Anda di halaman 1dari 28

MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM BROILER FASE FINISHER

(Laporan Praktikum Produksi Ternak Unggas)

Oleh :

Kelompok VIII

Akbar Rahmat Dhani 2114141044


Rezha Ediansyah 2114141002
Wafiq Rizki Azizah 2114141018

JURUSAN PETRNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler Fase Finisher

Tempat Praktikum : Kandang Closed House, Jurusan Peternakan

Tanggal Praktikum : Kamis, 10 November 2022

Kelompok : VIII (delapan)

Nama : 1. Akbar Rahmat Dhani (2114141044)


2. Rezha Ediansyah (2114141002)
3. Wafiq Rizki Azizah (2114141060)

Jurusan : Peternakan

Fakultas : Pertanian

Universitas : Universitas Lampung

Bandar Lampung, 14 November 2022


Mengetahui,
Asisten Dosen

Agus Santoso
NPM. 1914141046
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah Produksi
Ternak Unggas yang berjudul “Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler Fase
Finisher” ini selesai dengan waktu yang telah ditentukan.

Atas terselesaikannya laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada


semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan praktikum
Produksi Ternak Unggas, terkhusus kepada Ibu Ir. Khaira Nova, M.P. selaku
dosen mata kuliah Produksi Ternak Unggas dan Abang Agus Santoso selaku
asisten dosen. Kepada teman-teman yang telah membantu hingga laporan
praktikum ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna, mohon maaf
apabila dalam penulisan laporan ini terdapat kekurangan atau kesalahan.
Demikianlah laporan ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.

Bandar Lampung, 13 November 2022

Penulis,
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................

DAFTAR TABEL.....................................................................................

DAFTAR GAMBAR.................................................................................

I. PENDAHULUAN
I.2. Latar Belakang..........................................................................
I.3. Tujuan Praktikum......................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PRAKTIKUM


3.1. Waktu dan Tempat....................................................................
3.2. Alat dan Bahan..........................................................................
3.3. Cara Kerja.................................................................................

IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Praktikum.........................................................................
4.2. Pembahasan...............................................................................

V. KESIMPULAN................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Hasil praktikum manajemen pemeliharaan ayam broiler
Fase finisher.....................................................................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Kegiatan wawancara dengan anak kandang closed house..........
2. Papan data recording closed house.............................................
3. Feed additive Digest Sea.............................................................
4. Perfexsol-L untuk vitamin...........................................................
5. Linco Spectin (antibiotik)............................................................
6. Biogreen......................................................................................
7. Foto bersama kelompok 8...........................................................
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kebutuhan akan daging ayam terutama di wilayah Indonesia sangat tinggi


sehingga banyak orang yang mendirikan usaha peternakan ayam broiler baik itu
secara mandiri maupun dengan kerja sama antara peternak dengan perusahaan
atau disebut kemitraan. Beternak ayam broiler menjadi salah satu usaha untuk
meningkatkan jumlah produksi ternak yang relatif singkat dibandingkan dengan
ternak penghasil daging lainnya.

Pembangunan sub sektor peternakan sedang berlangsung dan salah satu tujuannya
adalah mencukupi kebutuhan hewani asal ternak, kebutuhan hewani yang
bersumber dari daging, susu dan telur di Indonesia semakin meningkat.
Peningkatan tersebut sebagai akibat cepatnya pertambahan penduduk,
meningkatnya daya beli masyarakat dan bertambahnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya makanan yang bergizi. Apabila kondisi ini tidak diimbangi
dengan usaha dibidang peternakan baik ternak ayam petelur, ternak potong, ternak
perah, maka dimungkinkan dapat terjadi krisis protein. Untuk mengimbangi
keadaan tersebut maka pemerintah melaksanakan berbagai kebijakan
pengembangan peternakan, diantaranya adalah peternakan unggas yang
berkembang saat ini.

Manajemen pemeliharaan sangatlah penting untuk mengatur tatalaksana


pemeliharaan yang baik dan benar untuk menghasilkan ayam pedaging yang
produksinya dan kualitasnya baik. Faktor yang paling menentukan dalam usaha
peternakan terutama peternakan ayam ada tiga hal yaitu breeding (bibit), feeding
(pakan) dan management (tata laksana). Khusus dalam penyediaan bibit ayam,
peternak diusahakan untuk dapat memilih bibit yang berkuallitas. Tujuan
penyediaan bibit yang berkualitas adalah agar hasil panen dapat maksimal.
Manajemen perkandangan merupakan salah satu faktor penting penentu
keberhasilan dalam usaha pemeliharaan ayam broiler. Hal ini dikarenakan
kandang adalah tempat tinggal ayam dalam melakukan semua aktivitas selama
hidupnya (makan, minum dan tumbuh). Kandang berperan penting dalam
memberikan kenyamanan pada ayam broiler yang dipelihara agar dapat tumbuh
dengan baik dan mampu berproduksi secara optimal.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan praktikum manajemen


pemeliharaan ayam broiler fase finisher untuk mengetahui manajemen
pemeliharaan yang dilakukan oleh kandang closed house Jurusan Peternakan

I.2. Tujuan Praktikum

Praktikum manajemen pemeliharaan ayam broiler fase finisher bertujuan :


1. mengetahui manajemen pemeliharaan ayam broiler fase finisher;
2. mengetahui jenis pakan yang digunakan pada ayam broiler fase finisher;
3. mengetahui jenis vitamin yang digunakan pada ayam broiler fase broiler;
4. mengetahui biosecurity yang pada kandang closed house.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Ransum merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung pertumbuhan


ayam pedaging. Ransum yang diberikan pada ternak ayam pedaging harus
mengandung nutrisi yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan nutrisi
ayam pedaging meliputi energi, protein, lemak, abu, serat kasar, vitamin, mineral
dan asam amino. Ransum komersial ayam pedaging yang beredar di pasaran pada
umumnya berbentuk crumble (butiran) karena menyesuaikan dengan pola tingkah
laku ayam yang menyukai bentuk butiran daripada bentuk mash (serbuk). Ayam
pedaging mengkonsumsi ransum yang berbentuk crumble atau pellet lebih tinggi
daripada ransum yang berbentuk tepung (Natawihardja,1985).

Palatabilitas merupakan faktor yang menentukan tingkat konsumsi pakan pada


ternak. Palatabilitas dipengaruhi oleh bentuk, bau, rasa, tekstur dan suhu makanan
yang diberikan. Ayam pedaging lebih menyukai bahan-bahan makanan yang
berwarna cerah. Konsumsi pakan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan berat
badan ayam pedaging. Semakin banyak konsumsi pakan semakin banyak pula
energi yang dihasilkan untuk pertumbuhan. (Hermansyah dkk., 2019). Ayam akan
berhenti makan apabila energinya sesuai kebutuhan sehingga semakin tinggi
kandungan energi ransum maka konsumsi ransum ayam biasanya akan sedikit dan
begitu juga sebaliknya semakin rendah kandungan energi ransum, akan berakibat
terhadap konsumsi yang semakin besar. Batas konsumsi ransum yang normal
yaitu sekitar 91,50 – 112,82 gram/ekor/hari (Sahara dkk., 2014).

Bentuk pakan untuk menghasilkan konversi pakan yang baik untuk unggas adalah
pakan bentuk crumble dan pellet dibandingkan dengan mash. Pakan bentuk
crumble dan pellet cenderung mengurangi jumlah pakan yang hilang di dalam
litter dibandingkan dengan pakan mash. Pakan bentuk pellet memiliki konversi
yang lebih baik dibandingkan dengan pakan bentuk mash yaitu 1,8 berbanding
1,9. Selain itu hal lain yang mempengaruhi konversi pakan adalah kandungan
energi metabolis dalam pakan karena akan mempengaruhi konsumsi pada ayam
pedaging (Anggitasari dkk., 2016)

Ternak yang dipelihara diberikan pakan yang berasal dari pabrik dan diberikan
secara teratur.Pemberian pakan harus diperhatikan dalam beternak, karena jika
peternak tidak bisa mengatur pengeluaran untuk pakan yang dikonsumsi oleh
ternak, maka peternak akan mendapatkan hasil minum dalam pakan. Konstribusi
pakan adalah yang paling tinggi yaitu 75%. Jadi seorang peternak harus
memahami betul tata laksana pemberian pakan. Pakan tidak langsung diberikan
semua, dan hanya diisi saat habis saja. Pakan diberikan pada jam tertentu
(Sunarso, 2006).

Kandungan nutrisi ransum harus diperhatikan karena hal tersebut merupakan salah
satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan ayam broiler fase pre-starter, starter,
grower, dan finisher. Berdasarkan nomor SNI 8173.1 : 2015 untuk standar pakan
ayam broiler fase pre-starter yaitu KA maks 14%, PK min 22%, LK min 5%, SK
maks 4%, Abu maks 8%, Ca 0,8-1,1%, P min 0,5%, Aflatoxin maks 40μg/kg, ME
min 2900 kkal/kg, Lisin min 1,3%, Metionin min 0,5%, Metionin+sistin min
0,9%, Triptofan min 0,20%, Treonin min 0,20%. Untuk pakan ayam broiler fase
starter dengan nomor SNI 8173.2 : 2015 yaitu KA maks 14%, PK min 20%, LK
maks 5%, SK maks 5%, Abu maks 8%, Ca 0,8-1,1%, P min 0,5%, Aflatoxin maks
50μg/kg, ME min 3000 kkal/kg, Lisin min 1,2%, Metionin min 0,45%,
Metionin+sistin min 0,8%, Triptofan min 0,19%, Treonin min 0,75%. Untuk
pakan ayam broiler fase finisher dengan nomor SNI 8173.3 : 2015 yaitu KA maks
14%, PK min 19%, LK maks 5%, SK maks 6%, Abu maks 8%, Ca 0,8-1,1%, P
min 0,45%, Aflatoxin maks 50μg/kg, ME min 3100 kkal/kg, Lisin min 1,05%,
Metionin min 0,4%, Metionin+sistin min 0,75%, Triptofan min 0,18%, Treonin
min 0,65% (SNI, 2015)
Produksi broiler tidak terlepas dari penggunaan antibiotik sebagai obat maupun
sebagai pemacu pertumbuhan Karena broiler sangat rentan terhadap patogen
akibat kepadatan kandang tinggi yang menyebabkan ternak menjadi stress,
padahal penggunaan antibiotik yang kurang terkontrol akan meninggalkan residu
dan menyebabkan mikroba patogen menjadi resisten terhadap antibiotik. Hal ini
tentu saja sangat membahayakan kesehatan manusia sebagai konsumen produk
peternakan. Selain sebagai growth promotor, antibiotik juga digunakan sebagai
obat yang diberikan dalam ransum ayam broiler untuk mengatasi masalah
kolibasilosis yang disebabkan oleh bakteri E. coli.Penggunaan senyawa antibiotik
dalam ransum telah menjadi perdebatan sengit oleh para ilmuwan akibat efek
buruk yang di timbulkan tidak hanya bagi ternak berupa resistensi terhadap
antibiotik tetapi juga bagi konsumen yang mengkomsumsi produk ternak
tersebut melalui residu yang di tinggalkan pada produk daging, susu maupun telur
(Salmadi, 2004).

Sekam (kulit) padi adalah suatu limbah organik yang dihasilkan dari kulit padi
yang sebelumnya melalui proses-proses tertentu. Di antara proses tersebut adalah
melalui proses penggilingan dan melalui proses penumbukan . Karakteristik yang
di miliki sekam padi adalah sangat ringan (Berat Jenis = 0,2 kg/l), kasar sehingga
sirkulasi udara tinggi (Rusli,2009). Kondisi litter yang basah akan menghasilkan
dampak negatif terhadap performa ayam dan berujung pada kerugian ekonomi.
Litter basah bisa terjadi akibat litter bercampur dengan feses, air minum yang
tumpah atau terkena tampias air hujan. Kondisi tersebut akan memicu timbulnya
penyakit sehingga dapat menyebabkan produktivitas ayam menjadi tidak optimal
(Medion, 2011).

Ayam Broiler merupakan hewan homeothermis yaitu hewan dengan suhu nyaman
24 c , dimana akan berusaha mempertahankan suhu tubuhnya dalam keadaan
relatif konstan dengan melalui peningkatan frekuensi pernafasan dan penurunan
konsumsi pakan serta jumlah konsumsi air minum (Kusnadi, 2009). Ayam broiler
merupakan ayam yang sangat rentan terhadap perubahan suhu lingkungan yang
ekstrim. Ayam broiler memiliki suhu dan kelembaban optimal untuk menunjang
pertumbuhan yaitu berkisar, 20-25°C dan 50 – 70% (Sugito et al., 2011). Ayam
broiler memiliki efisiensi dalam mengubah pakan menjadi daging yang baik serta
pertumbuhannya cepat, ayam broiler juga mudah mengalami stres apabila suhu
lingkungan tinggi (Setiaji dan Sudarman, 2006)

Pembersihan kandang ayam adalah suatu usaha pencegahan terhadap penyakit


dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang
berkaitan dalam rantai perpindahan penyakit tersebut. Pada saat ayam sudah
menempati kandang, pembersihan tempat makan dan minum dilakukan minimal 2
kali sehari. Tempat minum biasanya cepat menjadi kotor akibat jatuhnya makanan
halus yang melekat di paruh ayam (AAK, 2003). Sumber pencemaran usaha
peternakan ayam berasal dari limbah yang berupa kotoran ayam dan air buangan,
yang berasal dari cucian tempat pakan dan minum ayam. Limbah yang tidak
diolah akan menimbulkan bau dan serangka lalat. Sarang lalat umumnya adalah
kotoran manusia dan hewan serta dari bahan organik lainnya yang segar maupun
membusuk (daging, ikan, tumbuhan) (Suyono dan Budiman, 2012).
III. METODE PRAKTIKUM

III.1. Waktu
dan Tempat

Praktikum Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler Fase Finisher dilaksanakan


pada Kamis, 10 November 2022 pada pukul 09.00 – 10.50 WIB, di Kandang
Closed House Jurusan Peternakan, Universitas Lampung.

III.2. Alat dan


Bahan

Peralatan yang digunakan pada saat praktikum yaitu buku notulensi, alat tulis, dan
handphone untuk mendokumentasikan. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu
ayam broiler fase finisher dan kuisioner.

III.3. Cara
Kerja

Cara kerja yang dilakukan pada praktikum manajemen pemeliharaan ayam broiler
fase finisher :
1. menyiapkan kuisioner survei;
2. melakukan pengamatan di kandang Closed House Jurusan Peternakan untuk
melakukan survei;
3. menemui anak kandang Closed House untuk melakukan wawancara;
4. mencatat hasil survei;
5. mendokumentasikan hasil survei.
IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil
Praktikum

Hasil dari praktikum manajemen pemeliharaan ayam broiler fase finisher.

Tabel 1. Hasil praktikum manajemen pemeliharaan ayam broiler fase finisher


No Program Pemeliharaan Kegiatan Waktu
.
1. Pemberian ransum Pemberian ransum H12 G Ad libitum
2. Pemberian air minum Pemberian air minum Ad libitum
3. Pemberian vitamin Pemberian vitamin berupa Sore hari
biogreen, Digest Sea,
perfexsol-L
4. Pengantian liter Membalik liter Pada saat
umur ayam
20 hari
5. Pencegahan penyakit Sanitasi kandang dan Setiap hari
sekitarnya serta pembersihan
nipple drinker
Sumber : Hasil Praktikum Produksi Ternak Unggas, Kandang Closed House,
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, 2022.
IV.2. Pembaha
san

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu manajemen pemeliharaan


ayam broiler fase finisher yang diterapkan oleh kandang closed house Jurusan
Peternakan untuk mengatur pola pemeliharaan pada ayam broiler fase finisher
agar ayam yang ada di kandang closed house tersebut pola pemeliharaannya dapat
terstruktur dan terprogram dengan baik.

Ransum yang digunakan di kandang closed house Jurusan Peternakan adalah


ransum jenis H12 G berbentuk pelet. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Natawihardja (1985), ransum merupakan salah satu faktor penting untuk
mendukung pertumbuhan ayam pedaging. Ransum yang diberikan pada ternak
ayam pedaging harus mengandung nutrisi yang cukup dan sesuai dengan
kebutuhan. Kebutuhan nutrisi ayam pedaging meliputi energi, protein, lemak, abu,
serat kasar, vitamin, mineral dan asam amino. Ransum komersial ayam pedaging
yang beredar di pasaran pada umumnya berbentuk crumble (butiran) karena
menyesuaikan dengan pola tingkah laku ayam yang menyukai bentuk butiran
daripada bentuk mash (serbuk). Ayam pedaging mengkonsumsi ransum yang
berbentuk crumble atau pellet lebih tinggi daripada ransum yang berbentuk
tepung.

Manajemen pemberian ransum ayam broiler fase finisher yang diterapkan di


kandang closed house Jurusan Peternakan yaitu pemberian ransum jenis H12G
berbentuk pelet dan berwarna coklat muda. Ransum tersebut diberikan secara ad
libitum dan bergantung pada konsumsi ayam tersebut. Jumlah ransum yang
diberikan pada ayam broiler selama fase finisher di kandang closed house Jurusan
Peternakan sebanyak 248 sac atau 12.900 kg. Dalam hal ini sangat erat kaitannya
dengan palatabilitas pada ayam. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hermansyah
dkk., (2019), palatabilitas merupakan faktor yang menentukan tingkat konsumsi
pakan pada ternak. Palatabilitas dipengaruhi oleh bentuk, bau, rasa, tekstur dan
suhu makanan yang diberikan. Ayam pedaging lebih menyukai bahan-bahan
makanan yang berwarna cerah. Konsumsi pakan juga berpengaruh terhadap
pertumbuhan berat badan ayam pedaging. Semakin banyak konsumsi pakan
semakin banyak pula energi yang dihasilkan untuk pertumbuhan. Kemudian
Sahara dkk., (2014) menambahkan bahwa ayam akan berhenti makan apabila
energinya sesuai kebutuhan sehingga semakin tinggi kandungan energi ransum
maka konsumsi ransum ayam biasanya akan sedikit dan begitu juga sebaliknya
semakin rendah kandungan energi ransum, akan berakibat terhadap konsumsi
yang semakin besar. Batas konsumsi ransum yang normal yaitu sekitar 91,50 –
112,82 gram/ekor/hari.

Kandungan nutrien ransum pada fase finisher yang terdapat pada ransum jenis
H12G yang ada di kandang closed house Jurusan Peternakan yaitu KA 14%, PK
20 - 21%, LK 5%, SK 6%, Abu 8 %, Ca 0,8 – 1,10%, P 0,45%, ME 3100 Kkal/kg,
Aflatoxin total 50 µ/kg, Lisin 1,05%, Metionin 0,40%, Metionin + sistin 0,75%,
Triptofan 0,18%, Treonin 0,65%.

Manajemen pemberian air minum yang diterapkan oleh kandang closed house
Jurusan Peternakan adalah air minum diberikan secara ad libitum melalui nipple
drinker dengan mencampurkan vitamin jenis perfexsol-L sebagai anti stress.
Vitamin ini dicampurkan ke dalam air minum dan diberikan pada pagi dan sore
hari.

Manajemen pemberian vitamin yang diterpakan oleh kandang closed house


Jurusan Peternakan adalah mencampurkan vitamin dengan air minum yang
diberikan melalui nipple drinker. Jenis vitamin yang diberikan oleh kandang
closed house Jurusan Peternakan adalah Biogreen sebagai anti stress, Digest Sea
(ATP/feed additive) untuk anti stres, perfexsol-L anti stress. Pemberian vitamin ini
diberikan pada pagi dan sore hari.

Manajemen penggantian liter yang diterapkan oleh kandang closed house Jurusan
Peternakan pada saat ayam tersebut berada pada fase finisher adalah dengan
membalik liter tersebut pada saat umur ayam 20 hari. Kondisi liter pada saat
melakukan survei di kandang closed house tergolong lembab yaitu dengan
kelembapan 93-95%. Kondisi ayam pada saat melakukan survei juga tergolong
sehat tetapi jika dengan kelembapan 93-95% lama kelamaan akan terjadi
gangguan kesehatan yang diakibatkan litter terlalu lembab,seperti penyakit snot,
dan lain-lain. Maka dari itu, exhaust fan yang ada di kandang closed house
Jurusan Peternakan pada fase finisher harus terus hidup untuk mengurangi
penumpukan anomia serta membantu mengembangkan kelembapan serta suhu.
Pengaturan suhu yang diterapkan oleh kandang closed house Jurusan Peternakan
yaitu sekitar 26 – 28º C pada pagi hingga sore hari dan 27º C pada malam hari.
Sedangkan Kelembapannya yaitu sekitar 93 – 95 %.

Manajemen pencegahan penyakit yang diterapkan oleh kandang closed house


Jurusan Peternakan adalah dengan menjaga biosecurity dengan baik yaitu dengan
melakukan sanitasi lingkungan sekitar kandang serta membersihkan nipple
drinker dengan menggunakan kuas. Kegiatan sanitasi ini dilakukan setiap hari
untuk meminimalisir penyebaran penyakit di kandang closed house Jurusan
Peternakan. Penyakit yang sering terjadi pada ayam fase finisher yang ada di
kandang closed house Jurusan Peternakan adalah split dan cekrek (ngorok).
V. KESIMPULAN

Kesimpulan pada praktikum manajemen pemeliharaan ayam broiler fase finisher


adalah :
1.
DAFTAR PUSTAKA

Edi. P. 2018. Pengaruh Berbagai Macam Litter Terhadap Pertumbuhan Ayam


Broiler. Sekolah Tinggi Penyluhan Pertanian (STPP) Manokwari.

Ismail Muhammad.,dkk. 2019. Manajemen Risiko Penyakit Unggas pada


Peternak dan Pedagang Ayam Broiler di Jawa Barat. Departemen
Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor

Jaya Mega Rakasiwi Cakra.,dkk. 2022. Kadar Air, Ph, Suhu, Dan Kadar Amonia
Pada Litter Di Dua Zonasi Yang Berbeda Pada Kandang Closed House.
Fakultas Pertanian. Jurusan Peternakan. Universitas Lampung

Margita, S., dan Sri I.M. 2021. Analisis perilaku peternak, sanitasi kandang ayam
dan kepadatan lalat di peternakan ayam di Nagari Sungai Kamuyang.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara. Medan

Rini,dkk.2019. Pengaruh Perbedaan Suhu Pemeliharaan terhadap Kualitas Fisik


Daging Ayam Broiler Periode Finisher. Departemen Peternakan. Fakultas
Peternakan dan Pertanian. Universitas Diponegoro (buku)
LAMPIRAN
NOTULENSI

Kelompok : VIII (delapan)

Nama Anggota : 1. Akbar Rahmat Dhani (2114141044)


2. Rezha Ediansyah (2114141002)
3. Wafiq Rizki Azizah (2114141018)

Judul Pengamatan : Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler


Fase Finisher

Narasumber : Ade Wijaya (anak kandang Closed House,


Jurusan Peternakan)

Waktu dan Tempat Pengamatan : Pengamatan ini dilakukan pada hari Kamis,
10 November 2022 pada pukul 09.00 WIB
di kandang Closed House Jurusan
Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung.

Pengambilan data dan survei : Rezha, Akbar, dan Wafiq

Pembagian Pembuatan Laporan : Pendahuluan : Akbar, Rezha, dan


Wafiq
Tinjauan Pustaka : Akbar
Metode Praktikum : Wafiq
Hasil dan Pembahasan : Wafiq
Kesimpulan : Wafiq
Daftar Pustaka : Akbar
Kuisioner :

1. Berapa jumlah pakan yang sudah diberikan pada ayam broiler fase finisher?
2. Jenis pakan apa yang diberikan pada ayam broiler fase finisher?
3. Bagaimana manajemen pemberian pakan pada ayam broiler fase finisher?
4. Minum apa yang diberikan pada ayam broiler fase finisher?
5. Bagaimana kesehatan ayam selama pemeliharaan fase finisher?
6. Bagaimana kondisi litter pada pemeliharaan fase finisher?
7. Bagaimana jumlah nutrien pada ayam fase broiler finisher?
8. Mengapa exhaust fan pada fase finisher harus terus hidup?
9. Bagaimana pola pemberian vitamin/antibiotik pada ayam fase finisher?
10. Bagaimana kegiatan sanitasi kandang yang dilakukan pada fase finisher?
11. Berapa ukuran suhu dan kelembapan yang diterapkan pada fase finisher?
12. Apa saja penyakit yang terjadi pada ayam broiler selama pemeliharaan fase
finisher?

Jawaban Kuisioner :

1. 248 sac atau 12.900 kg (selama pemeliharaan fase finisher)


2. H12G berbentuk pelet
3. Ad libitum
4. Digest Sea (ATP/feed additive) untuk anti stres, Biogreen untuk anti stres,
perfexsol-L anti stress
5. Ayam tergolong sehat tetapi jika dengan kelembapan 93-95% lama kelamaan
akan terjadi gangguan kesehatan yang diakibatkan litter terlalu lembab,seperti
penyakit snot, dan lain-lain
6. Kondisi liter tergolong lembab yaitu dengan kelembapan 93-95%
7. Kandungan nutrien ransum pada fase finisher yaitu KA 14%, PK 20 - 21%,
LK 5%, SK 6%, Abu 8 %, Ca 0,8 – 1,10%, P 0,45%, ME 3100 Kkal/kg,
Aflatoxin total 50 µ/kg, Lisin 1,05%, Metionin 0,40%, Metionin + sistin
0,75%, Triptofan 0,18%, Treonin 0,65%.
8. Mengurangi penumpukan anomia serta membantu mengembangkan
kelembapan serta suhu
9. Diberikan pada pagi dan sore hari
10. Pembersihan lingkungan sekitar kandang dan pembersihan nipple drinker
11. Suhu : 26 – 28º C (malam 27º C) ; Rh : 93 – 95 %
12. Split dan cekrek (ngorok)
Gambar 1. Kegiatan wawancara dengan Gambar 2. Papan data recording closed
anak kandang closed house house

Gambar 3. Feed additive Digest Sea Gambar 4. Perfexsol-L untuk vitamin


Gambar 5. Linco Spectin (antibiotik) Gambar 6. Biogreen

Gambar 7. Foto bersama kelompok 8

Anda mungkin juga menyukai