Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TEKNOLOGI PAKAN

Teknologi Pengolahan Konsentrat Secara Fisik

Disusun oleh:
Diah Meliasari

200110120293

Namira Dwianti

200110120294

Resa Novita H.

200110120295

Kamal Asmayadi

200110120296

Budi Rahayu

200110120298

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2014

I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya permintaan hasil ternak dan populasi ternak
ternak, maka jumlah pakan yang harus tersediapun meningkat. Disamping itu
untuk menunjang agar produktivitas ternak tinggi, maka selain kualitas genetik
harus baik, kualitas pakan pun harus baik. Namun jumlah lahan untuk tanaman
pakan semakin menurun sehingga harus ada proses pengolahan pakan untuk
memanfaatkan bahan / hasil ikutan produk pertanian yang berkualitas rendah agar
kualitasnya dapat ditingkatkan.
Teknologi pengolahan pakan merupakan dasar teknologi untuk mengolah
limbah pertanian, perkebunan maupun agroindustri dalam pemanfaatannya
sebagai bahan pakan. Pengolahan pakan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
dan daya cerna terutama untuk ternak ruminansia, serta peningkatan kandungan
protein yang terkandungnya.
Salah satu jenis pakan yang biasa diberikan kepada ternak yaitu berupa
konsentrat (butiran). Salah satu pengolahan konsentrat

adalah secara fisik.

Pengolahan fisik merupakan upaya mengubah sifat pakan melalui proses atau
perlakuan perubahan temperature sehingga pakan pada akhir proses akan
mengalami penurunan kandungan air yang salah satunya bermanfaat untuk
memperpanjang masa simpan suatu bahan pakan.
1.2 Tujuan
a. Mengetahui definisi pengolahan konsentrat secara fisik
b. Mengetahui Tujuan dan Manfaat Pengolahan konsentrat secara fisik.
c. Mengetahui Macam-macam teknologi pengolahan konsentrat secara
fisik.

1.3 Kegunaan
Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai pengolahan konsentrat (butiran)
secara fisik dan kemudian dapat membedakan teknik-teknik pengolahan

berbagai bahan pakan ternak dan pada akhirnya dapat menentukan strategi
untuk mempertahankan mutu serta meningkatkan nilai nutrisi bahan pakan.

II
LANDASAN TEORI

Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, dapat dicerna sebagian
atau seluruhnya dan bermanfaat bagi ternak, oleh karena itu apa yang disebut
pakan adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi persyaratan tersebut di atas dan
tidak menimbulkan keracunan bagi ternak yang memakannya (Kamal, 1994).
Kebutuhan pakan terkait erat dengan jenis ternak, umur ternak, tingkat produksi.
Konsumsi bahan kering (DW) pakan ditentukan oleh tubuh ternak, macam
ransum, umur, penyakit, lingkungan, kondisi ternak dan defisiensi nutrient
tertentu (Tillman,1998).
Pengolahan pakan merupakan suatu kegiatan untuk mengubah pakan
tunggal atau campuran menjadi bahan pakan baru atau pakan olahan. Bahan pakan
baru yang dihasilkan dari proses pengolahan diharapkan mengalami peningkatan
kualitas. Proses pengolahan pakan ini mempunyai beberapa tujuan diantaranya
meningkatkan kualitas bahan, pengawetan, meningkatkan palatabilitas, efesiensi
pakan.
Konsentrat adalah bahan makanan yang konsentrasi gizinya tinggi tetapi
kandungan serat kasarnya relatif rendah dan mudah dicerna. menyatakan bahwa
konsentrat atau makanan penguat adalah bahan pakan yang tinggi kadar zat-zat
makanan seperti protein atau karbohidrat dan rendahnya kadar serat kasar
(dibawah 18%). Konsentrat mudah dicerna, karena terbuat dari campuran
beberapa bahan pakan sumber energi (biji-bijian, sumber protein jenis bungkil,
kacang-kacangan, vitamin dan mineral). Penggunaan konsentrat agar dapat
mencapai sasaran harus memperhatikan 3 hal berikut ini: (1) Pemberian
konsentrat jangan terlalu berlebihan, namun harus memperhatikan kebutuhan
nutrisi ternak; (2) Pemberian konsentrat jangan terlalu berlebihan, namun harus
memperhatikan kebutuhan nutrisi ternak; dan (3) Pemberian konsentrat harus
sesuai dengan imbangan jumlah produksi (susu atau daging). (Parakassi ,1999).

III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Pengolahan Konsentrat Secara Fisik


Pengolahan konsentrat secara fisik merupakan upaya mengubah sifat pakan
yang berupa butiran melalui proses atau perlakuan langsung perubahan sehingga
pakan pada akhir proses akan mengalami prubahan bentuk,ataupun penurunan
kandungan air. Besarnya temperatur dan lama proses pengolahan harus
diperhatikan untuk mencegah hal-hal sebagai berikut :
a. Terjadinya kerusakan asam amino esensial (terutama Lysin dan
Methionin).
b. Perubahan sifat kimia dan fisik pati menjadi bentuk seperti gelatin.
c. Merusak vitamin yang thermolabil (Vitamin B dan C).
d. Merusak ikatan lemak tak jenuh.
3.2 Keuntungan Pengolahan Konsentrat Secara Fisik
Keuntungan pengolahan konsentrat secara fisik ini adalah :
a.
b.
c.
d.

Meningkatkan palatabilitas ternak


Pengolahan dapat dilakukan secara langsung dan sederhana
Memperpanjang masa simpan bahan pakan
Menginaktifkan beberapa zat antinutrisi
(contoh : antitrypsin dalam kedelai mentah dan HCN dalam ubikayu)

3.3 Macam-Macam Teknologi Pengolahan Konsentrat Secara Fisik


Tipe pengolahan konsentrat secara fisik ada 2, yaitu : Alami dan buatan
(artificial).
3.3.1. Tipe Pengolahan Alami
Tipe pengolahan alami dengan menggunakan kekuatan alam yaitu
panas matahari dan angin (Sun drying). Keuntungan tipe pengolahan ini
adalah proses pengeringan dengan biaya murah dan memperoleh sinar
ultraviolet yang dapat membantu mengurangi pertumbuhan mikroba yang
merugikan (pada proses yang sesuai). Intensitas panas

matahari yang

optimal kurang lebih 40C sampai 50C pada pukul 09.00 sampai dengan
15.00 (kondisi terik). Kelemahan tipe pengolahan ini adalah proses

tergantung cuaca, perlu banyak tenaga, tempat yang luas dan waktu yang
lama.
3.3.2. Tipe Pengolahan Buatan
Tipe pengolahan buatan ditunjang dengan adanya teknologi atau
dengan bantuan mesin pengering (oven, pengering terowongan (tunnel),
pengering berputar dan lainnya). Kelebihan tipe pengolahan ini adalah
hemat tempat, waktu dan tenaga. Kelemahan yang perlu diperhatikan
dalam tipe pengolahan ini adalah :
1. Hilangnya zat-zat yang sifatnya volatile.
2. Terjadinya perubahan sifat fisik dan kimia bahan.
3. Kemungkinan hilangnya vitamin yang thermolabil.
Teknologi Pengolahan Butiran secara Fisik, diantaranya :
A. Teknologi pengolahan kering :
1. Penggilingan menggunakan Hammer mill
Mesin ini memiliki memiliki daya 270 hp dan 1500 rpm. Hammer
mill merupakan salah satu mesin penghancur biji-bijian dan hijauan
pakan.
Bahan baku yang biasa digiling adalah jagung, PKM, pollard, BKK
dan kedelai. Bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel suatu
bahan agar mempermudah kegiatan

processing selanjutnya dan

memperoleh ukuran partikel bahan yang dikehendaki supaya ternak


mudah mengkonsumsi pakan.
2. Popping (Metode Pengolahan Kering Panas)
Popping yaitu pemecahan granula pati yang terdapat pada butiran
(jagung, sorgum, gandum) dengan panas temperatur 150

c.

Bergantung pada tekanan, kadar air bahan, tipe butiran


3. Micronizing / Penghalusan (Metode Pengolahan Kering Panas)
Pemansan dengan infra red menggunakan panjang gelombang
3x108 3x1011 Hz lama pembakaran : sorgum 20 detik; jagung 70
detik Temperatur 140 180 0c
4. Roasting / Pemanggangan (Metode Pengolahan Kering Panas)

Proses pemanasan kering terhadap butiran dengan cara pemanggangan


5. Extruding
Pemanpatan dengan tekanan tinggi: butiran dipaksa dengan kekuatan
tertentu agar melalui silinder penghalus ; silinder runcing dan
bergelombang Temperatur 95 0c
B. Teknologi pengolahan Basah :
1. Soaking / Perendaman
Perendaman pendek (12 24 jam)
2. Rekontruksi
Perendaman secara an-aerobik (20 hari)
Peningkatan kadar air bahan (25 30 %)
Bergantung pada: tipe butiran, kadar air bahan, temperature
lingkungan, lama perendaman
3. Steam Rolling (Metode pengolahan basah panas)
Dimasak dalam uap panas dengan tekanan tinggi selama 3 5
detik kemudian digiling.
4. Steam Plaking (Metode pengolahan basah panas)
Pemanasan dengan uap panas pada waktu lebih lama dari steam
rolling; 12 menit. Temperatur 100 0c. Diameter hasil gilingan 0,05
mm
5. Pressure Cooking (Pemanasan dengan Tekanan)
Pemanasan dengan uap panas pada tekanan tinggi Tekanan = 3
kg/cm2 Temperatur 143 0c. Kadar air berkurang sd 20%.
6. Exploanding (Metode pengolahan basah panas)
Pengolahan dengan uap panas dan tekanan tertentu dilanjutkan
dengan penggilingan Tekanan = 15 kg/cm2 Temperatur 200 0c
Lama 18 20 detik
7. Pelleting (Metode pengolahan basah panas)
Pengolahan panas-basah dengan pemanpatan dan terjadi proses
hidrotermal. Peningkatan kadar air sd. 17% Temperatur 60 90 0c
Diameter alat/dies 2 4 mm

IV
KESIMPULAN
a. Pengolahan konsentrat secara fisik merupakan upaya mengubah sifat pakan
yang berupa butiran melalui proses atau perlakuan langsung perubahan
sehingga pakan pada akhir proses akan mengalami prubahan bentuk, ataupun
penurunan kandungan air.
b. Tujuan dan Manfaat Pengolahan konsentrat secara fisik antara lain :
1. Meningkatkan palatabilitas ternak
2. Pengolahan dapat dilakukan secara langsung dan sederhana
3. Memperpanjang masa simpan bahan pakan
4. Menginaktifkan beberapa zat antinutrisi
c. Tipe pengolahan konsentrat secara fisik terdiri dari pengolahan alami dan
buatan. Pada pengolahan buatan ditunjang dengan adanya teknologi
pengolahan pakan diantaranya yaitu penggilingan menggunakan hammeer mill,

popping, micronizing, roasting, extruding, Soaking, Rekontruksi, Steam


Rolling, Stam Plaking, Pressure Cooking, Exploanding, Pelleting.

V
SARAN
Untuk menentukan strategi yang dapat mempertahankan mutu serta
meningkatkan nilai nutrisi bahan pakan, sebaiknya pilih teknologi pengolahan
pakan yang sesuai dengan karakterisrik bahan yang akan diolah. Karena cara
pengolahan yang tidak tepat dapat menurunkan kualitas bahan pakan, contohnya
pemanasan yang terlalu tinggi menyebabkan terjadinya kerusakan protein/ lysine.
Akibatnya lysin tidak dapat dicerna oleh ternak (terutama pada bahan pakan
sumber protein asal hewani) sehingga tidak dapat menunjang terhadap
pertumbuhan.

DAFTAR PUSTAKA
Kamal, M. 1994. Nutrisi Ternak I. Laboratorium Makanan Ternak Jurusan Nutrisi
Makanan Ternak. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta.
Parakasi A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan . Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta
Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawiro Kusuma, dan S.
Lebdosoekoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai