURMIN TANI/RUMPUT 5 TURMINOLAH NABATI/HEWANI 5
TURMIN TANI/RUMPUT 6 TURMIN TERNAK 5

TURMIN TANI/RUMPUT 7 TURMIN TERNAK 6


TURMIN TANI/RUMPUT 8 TURMIN TERNAK 7
TURMIN TANI/RUMPUT 9
TURMIN TERNAK 8

TURMIN TERNAK 9

TURMIN TERNAK 10

TURMIN TERNAK 11

TURMIN TERNAK 12

TURMIN TERNAK 13

TURMIN TERNAK 14

TURMIN TERNAK 15

9
D. Ketenagakerjaan

Propang AKMIL memiliki tenaga kerja yang berasal dari Personil

Militer dan Pegawai Negeri Sipil. Tenaga Kerja di Propang AKMIL terdiri

dari 36 orang yang terdiri dari 14 orang Personil Militer dan 22 orang

Pegawai Negeri Sipil. Berikut data tenaga kerja di Propang AKMIL

Magelang.

Tabel 1. Ketenagakerjaan di Propang AKMIL Magelang


Tugas Jumlah
Staff Administrasi 7
Kelompok Kandang 10
Petugas Rumput 8
Petugas Pengolahan 6
Petugas Kebersihan 1
Petugas Pemerahan 4
Total 36
Sumber : Bagan Staff Propang AKMIL Magelang

E. Populasi Ternak

Sapi yang dikembangkan dan dipelihara di Propang AKMIL

Magelang adalah sapi jenis Peranakan Frisien Holstein (PFH). Bibit sapi-

sapi ini didatangkan langsung dari beberapa tempat seperti dari Boyolali,

Baturraden, dan Salatiga. Pelaksanaan perkawinan ternak di Propang

AKMIL Magelang dilaksanakan dengan cara Inseminasi Buatan (IB).

Semen/straw diperolah dari Balai Inseminasi Buatan (BIB) Ungaran

dengan jenis sapi PFH. Populasi ternak dibedakan menjadi 4 kelompok

kandang, yaitu sapi pedet, sapi dara, sapi laktasi, dan sapi kering.

10
Gambar 4. (a) bangunan kandang dara A; (b) salah satu sapi perah
laktasi di Kandang Laktasi A

Berikut data populasi sapi yang adai di Propang AKMIL Magelang;

Tabel 2. Populasi Ternak Sapi di Propang AKMIL Magelang


Kelompok Ternak Jumlah
Pedet 22
Sapi Dara 48
Sapi Laktasi 56
Sapi Kering 21
Jumlah 147
Sumber : Data terolah

F. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terdapat di Propang AKMIL Magelang

guna menunjang kegiatan operasional baik di bidang peternakan maupun

di bidang pengolahan pangan yaitu :

1. Fasilitas Bangunan Propang AKMIL

Kantor, kamar mandi, mushola, koperasi, mess, ruang pengolahan

susu, ruang produksi tahu, ruang kesehatan ternak, kandang ternak sapi,

gudang pakan, tempat pengolahan rumput, dan tempat parkir.

11
Gambar 5. Bangunan kandang ternak sapi PFH di Propang Akmil

Gambar 6. Ruang kesehatan ternak di Propang Akmil

2. Peralatan kandang

Tempat pakan, tempat minum, selang air, alat pemompa air, sekop,

angkong, tongkat pembersih untuk feses, ember, mesin perah portable,

sapu lidi, karung, pisau, kursi kecil, drum susu.

3. Peralatan gudang pakan

Karung, angkong (gerobak), sekop.

4. Peralatan hudang hijauan

Chopper, keranjang hijauan, gerobak hijauan, traktor, garpu.

5. Alat dan bahan kesehatan hewan

Thermometer, spuit, mortar, IB gun, container, plastic sheet,

gloves, obat-obatan ternak.

12
6. Peralatan Pengolahan Tahu

Unit pelaksanaan pengolahan tahu, alat penggiling kedelai,

kompor, cooling unit, ember, unit penggorengan, unit kebersihan ruangan.

7. Peralatan Pengolahan Susu

Unit pelaksanaan pasteurisasi, bootlewasher, unit kebersihan

ruangan, biotol Tupperware.

8. Fasilitas Kendaraan

Truk, mobil box, traktor hijauan, mobil.

13
III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Metode Pelaksanaan

Kegiatan magang dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa

dengan cara mencari sendiri lokasi dan mencoba melakukan pendekatan

dengan instansi tersebut.

B. Waktu dan Tempat

Kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 19 April – 31 Mei

2021 yang bertempat di Produksi Pangan Akademi Militer Magelang.

C. Tatalaksana Kegiatan

Tatalaksana atau uraian kegiatan yang akan dilaksanakan selama

magang adalah;

1. Mempelajari prosedur pelaksanaan penanganan perkawinan ternak

dengan teknik inseminasi buatan di Produksi Pangan Akademi Militer

Magelang dan kemudian diaplikasikan.

2. Melakukan pengobatan pada ternak sesuai dengan kasus penyakit

hewan yang ditemukan dilapangan dan memahami sistem peningkatan

produksi dari sapi perah.

14
D. Jadwal Kegiatan

Berikut jadwal kegiatan yang kami laksanakan selama magang :

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Lokasi


Senin, 19 April Melaksanakan AKMIL
08.00-12.00
2021 kegiatan Litpes Magelang
Selasa, 20 April 05.30-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
manajemen
pemeliharaan
ternak
Rabu, 21 April 05.30-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
manajemen
pemeliharaan
ternak
Jumat, 23 April 05.30-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
manajemen
pemeliharaan
ternak
Sabtu, 24 April 05.30-12.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
manajemen
pemeliharaan
ternak
Senin, 4 Mei 05.30-16.00 Melaksanakan Propang
2021 Inseminasi AKMIL
Buatan, Magelang
melaksanakan
kegiatan
manajemen

15
pemeliharaan
ternak dan
pengecekan
kesehatan ternak
Selasa, 5 Mei 05.30-16.00 Melaksanakan Propang
2021 kegiatan AKMIL
manajemen Magelang
pemeliharaan
ternak dan
pengecekan
kesehatan ternak
Rabu, 6 Mei 2021 05.30-16.00 Melaksanakan Propang
Inseminasi AKMIL
Buatan, Magelang
melaksanakan
kegiatan
manajemen
pemeliharaan
ternak dan
pengecekan
kesehatan ternak
Kamis, 7 Mei 05.30-16.00 Melaksanakan Propang
2021 manajemen AKMIL
pemeliharaan Magelang
ternak dan
pengecekan
kesehatan ternak
Jumat, 8 Mei 05.30-16.00 Melaksanakan Propang
2021 Inseminasi AKMIL
Buatan dan Magelang
pengecekan
kesehatan ternak
Sabtu, 9 Mei 05.30-12.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
manajemen
pemeliharaan
ternak
Senin, 17 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 Inseminasi AKMIL
Buatan, Magelang
melaksanakan
kegiatan
manajemen

16
pemeliharaan
ternak dan
pengecekan
kesehatan ternak
Selasa, 18 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
manajemen
pemeliharaan
ternak
Rabu, 19 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 Inseminasi AKMIL
Buatan, Magelang
melaksanakan
kegiatan
manajemen
pemeliharaan
ternak dan
pengecekan
kesehatan ternak
Kamis, 20 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
pengolahan hasil
ternak
Jumat, 21 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
pengolahan hasil
ternak
Sabtu, 22 Mei 06.00-12.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
pengolahan hasil
ternak
Senin, 24 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang

17
melaksanakan
kegiatan
pengolahan hasil
ternak
Selasa, 25 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
pengolahan hasil
ternak
Rabu, 26 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
pengolahan hasil
ternak
Kamis, 27 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
pengolahan hasil
ternak
Jumat, 28 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
pengolahan hasil
ternak
Sabtu, 29 Mei 06.00-12.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
kegiatan
pengolahan hasil
ternak
Senin, 31 Mei 06.00-16.00 Melaksanakan Propang
2021 pengecekan AKMIL
kesehatan ternak, Magelang
melaksanakan
manajemen
pemeliharaan
ternak

18
E. Pembahasan Kegiatan

Kegiatan magang mandiri yang dilaksanakan selama satu bulan

didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Pemeliharaan Sapi Perah

Pemeliharaan sapi PFH di Propang AKMIL dilakukan dengan

system intensif, dimana sapi dikandangkan dan memperoleh pakan

secara terjadwal. Terdapat empat kelompok sapi dengan pemeliharaan

yang berbeda di Propang AKMIL yaitu :

a. Kelompok Pedet

Pelaksanaan pemeliharaan pedet di Propang AKMIL Magelang

dilaksanakan menggunakan system intensif. Setelah lahir, pepdet

dibiarkan bersama dengan induknya selama 7 hari/1 minggu. Pada saat

ini pedet dibiarkan minum susu induknya secara adlibitum setelah 7 hari,

pedet akan dipisahkan dengan induknya dan dimasukkan ke dalam

kandang kelompok pedet, hal ini karena kebutuhan pedet akan kolostrum

sudah dirasa cukup, sesuai dengan pendapat (Khusnul, 2013) kolostrum

adalah produksi susu awal berupa cairan kunig yang dikeluarkan oleh sapi

induk laktasi setelah melahirkan selama 24-168 jam. Kolostrum sangat

penting bagi pedet yang baru lahir karena kolostrum kaya akan protein

dibandingkan susu biasa , protein ini dibutuhkan pedet untuk pertumbuhan

tubuh. Kolostrum mengandung vitamin A, B2, C dan vitamin – vitamin lain

yang sangat diperlukan pedat. Pendapat tersebut didukung oleh (Novi

19
et.al, 2020) kolostrum berperan sebagai penyedia utama antibodi dari

induk yang sangat dibutuhkan oleh anak sapi yang baru lahir untuk

menjaga kesehatan dan produktivitasnya.

(a)

(b)
Gambar 7. (a)Penanganan retensi plasenta yaitu pelepasan selaput fetus
secara manual agar tidak menimbulkan bau busuk; (b)Penanganan
kelahiran induk dan pedet pasca kelahiran

Pedet yang berumur sampai 4 bulan diberi susu sebanyak 8

liter/ekor/hari yang dibagi menjadi 2 waktu yaitu 4 liter pagi hari dan 4 liter

sore hari. Pedet yang berumur dibawah 2 bulan hanya diberi susu saja,

namun untuk pedet yang berumur lebih dari 2 bulan sudah mulai

20
dikenalkan dengan pakan berupa konsentrat. Pedet yang berumur lebih

dari 4 bulan mulai disapih dan sudah mulai dikenalkan dengan pakan

hijauan dan konsentrat, agar merangsang perkembangan rumen,

sehingga dapat cepat berfungsi. Kemudian air minum dapat mulai

diberikan pada umur tiga minggu. Penyapihan pedet yaitu menghentikan

pemberian susu pada pedet. Tujuan penyapihan untuk menghemat biaya

pembesaran pedet dan meningkatkan volume susu induk sapi. Cara

penyapihan di Propang AKMIL dengan mengurangi jumlah pemberian

susu dan meningkatkan pemberian konsentrat dan hijauan.

b. Kelompok Dara

Pemeliharaan sapi dara di Propang AKMIL Magelang dilakukan

dengan system intensif. Menurut (Suherman, 2014) sapi dara adalah sapi

yang telah lepas sapih yang digunakan sebagai replacement stock atau

pengganti induk yang baik dengan memperhatikan latar belakang

pemeliharaan baik dari pemberian pakan dengan nutrisi yang cukup. Pada

masa lepas sapih, sapi sudah tidak mendapatkan susu lagi dari induk

sehiongga untuk memenuhi kebutuhannya dibutuhkan pakan yang dapat

menggantikan kebutuhan akan susu tersebut. Setiap pagi dan siang hari

kandang dibersihkan untuk mencegah adanya penyakit yang dapat

menyerang sapi. Sanitasi merupakan salah satu pencegahan akan

adanya penyakit yang menyerang sapi. Selain kandang, kebersihan juga

diterapkan pada sapi-sapi yang ada di kandang dara tersebut. Sapi-sapi

21
dibersihkan dengan cara menyemprot tubuh ternak hingga kotoran/feses

tidak lagi menempel pada tubuh ternak.

Pemberian minum untuk sapi kelompok dara dilakukan secara

adlibitum. Pemberian pakan untuk sapi dara dilakukan sebanyak 2 kali

yaitu pada pagi hari diberi konsentrat dan tambahan mineral, kemudian

setelah selesai pemberian konsentrat diberi pakan hijauan yang berupa

rumput gajah atau rumput kolomenjono. Setelah itu pakan diberikan pada

siang hari berupa hijauan saja. Kandungan nutrisi yang terdapat pada

konsentran dengan merk Calfeed yaitu terdapat da tabel berikut :

Tabel 3. Kandungan nutrisi pada Calfeed


Komposisi Nutrisi Jumlah (%)
Air Maksimal 14%
Protein Kasar Maksimal 13%
Lemak Kasar Maksimal 7%
TDN (Total Digestible Nutrien)€ Maksimal 70%
NDF Maksimal 37%
Sumber : Calfeed

Gambar 8. Konsentrat Calfeed yang digunakan peternakan sapi perah di


Propang Akmil

22
c. Kelompok Laktasi

Pemelihaaan ternak sapi laktasi di Propang AKMIL Magelang

dilakukan secara intensif. Sanitasi kandang dilakukan pada pagi dan siang

hari. Sanitasi meliputi kebersihan kandang dan kebersihan ternak sapi.

Kebersihan kandang dan ternak diutamakan pada saat akan dilaksanakan

proses pemerahan, hal ini bertujuan untuk menghindari kemungkinan

adanya kontaminasi bakteri yang dapat merusak dan tercampur ke dalam

susu.

Gambar 9. Mahasiswa melaksanakan kegiatan sanitasi di kandang laktasi


A Propang Akmil

Sapi laktasi diberi minum secara adlibitum dan pakan 2 kali yaitu

pada pagi dan sore hari. Pakan yang diberikan berupa konsentrat, ampas

tahu, hijauan, singkong, dan mineral. Konsentrat yang diberikan memiliki

kandungan sama seperti konsentrat yang diberikan untuk ternak sapi

dara. Pemberian konsentrat diberikan di pagi hari dengan tambahan

mineral. Jika konsentrat telah selesai diberikan, maka ternak diberi pakan

23
ampas tahu. Pemberian ampas tahu bertujuan untuk melengkapi protein

yang didapatkan dari hijauan. Menurut Sari (2016) bahwa energi yang

terkandung dalam ransum dapat mempengaruhi produksi susu produksi

susu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pakan. Zat-

zat nutrisi yang terkandung dalam pakan akan mempengaruhi aktifitas

metabolisme dari sel-sel kelenjar ambing untuk mensintesis susu (Ali et.al,

2017).

Pemberian pakan pada siang hari terdiri dari konsentrat yang diberi

mineral, singkong, dan pada sore hari hijauan. Pemberian singkong yang

masih utuh dengan kulitnya memberi manfaat untuk ternak sapi baik

dalam bobot maupun kualits susu. Kulit singkong mengandung bakteri

asam laktat secara alami dan kapang, minim kontaminasi mikotoksin dan

nontoxic HCN dalam kadar rendah yang mendukung kesehatan hewan,

dengan meningkatkan produksi enzim laktoperioksidase dan menurunkan

jumlah bakteri koliform dalam susu.

d. Kelompok Kering

Pemeliharaan ternak sapi afkir di Propang AKMIL Magelang

dilakukan secara intensif. Sanitasi kandang dilakukan 2 kali dalam sehari

yaitu pada pagi dan siang hari. Sementara pemberian minum dilakukan

secara adlibitum. Sanitasi kandang dilakukan untuk melakukan

pencegahan terhadap adanya bibit penyakit yang bisa saja menyerang

ternak sapi. Sanitasi meliputi sanitasi kandang dan ternak sapi.

24
Ternak sapi kelompok Afkir diberi minum secara adlibitum dan

diberi pakan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan siang hari. pemberian

pakan di pagi hari terdiri dari pemberian konsenrat disertai dengan

pemberian mineral, serta pemberian hijauan. Pada siang hari ternak diberi

pakan berupa konsentrat dan hijauan.

Gambar 10. Mineral Citramix DSF dan Ultra-Mineral yang digunakan


peternakan sapi perah di Propang Akmil

2. Manajemen Perkawinan

Sistem perkawinan yang dilakukan di Propang AKMIL Magelang

dengan cara Inseminasi Buatan (IB). Inseminasi Buatan (IB) adalah suatu

cara atau teknik untuk memasukan mani (spermatozoa) yang telah

dicairkan dan khusus terlebih dahulu berasal dari ternak jantan ke dalam

alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat yang disebut

Insemination Gun. Perkawinan dengan cara IB dapat meningkatkan

kualitas ternak karena semen yang digunakan merupakan semen dari

pejantan unggu yang sudah diseleksi terlebih dahulu. Selain

meningkatkan kualitas, metode IB juga dapat meningkatkan

kuantitasternak dengan cepat karena tidak harus menggunakan pejantan

25
secara langsung untuk mengawini betina. Hal ini sesuai dengan pendapat

(Fania et.al, 2020) Inseminasi Buatan (IB) adalah suatu rangkaian proses

dari teknologi reproduksi yang bertujuan untuk meningkatkan populasi dan

mutu genetik ternak. Inseminasi buatan adalah pemasukan atau

penyampaian semen ke dalam saluran kelamin betina dengan

menggunakan insemination gun.

Gambar 11. Mahasiswa melakukan inseminasi buatan terhadap sapi pfh


di Propang Akmil

Sebelum melaksanakan perkawinan secara IB petugas kandang

secara bergilir melaporkan apabila terdapat ternak yang menunjukkan

gejala birahi karena syarat melakukan IB adalah ternak mengalami birahi.

26
Jika ditemui ternak yang mengalami birahi, barulah dilakukan perkawinan

dengan cara IB oleh petugas yang sudah ditunjuk.

Gambar 12. Mahasiswa melakukan pemeriksaan kebuntingan dengan


palpasi rektal

3. Manajemen Kesehatan

Pada pemeliharaan sapi perah di Propang AKMIL Magelang

seluruh kandang dibersihkan dua kali sehari, yaitu pada pagi hari sebelum

dilakukan pemerahan pagi dan siang hari sebelum dilakukan pemerahan

siang. Kegiatan sanitasi ini dilakukan untuk mencegah adanya bibit

penyakit yang bersumber dari kondisi kandang yang kotor.

Gambar 13. Persiapan penanganan kesehatan ternak yang sakit


dikandang

27
Beberapa penyakit yang ditemukan di Propang AKMIL Magelang

yaitu diare yang dialami oleh beberapa pedet. Diare adalah penyakit yang

dapat menular ke pedet lain. Diare disebabkan oleh pedet yang minum

genangan air yang berada di lokasi sekitar kandang. Diare anak sapi

merupakan gejala penyakit yang dapat mempengaruhi peningkatan

kuantitas dan kualitas ternak. Menurut (Siti Chotiah, 2012) angka

kesakitan dan kematian pada anak sapi masing-masing dapat mencapai

62% dan 22% dan kejadian tertinggi sebanyak 39% disebabkan oleh

kasus diare. Pedet penderita diare mengalami kekurangan cairan yang

mengandung garam mineral atau elektrolit sehingga terjadi dehidrasi dan

asidosis yang dapat menyebabkan kematian. Penyebab diare pada pedet

antara lain gangguan metabolik atau penyakit yang disebabkan oleh

nutrisi.

Gambar 14. Pedet mengalami diare kuning

28
Ciri-ciri pedet yang mengalami diare yaitu mengeluarkan feses cair

berwarna kuning keputih-putihan dan berbau busuk. Penanganan yang

dilakukan adalah dengan memberikan obat berupa Colibact dan Norit

yang dihaluskan kemudian dicampur air, lalu di cekokkan kepada pedet.

Pemberian obat ini rutin dilakukan sehari sekali.

(a)

(b)

Gambar 15. (a)Penanganan pedet pasca lahir yaitu pemotongan tali


pusar; (b)Pengobatan pedet yang terkena diare dengan memberikan
collibact secara oral

29
4. Produksi Ternak (Susu)

Pemerahan di Propang AKMIL Magelang dilakukan 2 kali dalam

sehari yaitu di pagi hari dan siang hari. Pada pagi hari dilakukan pada jam

05.30-08.30 WIB dan pada siang hari pemerahan dilakukan pada jam

13.00-15.00 WIB. Sebelum dilakukan pemerahan, ambing dicuci terlebih

dahulu menggunakan air bersih agar susu tidak terkontaminasi oleh

kotoran yang menempel pada ambing. Setelah dilakukan pencucian,

ambing diberikan pelicin yang terbuat dari vaselline. Pemberian pelicin

sesuai dengan pendapat (Utami et.al, 2014) bahwa tangan pemerah

diolesi dengan pelicin sehingga tidak melukai puting sapi. Pemberian

pelicin juga memberikan efek agar sapi tidak merasa kesakitan pada saat

dilakukan pemerahan. Proses pelepasan susu akan terganggu bila sapi

merasa sakit dan ketakutan dan lama pemerahantidak lebih dari 10 menit

untuk setiap ekor sapi. Selain persiapan sapi, tangan petugas pemerah

juga dipastikan bersih dan kuku jari tangan tidak panjang, karena

ditakutkan dapat melukai putting susu.

Metode pemerahan yang dilakukan di Propang AKMIL Magelang

menggunakan 2 metode yaitu;

a) Whole Hand, dengan cara jari memegang putting susu pada pangkal

putting diantara ibu jari dan telunjuk dengan tekanan diawali dari atas

yang diikuti jari tengah, jari manis, dan kelingking seperti memeras.

b) Strippen, dengan cara putting dijepit antara ibu jari dan jari telunjuk

yang digeserkan pada pangkal putting bawah sambil dipijat.

30
Gambar 16. Mahasiswa melakukan pemerahan susu dengan metode
strippen

Setelah dilakukan pemerahan, susu kemudian dimasukkan ke

dalam tangki susu yang sudah disediakan, dan disaring terlebi dahulu

agar kotoran-kotoran yang berasal dari susu sapi tidak ikut larut ke dalam

air susu. Susu kemudian diolah di tempat pengolahan dengan cara

Pasteurisasi. Susu pasteurisasi dilakukan dengan menggunakan proses

pemanasan di bawah titik didih susu yaitu (100,16C). Menurut (Dewi,

2017) adalah susu yang telah mengalami proses pemanasan pada

temperatur 72oC minimum selama 15 detik atau pemanasan pada 63-66 oC

selama 30 menit, kemudian segera didinginkan sampai 10 oC, selanjutnya

diperlakukan secara aseptik dan disimpan pada suhu maksimum 4,4 oC.

Susu diolah dengan cara Pasteurisasi dan diberi gula pasir untuk

menambah rasa dari susu tersebut.

31
Gambar 17. Mahasiswa melaksanakan kegiatan proses pengolahan susu
pasteurisasi di Ruang Pengolahan Susu Propang Akmil

Susu yang diproduksi diolah dan disediakan untuk kebutuhan

Taruna, Candra, dan Sepapk. Penyediaan susu yaitu pada pagi hari yang

disajikan saat makan snack. Jumlah seluruh susu yang disediakan kurang

lebih 1250 botol setiap hari, dengan rincian untuk Taruna sebanyak 250

ml dan untuk Sepapk sebanyak 200ml. Susu yang sudah matang

kemudian dimasukkan ke dalam botol Tupperware ukuran 300 ml dan 500

ml. Susu diantar ke pusat AKMIL pada jam 08.00 WIB.

32
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan magang yang dilakukan di Propang

AKMIL Magelang didapat kesimpulan sebagai berikut :

1. Mahasiswa mendapatkan fasilitas untuk mengembangkan wawasan

dan praktek di TEFA Produksi Pangan Akademi Militer Magelang guna

mendukung capaian mata kuliah yang dimagangkan.

2. Mahasiswa dapat melaksanakan prosedur pelaksanaan penanganan

perkawinan ternak dengan teknik inseminasi buatan sebanyak 8 sapi

di Produksi Pangan Akademi Militer Magelang.

3. Mahasiswa dapat mengetahui cara penanganan atau pengobatan

kesehatan ternak sapi perah dan memahami kasus penyakit ternak

yang ditemukan yaitu penanganan pedet pasca kelahiran, penanganan

induk sapi pasca kelahiran (vulva mengalami pembengkakan dan

produksi susu awal yang dihasilkan jelek), dan diare di Produksi

Pangan Akademi Militer Magelang.

4. Mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa

dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam

penanganan perkawinan ternak.

5. Mahasiswa dapat mengembangkan karakter positif mahasiswa terkait

tanggung jawab, bekerjasama, gigih, dan pantang menyerah.

33
B. Saran

Berdasarkan kegiatan magang yang dilakukan di Propang AKMIL

Magelang didapat saran yaitu penambahan tenaga kerja yang berkaitan

dengan kesehatan dan reproduksi ternak untuk lebih meningkatkan

populasi ternak sapi terutama sapi betina agar jumlah sapi laktasi semakin

bertambah dan produksi susu semakin bertambah pula. Selain itu,

penambahan tenaga kerja di bidang kesehatan juga agar dapat secara

cepat dan tepat dalam penanganan ternak yang terkena penyakit.

34
DAFTAR PUSTAKA

Ali, N., Munawarah, N., & Sofyan, N. (2017). Pengaruh pemberian ampas
tahu terhadap produksi air susu dan pertambahan berat badan
kambing Peranakan Etawa (PE). Jurnal Saintek Peternakan dan
Perikanan, 1(1), 23-26.
Dewi Kristanti, N. (2019). Daya Simpan Susu Pasteurisasi ditinjau dari
Kualitas Mikroba Termodurik dan Kualitas Kimia.
Chotiah, S. (2012). Strategic control of acute diarrhea of newborn calves.
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, 17(3), 234-243.
Fania, B., Trilaksana, I. G. N. B., & Puja, I. K. Keberhasilan Inseminasi
Buatan (IB) Pada Sapi Bali di Kecamatan Mengwi, Badung, Bali.
Khotimah, K. (2013). Kualitas Mikrobiologi Kolostrum Sapi Perah FH pada
Waktu Pemerahan yang Berbeda di Peternakan Rakyat (Quality Of
Microbiology From Bovine Colostrum PFH On Different Time in
Milking at Dairy Farm). Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran,
13(2).
Mayasari, N., Widyastuti, R., Kamil, K. A., Yulianti, A. A., Latipudin, D.,
Permana, R., & Ismiraj, M. R. (2020). Penguatan Pengetahuan
Tentang Peranan Kolostrum Dalam Manajemen Perbibitan Sapi
Potong Di Kelompok Peternak Sapi Potong Putra Nusa, Desa
Kondangdjaja, Kab. Pangandaran. Dharmakarya, 9(1), 21-24.
Sari, dkk. 2016. Pengaruh Pakan Tambahan Berupa Ampas Tahu dan
Limbah Bioetanol Berbahan Singkong (Manihot utilissima)
Terhadap Penampilan Sapi Bali (Bos Sondaicus). Buletin of Animal
Sciences Buletin Peranakan Vol. 40 (2):107-112.
Soetarno, T 2003. Manejemen Ternak Perah. Hand Out Mata Kuliah
Ternak Perah Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta
Suherman, D. (2014). Efek waktu pemberian pakan dan level energi
terhadap cekaman panas berdasarkan suhu rektal dan kulit sapi
dara Fries Holland. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 9(2), 117-
129.
Utami, K. B., Radiyati, L. E., & Surjowardojo, P. (2014). Kinerja peternak
sapi perah PFH (Studi kasus pada anggota Koperasi Agro Niaga) di
Kecamatan Jabung Kabupaten Malang. Jurnal Ilmu-Ilmu
Peternakan (Indonesian Journal of Animal Science), 24(3), 61-68.

35

Anda mungkin juga menyukai