Oleh :
Kelompok VIII
JURUSAN PETRNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Pertanian
Agus Santoso
NPM. 1914141046
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah Produksi
Ternak Unggas yang berjudul “Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler Fase
Finisher” ini selesai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna, mohon maaf
apabila dalam penulisan laporan ini terdapat kekurangan atau kesalahan.
Demikianlah laporan ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
DAFTAR TABEL.....................................................................................
DAFTAR GAMBAR.................................................................................
I. PENDAHULUAN
I.2. Latar Belakang..........................................................................
I.3. Tujuan Praktikum......................................................................
V. KESIMPULAN................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil praktikum manajemen pemeliharaan ayam broiler
Fase finisher.....................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kegiatan wawancara dengan anak kandang closed house..........
2. Papan data recording closed house.............................................
3. Feed additive Digest Sea.............................................................
4. Perfexsol-L untuk vitamin...........................................................
5. Linco Spectin (antibiotik)............................................................
6. Biogreen......................................................................................
7. Foto bersama kelompok 8...........................................................
I. PENDAHULUAN
Pembangunan sub sektor peternakan sedang berlangsung dan salah satu tujuannya
adalah mencukupi kebutuhan hewani asal ternak, kebutuhan hewani yang
bersumber dari daging, susu dan telur di Indonesia semakin meningkat.
Peningkatan tersebut sebagai akibat cepatnya pertambahan penduduk,
meningkatnya daya beli masyarakat dan bertambahnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya makanan yang bergizi. Apabila kondisi ini tidak diimbangi
dengan usaha dibidang peternakan baik ternak ayam petelur, ternak potong, ternak
perah, maka dimungkinkan dapat terjadi krisis protein. Untuk mengimbangi
keadaan tersebut maka pemerintah melaksanakan berbagai kebijakan
pengembangan peternakan, diantaranya adalah peternakan unggas yang
berkembang saat ini.
Bentuk pakan untuk menghasilkan konversi pakan yang baik untuk unggas adalah
pakan bentuk crumble dan pellet dibandingkan dengan mash. Pakan bentuk
crumble dan pellet cenderung mengurangi jumlah pakan yang hilang di dalam
litter dibandingkan dengan pakan mash. Pakan bentuk pellet memiliki konversi
yang lebih baik dibandingkan dengan pakan bentuk mash yaitu 1,8 berbanding
1,9. Selain itu hal lain yang mempengaruhi konversi pakan adalah kandungan
energi metabolis dalam pakan karena akan mempengaruhi konsumsi pada ayam
pedaging (Anggitasari dkk., 2016)
Ternak yang dipelihara diberikan pakan yang berasal dari pabrik dan diberikan
secara teratur.Pemberian pakan harus diperhatikan dalam beternak, karena jika
peternak tidak bisa mengatur pengeluaran untuk pakan yang dikonsumsi oleh
ternak, maka peternak akan mendapatkan hasil minum dalam pakan. Konstribusi
pakan adalah yang paling tinggi yaitu 75%. Jadi seorang peternak harus
memahami betul tata laksana pemberian pakan. Pakan tidak langsung diberikan
semua, dan hanya diisi saat habis saja. Pakan diberikan pada jam tertentu
(Sunarso, 2006).
Kandungan nutrisi ransum harus diperhatikan karena hal tersebut merupakan salah
satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan ayam broiler fase pre-starter, starter,
grower, dan finisher. Berdasarkan nomor SNI 8173.1 : 2015 untuk standar pakan
ayam broiler fase pre-starter yaitu KA maks 14%, PK min 22%, LK min 5%, SK
maks 4%, Abu maks 8%, Ca 0,8-1,1%, P min 0,5%, Aflatoxin maks 40μg/kg, ME
min 2900 kkal/kg, Lisin min 1,3%, Metionin min 0,5%, Metionin+sistin min
0,9%, Triptofan min 0,20%, Treonin min 0,20%. Untuk pakan ayam broiler fase
starter dengan nomor SNI 8173.2 : 2015 yaitu KA maks 14%, PK min 20%, LK
maks 5%, SK maks 5%, Abu maks 8%, Ca 0,8-1,1%, P min 0,5%, Aflatoxin maks
50μg/kg, ME min 3000 kkal/kg, Lisin min 1,2%, Metionin min 0,45%,
Metionin+sistin min 0,8%, Triptofan min 0,19%, Treonin min 0,75%. Untuk
pakan ayam broiler fase finisher dengan nomor SNI 8173.3 : 2015 yaitu KA maks
14%, PK min 19%, LK maks 5%, SK maks 6%, Abu maks 8%, Ca 0,8-1,1%, P
min 0,45%, Aflatoxin maks 50μg/kg, ME min 3100 kkal/kg, Lisin min 1,05%,
Metionin min 0,4%, Metionin+sistin min 0,75%, Triptofan min 0,18%, Treonin
min 0,65% (SNI, 2015)
Produksi broiler tidak terlepas dari penggunaan antibiotik sebagai obat maupun
sebagai pemacu pertumbuhan Karena broiler sangat rentan terhadap patogen
akibat kepadatan kandang tinggi yang menyebabkan ternak menjadi stress,
padahal penggunaan antibiotik yang kurang terkontrol akan meninggalkan residu
dan menyebabkan mikroba patogen menjadi resisten terhadap antibiotik. Hal ini
tentu saja sangat membahayakan kesehatan manusia sebagai konsumen produk
peternakan. Selain sebagai growth promotor, antibiotik juga digunakan sebagai
obat yang diberikan dalam ransum ayam broiler untuk mengatasi masalah
kolibasilosis yang disebabkan oleh bakteri E. coli.Penggunaan senyawa antibiotik
dalam ransum telah menjadi perdebatan sengit oleh para ilmuwan akibat efek
buruk yang di timbulkan tidak hanya bagi ternak berupa resistensi terhadap
antibiotik tetapi juga bagi konsumen yang mengkomsumsi produk ternak
tersebut melalui residu yang di tinggalkan pada produk daging, susu maupun telur
(Salmadi, 2004).
Sekam (kulit) padi adalah suatu limbah organik yang dihasilkan dari kulit padi
yang sebelumnya melalui proses-proses tertentu. Di antara proses tersebut adalah
melalui proses penggilingan dan melalui proses penumbukan . Karakteristik yang
di miliki sekam padi adalah sangat ringan (Berat Jenis = 0,2 kg/l), kasar sehingga
sirkulasi udara tinggi (Rusli,2009). Kondisi litter yang basah akan menghasilkan
dampak negatif terhadap performa ayam dan berujung pada kerugian ekonomi.
Litter basah bisa terjadi akibat litter bercampur dengan feses, air minum yang
tumpah atau terkena tampias air hujan. Kondisi tersebut akan memicu timbulnya
penyakit sehingga dapat menyebabkan produktivitas ayam menjadi tidak optimal
(Medion, 2011).
Ayam Broiler merupakan hewan homeothermis yaitu hewan dengan suhu nyaman
24 c , dimana akan berusaha mempertahankan suhu tubuhnya dalam keadaan
relatif konstan dengan melalui peningkatan frekuensi pernafasan dan penurunan
konsumsi pakan serta jumlah konsumsi air minum (Kusnadi, 2009). Ayam broiler
merupakan ayam yang sangat rentan terhadap perubahan suhu lingkungan yang
ekstrim. Ayam broiler memiliki suhu dan kelembaban optimal untuk menunjang
pertumbuhan yaitu berkisar, 20-25°C dan 50 – 70% (Sugito et al., 2011). Ayam
broiler memiliki efisiensi dalam mengubah pakan menjadi daging yang baik serta
pertumbuhannya cepat, ayam broiler juga mudah mengalami stres apabila suhu
lingkungan tinggi (Setiaji dan Sudarman, 2006)
III.1. Waktu
dan Tempat
Peralatan yang digunakan pada saat praktikum yaitu buku notulensi, alat tulis, dan
handphone untuk mendokumentasikan. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu
ayam broiler fase finisher dan kuisioner.
III.3. Cara
Kerja
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum manajemen pemeliharaan ayam broiler
fase finisher :
1. menyiapkan kuisioner survei;
2. melakukan pengamatan di kandang Closed House Jurusan Peternakan untuk
melakukan survei;
3. menemui anak kandang Closed House untuk melakukan wawancara;
4. mencatat hasil survei;
5. mendokumentasikan hasil survei.
IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
Praktikum
Kandungan nutrien ransum pada fase finisher yang terdapat pada ransum jenis
H12G yang ada di kandang closed house Jurusan Peternakan yaitu KA 14%, PK
20 - 21%, LK 5%, SK 6%, Abu 8 %, Ca 0,8 – 1,10%, P 0,45%, ME 3100 Kkal/kg,
Aflatoxin total 50 µ/kg, Lisin 1,05%, Metionin 0,40%, Metionin + sistin 0,75%,
Triptofan 0,18%, Treonin 0,65%.
Manajemen pemberian air minum yang diterapkan oleh kandang closed house
Jurusan Peternakan adalah air minum diberikan secara ad libitum melalui nipple
drinker dengan mencampurkan vitamin jenis perfexsol-L sebagai anti stress.
Vitamin ini dicampurkan ke dalam air minum dan diberikan pada pagi dan sore
hari.
Manajemen penggantian liter yang diterapkan oleh kandang closed house Jurusan
Peternakan pada saat ayam tersebut berada pada fase finisher adalah dengan
membalik liter tersebut pada saat umur ayam 20 hari. Kondisi liter pada saat
melakukan survei di kandang closed house tergolong lembab yaitu dengan
kelembapan 93-95%. Kondisi ayam pada saat melakukan survei juga tergolong
sehat tetapi jika dengan kelembapan 93-95% lama kelamaan akan terjadi
gangguan kesehatan yang diakibatkan litter terlalu lembab,seperti penyakit snot,
dan lain-lain. Maka dari itu, exhaust fan yang ada di kandang closed house
Jurusan Peternakan pada fase finisher harus terus hidup untuk mengurangi
penumpukan anomia serta membantu mengembangkan kelembapan serta suhu.
Pengaturan suhu yang diterapkan oleh kandang closed house Jurusan Peternakan
yaitu sekitar 26 – 28º C pada pagi hingga sore hari dan 27º C pada malam hari.
Sedangkan Kelembapannya yaitu sekitar 93 – 95 %.
Jaya Mega Rakasiwi Cakra.,dkk. 2022. Kadar Air, Ph, Suhu, Dan Kadar Amonia
Pada Litter Di Dua Zonasi Yang Berbeda Pada Kandang Closed House.
Fakultas Pertanian. Jurusan Peternakan. Universitas Lampung
Margita, S., dan Sri I.M. 2021. Analisis perilaku peternak, sanitasi kandang ayam
dan kepadatan lalat di peternakan ayam di Nagari Sungai Kamuyang.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara. Medan
Waktu dan Tempat Pengamatan : Pengamatan ini dilakukan pada hari Kamis,
10 November 2022 pada pukul 09.00 WIB
di kandang Closed House Jurusan
Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung.
1. Berapa jumlah pakan yang sudah diberikan pada ayam broiler fase finisher?
2. Jenis pakan apa yang diberikan pada ayam broiler fase finisher?
3. Bagaimana manajemen pemberian pakan pada ayam broiler fase finisher?
4. Minum apa yang diberikan pada ayam broiler fase finisher?
5. Bagaimana kesehatan ayam selama pemeliharaan fase finisher?
6. Bagaimana kondisi litter pada pemeliharaan fase finisher?
7. Bagaimana jumlah nutrien pada ayam fase broiler finisher?
8. Mengapa exhaust fan pada fase finisher harus terus hidup?
9. Bagaimana pola pemberian vitamin/antibiotik pada ayam fase finisher?
10. Bagaimana kegiatan sanitasi kandang yang dilakukan pada fase finisher?
11. Berapa ukuran suhu dan kelembapan yang diterapkan pada fase finisher?
12. Apa saja penyakit yang terjadi pada ayam broiler selama pemeliharaan fase
finisher?
Jawaban Kuisioner :